Kelompok1 :
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2022
KATA PENGHANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan
Inklusi dengan judul “Pengertian Pendidikan Inklusi, Tujuan Pendidikan Inklusi, Penting
Pendidikan Inklusi. Landansan dan Kebijakan Pendidikan Inklusi, Elemen Pendidikan Inklusi,
Prinsip Pendidikan Inklusi " dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak abdul aziz M.pd.
selaku Dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Inklusi. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
KATA PENGHANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan masalah............................................................................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................................................................5
D. Mamfaat...........................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................7
A. Pengertian pendidikan inklusi..........................................................................................................7
B. Tujuan pendidikan inklusi...............................................................................................................8
C. Pentingnya pendidikan inklusi.........................................................................................................9
D. Landasan-landasan pendidikan inklusi............................................................................................9
E. Elemen pendidikan inklusi.............................................................................................................11
F. Prinsip-prinsip pendidikan inklusi.................................................................................................17
BAB III......................................................................................................................................................18
PENUTUP.................................................................................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan pendidikan adalah milik semua orang, tidak terkecuali Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK). Keterbatasan yang dialami menjadikan Anak
Berkebutuhan Khusus memerlukan layanan pendidikan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik anak. Layanan pendidikan yang memfasilitasi pembelajaran
dengan menggabungkan siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus adalah pendidikan
inklusi. Pendidikan inklusi mulai diperkenalkan di Indonesia setelah Indonesia ikut
menandatangani perjanjian Salamanca tahun 1994. Pendidikan inklusi mulai mendapat
perhatian setelah dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 77 Tahun
2007 Pasal 1 mengenai inklusi sebagai sistem penyelenggaraan pendidikan untuk semua.
Sejalan dengan Keputusan presiden tersebut, sekarang ini sudah banyak terbentuk
sekolah-sekolah inklusi yaitu sekolah yang dapat menerima siswa berkebutuhan khusus
belajar bersama dengan siswa-siswa normal lainnya.
Anak dengan kebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang secara signifikan
mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, mental-intelektual, social, emosional) dalam
proses pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya
sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Dalam menerapkan pendidikan inklusif diperlukan pemahaman akan pelayanan
anak berkebutuhan khusus yang kemungkinan berada di lingkungan sekitar kita.
Diharapkan dengan adanya pemahaman akan anak berkebutuhan khusus akan membantu
dalam mengenali berbagai kelainan yang di alami peserta didik.
Pendidikan adalah prioritas utama yang sangat penting karena pendidikan dapat
mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak baik menjadi baik,
Pendidikan mengubah semuanya. Begitu penting Pendidikan, sehingga pendidikan
merupakan suatu hak dan kewajiban bagi setiap orang untuk menempuh dan
memperolehnya.
Pendidikan nasional berusaha menciptakan keseimbangan antara pemerataan
kesempatan dan berkeadilan. Pemerataan kesempatan berarti membuka kesempatan
seluas-luasnya kepada semua warga negara dari berbagai lapisan masyarakat untuk
mendapatkan pendidikan sesuai dengan Undang-Undang Dasar tahun 1945, Setiap warga
negara berhak mendapatkan pendidikan dan pemerintah wajib untuk menyediakan sarana
dan prasarana pendidikan yang menunjang keberlangsungan pendidikan.
Pemerintah melalui pendidikan nasional diharapkan dapat memberikan
pendidikan yang berkualitas agar tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu
berkembangnya peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan pendidikan inklusi?
