Anda di halaman 1dari 6

Nama: Muhammad Rizki Febrian

Nim: 260211105369

1. Berikut cerita tentang penerapan pembelajaran sebagai bahan untuk studi kasus:
a. Belajar Berdemokrasi, dari buku Mengajar untuk Perubahan, hal 58-75
b. Ray Sang Pecandu Online Game, dari buku Mengajar untuk Perubahan, hal 76-92
c. Literasi Dasar, dari Buku Melawan Setan Bermata Runcing: Pengalaman Gerakan
Pendidikan Sokola, hal 125-15

JAWABAN
A. Belajar Berdemokrasi, dari buku Mengajar untuk Perubahan, hal 58-75
1.faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik yang penting dalam cerita tersebut

a). Faktor sosial budaya


Seorang guru pendidikan kewarganegaraan yang mengajar di daerah pesisir
pantai Carita, pada saat masuk sekolah guru meminta para siswa menuliskan
harapan yang ingin dicapai dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Guru tersebut kaget dengan jawaban siswa dimana, ada beberapa siswa yang
banyak mengalami masalah dirumah, seperti sejak kecil tidak pernah bertemu
dengan ayahnya, ada juga yang pulang sekolah harus berjualan di pinggir jalan
ataupun pantai.
Dari penjelasan tersebut dapat di ketahui bahwa kehidupan sosial budaya
masyarakat khusunya peserta didik sangat memperihatinkan karena hidup ditengah
keluarga tanpa orang tua yang lengkap .namun ada hal positif yang dapat kita
lihat bahwa ditengah kehidupan mereka yang menurut saya sangat memperihatinkan
namun mereka tetap berusaha untuk bekerja dan menempuh pendidikan.

b). Factor ekonomi dan politik


1). Faktor ekonomi
 Beberapa murid yang menghabiskan waktunya sepulang Sekolah dengan
berjualan di pinggir pantai, menyewakan papan peluncur dan
menawarkan jasa membuat tato temporer
 Siswa diwajibkan membayar iuran SPP setiap bulannya dan iuran
komputer sekali dalam setahun
2). Faktor politik
 Banyak sekolah saat akan menghadapi UN, jam pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan diganti dengan mata pelajaran yang diujikan dalam
UN
 Pengelolaan iuran siswa yang tidak transparan sehingga siswa yang
merasa hak-hak mereka belum terpenuhi seperti fasilitas di kelas serta lab.
komputer kurang menunjang sehingga siswa belajar kurang nyaman dan
tingkat kehadiran guru yang jarang masuk di kelas
 Guru dan siswa bekerjasama dengan melakukan demonstrasi untuk
menglengserkan Kepala Sekolah yang tidak bertanggung jawab sesuai
tugas dan fungsinya
 Guru baru atau junior tidak diperbolehkan mengampuh kelas XII
 Siswa/i dalam mencari atau mengakses informasi yang masih susah
 Para inisiator demonstrasi diancam oleh wakasek humas bahwa akan
dipersulit dalam kelulusan UN mengingat mereka siswa kelas XII dan
salah satu dari mereka diancam juga akan dicabut beasiswanya

2. Bagaimana guru/pengajar tersebut mempertimbangkan perspektif sosiokultural


dalam cara mengajar
cara guru/pengajar tersebut mempertimbangkan perspektif sosiokultural dalam
caranya mengajar ialah menyuruh muridnya untuk menuliskan tentang diri mereka
dan apa yang menjadi harapan pembelajaran yang harus guru lakukan di kelas
(memetakan apa yang menjadi harapan muridnya)

3. cara lain yang akan Anda lakukan selain yang sudah diterapkan guru/pengajar tersebut
cara lain yang akan saya lakukan selain yang sudah diterapkan
guru/pengajar tersebut ialah menggunakan media pembelajaran dengan
memanfaatkan kondisi lingkungan sekitar sehingga murid tertarik untuk belajar dan
tidak cepat merasa bosan atau bisa juga dengan melaksanakan kegiatan debat antar
murid dalam kelas terkait dengan topik yang dipelajari dalam materi Pendidikan
kewarganegaraan

