Anda di halaman 1dari 29

ELEMEN-ELEMEN

PENDIDIKAN INKLUSIF BAGIAN 1

OLEH
Dr. Imam Yuwono, M.Pd
Dewi Ekasari Kusumastuti, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Kamis, 5 November 2020


Fis dan Kimia: 16.30 – 18.10
Welcomin
g School
Layanan
Individual

Welcomin
g Teacher

Kurikulu
m yang
fleksibel

Menekankan
kerjasama
daripada
persaingan
Welcoming School
Welcoming School

Welcoming School dimaknai sebagai SEKOLAH YANG RAMAH,


TERBUKA DAN MENJADI SEKOLAH YANG SIAGA

RAMAH : Sebuah sekolah menjadi tempat yang menyenangkan, nyaman


dan aman bagi setiap warga sekolah

TERBUKA : Setiap warga masyarakat (terutama masyarakat


sekitarnya) bisa dan mudah mengakses sekolah sebagai tempat
Untuk belajar, tanpa ada diskriminasi

SIAGA : Sekolah menjadi tempat untuk meningkatkan sumber daya,


mengatasi berbagai permasalahan, bahkan diharapkan bisa
mengentaskan masyarakat dari keterpurukan masa depan
Lanjutan ...

Langkah agar sekolah mendapat predikat welcoming school

Jemput Bola Mempunya Sekolah yang


dengan melindungi siswa Sekolah
Peraturan melakukan Mempertim i tempat dari bahaya yang
Sekolah pendataan dan bangkan untuk kecelakaan,
memotivasi penculikan, mempertim
yang aksesibilita aktifitas
masyarakat peredaran bangkan
Ramah untuk
s orangtua narkoba, dan
kesehatan
bersekolah anak kekerasan
Welcoming Teacher
Welcoming Teacher

Welcoming teacher dapat dimaknai menjadi guru yang ramah. Guru yang
ramah bukan hanya berarti guru yang lemah lembut dan santun, akan tetapi
mempunyai arti yang lebih luas yaitu GURU YANG DAPAT MEMENUHI
KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

Kebutuhan siswa dapat dibagi menjadi tiga ranah yaitu KEBUTUHAN


PENGEMBANGAN KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR

Pendidikan seringkali mengabaikan kebutuhan afektif dan biasanya lebih


menonjolkan pemenuhan kebutuhan kognitif, bahkan SERINGKALI GURU
TIDAK MEMAHAMI AKAN KEKUATAN KOGNITIF SESEORANG. HAL
YANG SERING TERJADI JUSTRU GURU “MEMPERKOSA” KOGNITIF
ANAK.

Kebutuhan afektif anak antara lain kebutuhan akan rasa kasih sayang, harga
diri, penghargaan dan sebagainya
Hal-Hal yang bisa dilakukan untuk menjadi guru yang
berstatus “WELCOMING TEACHER”
Guru harus mengetahui kondisi fisik maupun psikis peserta didik, termasuk kesehatan, inteligensi anak, sifat/karakter anak, dan sebagainya

Guru yang penolong, bukan guru yang mudah memberikan hukuman/punishment

Guru yang tidak mempermalukan anak

Guru yang dapat mengatasi jika ada anak yang dipermalukan oleh anak lain

Guru yang empati terhadap hambatan belajar siswa

Guru yang sesegera mungkin berusaha mengatasi hambatan belajar siswa

Guru yang selalu memperhatikan perkembangan anak

Guru yang dapat menjalin hubungan baik dengan orangtua anak dan pihak-pihak lainnya .
Inti dari guru yang ramah adalah GURU
YANG SANGAT DINANTIKAN
KEHADIRANNYA OLEH SISWA. Jika
guru tidak hadir maka siswa merasa ada
sesuatu yang hilang
Jika Anda menjadi seorang guru kelak

Apakah Anda akan termasuk guru yang ramah


(guru yang disenangi/guru yang diharapkan
kehadirannya)?