2. Apa saja tujuan pendidikan inklusi?
3. Mengapa pentingnya pendidikan inklusi?
4. Apa saja landasan-landasan pendidikan inklusi?
5. Apa saja elemen pendidikan inklusi?
6. Apa prinsip pendidikan inklusi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan pendidikan inklusi
2. Untuk mengetahui apa tujuan pendidikan inklusi
3. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya pendidikan inklusi
4. Untuk mengetahui landasan-landasan pendidikan inklusi
5. Untuk mengetahui elemen pendidikan iklusi
6. Untuk mengetahui prinsip pendidikan inklusi
D. Mamfaat
John David Smith, atau yang lebih dikenal dengan J. David Smith adalah salah
seorang tokoh pemerhati pendidikan dari Amerika Serikat dan beliau banyak
mengungkapkan pemikirannya di dalam sebuah buku termasuk buku tentang pendidikan
Inklusi yang didalamnya terdapat beberapa pemikiran beliau yang juga dapat diterapkan
dalam pendidikan Islam di Indonesia seperti Menciptakan suasana sekolah yang
menghargai Multikultur, kita mengetahui bahwa Indonesia memiliki beragam suku,
budaya dan agama. Jadi di dalam pendidikannya haruslah menghargai setiap suku,
budaya, agama, ras, kelas, kelamin, atau perbedaan lainnya, lebih menganggap sebagai
keserupaan daripada perbedaan. Menciptakan suasana persamaan gender di sekolah, di
dalam pendidikan Indonesia secara umum memang tidak terlihat adanya diskriminasi
gender, semua akan terlihat jika memasuki wilayah kelas di sekolah, seperti contohnya
sebagian guru banyak bicara pada murid laki-laki karena anak laki-laki lebih berani
dibandingkan anak perempuan untuk berbicara selama diskusi dan guru-guru menerima
sikap mereka. bila murid perempuan bicara, sebagian guru tidak mendukung dan
mengoreksi sikap mereka. Anak laki-laki dalam penelitian yang dilakukan oleh Sadker
dan Stulberg mendapat lebih banyak perhatian dibandingkan anak perempuan. Menerima
perbedaan manusia, lembaga sekolah harus menjadi lembaga yang berperhatian, dimana
siswa, guru, supir bus jemputan, penjaga kantin, kepala sekolah dan semua yang lain
menerima penegasan yang positif mengenai kebaikan, empati, dan perhatian. Setiap
orang yang turut serta di dalam pendidikan butuh kesempatan bekerja dan menikmati
kebersamaan, membentuk kedekatan, serta membagi keberhasilan dan kegagalan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidikan inklusi
Pendidikan Inklusif (PI) merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK)
termasuk di dalamnya adalah Peserta Didik Penyandang Disabilitas dan memiliki potensi
kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran
dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
Pendidikan Inklusi (PI) juga dimaknai sebagai (1) suatu pendekatan inovatif dan
strategis untuk memperluas akses pendidikan bagi semua Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK) termasuk anak penyandang disabilitas, (2) sebagai bentuk reformasi pendidikan
yang menekankan sikap anti diskriminasi, perjuangan persamaan hak dan kesempatan,
keadilan dan perluasan akses pendidikan bagi semua, dan (3) sebuah proses dalam
merespon kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi
dalam belajar, budaya, dan masyarakat, serta mengurangi ekslusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth, 1996). Berdasarkan definisi di atas maka pendidikan inklusif
diartikan bahwa setiap peserta didik memperoleh layanan sesuai dengan kebutuhan
khususnya di manapun berada, dengan sistem pendidikan yang terbuka, tidak
diskriminatif dan berpusat pada anak yang mengakomodasi semua anak dalam kelas yang
sama. Dengan demikian, PI merupakan sebuah sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan atau akses yang seluas-luasnya kepada semua anak untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu dan sesuai kebutuhan individu peserta didik tanpa
diskriminasi
Pendidikan inklusif adalah penggabungan layanan pendidikan reguler dengan
pendidikan khusus dalam satu sistem yang dipersatukan. Sekolah inklusif adalah sekolah
yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dengan pendidikan reguler untuk
mempertemukan kebutuhan individual anak berkebutuhan khusus.
Adapun konsep pendidikan inklusi yang lebih menekankan pada upaya
pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus (lembaga atau
istitusi menyesuaikan dengan kebutuhan siswa). Penting bagi guru untuk sadari, bahwa di
sekolah
mereka dapat membuat penyesuaian pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus,
manakala mereka memiliki pandangan pendidikan yang komperhensif, yang terpusat
pada anak. Meskipun mungkin masih memerlukan pelatihan tentang metode atau strategi
khusus yang akan di terapkan di sekolah.
Gagasan utama mengenai pendidikan inklusi menurut Johnsen & Skjorten (2004) :
1. Setiap anak merupakan bagian integral dari komunitas lokalnya dan kelas dan
kelompok reguler.
2. Kegiatan sekolah diatur dengan sejumlah besar tugas belajar yang kooperatif,
individualisasi pendidikan dan fleksibelitas dalam pilihan materinya.
