Anda di halaman 1dari 5

TINGKAT KEPROFESIONALAN GURU BERDASARKAN KOMPETENSI GURU

Seffiana Titasari
Institut Agama Islam Negri Ponorogo

Abstrak

Istilan profesionalan guru tentu bukan sesuatu yang asing dalam dunia
pendidikan. Secara sederhana, profesional berasal dari kata profesi yang berarti jabatan.
Orang yang profesional adalah orang yang mampu melaksanakan tugas jabatannya
secara mumpuni, baik secara konseptual maupun aplikatif. Guru yang profesional adalah
guru yang memiliki kemampuan mumpuni dalam melaksanakan tugas jabatan guru.
Bila ditinjau secara lebih dalam, terdapat beberapa karakteristik profesionalisme guru.
Terdapat enam karakteristik profesionalisme guru, yaitu: (1) pemahaman dan
penerimaan dalam melaksanakan tugas, (2) kemauan melakukan kerja sama secara
efektif dengan siswa, guru, orang tua siswa, dan masyarakat, (3) kemampuan
mengembangkan visi dan pertumbuhan jabatan secara terus menerus, (4)
mengutamakan pelayanan dalam tugas, (5) mengarahkan, menekan dan menumbuhkan
pola perilaku siswa, serta (6) melaksanakan kode etik jabatan. Sedangkan kompetensi
guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial,
dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi dasar profesi guru, yang
mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang
mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas. Kompetensi guru akan
mengantarkannya menjadi guru profesional yang diidamkan oleh anak didik. Seseorang
memiliki bidang keahlian jika ia memiliki kompetensi ilmu yang memadai dan
mendalam. Kompetensi ilmu akan melahirkan kompetensi moral karena ilmu dan moral
adalah dua sisi yang tidak bisa dipisahkan.
A. PROFIL DIRI GURU

Nama lemgkapnya adalah Siti Fatimah, Lahir di Ngawi, 01 Desember 1998.


Beliau adalah anak perempuan pertama dari tiga bersaudara, buah dari pasangan
Suroso dan Wahyu Sri Mulyani. Fatim adalah panggilan akrabnya, beliau terlahir di
keluarga yang sangat sederhana, Ayahnya seorang perawat di sebuah rumah sakit,
sedangkan Ibunya sebagai ibu rumah tangga. Alamat beliau di Babadan, Pangkur,
Ngawi bersama orang tuanya karena belum menikah. Jenjang pendidikan beliau
adalah S 1-Bahasa Arab dim IAIN Ponorogo.
B. PERJALANAN KARIR
Beliau dari awal lulus Kuliah menganggur selama 1 bulan karena bertepatan
saat anak sekolah liburan semester tidak memungkinkan untuk melamar pekerjaan
ke sekolah. Sembari itu, beliau mencoba menghubungi teman karena beliau
memiliki kenalan guru agama. Tanya-tanya bagaimana, karena beliau lulusan dari
Bahasa Arab mencoba untuk melamar masuk di MTs dan MA di dekat rumah beliau
tetapi dari keduanya tidak ada panggilan. Beliau tanya-tanya lagi ketemannya dan
diberitahu yang kosong di mana saja, kosong karena gurunya akan pensiun.
Mencoba untuk masuk melamar, sekitar 3 sekolah SD ternyata sudah ada calon
gurunya tetapi ada 1 SD yang benar-benar kosong. Tak lama kemudian beliau
dihubungi pihak sekolah diminta untuk menjadi guru di SD tersebut. Dan akhirnya
beliau menerima tawaran tersebut yaitu menjadi guru SD di SDN Babadan 1 Desa
Babadan Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi. Disana beliau mengajar selama 1
tahun, di 1 tahun itu sekolah di regroup. Akhirnya beliau dicarikan oleh kepala
sekolah di SDN Sumber yang beliau tempati saat ini karena di SD tersebut gurunya
mengundurkan diri setelah melahirkan akhirnya kosong dan beliau masuk atau
menjadi guru di SD Sumber sampai saat ini. Selama di SD Sumber beliau sudah
menjalankan banyak tugas seperti mengajar, pembiasaan akhalak terpuji, asmaul
husna, sholat dhuha, dan ikut serta dalam kegiatan peringatan hari-hari besar islam
seperti isro’ mi’roj, pondokm rhamadhan, dan halal bihalal. Selain itu beliau juga
aktif mengikuti kegiatan atau organisasi di sekolah atau pun di luar sekolah. Jadi
beliau tidak hanya aktif di sekolah tetapi aktif juga di masyarakat.
C. PEMBAHASAN
1. Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara dengan Bu Rizky dalam meningkatkan
keprofesionalan guru berdasarkan kompetensi guru dengan cara menciptakan
pembelajaran yang aktif melalui pemilihan model dan metode pembelajaran
yang digunakan berfariasi yaitu tanya jawab, diskusi, ceramah terkadang juga
disisipi dengan permainan seperti lempat kertas. Dengan metode dan model
tersebut diharapkan pembelajaran yang dilakukan tidak monoton, agar lebig
asyik dan anak-anak lebih enjoy, nyaman, dan yang pasti lebih mudah di
pahami. Walau tidak semua siswa bisa aktif tetapi sebagian besar sudah dapat
aktif dan timbal balik dari siswa ada.
Guru juga perlu mencontohkan atau memperlihatkan perilaku yang
positif seperti ketika berjalan didahulukan yang lebih tua, berjalan di depan
yang lebih tua menunduk, mengucapkan salam atau menyapa jika bertemu
teman, guru dan lain-lain, membersihkan kelas sebelum memulai pelajaran, dan
berdo’a sebelum pelajaran dimulai. Untuk sosial guru sering berkomunikasi
juga dengan siswa sering-sering ditanya apakah ada masalah dengan pelajaran
yang disampaikan atau tidak selain berkomunikasi dengan siswa guru juga
harus bisa berkomunikasi dengan orangtuanya agar mengetahui bagaimana
perkembangannya dirumah.
Guru dalam menerapkan etika keguruan dengan tidak menghukum
siswa yang bersalah dengan kekerasan atau tindakan yang merugikan tetapi
guru memberi sanksi yang sekiranya itu bermanfaat. Misal tidak mengerjakan
PR siswa tersebut harus membersihkan kelas, selama pelajaran berlangsung
siswa yang melanggar peraturan maka siswa wajib memimpin atau menjadi
asisten guru dalam menjelaskan pelajaran, juka siswa tidak mengerjakan tugas
guru akan memberikan tugas yang berbeda dan harus dikumpulkan besoknya
jika tidak maka siswa tidak mendapatkan nilai. Untuk pengetahuan tentang
kode etik guru harus menciptakan peserta didik yang mencintai negara,
membangun komunikasi yang baik dengan peserta didik dan wali murid,
menciptakan suasana yang menyenangkan ketika pembelajaran dan dalam
mengimplementasiannya sudah hampis semua tinggal pembenahannya sambil
berjalannya waktu.
2. Kritik dan Saran
Dari wawancara yang sudah dilakukan, tingkat keprofesionalan guru
berdasarkan kompetensi guru sudah baik atau sudah muncul dilihat dari
bagaimana cara menyampaikan materi dalam pembelajaran, bersosialisasi,
mengembangkan visi, mengarahkan perilaku positif dan melaksanakan kode
etik. Diharapkan semua itu akan berkembang lagi dan guru-guru yang lain juga
bisa menjadi seorang guru yang profesional dan memiliki kompetensi yang
baik. Selain itu ada baiknya jika guru-guru yang mengajar harus sesuai dengan
kualifikasi akademik agar guru lebih memahami dalam manggunakan metode
dan media yang digunakan dan harus beretika sebagai seorang pendidik.
D. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai