Anda di halaman 1dari 5

Nama : Irma Fitrinia

Prodi : Bimbingan dan Konseling_4

“ UTS Pendidikan Inklusi”


2. Bagaimana penerapan pendidikan inklusi disekolah yang ada dalam film Laskar
Pelangi ?
Jawab :
Proses pendidikan inklusi yang diterapkan oleh SD Muhammadiyah
menggunakan bentuk layanan Pendidikan Inklusif Kelas Reguler (Inklusi Penuh)
dimana dalam kelas ini ABK belajar bersama dengan anak normal lainnya selama
proses pembelajaran dengan menggunakan kurikulum yang sama. Ini perlihatkan
dalam beberapa scane dimana Harun (sebagai tokoh ABK) belajar secara bersama
dengan mata pelajaran yang sama dalam satu kelas yang sama, tanpa adanya
pengelompokan khusus. .
Pendekatan antara pendidikan dan peserta didik ABK dalam sekolah ini
menggunakan pendekatan humanis, yang mana sangat jelas dapat kita lihat dari
beberapa scane yang menunjukan bagaimana cara mengajar Bu Mus kepada
Harun yang membebaskan Harun mengekploarasi dirinya tanpa memakasakan
mengikuti cara belajar teman-temannya, Bu Mus memberikan penguatan positif
berupa pujian serta senyuman dari setiap tingkah laku Harun, sehingga Harun
memiliki kemandirian secara pribadi dan kepercayaan diri yang baik. Dan jika
kita kaji, Bu Mus pada film ini telah menerapkan makna filosofi inklusi dari
pendidikan itu sendiri. McLeskey & Waldron (2002) mengatakan bahwa,
keberhasilan inklusi didefinisikan, setidaknya sebagian oleh kemampuan guru
untuk memperluas batas lingkaran toleransi dan membuat rentang yang lebih luas
dari perilaku biasa dikelas mereka. Dan tindakan dari Bu Mus ini dapat menjadi
salah satu faktor penyebab berhasilnya pendidikan inklusi pada sekolah ini.
Nilai-nilai Inklusif yang dapat kita ambil dari film ini sangat beragam, Pa
Harfan yang mana merupakan kepala sekolah sekaligus guru Agama di SD
Muhammadiyah ini mengajarkan nilai-nilai keagamaan dan bagaimana menjalin
hubungan baik antar sesama manusia, sehingga dari sini terciptalah rasa saling
menghormati, kesetaraan, dan kasih juga kasih sayang sehingga muncullah rasa
saling peduli antar teman. Disini sangat jelas bahwa penerapan karakter positif
sangat ditanamkan disekolah ini.
3. Model Inklusi yang seperti apa yang diterapakna oleh sekolah SD
Muhammadiyah?
Jawab :
Model yang digunakan di SD Muhamadiyah adalah model inklusi penuh (full
inclusion) dimana antara anak ABK dan Normal mengikuti proses pembelajaran
yang sama. Dan dalam model full inclusion ini menempatkan guru umum sebagai
penaggung jawab baik untuk anak ABK maupun normal. Karena dalam penerapan
pendidikan Inklusi Bu Mus melaksanakan proses pembelajaran yang sama antara
Harun dan rekan-rekan lainnya, dengan memberikan dukungan serta pelayanan
yang sama, serta membangun solidaritas antara ABK dan teman sebayanya.

