OLEH
SINGARAJA
2023
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bahasa inggris dikenal sebagai bahasa internasional yang hampir semua bidang
memerlukan skill bahasa inggris. Bahasa inggris di sekolah dikenal sebagai pembelajaran
yang memerlukan bantuan kamus untuk belajar agar bisa memahami kalimat yang
dimaksud. Dalam mata pelajaran bahasa inggris, interaksi memegang peranan penting
dalam mentransformasikan materi menjadi kompetensi untuk mencapai tujuan
pembelajaran bahasa inggris. Dalam hal ini, guru mempunyai peran penting dalam
membantu siswa untuk mendalami pembelajaran bahasa inggris berbasis kompetensi
komunikatif.
Kehadiran guru dalam proses pembelajaran masih tetap memegang peran penting
karena dalam hal ini guru belum bisa digantikan oleh teknologi. Pembelajaran masih
memerlukan unsur-unsur manusiawi seperti sikap, perasaan, motivasi dan kebiasaan yang
diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik menjadi lebih baik. Pembelajaran
bahasa inggris mendorong pengembangan kesadaran budaya sehingga peserta didik
memahami perbedaan budaya, norma-norma sosial dan etika komunikas yang berbeda
dalam berbagai konteks lintas budaya. Dalam hal ini, pendidik perlu menyusun teknik
pembelajaran yang bervariasi dan menarik minat belajar peserta didik. Tantangan bagi
guru bahasa inggris yaitu merencanakan pembelajaran dan menumbuhkan inovasi agar
peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Seorang pendidik memerlukan pemahaman mengenai Zone of Proximal
Development (ZDP). ZPD mengacu pada jarak antara apa yang dapat dilakukan peserta
didik secara mandiri dan apa yang dapat mereka capai dengan bantuan atau dukungan
dari orang lain yang lebih kompeten, seperti guru, teman sebaya, atau anggota keluarga.
ZPD menekankan pentingnya interaksi sosial dan dukungan dalam pembelajaran. Ketika
peserta didik berada dalam ZPD mereka, peserta didik dapat mengatasi tantangan yang
lebih kompleks atau menyelesaikan tugas yang lebih sulit dengan bantuan orang lain yang
lebih berpengalaman. Proses ini memungkinkan individu untuk memperluas pemahaman
dan keterampilan mereka melalui bimbingan dan dorongan yang disesuaikan dengan
tingkat keahlian peserta didik. Dalam hal ini guru diharapkan dapat memilih bahan yang
tepat bagi peserta didik untuk memulai pembelajaran di dalam kelas.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
PEMBAHASAN
Scaffolding adalah salah satu teknik yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
keterampilan siswa. Scaffolding adalah pendekatan atau metode pembelajaran yang
dirancang untuk membantu siswa dalam memahami materi atau menyelesaikan tugas
yang mungkin sulit bagi mereka secara mandiri. Pendekatan ini melibatkan pemberian
dukungan dan bimbingan bertahap kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang ditetapkan. Scaffolding merupakan sebuah proses bantuan yang diberikan guru
kepada peserta didik untuk memecahkan masalah, melaksanakan tugas, atau mencapai
tujuan pembelajaran dan kemudian guru menarik bantuan itu sehingga anak kemudian
mampu mengendalikan sendiri tugasnya dan berkonsentrasi pada keterampilan yang
lebih sulit yang sedang ia capai (Bruner, 1978, 1983; Wood, Bruner, dan Ross, 1976).
Scaffolding dapat memberikan dampak yang baik pada ZPD peserta didik di
dalam pengimplementasiannya ini ini. Silalahi (2019) menunjukkan bahwa dengan
menawarkan bantuan atau dukungan yang tepat, guru atau fasilitator dapat membantu
peserta didik dalam mengembangkan ZPD mereka dengan memberikan tantangan dan
bantuan yang sesuai. Melalui penerapan scaffolding ini, peserta didik akan terbantu
dalam mengatasi masalah belajar mereka serta dapat membantu dalam
mengembangkan pemahaman secara lebih dalam tentang topik tertentu. Pendekatan
scaffolding telah dibuktikan dalam berbagai penelitian untuk mendongkrak
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan memahami konsep (Hammond &
Gibbons, 2005).
1) Guru bisa menentukan tema yang relevan dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
Jika topik relevan dengan minat dan kebutuhan mereka, peserta didik akan lebih
tertarik, semangat, dan termotivasi untuk menghasilkan teks prosedur.
2) Dengan memberikan contoh-contoh teks prosedur yang tepat seperti sesuai dengan
ketentuan unsur kebahasaan dan ciri-ciri teks prosedur yang baik dan benar, maka ini
akan bisa membantu peserta didik untuk memahami teks prosedur dengan lebih
mudah. Contoh-contoh ini dapat berupa teks prosedur yang sederhana, kata-kata yang
sederhana, serta gambar-gambar pelengkap yang relevan dengan topik yang akan
ditulis oleh peserta didik.
3) Membantu peserta didik membuat outline atau kerangka tulisan sebelum menulis teks
prosedur berdasarkan apa yang telah dijelaskan dan dipelajari sebelumnya. Dengan
adanya outline tersebut, peserta didik akan lebih mudah dalam membuat struktur dan
urutan langkah-langkah dalam teks prosedur.
4) Salah satu yang paling penting dalam kegiatan menulis adalah memilih kata. Disini,
guru dapat membantu peserta didik untuk memilih kata-kata yang tepat dan
memastikan kesesuaian antara kata-kata dan tujuan dari langkah-langkah dalam teks
prosedur agar sesuai dengan grammar.
