Oleh:
SURAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pendidikan Inklusi” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Inklusi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Nonoh Siti Aminah, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Inklusi yang telah membimbing dan menambah wawasan
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang studi yang penulis
tekuni.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna membantu menyempurnakan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................6
A. Sejarah dan Paradigma Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.........................................6
a) Sejarah Pendidikan..................................................................................................6
b) Paradigma Pendidikan.............................................................................................7
B. Proses Identifikasi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus.......................................................9
C. Asesmen Peserta Didik Berkebutuhan Khusus....................................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................................13
A. KESIMPULAN...................................................................................................................13
B. SARAN................................................................................................................................13
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang mengalami keterbatasan dan
hambatan pada aspek perkembangan baik kognitif, fisik, sosial dan emosional sehingga
memerlukan layanan khusus yang harus dipenuhi. Kebutuhan mereka berdasarkan pada
keterbatasan atau hambatan yang dialaminya. Adapun jenis layanan yang diberikan
kepada mereka mencakup seluruh aspek kehidupan anak, baik layanan akademik
maupun non akademik.
Anak berkebutuhan khusus diciptakan Tuhan di muka bumi tidak ada istilah
produk gagal. Kecacatan maupun kekurangan kognitif maupun fisik tidak akan mampu
menghalangi seseorang untuk berprestasi puncak. Sejatinya mereka juga memendam
potensi diri yang luar biasa besar. Namun demikian, perlakuan anak-anak berkebutuhan
khusus dalam memperoleh pendidikan masih dimarjinalkan. Misalnya, banyak sekali
orang yang memiliki kemampuan berbeda secara fisik harus tersingkir dari dunia
pendidikan maupun pekerjaan (Asyhabuddin 2008:406). Hal yang sama juga
diperlihatkan oleh Purwandari (2009), bahwa anak-anak berkebutuhan khusus
mendapatkan perlakuan yang berbeda dalam hal layanan pendidikan, karena mereka
dipandang memiliki hambatan dalam beberapa dimensi kehidupan, sehingga dalam
layanan pendidikannya harus terpisah dari anak-anak yang “normal” supaya proses
pembelajaran tidak terganggu.
Kondisi semacam itu masih jauh dari harapan komitmen dalam Kovensi Jeneva
berupa pelaksanaan Pendidikan Untuk Semua (PUS) atau Education for All (EFA).
Artinya, sama seperti anak-anak lainnya, ABK juga berhak mendapatkan layanan
pendidikan yang sama. Atas dasar itulah muncul konsep model pendidikan inklusif.
Melalui pendidikan inklusi, difersitas karakter dan kecakapan peserta didik diakomodir
dengan cara yang bijak, yaitu dengan memberi ruang kepada semua untuk belajar.
Bahkan, dalam pendidikan inklusi, perbedaan dipandang sebagai sumber belajar,
ketimbang sebagai masalah (Sutrisno 2012:32).
Identifikasi merupakan proses menemukenali anak berkebutuhan khusus dari
lingkungan yang heterogen untuk dicari karakteristik khusus. Pada proses ini petugas
identifikasi yang berusaha mencari kekurangan yang ada pada anak. Hal ini berarti denga
membandingkan kemampuan anak “normal” dengan kemampuan anak yang diduga
memiliki kebutuhan khusus. Apabila ada kesenjangan yang nyata terlihat, maka anak
dapat digolongkan pada anak berkebutuhan khusus. Selain itu, proses identifikasi juga
berusaha mengklasifikasikan anak pada kelompok tertentu berdasarkan pada jenis
hambatan yang dimiliki oleh anak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan paradigma pendidikan ABK?
2. Bagaimana proses identifikasi pada peserta didik berkebutuhan khusus?
3. Bagaimana proses asesmen pada peserta didik bekebutuhan khusus?
C. Tujuan
1. Untuk memahami sejarah dan paradigma pendidikan ABK.
2. Untuk mengetahui proses identifikasi pada peserta didik berkebutuhan khusus.
3. Untuk mengetahui proses asesmen pada peserta didik berkebutuhan khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
b) Paradigma Pendidikan
Terselenggaranya pendidikan inklusif memerlukan adanya perangkat-
perangkat pendidikan yang sesuai dengan filosofi pendidikan inklusif itu sendiri.
Perangkat tersebut diantara sekolah dituntut untuk menjadi sebuah sekolah yang
ramah (welcome), guru yang ramah, pembelajaran yang mengakomodir perbedaan
setiap individu. Untuk mengimplementasikan perangkat pendidikan inklusif tersebut
perlu adanya penyesuaian terhadap SDM, sarana pembelajaran, media
pembelajaran, kurikulum, penataan lingkungan kelas dan interaksi sosial antar anak
dalam kelas.
