Anda di halaman 1dari 4

PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN

INDONESIA

TOPIK 4 – MULAI DARI DIRI

Yosi Agustin, S.Pd

Dosen Pengampuh :

Dr. Zairul Antosa. M.Pd

Guslinda, M.Pd

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN GELOMBANG I

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS RIAU

2023
Dari pengamatan tentang kondisi daerah tersebut:

1. Pernahkah Anda mengalami hal yang serupa? Bila ya, apa saja hal yang sama
danberbeda yang Anda temui?
Jawaban:
Saya tidak pernah mengalami hal yang serupa dengan video tersebut, sejak SD
sampai SMA saya bersekolah di sekolah yang fasilitasnya sudah memadai, guru-guru yang
ada di sekolah juga sudah kompeten dan sudah menempuh pendidikan sampai S1, buku-
buku yang digunakan juga sudah lengkap sesuai dengan tuntutan kurikulum dan tidak ada
kekurangan, akses jalan menuju ke sekolah juga bagus, dan peserta didik di sekolah juga
berasal dari kalangan menengah ke bawah sehingga untuk perlengkapan buku, tas, sepatu
dan seragam sudah terpenuhi dengan baik. Sedangkan di Alor bangunannya masih terbuat
dari kayu, atapnya yang tidak bocor, dan jalan akses menuju sekolah yang bagus dan tidak
banyak yang rusak. Dan di tempat saya sekolah itu dekat dengan keramaian. Sedangkan
kesamaannya mungkin tidak ada, karena pendidikan di tempat saya itu sudah bagus mutu
pendidikannya, dan tidak tertinggal jauh dengan pendidikan-pendikan yang ada.
2. Apa yang Anda pikirkan dan rasakan tentang kondisi pendidikan
tersebut?
Jawaban:
Yang saya pikirkan yaitu bagaimana pemerintah mendatangkan guru ke tempat
tersebut, agar anak-anak di sana bisa mendapatkan pendidikan dengan baik. Karena
menurut saya, anak-anak di sana adalah anak-anak yang cerdas, yang bersemangat, dan
suka belajar. Sedangkan yang saya rasakan adalah keprihatinan terhadap pendidikan di
sana seperti sarana dan prasarana nya terhadap mutu pendidikan di sana. Kondisi
Pendidikan pada film tesebut adalah tentunya sangat prihatin, bisa kita lihat setelah
menonton film Pendidikan di Alor, sangat lah minim, seperti kurangnya fasilitas yang
memadai, Sarana dan prasarana yang tidak ada sehingga membuat anak-anak di desa
Padang Panjang sulit untuk bersekolah, bahkan kebutuhan listrik pun juga tidak ada dan
apabila bersekolah juga tidak memakai seragam, tidak memakai sepatu, dan beralaskan
sendal jepit. Hal ini yang membuat saya menjadi sangat sedih dan merasa terharu melihat
peserta didik di sekolah tersebut yang mendapatkan pendidikan yang kurang bagus saya
juga merasa takjub dengan para peserta didik di sekolah tersebut meski dengan
keterbatasan pendidikan tersebut mereka tetap bersemangat untuk sekolah. Saya juga
merasa sangat bersyukur sekali dapat menikmati sekolah yang fasilitasnya sudah memadai
kemudian saya juga bangga dengan perjuangan guru di sekolah tersebut, kagum dengan
pengabdian yang di lakukan guru di sekolah tersebut.
3. Apa yang Anda pikirkan tentang pendidikan di masa itu?
Jawaban:
Hal yang saya pikirkan tentang pendidikan di masa itu adalah pendidikan yang belum
merata dan peserta didik di sekolah tersebut tidak mendapatkan pendidikan yang berkualitas
dan seutuhnya. Namun meskipun banyak kekurangan dalam pendidikan di sekolah tersebut
tetapi semangat peserta didiknya sangat tinggi dan sangat antusias sekali. Begitu juga
dengan guru di sekolah tersebut mereka tetap semangat mengajar di tengah keterbatasan
yang ada walaupun harus merangkap 4 kelas dalam melakukan pembelajaran namun
mereka tetap semangat untuk membagikan ilmu yang mereka miliki dengan peserta didik di
SDN Padang Panjang.