4. Pembelajaran yang diperoleh dari menganalisis studi kasus dan pembelajaran pada
Mata Kuliah lain yang terkait
Pembelajaran yang diperoleh dari menganalisis studi kasus dari bacaan
mengenai belajar berdemokrasi ialah pentingnya bagi seorang guru untuk dapat
membimbing dan mengarahkan muridnya untuk melakukan suatu tindakan yang
tepat dan berani menyuarakan hal yang benar. Hal lain yang diperoleh dari kasus
tersebut ialah bahwa pentingnya bagi seorang guru untuk dapat menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan bagi murid dan berusaha memikirkan metode
yang sesuai untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan lingkungan
peserta didik dan sekolah. Kemudian kaitannya dengan mata kuliah lain yaitu pada
mata kuliah pemahaman peserta didik dan karateristiknya. Guru harus dapat
mengetahui kebutuhan dari para muridnya di dalam kelas sehingga guru dapat
merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan muridnya.

B. Ray Sang Pecandu Online Game, dari buku Mengajar untuk Perubahan, hal 76-92
1.faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik yang penting dalam cerita tersebut
a).faktor sosial
Yang menghambat :
 Pengaruh kecanduan online game membuat Ray sampai tidak mau keluar dari
kamar untuk mandi apalagi ke sekolah sehingga berdampak pada kurangnya
sosialisasi dengan teman-teman sebaya dan lingkungan sekitar
 Interaksi di dunia maya dianggap lebih menyenangkan
 Hubungan dengan orang tua yang semakin memburuk, berujung pada
umpatan bahkan kekerasan fisik
 Interaksi Ray dengan orang lain di dunia nyata disamakan dengan
interaksi pada online game yang "keras", dia hanya dapat berekspresi diri kata-
kata kasar bahkan kotor

Yang mendukung:
 Guru sebagai wali kelas yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap masalah
peserta didiknya
 Kakak kelas yang juga memiliki empati untuk membantu membujuk Ray agar
kembali sekolah
 Kerja sama antara Kepala Sekolah, guru agama, wali kelas dan teman-teman
kelas 8 untuk mengadakan belajar bersama di rumah Ray
 Pengertian baik dari orang tua siswa kelas 8 lainnya yang mengijinkan anak
mereka untuk belajar di rumah Ray.
 Ibu Ray yang membolehkan guru melakukan semua yang terbaik yang diberikan
oleh guru demi Ray kembali sekolah
 Sambutan hangat dari teman-teman sekelas, guru bahkan seluruh warga sekolah
saat Ray kembali ke sekolah memberikan motivasi tersendiri bagi Ray

b). Faktor Budaya


Yang menghambat:
 Kebiasaan duduk berlama-lama hanya dengan memandang layar komputer
berpengaruh pada masalah kesehatan yaitu menurunnya fungsi organ tubuh
akibat malas gerak dan gangguan penyakit lainnya akibat kurang tidur, terlambat
makan dll.
 Budaya "kekerasan" pada online game yang secara terus-menerus dilihat setiap
hari akhirnya menjadi kebiasaan buruk bagi Ray dalam tindakan nyata
 Online game yang sangat erat kaitannya dan biasa dengan konten porno
menjadikan peserta didik seusia Ray pun gampang terpapar hal negatif tersebut

Yang mendukung :
 Budaya sekolah yang mengutamakan kebutuhan peserta didik sesuai latar
belakang masalah masing-masing memberi harapan bagi mereka yang hampir
putus sekolah
 Nilai-nilai positif yang dimiliki dan selalu dijadikan sisi yang pertama
dipandang oleh setiap guru terhadap peserta didiknya membuat peserta
didik yang bermasalah tidak berkecil hati untuk kembali bersekolah
 Peserta didik yang datang dari berbagai keberagaman termasuk berbeda
keyakinan diberikan pengalaman bahwa di Sekolah mereka merasakan toleransi
dalam beragama
c). Faktor Ekonomi
Kecanduan online game berdampak buruk pada penggunaan uang oleh
Ray yang akhirnya mulai mencuri uang milik Ibu dan Kakaknya, bahkan
sampai membuat akun sosial media palsu dengan menggunakan profil wanita
dewasa yang berpenampilan menarik untuk merayu pria-pria agar mendapatkan
uang tambahan
d). Faktor Politik
Yang menghambat :
 Belum ada perhatian khusus dari pemerintah untuk membatasi munculnya
berbagai situs online game yang makin marak di internet
 Belum adanya perhatian khusus dari pemerintah untuk membatasi usia
pengguna internet terkhususnya untuk akses ke situs-situs online game
 Belum adanya perhatian khusus dari pemerintah untuk mengatasi dampak
kecanduan online game pada anak usia remaja

