SUDIRMAN JAKARTA
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Oleh: Sri Sulastri, S.Si., M.Pd.
Widyaprada BPMP Jakarta
@ 0813 8459 3673
Perkenalkan
Nama : Sri Sulastri, S.Si., M.Pd.
Jabatan : Widyaprada madya
Instansi : BPMP DKI Jakarta
Pendidikan : S1 Kimia UI
Akta Mengajar IV UT
S2 PEP UNJ
Pengalaman : Widyaiswara LPMP DKI Jakarta
Peserta
mampu menjelaskan dan
mengimplementasikan pembelajaran
berdiferensiasi
Melalui menyimak, bertanya jawab,
mengidentifikasi, merancang, dan
mengimplementasikan pembelajaran
berdiferensiasi
dengan penuh rasa ingin tahu, kritis, reflektif,
kreatif, komunikatif dan kolaboratif.
Ketika mendengar
nama pembelajaran
berdiferensiasi apa
yang Bapak dan Ibu
pikirkan?
REFLEKSI FILOSOFIS
PENDIDIKAN
KI HAJAR DEWANTARA
REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN
KI HAJAR DEWANTARA
1. Apakah pembelajaran berdiferensiasi boleh memunculkan satu strategi saja dari ketiga
strategi yang ada (misalnya strategi diferensiasi produk saja)?
2. Bagaimana guru mendesain diferensiasi konten dan prosesnya untuk kelas besar, untuk
kemudian masuk ke kelas kecil yang diklasifikasikan berdasarkan minat, profil belajar, dan
kesiapan belajarnya?
3. Mengapa Pembelajaran berdiferensiasi perlu diterapkan di abad sekarang ini?
4. Apakah kompetensi yang sudah ada pada kurikulum perlu dimodifikasi
disesuaikan dengan potensi ketercapaian dari masing-masing peserta didik?
5. Bagaimana mengelola perbedaan ketercapaian tujuan pembelajaran dari masing-
masing peserta didik padahal mereka sudah diberikan pembelajaran berdiferensiasi
sesuai minat, profil, dan kesiapan belajarnya?
STRATEGI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Kita tahu bahwa seperti juga kita orang dewasa, murid juga
memiliki minat sendiri.
Ada murid yang minatnya sangat besar dalam bidang seni,
matematika, sains, drama, memasak, dan sebagainya.
Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk
dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran.
Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat murid
dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan diantaranya:
1. Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah
dan keinginan mereka sendiri untuk belajar
2. Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran
3. Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid
sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang
kurang familiar atau baru bagi mereka, dan
4. Meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
3. PROFIL BELAJAR MURID