Anda di halaman 1dari 9

Nama : Filda Anggista Sari

Kelas :B

Gugus : Tunanetra

Mahasiswa PLB Sebagai Motor Penggerak Pendidikan Inklusif yang


Lebih Baik

Pada dasarnya Pendidikan merupakan sebuah proses perbaikan terhadap suatu


pengetahuan maupun potensi seorang manusia untuk dapat berkembang menjadi lebih
baik lagi. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
mutu sumberdaya manusia di Indonesia. Oleh karenanya Pendidikan tidak mengenal
ruang dan waktu, ia tidak dibatasi oleh tebalnya dinding sekolah. Pendidikan ditempuh
hingga akhir hayat dan juga dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun. Dan juga
Pendidikan dapat ditempuh dari Lembaga Pendidikan Formal maupun non formal.

Setiap manusia berhak mendapatkan haknya dalam menempuh Pendidikan, tidak


mengenal seseorang yang normal dalam hal fisik maupun mental serta aspek lainnya,
maupun seseorang yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental maupun gangguan
khusus dan bakat istimewa lainnya. Atas dasar kesadaran terhadap kesetaraan hak dalam
menempuh Pendidikan serta semakin luasnya kebutuhan akan sistem Pendidikan bagi
anak berkebutuhan khusus maka berdirilah sistem Pendidikan Inklusif.

Pendidikan Inklusif merupakan sistem penyelenggaraan Pendidikan yang


menerima peserta didik yang mempunyai kebutuhan maupun keistimewaan khusus
untuk dapat menempuh Pendidikan selayaknya peserta didik pada umumnya.
Pendidikan inklusif memberikan kesempatan pada anak-anak berkebutuhan khusus
untuk mendapatkan kesetaraan dalam menempuh Pendidikan dengan dapat Bersama -
sama dengan peserta didik lain tanpa memandang perbedaan dalam hal fisik maupun
mental.
Tujuan dari adanya Pendidikan Inklusif ini adalah supaya anak-anak
berkebutuhan khusus dapat dengan mudah mendapatkan haknya dalam menempuh
Pendidikan yang efektif, terjangkau, relevan dan tepat sesuai dengan wilayah tempat
tinggalnya masing-masing. Tujuan lainnya adalah memberikan kesempatan yang sama
pada setiap siswa untuk memperoleh kurikulum yang sama serta mengembangkan bakat
serta potensi yang dimilikinya.

Pada prinsipnya, Pendidikan Inklusif harus mampu menerapkan pemerataan


dalam melakukan pembelajaran juga mampu melakukan metode pembelajaran sesuai
dengan kondisi setiap siswanya, serta mampu menciptakan kondisi kelas yang ramah
dan kondusif tanpa memandang berbeda siswa lain yang memiliki kelainan khusus.

Pendidikan inklusif berarti mencipta-kan dan menjaga komunitas kelas yang


hangat, menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan. Mengajar kelas yang
heterogen memerlukan perubahan pelaksanaan kurikulum secara mendasar. Pendidikan
inklusif berarti menyiapkan dan mendorong guru untuk mengajar secara interaktif.
Perubahan dalam kurikulum berkaitan erat dengan perubahan metode pembelajaran.
Pendidikan inklusi berarti melibatkan orangtua secara bermakna dalam proses
perencanaan. Keberhasilan pendidikan inklusi sangat bergantung kepada partisipasi
aktif dari orangtua pada pendidikan anaknya

Banyak manfaat dari terselenggaranya Pendidikan Inklusif ini diantaranya


berkurangnya rasa takut akan perbedaan individual dan semakin besarnya rasa percaya
diri dan peduli akan anak-anak luar biasa. Hal ini menjadi wujud positif dari terlaksanya
Pendidikan Inklusif dalam mewadahi anak-anak berkebutuhan khusus untuk
mengembangkan potensi serta membantunya dalam bersosialisasi dengan masyarakat
luas.

Pada saat ini sudah banyak Lembaga Pendidikan yang membuka Pendidikan
Inklusif, mengingat cukup banyaknya jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia.
Pemenuhan kebutuhan akan Pendidikan Inklusif ini tentunya akan sebanding pula
dengan peningkatan kebutuhan akan tenaga pengajar Pendidikan Inklusif. Saat ini
semakin banyak Perguruan tinggi baik Negeri maupun Swasta yang membuka Jurusan
Penddidikan Luar Biasa sebagai salah satu Program studi dalam kampusnya.
Dalam hal ini, seorang mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Luar Biasa
mempunyai peran cukup penting dalam membangun Pendidikan yang lebih Inklusif saat
terjun maupun dalam berproses menjadi pengajar anak berkebutuhan khusus nantinya.
Mahasiwa Pendidikan Luar Biasa dalam penerapannya harus mampu untuk dapat
menyesuaikan diri terhadap perbedaan karakteristik anak-anak berkebutuhan khusus,
serta mampu menemukan pemecahan atas segala tantangan yang akan dihadapinya
nanti.