Yang mendukung :
Sekolah Semesta Hati sebagai lembaga pendidikan yang hanya memilik 30
peserta didik dengan berbagai latar belakang yang kompleks hadir dengan hati
seluas semesta untuk tidak hanya melakukan kegiatan pendidikan tetapi lebih
dari itu memulihkan kembali mental dan kepercayaan diri para peserta
didiknya untuk dapat menikmati masa sekolah sesuai usianya.
2. Bagaimana guru/pengajar tersebut mempertimbangkan perspektif sosiokultural
dalam cara mengajar
cara guru/pengajar tersebut mempertimbangkan perspektif sosiokultural dalam
caranya mengajar ialah mempertimbangkan pentingnya bersosialisasi secara
langsung terhadap teman-temannya dan lingkungan sekitar, agar menghindari
resiko depresi. Mempertimbangkan keterlibatan orangtua dan guru/pengajar dalam
menghadapi anak yang kecanduan game online. Mempertimbangkan kegemaran
anak bermain game dalam mengubah metode pembelajaran sehingga anak-anak
menjadi antusias dalam belajar dan mengurangi kecanduan mereka teradap game
online. Pembelajaran dipindahka ke rumah siswa yang malas sekolah dengan
tujuan membangkitkan semangatnya untuk belajar dan kembali ke sekolah.

3. bagaimana guru/pengajar tersebut mempertimbangkan perspektif sosiokultural


dalam caranya mengajar
cara lain yang akan saya lakukan selain yang sudah diterapkan
guru/pengajar tersebut ialah mengakrabkan diri kepada anak dan memberitahu
tentang dampak-dampak buruk jika terlalu sering main game online, bekerja
sama dengan orang tua dan pemerintah setempat agar memberikan aturan bahwa
saat jam-jam sekolah petugas warnet tidak oleh menerima pelanggan yang
merupakan anak sekolah, Melakukan kontrol lansung secara rutin kepada siswa baik
dari pihak sekolah maupu orang tua dalam membatasi penggunaan Android dan
komputer untuk sementara waktu kepada siswa, kemudian lakukan kerja sama
dengan teman dekat dari siswa agar mengajak siswa itu terlibat dalam aktifitas
– aktifitas lain yang tidak bergantung pada Android.
4. cara lain yang akan Anda lakukan selain yang sudah diterapkan guru/pengajar
tersebut
Pembelajaran yang diperoleh dari menganalisis studi kasus dari bacaan :
Perkembangan teknologi yang pesat sangat mendukung kemajuan dunia
pendidikan. Informasi yang diperoleh siswa saat ini tidak bergantung pada
narasumber buku saja. Melalui internet, para siswa mendapat pengetahuan dan
wawasan yang baru dengan sangat mudah dan cepat. Namun hal ini juga
memiliki dampak negatif yang sangat besar, salah satunya adalah munculnya
game online. Kehadiran Game online dapat menumbuhkan apresiasi anak pada
teknologi karena dapat merangsang kreativitas maupun daya reaksi anak. Namun
jika kebiasaan bermain game online ini tidak dibatasi waktunya anak bisa
menjadi kecanduan game online. Dampak negatif dari kecanduan game online
sangat banyak. Tidak bosa mangatur waktu membuat aktivitas anak menjadi
tidak semestinya, Banyaknya hal yang di pelajari dari lingkungan dan pengguna
game online seperti penggunaan kata-kata kasar, tidak peduli akan sekitar,
menghiraukan nasehat orang tua bahkan sampai pada kasus dimana seorang
anak berani melakukan tindakan kriminalitas seperti mencuri uang hanya untuk
melakukan pengisisan voucer pada game yang dia mainkan. Oleh karena itu sangat
diperlukan perhatian dari orangtua maupun guru/pengajar untuk memberi
pemahaman kepada anak agar bisa mengatur waktu yang sewajarnya ketika
bermain game, kewajibannya sebagai seorang anak dan seorang siswa juga tetap
harus diperhatikan.

