Disusun Oleh :
Kelompok 9
Kelas :
1a Pascasarjana Non-Reguler A
Anggota Kelompok :
Mazidah Qurrotu Aini 20217270042
Dian Nurkhusyufisyamsi 20217270016
Jenni Mutiarawati Khair 20217270031
Tika Supriati 20217270172
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pendidikan Inklusif MIPA” unruk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Konsep-
Konsep MIPA.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tenetang “Pendidikan Inklusif
MIPA” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN.......................................................................................................1
Pendahuluan...........................................................................................................................1
Rumusan Masalah..................................................................................................................2
Tujuan....................................................................................................................................2
BAB 2 : PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian Pendidikan Inklusif.......................................................................................3
B. Landasan Pendidikan Inklusif.........................................................................................4
C. Tujuan Pendidikan Inklusif.............................................................................................4
D. Faktor Keberhasilan Pendidikan Inklusif........................................................................5
E. Manfaat Pendidikan Inklusif...........................................................................................6
F. Bentuk Kurikulum dan Model Pendidikan Inklusif........................................................7
G. Unsur Pelaksana Pendidikan Inklusif..............................................................................8
H. Model Kebutuhan Media Pendidikan..............................................................................8
I. Pendidikan Inklusif MIPA............................................................................................13
BAB 3 : KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................14
A. Kesimpulan...................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pendahuluan
Setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu. Dengan karakteristik dan kebutuhan yang tidak sama antara satu dengan yang
lainnya, bukan berarti pihak penyelenggara pendidikan boleh melakulan diskriminasi kepada
mereka yang mempunyai kebutuhan khusus. Dengan setiap keistimewaan dan kelebihan yang
dimiliki tiap anak, diharapkan pendidikan di Indonesia mampu mencerdaskan mereka dalam
semua bidang, tidak hanya cerdas dari segi pengetahuan, namun juga dari segi mental dan
spiritual.
Pendidikan khusus merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan
fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Oleh karena itu, untuk mendorong kemampuan pembelajaran mereka dibutuhkan
lingkungan belajar yang kondusif, baik tempat belajar, metoda, sistem penilaian, sarana
dan prasarana serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya media pendidikan yang
memadai sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Hanya saja, jika ditinjau dari sudut pandang pendidikan, karena karakteristiknya yang
berbeda dengan anak normal pada umumnya menyebabkan dalam proses pendidikannya
mereka membutuhkan layanan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pendekatan
khusus Pemerintah sebagai faktor utama dalam membuat kebijaksanaan pendidikan
1
mengupayakan program pemerataan pendidikan dengan penyelenggaraan pendidikan
inklusif. Pendidikan inklusif adalah suatu kebijaksanaan pemerintah dalam mengupayakan
pendidikan yang bisa dinikmati oleh setiap warga negara agar memperoleh pendidikan tanpa
memandang anak berkebutuhan khusus dan anak normal agar bisa bersekolah dan
memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas untuk masa depan hidupnya.
Rumusan Masalah
2
BAB 2 : PEMBAHASAN
3
4) Mengakui dan menghargai berbagai perbedaan pada diri anak meliputi usia, jenis
kelamin, etika, bahasa, kecacatan, status HIV/AIDS.
5) Merupakan proses dinamis yang senantiasa berkembang sesuai dengan budaya
dan konteksnya
Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mengsyaratkan anak
berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama
teman-teman seusianya.[ CITATION Joh94 \l 1057 ]
B. Landasan Pendidikan Inklusif
4
Sedangkan secara umum prinsip penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia
dirumuskan sebagai berikut:
1. Pemerataan dan Peningkatan Mutu.
Pemerintah bertanggungjawab terhadap pemerataan kesempatan memperoleh layanan
pendidikan dan peningkatan mutu.
2. Kebutuhan Individual.
Setiap anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda menyesuaikan
kondisi anak.
3. Kebermaknaan
Pendidikan inklusif harus menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang ramah,
menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan.