Pada intinya implikasi penting dari perubahan paradigma tersebut adalah
pengakuan dan penghargaan akan adanya keragaman dan perbedaan kebutuhan
individu. Prinsip pendidikan yang disesuaikan dalam sekolah inklusif menyebabkan
adanya tuntutan yang besar terhadap guru reguler maupun pendidik khusus. Hal ini
dimaksudkan menuntut adanya pergeseran dalam paradigma proses belajar dan
mengajar.
Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan, identifikasi sebagai usaha seseor
ang untuk mengetahui apakah seseorang mengalami kelainan/ penyimpangan dalam pert
umbuhan/ perkembangan dibandingkan dengan anak lain seusianya.
Tujuan Identifikasi
1) Penjaringan (screening)
2) Pengalihtanganan (referal)
3) Klasifikasi
Kegiatan identifikasi bertujuan untuk menentukan anak yang telah
dirujuk ketenaga profesional benar-benar memerlukan penanganan lebih lanjut
atau langsung dapat diberi pelayanan pendidikan khusus. Setelah dilakukan
pemeriksaan oleh tenaga profesional akan ditemukan masalah yang perlu
ditangani lebih lanjut, misalnya: pengobatan, terapi, atau latihan-latihan khusus,
sehingga guru akan berkomunikasi kepada orang tua siswa.
4) Perencanaan Pembelajaran
Hasil dari asesmen dapat membantu membuat keputusan tentang pemecahan perm
asalahan pada pembelajaran. Dijelaskan lebih jauh bahwa hasil asesmen akan menjadi
bahan yang penting untuk merencanakan pendidikan yang sesuai bagi mereka. Disinilah
fungsi asesmen bagi anak khususnya dibidang pendidikan. Tujuan utama dari suatu
asesmen dalam pendidikan adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dalam
pembuatan keputusan dalam rangka pemilihan tujuan dan sasaran pembelajaran, strategi
pembelajaran,dan program penempatan yang tepat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pendidikan khusus tumbuh dari satu kesadaran awal bahwa beberapa anak membutu
hkan sejenis pendidikan yang berbeda dari pendidikan tipikal atau biasa agar dapat
mencapai potensi mereka. Implikasi penting dari perubahan paradigma tersebut adal
ah pengakuan dan penghargaan akan adanya keragaman dan perbedaan kebutuhan in
dividu.
2. Kegiatan identifikasi sifatnya masih sederhana dan tujuannya lebih ditekankan pada
menemukan (secara kasar) apakah seorang anak tegolong anak berkebutuhann khus
us atau bukan.Identifkasi akan dilanjutkan dengan asesment, yang hasilnya akan dija
dikan dasar untuk penyusunan progam pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan
ketidakmampuannya.
3. Tujuan utama dari suatu asesmen dalam pendidikan adalah untuk memperoleh infor
masi yang relevan dalam pembuatan keputusan dalam rangka pemilihan tujuan dan s
asaran pembelajaran, strategi pembelajaran,dan program penempatan yang tepat.
B. SARAN
Perlunya mendukung pendidikan bagi mereka yang merupakan anak berkebutuhan
khusus. Anak berkebutuhan khusus memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan.
Jika dilihat secara teori mungkin mereka tidak bisa dibandingkan dengan anak normal
lainnya tetapi dengan dilihat secara potensi anak berkebutuhan khusus sangat perlu
diperhatikan. Disisi lain, pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhn khusus sangat
memiliki peran penting dalam dukungan yang di berikan kepada anak berkebutuhan
khusus agar bisa mengembangkan bakat dan kelebihan mereka dalam dunia pendidikan.
Daftar Pustaka
Budyartati. (2016). Problematika Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Magetan: CV AE Media
Grafika.
Cahya, LS. (2013). Adakah ABK Di Kelasku. Yogyakarta: Relasi Inti Media.
Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: Refika Aditama.
Fauzan, Habib Nur, dkk. (2021). Sejarah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Abk) Men
uju Inklusi. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, vol. 3, no. 3.
Habibi, M. (2018). Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Hargove, Linda J & Poteet, James A. (1984), Assesment in Special Education, The Education
Evaluation, New Jersey, Prentice Hall, Inc.
Herawati, N. I., (2016). Pendidikan Inklusif. EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar
Kampus Cibiru, vol.2,no.1.
Lerner, Janet,W. (1989) Learning Disabilities, Teories, Diagnosis, and teaching Strategies, U
SA: Houghton Mifflin Company.