3. Guru bekerja sama dan memiliki pengetahuan tentang strategi pembelajaran dan
kebutuhan pengajaran umum, khusus dan individual, dan memiliki pengetahuan
tentang cara menghargai tentang pluralitas perbedaan individual dalam mengatur
aktifi tas kelas.
Secara fisiologis implementasi inklusi di indonesia mengacu pada beberapa hal :
1. Pendidikan adalah hak mendasar bagi setiap anak, termasuk anak berkebutuhan
khusus.
2. Anak adalah pribadi yang unik yang memiliki karakteristik, minat dan kemampuan
dan kebutuhan belajar yang berbeda.
3. Penyelenggara pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua,
masyarakat, dan pemerintah.
4. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
5. Setiap anak berhak memperoleh akses pendidikan yang ada di lingkungan sekitarnya.
B. Tujuan pendidikan inklusi
Tujuan pendidikan inklusi adalah untuk menyertakan anak berkebutuhan khusus
dengan anak reguler tanpa perbedaan. Kustawan dan Hermawan (2013: 5)
mengungkapkan bahwa pendidikan inklusi adalah suatu sistem penyelenggaraan
pendidikan yang memberi kesempatan pada seluruh peserta didik yang memiliki kelainan
dan mempunyai potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan
atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta
didik lainnya. Sedangkan Ilahi (2013: 27) menekankan bahwa pendidikan inklusi
sebagai sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak
berkebutuhan khusus dilayani di sekolah-sekolah terdekat, direguler bersama-sama
dengan teman seusianya.
Dari pengertian tersebut, pendidikan inklusi adalah sekolah yang mengadopsi
pendidikan untuk semua anak bisa belajar dilingkungan yang smaa tanpa adanya
diskrimisatif untuk mewujudkan kesempatan dan saling menghargai keanekaragaman
yang bertujuan untuk mewujudkan kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta
didik yang berkebutuhan khusus memperoleh pendidikan yang bermutu untuk
mengembangkan bakat dan minatnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Inklusif (PI) merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK)
termasuk di dalamnya adalah Peserta Didik Penyandang Disabilitas dan memiliki
potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau
pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta
didik pada umumnya.
Pendidikan Inklusi (PI) juga dimaknai sebagai (1) suatu pendekatan inovatif
dan strategis untuk memperluas akses pendidikan bagi semua Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) termasuk anak penyandang disabilitas, (2) sebagai bentuk reformasi
pendidikan yang menekankan sikap anti diskriminasi, perjuangan persamaan hak dan
kesempatan, keadilan dan perluasan akses pendidikan bagi semua, dan (3) sebuah
proses dalam merespon kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui
peningkatan partisipasi dalam belajar, budaya, dan masyarakat, serta mengurangi
ekslusivitas di dalam dan dari pendidikan (Booth, 1996). Berdasarkan definisi di atas
maka pendidikan inklusif diartikan bahwa setiap peserta didik memperoleh layanan
sesuai dengan kebutuhan khususnya di manapun berada, dengan sistem pendidikan
yang terbuka, tidak diskriminatif dan berpusat pada anak yang mengakomodasi
semua anak dalam kelas yang sama. Dengan demikian, PI merupakan sebuah sistem
penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan atau akses yang seluas-
luasnya kepada semua anak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan sesuai
kebutuhan individu peserta didik tanpa diskriminasi
B. Saran
Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan sekolah inklusif sehingga anak
yang berkebutuhan khusus yang berbakat dapat menyakurkan bakat mereka.
Pemerintah juga harus mensosialisasikan adanya sekolah inklusif agar sekolah
inklusif diketahui keberadaanya, dan masyarakat tidak lagi meremehkan sekolah
inklusif bahwa anak-anak inklusif juga bisa berprestasi layaknya anak normal.
DAFTAR PUSTAKA
Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan layanan Khusus Pendidikan Dasar. 2015. Buku
Khusus Tulkit LIRP. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007. Tulkit LIRP.Jakarta:
Depdiknas.Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2014.
Modul Pelatihan Pendidikan Inklusif.Jakarta:
Depdiknas Konsep Pembangunan Ruang Pusat Sumber Belajar Sekolah Inklusif, Direktorat
PMPK, Kemdikbud, 2019
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Modul Pelatihan Pendidikan Inklusif. Jakarta:
Kemdikbud.