C. Literasi Dasar, dari Buku Melawan Setan Bermata Runcing: Pengalaman


Gerakan Pendidikan Sokola, hal 125-156
1. faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik yang penting dalam cerita tersebut
a). Faktor Budaya
 Adanya adat istiadat yang membuat masyarakat tidak tertarik terhadap
pendidikan
 Adanya budaya atau keyakinan yang membuat masyarakat merasa
pendidikan hanya untuk membuat orang menjadi jahat
b) Faktor Sosial
 Kurangnya kesadaran orang tua akan pendidikan terutama baca tulis
 Adanya perbedaan perspektif sosial yang menyebabkan masyarakat yang satu
dikucilkan oleh masyarakat lain
 Adanya kejanggalan transaksi jual beli di pasar dan jual beli tanah
dengan komunitas masyarakat yang tidak bisa membaca
 Adanya penjelasan penting terkait baca tulis, masyarakat mulai memberikan
kesempatan kepada anak-anaknya untuk belajar
2. Bagaimana guru/pengajar tersebut mempertimbangkan perspektif
sosiokultural dalam caranya mengajar
Guru atau pengajar tersebut mempertimbangkan perspektif sosiokultural
dalam caranya mengajar dengan melakukan proses pembelajaran baca tulis
dengan berbagai metode belajar yang disesuaikan dengan kondisi alam dan
lingkungan sosial anak-anak rimba. Selain itu, pengajar bersikap sensitif
terhadap pengetahuan lokal orang-orang rimba walaupun itu terlihat tidak masuk
akal di mata pengajar. Pengajar juga menyadarkan pentingnya baca tulis untuk
dipelajari walaupun ada pandangan orang rimba yang menyebut pensil sebagai
"setan bermata runcing" dan meyakini bahwa baca tulis akan membuat orang menjadi
jahat seperti setan serta akan membohongi orang lain yang buta huruf. Pengajar
menyadarkan dengan mengkaitkan pengalaman atau fakta yang terjadi pada orang-
orang rimba itu dan kelompok orang rimba di bagian utara rimba bukit dua belas
yang merugikan dan fatal yang diakibatkan oleh faktor buta huruf.
3. Cara lain yang akan Anda lakukan selain yang sudah diterapkan guru/pengajar
tersebut
Cara lain yang akan dilakukan selain yang sudah diterapkan
guru/pengajar tersebut adalah dengan memberikan buku cerita bergambar kepada
anak-anak rimba tersebut. Anak-anak cenderung penasaran atau punya rasa ingin
tahu yang besar sehingga rasa penasaran atau ingin tahu mereka terhadap apa yang
diceritakan dalam buku cerita bergambar bisa menjadikan mereka termotivasi
atau lebih semangat dalam belajar baca tulis dan kata-kata yang ada dalam buku cerita
bergambar bisa dijadikan bahan belajar baca tulis bagi anak-anak.
4. Pembelajaran yang diperoleh dari menganalisis studi kasus dan
pembelajaran pada Mata Kuliah lain yang terkait
Pembelajaran yang diperoleh dari menganalisi studi kasus pada buku
"Melawan Setan Bermata Runcing" adalah sebagai guru kita harus dapat
beradaptasi dengan lingkungan alam, sosial dan budaya di tempat kita bertugas
atau mengabdi. Selain itu, dalam memberikan pembelajaran atau mengajarkan
sesuatu kepada anak-anak kita tidak boleh pantang menyerah meski terbatas
fasilitas dan pandangan masyarakat terkait pentingnya belajar. Dalam proses
pembelajaran, guru perlu menemukan berbagai metode belajar yang tepat dan
beragam yang disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami peserta didik yang
bertujuan memudahkan peserta didik memahami materi yang diberikan. Kaitannya
dengan mata kuliah lain dalam PPG
 mata kuliah Pemahaman Peserta didik dan Karakteristiknya, dimana guru harus
dapat menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik dan kebutuhan peserta
didik.
 Mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif, dimana guru harus
dapat menggunakan model, metode dan pendekatan yang tetap sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik yang beragam.

Anda mungkin juga menyukai