4. Keberlanjutan
Pendidikan inklusif diselenggarakan secara berkelanjutan pada semua jenjang
Pendidikan.
5. Keterlibatan
Penyelenggaraan Pendidikan inklusif harus melibatkan seluruh komponen Pendidikan
terkait.
D. Faktor Keberhasilan Pendidikan Inklusif
5
E. Manfaat Pendidikan Inklusif
6
11. Bisa menghargai perbedaan. Biarkan anak tumbuh dengan pribadi yang bisa
menghargai perbedaan di sekitar, termasuk keistimewaan anak yang berbeda.
12. Bisa Memberikan Pemahaman Dan Rasa Toleransi Tinggi. Anak akan tumbuh
menjadi pribadi yang memahami, memiliki toleransi tinggi dan suka membantu teman
yang mengalami kesulitan. Meski teman memiliki keterbatasan fisik, Kamu tidak
akan menjauhi mereka, ‘kan?
13. Kesempatan Mengembangkan Kemampuan Akademik Atau Non Akademik. Semua
anak yang lahir ke dunia unik, meski memiliki keterbatasan fisik pun. Tidak menutup
kemungkinan siswa sekolah inklusif bisa mengembangkan kemampuan di bidang
akademik dan non akademik tanpa memandang fisik.
14. Meningkatkan Kemampuan Sosialisasi Di Lingkungan Sekitar. Kehidupan nyata
dimana orang-orang bergaul yang sesungguhnya bisa lebih kejam. Menyekolahkan
anak di lembaga pendidikan inklusif bisa meningkatkan kemampuan sosialisasi dan
komunikasi dengan keberagaman sekitar.
F. Bentuk Kurikulum dan Model Pendidikan Inklusif
7
berprinsip adanya persamaan mansyaratkan adanya penyesuaian model pembelajaran
yang tanggap terhadap perbedaan individu. Maka PPI atau IEP menjadi hal yang perlu
mendapatkan penekanan lebih. Thomas M. Stephens mennyatakan bahwa IEP
merupakan pengelolaan yang melayani kebutuhan unik pesera didik dan merupakan
layanan yang disediakan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan seta
bagaimana efektivitas program tersebut akan ditentukan.
Komponen- komponen yang tekait dengan media pendidikan adalah sebagai berikut :
1) Sumberdaya manusia
2) Bahan
3) Peraltan
4) Lingkungan
5) Teknik
6) Pesan
Kata media berasal dari bahasa Latin “Medium” yang berarti perantara atau pengantar.
Secara definisi disebutkan media merupakan saran penyalur pesan atau informasi belajar
yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. [
CITATION Yus11 \l 1057 ]
8
Media Pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapar merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
minat siswa sedemikian rupa sehingga menunjang aktivitas belajar siswa. Dalam hal ini
media pendidikan merupakan salah satu pendukung yang efektif dalam membantu
terjadinya proses belajar sebagai upaya proses pengalaman belajar yang efektif dan efisien.
Berbagai jenis media yang dapat digunakan dalam proses komunikasi pembelajaran
menurut Koyo Kartasurya digolongkan menjadi empat jenis, yakni :
1) Media visual : Gambar, foto, sketsa, diagram grafik, karton poster, peta dan globe.
2) Media dengar : Radio, tape, rekorder, laboratorium bahasa, dan CD.
3) Project still media : Slide, OHP.
4) Project motion media : TV, Video, Komputer.[ CITATION Wij91 \l 1057 ]
1) Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan, gambar, grafik, peta,
poster.
2) Berbagai papan : Papan tulis, white board, papan planel.
3) Visual 3 dimensi : benda asli, model, barang/alat tiruan.
4) Audio : radio, tape rekorder, CD.