Dalam pelaksanaan pendidikannya, seorang mahasiswa Pendidikan Luar Biasa


akan diperkenalkan tentang berbagai macam anak dengan kebutuhan khususnya yang
berbeda-beda, selain itu juga mahasiswa Pendidikan Luar Biasa ini akan diajarkan
tentang penerapan metode Pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa nantinya akan menempatkan posisi-posisi


tenaga pengajar bagi anak berkebutuhan khusus. Peran mahasiswa sebagai tenaga
Pendidikan inklusif ialah menyiapkan diri selama perkuliahan, yang mana diharapkan
saat lulus nanti mampu menjadi pengajar yang baik bagi Pendidikan inklusif serta dapat
meningkatkan Pendidikan Inklusif yang lebih baik lagi. .

Mahasiswa memiliki peran dalam membangun Pendidikan yang lebih inklusif..


Diantara peran mahasiswa Pendidikan Luar biasa sebagai calon pengajar Pendidikan
Inklusif diantaranya adalah:

a. Peran di dalam lingkungan sekolah maupun kelas


1. Menciptakan iklim belajar yang kondusif sehingga anak-anak yang memiliki
kebutuhan khusus maupun yang normal merasa nyaman belajar di dalam kelas
2. Menyusun dan melaksanakan asesmen pada semua anak untuk mengetahui
kemampuan dan kebutuhannya masing – masing.
3. Menyusun program pembelajaran individual Bersama-sama dengan guru
Pendidikan khusus lainnya.
4. Melakukan evaluasi terkait sistem pembelajaran dalam sekolah dengan tenaga
pendidik lain
5. Guru sebagai motivator, dalam hal ini tenaga pengajar Pendidikan Inklusif harus
memiliki sifat terbuka, serta membantu peserta didik agar dapat memahami serta
memanfaatkan potensi dalam dirinya secara optimal
6. Tenaga pengajar sebagai fasilitator, guru berperan memberikan pelayanan
Pendidikan yang baik bagi peserta didiknya, di mana dalam hal ini guru harus
mampu untuk bersikap sabar terhadap segala tantangan yang berbeda-beda dari
setiap peserta didik
7. Tenaga pengajar juga memiliki peran sebagai Mediator, di mana seorang
mediator hendaknya memiliki pengetahuan serta pemahaman yang cukup
terhadap media Pendidikan, karena ini merupakan hal yang paling utama dalam
melakukan komunikasi guna mengefektifkan proses belajar dan mengajar.
8. Selanjutnya tenaga pengajar sebagai pembimbing. Sebagai pengajar anak
berkebutuhan khusus seorang guru harus mampu menjadikan anak berkebutuhan
khusus untuk dapat berkembang secara optimal, membangun rasa percaya diri,
serta menanamkan rasa toleransi terhadap perbedaan yang dimiliki setiap anak
9. Guru sebagai pendamping, dalam hal ini guru memiliki peranan dalam
mendampingi setiap proses perkembangan seorang anak berkebutuhan khusus.
Oleh karenanya serorang guru tidak hanya sebagai pengajar dalam hal ini
melainkan menjadi pendengar, teman, serta keluarga yang baik bagi peserta
didiknya.

b. Peran di luar kegiatan kelas

1. Melakukan komunikasi secara berkala kepada keluarga dalam hal ini orang tua
atau wali dari siswa dalam hal pengembangan belajar serta kemajuan prestasi
putra maupun putrinya
2. Bekerja sama dengan masyarakat dalam membangun kesadaran akan Pendidikan
bagi anak-anak berkebutuhan khusus
3. Menjelaskan tujuan serta manfaat lingkungan yang ramah dan Inklusif bagi
seorang anak berkebutuhan khusus
4. Mempersiapkan peserta didik untuk dapat membangun interaksi dengan
masyarakat sebagai salah satu kurikulum , seperti kunjungan wisata ke museum,
merayakan hari-hari besar dan lain-lain
5. Mengkomunikasikan lingkungan inklusif yang ramah terhadap pembelajaran
kepada orang tua/wali peserta didik, komite sekolah, serta anggota dan
pemimpin masyarakat
6. Bekerja sama dengan orang tua sebagai penyuluh lingkungan inklusif yang
ramah kepada masyarakat luas
7. Melakukan riset serta penelitian terhdap perkembangan Pendidikan inklusif
sehingga dapat dijadikan acuan dalam melakukan evaluasi untuk sistem
Pendidikan Inklusif yang lebih baik
8. Mengenalkan anak-anak berkebutuhan kepada masyarakat luas tentang bakat
serta keistimewaan yang dimilikinya
9. Menjadi fasilitator dalam event-event yang berkaitan dengan anak-anak
berkebutuhan khusus
10. Mengembangkan kurikulum yang tepat bagi Pendidikan inklusif sesuai dengan
perkembangan zaman