Selanjutnya, silakan jawab pertanyaan reflektif berikut ini:

1. Bila Anda mendapatkan tugas mengajar bagaimana Anda memperhatikan


pembelajaran pada ‘Zone of Proximal Development (ZPD)’?
Jawaban:
ZPD mengacu pada jarak antara kemampuan aktual seorang peserta didik dan potensi
maksimum yang dapat dicapai melalui bimbingan atau bantuan dari orang lain yang lebih
berpengalaman. Dalam ZPD, peserta didik dapat mencapai tingkat pemahaman dan
keterampilan yang lebih tinggi melalui bimbingan, dukungan, dan kolaborasi dengan
orang lain. Ini berarti bahwa ZPD mencakup apa yang belum dapat dicapai secara mandiri
oleh peserta didik, tetapi dapat dicapai melalui bantuan eksternal. Ketika saya mendapatkan
tugas mengajar hal yang akan saya lakukan untuk memperhatikan pembelajaran pada ‘Zone
of Proximal Development (ZPD)’ adalah saya akan sering menerapkan pembelajaran
berkelompok di kelas karena dengan pembelajaran berkelompok menekankan pentingnya
kolaborasi dan interaksi sosial dalam proses pembelajaran. Melalui kolaborasi dengan
teman sebaya atau orang yang lebih berpengalaman, peserta didik dapat saling membantu
dan belajar satu sama lain. Interaksi sosial ini dapat merangsang pemikiran kritis,
memperluas pemahaman, dan meningkatkan motivasi peserta didik. Dalam konteks kelas,
guru dapat memfasilitasi kolaborasi dan kerja kelompok untuk memanfaatkan ZPD peserta
didik.
2. Siapkah Anda mengajar dengan memperhatikan Pembelajaran pada ‘Zone of
Proximal Development (ZPD)’? Apa alasannya?
Jawaban:

Saya siap mengajar dengan memperhatikan Pembelajaran pada ‘Zone of Proximal


Development (ZPD) karena konsep ZPD memiliki beberapa implikasi penting dalam
konteks pembelajaran. Pertama, ZPD menekankan pentingnya peran guru atau pembimbing
dalam membantu peserta didik mencapai potensi maksimal mereka. Sebagai pendidik,
penting untuk memahami tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik agar dapat
memberikan bimbingan yang sesuai dalam ZPD mereka. Dengan memberikan bantuan
yang tepat dan memperluas ZPD peserta didik secara bertahap, guru dapat membantu
mereka mencapai tingkat pemahaman dan keterampilan yang lebih tinggi.
Kedua, ZPD menekankan pentingnya kolaborasi dan interaksi sosial dalam proses
pembelajaran. Melalui kolaborasi dengan teman sebaya atau orang yang lebih
berpengalaman, peserta didik dapat saling membantu dan belajar satu sama lain. Interaksi
sosial ini dapat merangsang pemikiran kritis, memperluas pemahaman, dan meningkatkan
motivasi peserta didik. Dalam konteks kelas, guru dapat memfasilitasi kolaborasi dan kerja
kelompok untuk memanfaatkan ZPD peserta didik.
Selanjutnya, ZPD menyoroti pentingnya menantang peserta didik secara tepat.
Tantangan haruslah berada di tingkat yang memadai di mana peserta didik merasa tertantang,
tetapi tidak terlalu sulit sehingga menyebabkan frustrasi. Jika suatu tugas terlalu mudah,
peserta didik tidak akan mengalami perkembangan dan pembelajaran yang signifikan. Namun,
jika tugas yang diberikan terlalu sulit, peserta didik akan merasa putus asa dalam
menyelesaikan tugas tersebut dan kehilangan minat untuk belajar. Oleh karena itu, pemilihan
dan penyesuaian tugas yang tepatadalah kunci untuk memanfaatkan ZPD dengan efektif.

Anda mungkin juga menyukai