Apakah Anda akan termasuk guru yang otoriter


(guru yang galak/guru yang tidak
disenangi/guru yang tidak diharapkan
kehadirannya oleh siswa)?
CONTOH KASUS :

Kepala sekolah memberitahu kepada siswa kelas III SD, bahwa guru
yang biasa mengajar (Ibu Siti Hamidah) tidak hadir karena sakit.
Kepala sekolah berkata: “Anak-anak, hari ini Ibu Siti Hamidah tidak
bisa hadir karena sakit.....” JIKA ANAK-ANAK BERSORAK
GEMBIRA, MAKA BISA SEBAGAI PERTANDA MUNGKIN BU SITI
HAMIDAH TIDAK DIHARAPKAN KEHADIRANNYA, JIKA ANAK-
ANAK MEMPERTANYAKAN KEHADIRANNYA DAN MERASA
KEHILANGAN, BISA DIJADIKAN PERTANDA BAHWA IBU SITI
HAMIDAH TERMASUK GURU YANG DIHARAPKAN
KEHADIRANNYA (GURU YANG RAMAH)
Menekankan
Kerjasama
Daripada
Persaingan
Apakah bisa motivasi belajar
dimunculkan dengan cara lain yang
lebih ramah?

Mari kita jawab dengan elemen pendidikan inklusif yaitu


bagaimana menekankan kerjasama daripada persaingan
Menekankan Kerjasama Daripada
Persaingan

Dalam ilmu sosial, manusia disebut sebagai makhluk sosial, maknanya bahwa
manusia ternyata tidak bisa hidup sendiri dan selalu memerlukan orang lain

Aktifitas kerjasama dalam belajar menjadi unsur yang penting dalam


mengimplementasikan paradigma pendidikan inklusif

Motivasi belajar siswa akan lebih langgeng dan bermakna jika didorong oleh sebuah
kebutuhan. Guru sebaiknya memotivasi belajar siswa dengan memunculkan bahwa
belajar sebagai sebuah kebutuhan

Kerjasama akan mendidik siswa menjadi manusia yang santun, berlatih empati,
mengasah kepedulian sosial, membuat saling melengkapi dan menerima, dan
membuat semua siswa tidak ada yang tidak berperan
Lanjutan ...
Jika seseorang mempunyai kelebihan, hidup akan bermakna jika saling berbagi

Jika manusia ada sesuatu yang kurang, tentu membutuhkan uluran/bantuan orang
lain
Kurikulum yang
Fleksibel
Kurikulum yang Fleksibel

Kurikulum yang dipakai harus berpeluang untuk dimodifikasi, manakala ada


siswa yang mengalami hambatan untuk diterapkannya kurikulum yang ada
atau ada siswa yang justru bisa melampaui kurikulum yang ada

Modifikasi kurikulum perlu dilakukan agar setiap siswa mendapatkan


pembelajaran yang sesuai dengan kondisi individu siswa

Penetapan siswa yang memerlukan modifikasi kurikulum ditentukan


dari hasil identifikasi dan asesmen

Salah satu elemen pendidikan inklusif yaitu kurikulum yang fleksibel menjadi
sebuah persyaratan utama jika sekolah menjadi tempat untuk diterimanya
anak-anak bangsa ini untuk menempuh pendidikan “tanpa kecuali”. Isyarat ini
sebenarnya telah tercantum dalam UUD 1945. Fleksibilitas kurikulum
disesuaikan dengan kondisi anak, bukan anak yang harus menyesuaikan
terhadap kurikulum/sistem
Lanjutan...
Kurikulum yang Fleksibel

Fleksibilitas kurikulum seharusnya diterapkan untuk setiap anak

Sekolah bisa menerapkan fleksibilitas kurikulum jika sekolah (dalam


hal ini guru) mengetahui kondisi dan kemampuan (potensi) yang
dimiliki oleh peserta didik dan hambatan yang dimiliki anak

Kemampuan guru di bidang identifikasi dan asesmen menjadi hal yang


penting untuk bisa mengimplementasikan fleksibilitas kurikulum

Identifikasi berarti menemukenali. Asesmen berarti segala upaya untuk


mengumpulkan informasi tentang diri anak, baik potensi maupun hambatan
anak

Potensi siswa perlu diketahui untuk digunakan dalam pemilihan


program/perencanaan program yang tepat pada diri anak
LANJUTAN ....

Misalnya: seseorang yang mempunyai bakat dan minat musik, maka anak
dibuatkan kurikulum yang dapat mengembangkan potensi musiknya. Masih
banyak potensi-potensi lainnya (tidak hanya bakat dan minat saja) seperti cara
belajar anak, fisik anak, dan sebagainya.

Proses Identifikasi dan asesmen untuk menemukan hambatan belajar anak


juga menjadi prioritas sebelum menangani anak

Hambatan belajar anak perlu diketahui sebagai bahan pertimbangan untuk


penanganan yang diwujudkan dalam program pembelajaran
Lanjutan ....

