Guru merupakan sosok penting dalam dunia pendidikan. Banyak tokoh pendidikan
yang berpendapat, sebagus apapun sistem, kurikulum dan sarana-prasarana pendidikan, tidak
akan ada artinya tanpa didukung oleh guru yang berkualitas dan berkarakter baik.
Kualitas seorang guru akan menentukan hasil belajar peserta didik. John I goodlad
dalam bukunya “behind the classroom door” mengatakan, sekali guru memasuki ruang kelas
dan menutup pintu kelasnya, hanya dialah yang bisa menentukan mau kemana proses
Dalam proses pembelajaran, guru harus menjadi tauladan bagi peserta didiknya, baik
itu dalam hal perilaku, tutur kata, maupun tabiat keseharian guru. Semua itu harus menjadi
pembentukan kompetensi sikap spiritual dan sosial peserta didik, apalagi dalam implementasi
kurikulum 2013 saat ini yang embrionya berupa penanaman nilaia-nilai sikap.
Peserta didik merupakan kertas putih yang akan diukir gurunya. Untuk mendapatkan
sikap dan perilaku peserta didik yang baik, seorang guru terlebih dahulu harus memiliki sikap
Mengapa hal ini diperlukan, karena akan memberikan dampak terhadap motivasi
belajar peserta didiknya. Sebagai contoh, ketika seorang peserta didik diminta gurunya untuk
laihan membaca doa pada hari sabtu sore untuk persiapan upacara hari senin, peserta didik
yang disuruh mengatakan, saya tidak bisa datang karena mau pulang kampung. Lalu gurunya
berkata, kalau kamu tidak mau tidak apa-apa, bukan kamu saja yang pintar, masih banyak
demikian. Masih banyak hal-hal kecil lainnya yang mungkin bagi guru merupakan hal yang
sepele, namun bagi peserta didik bisa menganggapnya sebagai sesuatu hal yang besar dan
Contoh yang lainnya pernah juga kita dengar, ada guru yang menyuruh peserta
didiknya untuk berdisiplin, sementara dia sendiri tidaklah disiplin. Ada juga guru yang
menyuruh peserta didiknya untuk mematuhi tata tertib sekolah, sementara dirinya sendiri
kurang mematuhi tata tertib. Inilah masalah sepele yang akan menjadi dilema dalam proses
Seorang guru yang baik haruslah mencontohkan sikap yang baik terhadap peserta
didiknya. Sikap tidak bisa diajarkan melainkan dicontohkan dalam proses pembelajaran
Guru merupakan sosok yang akan di gugu dan ditiru oleh peserta didiknya. Ada
ungkapan yang mengatakan ketika peserta didik di didik dengan cara-cara yang keras dan
tidak manusiawi, maka setelah dewasa nanti dia juga akan menjadi generasi yang keras dan
tidak manusiawi pula. Jangan salahkan mereka, karena proses pendidikan dimulai dari masa-
masa sekolahnya.
Sebaliknya, ketika seorang peserta didik diajar oleh guru-guru yang memiliki nilai-
nilai sikap yang baik, kita akan mendapatkan generasi yang memiliki sikap yang baik pula di
kemudian hari.
Dalam hal mendidik, seorang guru harus menyampaikan pesan dalam bahasa yang
santun. Apabila seorang guru tidak memahami hal ini, tanpa disadari nantinya akan bisa
William Arthur Ward membagi empat macam tipe guru dalam mengajar, yakni guru
yang biasa-biasa saja, guru yang baik, guru yang pintar dan guru yang bisa menyemai
inspirasi peserta didiknya. Guru yang bisa menyemai inspirasilah yang akan membuat proses
belajar mengajar akan berlangsung dengan baik dengan suasana yang menyenangkan.
Untuk menjadi seorang guru yang disenangi oleh peserta didik ada beberapa sikap
yang harus dimiliki. Pertama, memiliki disiplin yang tinggi. Disiplin guru merupakan faktor
pembentuk nilai sikap peserta didik. Disiplin guru bukan hanya sebatas kehadiran tepat waktu
datang ke sekolah saja, lebih dari itu disiplin juga menyangkut masalah sikap dan perilaku
Kedua, Memilki rasa sabar dan kasih sayang. Sebagaimana yang kita ketahui ada
peserta didik yang lambat atau yang cepat daya tangkap dan daya ingatnya. Untuk itulah
kesabaran dan rasa kasih sayang dari seorang guru sangat diperlukan dalam membelajarkan
peserta didik.
Setiap peserta didik memerlukan waktu dan gaya belajar yang berbeda-beda untuk
menyerap materi pelajaran yang sama, karena mereka memiliki permasalahan pribadi yang
berbeda-beda pula. Oleh karena itulah, sebelum mengajar seorang guru harus mengetahui dan
memahami karakteristik pribadi dari masing-masing peserta didik yang akan diajarnya.
Ketiga, bersikap demokratis. Seorang guru yang baik harus memiliki sikap mau
menerima dengan lapang dada jika ada peserta didik memberikan alasan yang logis sesuai
Seorang guru yang baik janganlah cepat marah dan memaksakan kehendak kepada
peserta didiknya jika situasi dan kondisinya tidak mendukung, khususnya kondisi peserta
didik. Sebagai seorang guru harus juga menyadari bahwa kesenangan hati dan ketenangan
masing peserta didiknya. Guru yang bertindak sebagai gurulah yang akan dapat membentuk
sikap positif peserta didik ke arah yang lebih baik sebagaimana yang diharapkan pada
kompetensi sikap spiritual dan sosial pada kurikulum 2013 yang baru saja kita laksanakan.
Semoga.