4. Jika anda menjadi Guru yang bekerja di sekolah inklusi, Strategi apa yang akan
anda lakukan saat mengetahui dikelas Anda ada siswa berkebutuhan khusus?
Jawab :
Strategi yang akan saya lakukan ketika menjadi Guru disekolah inklusif adalah :
1. Melakukan metode penyesuaian dalam pembelajaran yang dapat diterima
oleh setiap siswa.
Metode ini akan membantu dalam proses pembelajaran sehingga saya
dapat menyesuaikan bagaimana cara menghadapi ABK dan juga anak
normal.
Contoh dalam sesi tanya jawab, saya dihadapkan dengan siswa Normal
dan siswa yang memiliki daya tangkap yang kurang.
Ketika saya berbicara pada anak normal, saya akan bertanya : “ Hai apa
kabar ?bagaimana kegiatannya kemarin, apakah banyak hal menarik?”
Sedangkan pada siswa yang memiliki daya tangkap kurang saya akan
mempersingkat pertanyaan saya : “ (sebut nama) Sehat?”
Kenapa demikian ? karena ketika kita berbicara pada anak yang memiliki
daya tangkap kurang , maka jika pertanyaan kita terlalu panjang, tidak
dapat disimak dengan baik. Bisa saja ketika kita menanyakan pertanyaan
beruntun maka hanya pertanyaan terakhir yang dapat dia ingat. Dengan ini
strategi yang akan saya kembangkan pertama kali, didalam kelas inklusi
adalah bagaimana metode agar apa yang kita ucapkan dapat diterima
dengan baik oleh setiap siswa.
2. Melihat tingkat disabilitas yang dimiliki oleh siswa. Mengapa demikian ?
itu karena dalam melakukan pendidikan inklusi kita harus dapat
menyesuaikan antara siswa dan kemampuan yang kita miliki sebagai guru.
Kita tidak dapat menjadikan seorang siswa sebagai bahan percobaan.
Dengan cara melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan orang tua,
melihat setiap kelebihan dan kekuranggannya dimana, melakukan
pembicaraan dengan wali kelas, apakah siswa tersebut dapat melanjutkan
pendidikannya di kelas inklusi atau harus di sekolah khusus. Karena
dalam proses pembelajaran kita tidak dapat memaksakan siswa, ini akan
berbahaya untuk psikologisnya dan dikhawatirkan akan membawa efek
negatif pada siswa berkebutuhan khusus tersebut.
3. Menyesuaikan sarana dan prasarana yang dapat membantu proses belajar
secara menyeluruh.
Contoh :
Dalam mewarnai siswa yang normal dapat menggunakan pensil warna
sedangkan untuk siswa berkebutuhan khusus menggunakan crayon, ini
karena crayon lebih aman digunakan dibanding pensil warna yang dapat
membahayakan beberapa ABK tertentu.
4. membuat sistem pembelajaran yang sangat menarik, dengan bertujuan
membentuk serta menanamkan karakter positif dalam diri seluruh peserta
didik. Mengembangkan rasa kebersamaan, sehingga timbullah sebuah
identitas kelas, menanmkan bahwa setiap individu itu berguna, dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab kepada setiap siswa.
5. Mencegah terjadinya bullying, diskriminasi dan berbagai tingkah laku
negatif lainnya dengan menerapkan pengetahuan moral. Yang meliputi
kesadaran moral, mengetahui nilai moral, menentukan serta mengarahkan
tentang bagaimana seharusnya persfektif mereka terhadap teman-tamanya
dan lingkungannya yang berbeda.
5. Buatkan kondisi suasana (lingkungan) kelas inklusi yang evektif versi anda
Jawab :
Kelas inklusi efektif menurut saya:
Adanya tenaga pendidik profesional yang memadai, dimana tenaga
profesional akan menjadi bagian utama dalam berjalannya pendidikan Inklusi.
Pendidik yang paham betul tentang apa itu inklusi dan paham bagaimana proses
pengelolaannya, yang mampu memberikan penguatan-penguatan positif,
memberikn fasilitas serta effort yang baik untuk setiap siswa. Karena dalam dunia
pendidikan khususnya di dalam kelas pendidik/ guru lah yang akan menjadi supir
utama dalam berjalannya proses belajar. Guru yang memiliki energi positif akan
membawa dampak positif juga kepada anak-anak begitupun sebaliknya. Seperti
yang dikatakan oleh Ringlaben (2012) menyatakan pentingnya sikap guru
terhadap inklusi, yaitu guru dengan sikap lebih positif terhadap inklusi akan lebih
mampu untuk mengatur intruksi dan kurikulum yang digunakan untuk siswa
berkebutuhan khusus serta guru dengan sikap yang lebih positif dapat memiliki
pendekatan yang lebih positif untuk inklusi. Nah untuk itu tenaga pendidik yang
profesional akan menjadi salah satu terciptanya sekolah inklusi yang efektif.
Adanya forum khusus untuk anak ABK yang terjadwalkan, dengan bertujuan
menumbuhkan rasa percaya diri dan meyakinkan bahwa dirinya memiliki
kelebihan yang sangat istimewa. Memberikan penanaman budi pekerti kepada
setiap siswa agar dapat saling menghargai, menghormati dan meningkatkan rasa
solidaritas tinggi. Kemudian membuat srategi khusus dan rancangan yang terarah
sehingga proses pendidikan inklusi dapat berjalan dengan baik. Gerlach dan Elly
(1989) menyatakan bahwa strategi adalah suatu cara yang terpilih untuk
menyampaikan tujuan pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
Sehingga strategi pembelajaran yang baik akan mengarahkan pada tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
Adanya sarana prasarana yang mendukung, karena tanpa sarana dan prasarana
proses pembelajaran dikelas tidak akan berjalan baik, dan akan memberikan
pengaruh yang kurang efektif untuk setiap peserta didik. Contoh dalam proses
pendidikan inklusi, ada seorang anak tuna netra, maka di sekolah tersebut
setidaknya harus ada ruangan khusus untuk melakukan kegiatan assisment, dan
tempat latihan untuk menulis braille, latihan kepekaan mendengar dengan
menyediakan berbagai instrument alat dll. Dan kerjasama dengan dukungan
sistem yang baik, baik dari dalam pihak sekolah maupun luar sekolah.Karna
dukungan sistem ini yang akan membantu proses berjalannya pendidikan inklusi.

Anda mungkin juga menyukai