D. Suka Menolong
Sikap suka menolong harus dimiliki oleh semua orang, dari muda
hingga lanjut usia. Demikian pula Bapak Purwanto, S.T., walaupun menderita sakit
stroke ringan ia juga suka menolong rekan kerjanya dalam bebagai hal. Selain rekan
kerja, ia juga membantu siswanya yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas
dengan menjelaskan lebih detai bagaimana cara pengerjaan tugas tersebut dan memberi
contoh mengenai kesulitan siswanya dalam praktik.
4. Kultur Sekolah
Kultur rekolah dapat diartikan sebagai kualitas kehidupan sebuah sekolah yang tumbuh dan
berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai sebuah sekolah, atau dapat disebutt juka tradisi sekolah.
Berikup beberapa kultur sekolah yang dimiliki SMK Negeri 5 Surakarta.
D. Kerja Keras
Kerja keras terlihat jelas dari warga SMK Negeri 5 Surakarta. Siswa yang bekerja keras
menyelesaikan tugasnya tepat waktu dan menghasilkan yang terbaik, mereka juga turut ikut
serta dalam memajukan sekolahnya dengan mengikuti berbagai lomba seperti lomba autocad
dan lainnya. Begitu pula guru dan karyawan di sekolah tersebut. Mereka mengelola sekolah
dengan sebaik-baiknya, guru yang bekerja keras dalam mendidik dan membentuk karakter
siswanya dengan baik. Mereka juga bekerja keras dalam mencari dana untuk kebutuhan dalam
mengajar serta mencari relasi-relasi untuk dapat menjual hasil praktik siswanya. Sehingga kerja
keras mereka menghasilkan yang terbaik untuk memajukan SMK Negeri 5 Surakarta.
1. Faktor Pendukung
Ada beberapa faktor yang mendukung kemajuan sekolah maupun
kegiatan belajar mengajar, antara lain :
a. Sarana Prasarana Pendukung Pembelajaran yang Lengkap
Sarana parasarana di SMK Negeri 5 Surajarta tergolong lengkap dari
peralatan di kelas maupun peralatan praktik, bahkan sarana prasarana untuk
kebutuhan rohaniah pun juga ada.
b. Pelayanan yang Baik dan Tersetruktur
Pelayanan di SMK Negeri 5 Surakarta sangat baik dan terstruktur. Hal ini
terasa ketika pertama kali memasuki SMK Negeri 5 Surakarta. Saat masuk sudah
ada satpam yang menyambut dan menanyakan keperluan perihal kedatangan. Ia
juga menyuruh kami mengisi buku tamu, yang artinya sekolah tersebut benar-
benar tersetruktur
2. Faktor Penghambat
Ada beberapa faktor yang menghambat kemajuan sekolah maupun kegiatan belajar
mengajar, antara lain :
a. Kekurangan Pengajar
SMK Negeri 5 Surakarta khususnya pada jurusan bangunan kekurangsn pengajar.
Jurusan bangunan membutuhkan kurang lebih pengajar sebanyak 16 orang, namun saat ini hanya
ada 9 orang pengajar. Diantara 9 orang pengajar tersebut hanya ada 3-4 pengajar yang sudah
PNS. Jadi kinerja pembelajaran sedikit terhambat.
b. Kekurangan Biaya untuk Menunjang Kegiatan Praktik
Mengenai biaya adalah hal yang sangat sensitif. Dalam kegiatan praktik, siswa hanya
diberi dana kurang lebih Rp. 35.000,- per orang. Dana sebesar itu tidak cukup untuk membeli
segala alat bahan yang digunakan untuk praktik. Seperti kayu, pasir, semen, bata dan yang
lainnya.
Kami memperoleh pengalaman bagaimana memahami siswa dan
menentukan metode pembelajaran yang tepat dan efektif sesuan dengan
karakter siswa dan kebutuhan siswa. Selain itu, kami juga mengetahui kultur
atau budaya yang baik di SMK Negeri 5 Surakarta yang orang lain beranggapan
itu bukan budaya anak SMK yang tekenal nakal dan dinilai negatif oleh
masyarakat. Serta memahami bagaimana menghadapi siswa maupun orang lain
maupun siswa dengan berbagai karakteristik mereka yang berbeda-beda.
Sebagai calon pendidik, kami juga mengetahuan berbagai kompetensi yang
harus dimiliki seorang pendidik, sehingga kita dapat sedikit demi sedikit
berlatih dan mengembangkan kompetensi tersebut.
a) Hasil Setiap Aspek
1. Kompetensi Pedagogik : Guru model sudah memahami para siswnya dan sudah membuat metode
pembelajaran yang tepat;
2. Kompetensi Sosial : Guru model dapat bersosial dengan baik, berhubungan baik dengan rekan
kerjanya, dan cepat akrab dengan orang baru.
3. Kompetensi Kepribadian : Jujur, kerja keras, religius