Mahasiswa dalam hal ini selama menempuh Pendidikan pada Program studi
Pendidikan Luar Biasa diharapkan mampu memperluas pengetahuan serta wawasan
sehingga Ketika lulus nanti mampu untuk dapat menjadi seorang tenaga pengajar bagi
Pendidikan Inklusi yang lebih baik lagi. Dalam menjalani Pendidikan di lingkungan
Perguruan tinggi tentunya banyak yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan diri
sebagai calon tenaga pengajar bagi Pendidikan Inklusif, beberapa diantaranya adalah:

1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya.


2. Mengikuti kegiatan mahasiswa baik ormawa maupun ukm untuk
membangun relasi serta komunikasi yang baik dalam bersosialisasi, juga
mengembangkan potensi diri
3. Mengikuti berbagai event baik itu yang berkaitan dengan Pendidikan
inklusif, anak berkebutuhan khusus maupun event di luar hal tersebut
4. Mengikuti seminar maupun pelatihan yang berkaitan dengan tenaga pengajar
Pendidikan Inklusif
5. Memahami dengan betul akan perannya sebagai tenaga pendidik setelah
lulus nanti, sehingga mampu untuk dapat mempersiapkan diri lebih dalam
lagi.

Itulah beberapa penjabaran tentang Peran seorang Mahasiswa Program


Studi Pendidikan Luar Biasa dalam mempersiapkan diri menjadi seorang tenaga
pengajar maupun perannya menjadi pengajar Pendidikan Inklusi saat lulus nanti.
Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa mengemban peran yang cukup penting dalam
perkembangan Pendidikan Inklusif yang lebih baik lagi. Oleh karena itu seorang
Mahasiswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya sebelum terjun
langsung saat menjadi tenaga pengajar Pendidikan Inklusif nantinya.

Menjadi mahasiswa Pendidikan Luar Biasa berarti mempersiapkan diri


untuk menjadi pengajar bagi anak berkebutuhan khusus serta mempersiapkan
diri untuk Pendidikan Inklusif yang lebih baik lagi. Oleh karenanya seorang
mahasiswa perlu dibekali dengan keterampilan yang tepat terkait pemberian
layanan terhadap Pendidikan Inklusif. Pembentukan sikap serta pengetahuan
serta wawasan selama menempuh Pendidikan di Perguruan tinggi perlu
ditingkatkan.

Kesimpulannya adalah Kunci keberhasilan seorang mahasiswa sebagai


motor Penggerak bagi Pendidikan Inklusi yang Lebih baik terletak pada
kesungguhan dalam menjalankan Pendidikan pada Perguruan Tinggi,
Kemampuan dalam memahami situasi serta kondisi di lapangan serta proses
dalam melakukan pembelajaran baik di dalam ruang lingkup Perguruan tinggi
maupun di luar itu.

Mahasiswa dalam menjalankan perannya sebagai calon tenaga pengajar


Pendidikan Inklusif perlu memahami akan pentingnya sebuah proses, berproses
dalam mempersiapkan diri untuk menjadi calon pengajar Pendidikan Inklusif
yang berintegritas serta bersinergi dalam perkembangan Pendidikan Inklusif
yang lebih baik.
Tujuan utama Pendidikan bukanlah pengetahuan, melainkan Tindakan.
Pendidikan adalah seni untuk membuat manusia semakin berkarakter, menjadi
cerdas serta berkarakter adalah tujuan utama dari Pendidikan. Mendidik pikiran
tanpa mendidik hati bukanlah Pendidikan sama sekali. Tenaga pengajar
merupakan sebuah pilar Pendidikan. Keberhasilan Pendidikan Inklusif yang
lebih baik dipengaruhi oleh peran seorang tenaga pendidiknya. Maka dari itu
seiring dengan berkembangnya zaman kompetensi seorang tenaga pengajar
Pendidikan Inklusif perlu ditingkatkan. Karena seorang tenaga pengajar
memiliki beban tugas yang sangat besar yang tidak hanya bertanggung jawab
kepada para peserta didiknya melainkan juga tanggung jawab terhadap
negaranya.
Daftar Pustaka

https://pgsd.binus.ac.id/2017/04/10/pendidikan-inklusi/

https://matakita.co/2021/06/27/peran-guru-dalam-pendidikan-inklusif-bagi-anak-
berkebutuhan-khusus/

http://repository.uinjambi.ac.id

https://media.neliti.com

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai