Oleh:
SURAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pendidikan Inklusi” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Inklusi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Nonoh Siti Aminah, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Inklusi yang telah membimbing dan menambah wawasan
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang studi yang penulis
tekuni.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna membantu menyempurnakan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana filosofi, tujuan, dan manfaat pendidikan inklusi?
2. Bagaimana prinsip dan landasan penyelenggaraan pendidikan inklusif peserta
didik berkebutuhan khusus?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi sekolah inklusi dan reguler?
4. Bagaimana cara mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus berdasarkan ciri-ciri
yang dimilikinya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui filosofi, tujuan, dan manfaat pendidikan inklusi
2. Untuk mengetahui prinsip dan landasan penyelenggaraan pendidikan inklusif
peserta didik berkebutuhan khusus
3. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi sekolah inklusi dan reguler
4. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus berdasarkan
ciri-ciri yang dimilikinya
BAB II
PEMBAHASAN
Filosofi Bhinneka Tunggal Ika mengajak kita untuk meyakini bahwa di dalam
diri manusia bersemayam potensi kemanusiaan yang bila dikembangkan melalui
pendidikan yang baik dan benar dapat berkembang tak terbatas. Perlu diyakini pula
bahwa potensi itu pun ada pada diri setiap ABK. Karena, seperti halnya ras, suku,
dan agama di tanah Indonesia, keterbatasan pada ABK maupun keunggulan pada
anak normal pada umumnya memiliki kedudukan yang sejajar.
Sekolah inklusif dimulai dengan filosofi bahwa semua anak dapat belajar dan
tergabung dalam sekolah dan kehidupan komunitas umum. Pendidikan inklusif
merupakan perkembangan terkini dari model pendidikan bagi anak special need
yang secara formal kemudian ditegaskan dalam pernyataan Salamanca dalam
konferensi dunia tentang pendidikan berkelainan bulan Juni 1994, bahwa prinsip
mendasar pendidikan inklusi adalah selama memungkinkan, semua anak
seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan atau perbedaan
yang mungkin ada (Ermawati, 2008).
Menurut Mohammad Takdir Ilahi, tujuan pendidikan inklusi ada dua macam,
yakni:
3. Manfaat
A. Kesimpulan
a. Filosofis pendidikan inklusif di Indonesia, tidak luput dari filosofi bangsa Indonesia
yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang meyakini bahwa di dalam diri manusia bersemayam
potensi kemanusiaan yang dapat berkembang tak terbatas dan potensi itu pun ada
pada diri setiap ABK dimana semua siswa termasuk abk mendapat kesempatan untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu.
b. Penyelenggaraan pendidikan inklusif terdapat beberapa prinsip : prinsip pemerataan
dan peningkatan mutu, prinsip kebutuhan individual, prinsip kebermaknaan, prinsip
keberlanjutan, dan prinsip keterlibatan.
c. Layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Indonesia disediakan melalui
tiga macam lembaga pendidikan yaitu, Sekolah Luar Biasa (SLB), Sekolah Dasar
Luar Biasa (SDLB), dan Pendidikan Terpadu. Untuk sekolah umum berbentuk SD
(sekolah dasar), SMP (sekolah menengah pertama) dan SMA (sekolah menengah
atas). Pada sekolah ini umumnya tidak terdapat program khusus di dalamnya.
d. Identifikasi dapat diketahui kondisi seorang anak, apakah pertumbuhan dan
perkembangan mengalami penyimpangan atau tidak. Jika mengalami
kelainan/penyimpangan, dapat diketahui apakah anak tergolong (1) tunanetra, (2)
tunarungu, (3) tunagrahita, (4) tunadaksa, (5) tunalaras, (6) lambat belajar, (7) autis,
(8) ADHD, (9) Anak kesulitan belajar spesifik, (10) Anak gangguan komunikasi, (11)
Gifted
B. Saran
Pentingnya penerapan pendidikan inklusif di sekolah-sekolah reguler pada
masing-masing daerah, agar anak berkebutuhan khusus yang belum bersekolah dapat
mencicipi indahnya pendidikan di negeri ini. Begitu juga kepada sekolah-sekolah
yang telah menyelenggarakan pendidikan inklusif hendaknya jangan putus asa dengan
birokrasi yang ada, akan tetapi tetap berkoordinasi dengan Direktorat Pendidikan
Khusus dan Layanan Khusus Pusat agar pendidikan anak berkebutuhan khusus tetap
terlaksana sebagaimana mestinya. Peran pendidik juga sangat penting untuk
melakukan tugas-tugasnya terutama peran yang dilakukan guru pendamping.
Pendidikan inklusif hadir sebagai wadah peserta didik yang beragam untuk
mewujudkan pendidikan untuk semua (Education for All).
DAFTAR PUSTAKA
Arum, Wahyu Sri Ambar. 2005. Perspektif Pendidikan Luar Biasa dan Implikasinya Bagi
Penyiapan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Depdiknas.
Baker, E., Wang, M. & Walbreg, H. 1994. The Effects of Inclusion on Learning.
Educational Leadership, 52(4): 33-35.
Darma, Indah Permata, & Binahayati Rusyidi. 2015. Pelaksanaan Sekolah Inklusi Di
Indonesia. Prosiding Ks: Riset & Pkm, 2 (2): 147 - 300.
Ermawati. 2008. Mengenal Lebih Jauh Sekolah Inklusif. Bandung: PT. Refika Aditama.
Freeman, S. & Alkin, M. 2000. Academic and Social Attainments of Children with
Mental Retardation in General Education and Special Education Settings. Remedial
and Special Education, 2 (1): 3-18.