5) Audio Visual Murni : Film
6) Demonstrasi dan Widya Wisata. [ CITATION Wij91 \l 1057 ]
9
Perencanaan penggunaan media pembelajaran di sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif perlu memperhatikan kriteria-kriteria berikut agar sesuai dengan mata pelajaran,
kondisi, dan potensi perserta didik :
1. Kriteria Umum
Kriteria umum mengklasifikasikan media pembelajaran dari beberapa segi fungsi dan
peranannya seperti berikut :
a) Segi edukatif
Segi edukatif berarti bahwa media pendidikan harus sesuai dengan kurikulum
yang berlaku, yang harus mengacu kepada kompetensi yang diharapkan, materi,
metode pembelajaran dan sesuai dengan jenis, jenjang dan satuan pendidikan serta
tingkat perkembangan anak.
b) Segi teknis
Segi teknis meliputi kebenaran media (validity), ketepatan ukuran media,
ketelitian media, keamanan dan kemudahan penggunaan, keawetan dan ketahanan
serta kejelasan panduan
c) Segi estetika
Segi estetika menyangkut bentuk dan warna. Bentuk dan warna yang menarik dan
estetik (indah) akan mendapat daya tarik bagi peserta didik.
d) Efektivitas dan efisiensi
Media pend6idikan yang efektif dan efisien adalah apabila penggunaan media
pendidikan tersebut dapat menghemat waktu, tenaga dan tepat mencapai
sasaran/tujuan.
2. Kriteria Khusus
Kriteria khusus adalah kriteria yang dituangkan dalam bentuk spesifikasi media yang
biasanya meliputi rupa/bentuk, ukuran, bahan, dan warna dari media Pendidikan
tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Hal penting yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan pengadaan media Pendidikan yaitu perlu dilakukan
analisis kurikulum, khususnya yang berkaitan dengan kompetensi yang diharapkan,
materi pembelajaran, strategi dan metode yang dipakai. Berikut adalah contoh lembar
analisis kebutuhan media Pendidikan :
10
Mata Pelajaran : .............................................................
Satuan Pendidikan : .............................................................
Kelas : .............................................................
Kompetens Media Pendidikan yang dibutuhkan
i / Sub Materi Metode Keterangan
Nama Bentuk Ukuran Bahan
Komp
1. Tunanetra
Contoh media : Peta timbul, radio, audio, penggaris braille, blokjes, papan baca,
model anatomi mata, meteran braille, puzzle buah-buahan, talking watch, kompas
11
braille, botol aroma, bentuk-bentuk geometri, tape recorder, komputer dengan
software Jaws, media tiga dimensi, media dua dimens, braille kit, mesin tik braille,
kamus bicara, kompas bicara, printer braille, color sorting box.
Ruangan belajar yang disertai sistem Low Vision: CCTV, Magnifier Lens Set,
View Scan, Televisi, Microscope, large print berupa tulisan peringatan yang
diperbesar sesuai kondisi mata anak.
2. Tunarungu
Contoh media : Foto-foto, video, kartu huruf, kartu kalimat, anatomi telinga, miniatur
benda, finger alphabet, torso setengah badan, puzzle buah-buahan, puzzle binatang,
puzzle konstruksi, silinder, model geometri, menara segitiga, menara gelang, menara
segiempat, atlas, globe, peta dinding, miniatur rumah adat.
3. Tunagrahita dan Anak Lamban Belajar
Contoh media : Gradasi kubus, gradasi balok, gradasi silinder, menara gelang, kotak
silinder, multi indra, puzzle binatang, puzzle konstruksi, puzzle bola, box sortir
warna, geometri tiga dimensi, papan geometri, konsentrasi mekanik, puzzle set,
abakus, papan bilangan, kotak bilangan, sikat gigi, dressing frame set, pias huruf, pias
kalimat, alphabet fibre box, bak pasir, papan keseimbangan, power raider.
4. Tunadaksa
Kartu abjad, kartu kata, kartu kalimat, torso seluruh badan, geometry shape, menara
gelang, menara segi tiga, gelas rasa, botol aroma, abakus, papan pasak, kotak
bilangan.
5. Tunalaras
Contoh media : Animal matching games, sand pits, animal puzzle, fruit puzzle, flute,
constructive puzzle, torso, organ, konsentrasi mekanik, rebana.
6. Anak Berbakat
Contoh media : Buku paket, buku referensi, buku pelengkap, buku bacaan, majalah,
koran, internet, modul, lembar kerja, komputer, VCD, museum, perpustakaan, TV,
OHP, chart.
7. Kesulitan pembelajaran
Contoh media bagi Disleksia : Kartu abjad, kartu kata, kartu kalimat.
Contoh media bagi Disgrafia : Kartu abjad, kartu kata, kartu kalimat, balok bilangan,
pias angka, kotak bilangan, papan bilangan.
8. Autis
12
Contoh media : Kartu abjad, kartu kata, kartu kalimat, konsentrasi mekanik,
komputer, menara segitiga, menara gelang, fruit puzzle, constructive puzzle.
9. Tunaganda
Disesuaikan dengan karakteristik kelainannya.
10. HIV dan AIDS
Disesuaikan dengan kondisi anak, berat ringan penyakit, dan setting pelayanan
pendidikan
11. Korban Penyalahgunaan Narkoba
Disesuaikan dengan kondisi anak, tergantung berat ringannya kondisi anak.
12. Indigo
Digunakan media seperti anak pada umumnya.
Pada mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), proses dan
kegiatan pembelajaran harus memperhatikan proses dan kegiatan pembelajaran diutamakan
menggunakan media dan model pembelajaran yang tepat, sesuai dengan konsep pendidikan
inklusif. Jika pembelajaran dilakukan dengan penggabungan Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK) dan Anak yang Normal, namun khusus untuk ABK harus ada pendamping dan
pengajar khusus.
Dibutuhkan suatu strategi tersendiri dalam pembelajaran untuk ABK. Karakteristik
spesifik untuk disesuaikan dengan pembelajaran inklusif meliputi perkembangan sensori
motorik, kognitif, kemampuan bahasa, keterampilan diri, kemampuan berinteraksi sosial
serta kreativitasnya.[ CITATION Ria19 \l 1057 ]. Adapun berikut ini beberapa media
pembelajaran MIPA pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusif diantaranya : Buku
pelajaran khusus disesuaikan dengan kebutuhan seperti buku braille, alat hitung sesuai
kebutuhan seperti cubaritme atau alat hitung braille, alat ukur fisika berhuruf braille,
anatomi tubuh manusia, garputala, cermin, sikat getar, TV/VCD/DVD, komputer, kaset
rekaman, dan laboratorium MIPA.
13
BAB 3 : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini dapat disimpulkan beberapa hal berikut :
14
Model kebutuhan media pendidikan untuk inklusif harus disesuaikan materi
pembelajaran, kondisi serta potensi peserta didik, dan harus memperhatikan kriteria
kriteria Antara lain dari segi edukatif, dari segi teknis, dari segi estetika dan efektivitas
dan efisiensi
Pendidikan inklusif MIPA proses dan kegiatan pembelajaran diutamakan menggunakan
media dan model pembelejaran yang tepat, sesuai dengan konsep pendidikan inklusif.
B. Saran
Dari berbagai peraturan perundangan dan kesepakatan yang ada tersebut telah mencakup
hampir semua hak anak-anak berkebutuhan khusus, hannya yang masih menjadi kendala atau
permasalahan adalah point pada pelanggaran hak-hak anak yang belum ada sangsinya
sehingga masih belum adanya pencapaian hak-hak tersebut secara optimal. Sebagai calon
pendidik, harus tetap mampu mewujudkan hak-hak anak berkebutuhan tersebut sehingga
tidak ada deskriminasi karena telah diketahui tujuan pendidikan penting bagi semua orang.
Masyarakat pun harus memiliki kesadaran untuk peduli dengan anak berkebutuhan khusus
bukan tindakan pengucilan yang dilakukan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16