5) Mendampingi peserta didik dalam proses penyusunan teks prosedur.
6) Guru harus memberikan umpan balik (feedback) kepada peserta didik selama proses
penulisan berlangsung. Feedback ini dapat berupa ungkapan kata (verbal) atau pun
gesture (non-verbal). Umpan balik ini berfungsi untuk membantu peserta didik dalam
meningkatkan motivasi serta kemampuan mereka menulis teks prosedur. Jika peserta
didik melakukan sesuatu yang benar, hendaknya guru memberikan apresiasi dan jika
peserta didik keliru, maka guru wajib untuk membimbing mereka serta memperbaiki
kesalahan dan kekurangan dalam teks prosedur.
7) Memberikan waktu yang cukup untuk revisi dan pengeditan. Peserta didik dapat
memperbaiki dan memperjelas teks prosedur mereka melalui proses revisi dan
pengeditan, yang dapat membantu meningkatkan kualitas tulisan mereka.
Berdasarkan pemaparan diatas, scaffolding memungkinkan peserta didik untuk
lebih cepat belajar dan menguasai teknik menulis teks prosedur dalam bahasa Inggris
serta memungkinkan untuk meningkatkan keterampilan menulis mereka. Teknik
scaffolding ini juga akan membantu dalam peningkatan keterampilan menulis teks
prosedur mereka di ZPD, yang memungkinkan mereka untuk mencapai tujuan
pembelajaran mereka secara lebih efektif dan efisien. Hal ini dapat membantu
mengarahkan peserta didik dengan membantu mereka menentukan kata yang benar,
menyusun langkah-langkah, dan membentuk frasa sederhana. Sehingga dengan
mendapat dukungan dan feedback dari guru atau fasilitator secara bertahap, peserta
didik dapat mengembangkan keterampilan menulisnya secara bertahap hingga mampu
membuat teks procedure sendiri.
Dengan penerapan scaffolding yang tepat, peserta didik dapat lebih mudah
memahami dan menguasai teknik menulis teks prosedur bahasa Inggris, sehingga
kemampuan menulis mereka dapat berkembang dengan baik. Hal ini akan membantu
meningkatkan kemampuan menulis teks prosedur mereka di dalam ZPD, sehingga
mereka dapat mencapai tujuan belajar mereka dengan lebih efektif dan efisien.
Dengan diberikannya bantuan dalam menentukan kata-kata yang tepat, mengorganisir
informasi, dan menyusun kalimat yang mudah dipahami, hal ini dapat membantu
mengarahkan peserta didik. Artinya dengan secara bertahap diberikan bantuan dan
umpan balik dari guru atau fasilitator, peserta didik dapat meningkatkan kemampuan
menulis mereka secara bertahap hingga pada akhirnya mereka dapat membuat teks
prosedur sendiri. Maka dari itu, scaffolding membuka peluang lebih besar untuk dapat
membantu peserta didik menjadi lebih percaya diri dalam menulis teks prosedur dan
meningkatkan motivasi mereka untuk belajar.
BAB III
PENUTUP
Scaffolding adalah salah satu teknik yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
keterampilan siswa. Scaffolding adalah pendekatan atau metode pembelajaran yang
dirancang untuk membantu siswa dalam memahami materi atau menyelesaikan tugas yang
mungkin sulit bagi mereka secara mandiri.
Scaffolding dapat dikatakan sebagai salah satu teknik pengajaran yang unik dan
menantang untuk diterapkan dalam kelas. Meskipun terkesan cukup sulit untuk diterapkan di
dalam kelas, namun scaffolding dapat memberikan hasil yang positif. Hal ini dikarenakan
scaffolding tidak hanya sekedar memberikan bantuan kepada peserta didik, nanum juga
memunculkan motivasi peserta didik di dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Hal inilah
yang menjadi tantangan untuk guru di dalam menerapkan teknik scaffolding di dalam proses
pembelajaran di kelas.
Dalam pembelajaran menulis teks prosedur, scaffolding dapat digunakan dengan cara
memberikan bimbingan atau panduan yang tepat pada setiap langkah dalam penulisan teks,
seperti merencanakan, mengorganisir, menulis, dan merevisi. Dengan begitu peserta didik
akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konsep dan struktur teks prosedur, serta
dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menyusun teks prosedur yang jelas dan
sistematis. Selain itu, penggunaan scaffolding juga dapat membantu peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan metakognitif mereka, seperti kemampuan untuk memonitor
dan merefleksikan kemajuan mereka dalam pembelajaran menulis teks prosedur. Dalam
kesimpulannya, pendekatan scaffolding adalah teknik pendekatan pembelajaran yang efektif
dalam pembelajaran menulis teks prosedur, karena dapat membantu peserta didik dalam
memahami dan memperhatikan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyusun teks
prosedur yang baik dan benar.
Hammond, J., & Gibbons, P. (2005). What is scaffolding. Teachers’ voices, 8, 8-16.
Priyatni, Endah Tri, dkk. (2008). Peningkatan Kompetensi Menulis Paragraf dengan
teknik Scaffolding. Malang: Universitas Negeri Malang.
Verenikina, I. (2008). Scaffolding and learning: Its role in nurturing new learners.
Wood, D., Bruner, J. S., dan Ross G. (1976). The Role of Tutoring in ProblemSolving.
Journal Child Psychology and Psychiatry, 17 (2), 89-100.