Jenis Modifikasi Kurikulum

Modifikasi
Modifikasi
Konten/ Isi
Proses Kurikulum
Model Pengembangan
Kurikulum Pendidikan
Inklusif KURIKULUM
DUPLIKASI

● UNTUK ABK DISAMAKAN DENGAN
KURIKULUM UMUM.
KURIKULUM UMUM.

KURIKULUM UMUM DIRUBAH UNTUK DISESUAIKAN


MODIFIKASI

DENGAN KEBUTUHAN DAN KEMAMPUAN SISWA ABK

SUBSTITUSI

● BEBERAPA BAGIAN DARI KURIKULUM UMUM DITIADAKAN TETAPI
DIGANTI DENGAN SESUATU YANG KURANG LEBIH SETARA.

BEBERAPA BAGIAN DARI KURIKULUM UMUM DITIADAKAN


OMISI

SAMA SEKALI KARENA TIDAK MEMUNGKINKAN BAGI ABK


Apa yang
dimodifik
asi?

4. Evaluasi

3.
Proses/metod 1. Tujuan
e

2. Konten/isi
Lanjutan ...

Perencanaan pembelajaran bagi


anak-anak yang mengalami
hambatan (lebih spesifik bagi peserta
didik yang masuk dalam kategori
ABK) diwujudkan dalam IEP/PPI
(Individual Education
Program/Program Pembelajaran
Individual
Layanan Individual

Teori tentang layanan individual dalam setting pendidikan inklusif,


dimaksudkan jika ada siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran
secara klasikal. Siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran secara
klasikal tersebut maka dilayani kebutuhan pendidikan dengan layanan
individual (layanan pendidikan yang berbeda dengan anak-anak pada
umumnya). Anak-anak yang paling banyak mendapatkan layanan
individual yaitu anak-anak yang termasuk dalam kategori ABK
Layanan individual diberlakukan pada anak berkebutuhan khusus
(ABK permanen) dan anak yang sebenarnya tidak berkebutuhan
khusus permanen (ABK Temporer)

ABK Temporer adalah anak yang mengalami hambatan belajar namun


sifatnya sementara dan jika ditangani dengan benar maka anak akan bisa
mengikuti pembelajaran layaknya anak-anak pada umumnya (anak
reguler)

Sebisa mungkin layanan individual tetap dilakukan di dalam kelas dimana teman-teman
lainnya belajar secara klasikal

Jika memang ada anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan belajarnya tersebut bisa
mengganggu anak-anak lainnya (misalnya ada anak autis sedang tantrum), maka diperkenankan
untuk sementara layanan individual dilakukan di luar kelasnya, yaitu dengan cara ditarik dari
kelasnya dan jika telah selesai maka anak tersebut dikembalikan ke kelasnya
Contoh Layanan Individual yang Dilakukan di
Kelas Reguler

Jika salah satu peserta didik ada yang tunanetra dan sedang belajar tentang peta, maka
anak-anak yang lain belajar dengan menggunakan peta gambar seperti biasanya maka
tunanetra belajar dengan menggunakan peta raba (peta timbul)

Di salah satu sekolah dasar (SD) penyelenggara pendidikan inklusif terdapat anak
tunagrahita. Guru sedang mengajar matematika sampai bilangan 100. Ternyata anak
tunagrahita tersebut sulit untuk diajari sampai angka 100, maka anak tunagrahita tersebut
diajari hanya sampai puluhan dan belajarnya tetap di kelas
Kolaboratif dalam pembelajaran di kelas
inklusif
 Siswa cerdas istimewa
(Super)
 Siswa kemampuan rata-rata
 Anak berkemampuan
dibawah rata-rata (Under)

Bekerja kelompok,
demonstrasi dan
mendiskusikan bagian
tumbuhan
Apa yang diperoleh melalui kerja
kelompok berbagai komponen anak tadi?
1. Mendapatkan konsep bagian tumbuhan (Ki 3)
2. Siswa rata-rata terlatih untuk bekerjasama, tolong menolong (Ki2)
3. Anak cerdas terlatih untuk memberi (Ki2)
4. Anak under merasa dihargai/ di manusiakan (Ki 1)

 Semua anak belajar saling berfungsi....memainkan peran bersama-sama


 Semua anak akan menikmati indahnya kebersamaan dalam sebuah perbedaan
Inilah yang disebut BERLATIH HIDUP BERMASYARAKAT
BERBUDAYA INKLUSIF
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai