Anda di halaman 1dari 16

PENGETAHUAN PERKEMBANGAN KOGNITIF DALAM

MENGGALI MASALAH

Mazidah Qurrotu Aini (Dr. Hawa Liberna, M.Pd)


Program Studi Pascasarjana MIPA Universitas Indraprasta Jakarta
mazidahqa@gmail.com

ABSTRACT

Problem solving is one of the ability of cognitive development. Cognitive


development is the basis of human development. Cognitive development has an
important role in children's success in learning because learning activities involve
partly thinking activities. In everyday life we need problem solving skills. Piaget, a
psychologist stated that, every human being goes through stages of cognitive
evelopment from birth to adulthood. In each cognitive development, the abilities that
each person has are different. This causes differences in problem-solving abilities in
children. So that the difference in the conceptual structure in the brain of every
human being makes a difference in problem solving abilities. Differences in problem
solving abilities are divided based on age and stages of cognitive development.

ABSTRAK

Pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang ada dari


perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif merupakan dasar perkembangan
pada manusia dalam kemampuan berpikir. Perkembangan kognitif mempunyai
peranan penting dalam keberhasilan anak dalam belajar karena aktivitas dalam
belajar sebagian melibatkan kegiatan berpikir. Dalam kehidupan sehari-hari kita
memperlukan kemampuan pemecahan masalah. Dalam teori yang dikemukakan
oleh ahli psikologi setiap manusia melalui tahapan perkembangan dari lahir hingga
dewasa. Pada setiap perkembangan kognitif kemampuan yang dimiliki setiap orang
berbeda. Hal ini yang menyebabkan perbedaannya kemampuan pemecahan
masalah pada anak. Sehingga perbedaan struktur konseptual dalam otak setiap
manusia membuat perbedaan kemampuan pemecahan masalah. Perbedaan
kemampuan pemecahan masalah tersebut dibagi berdasarkan usia dan tahapan
perkembangan kognitif.

Kata-kata Kunci : Perkembangan kognitif, Kemampuan pemesacan masalah, Tahapan


perkembangan kognitif
Pendahuluan berdasarkan usia. Dari hasil
Ketika seroang anak dilahirkan pengamatannya selama bertahun-
perkembangan tengkorak dan otaknya tahun pada tumbuh kembang anak, ia
belum selesai. Yang artinya setelah menyatakan bahwa tingkat kognitif
anak itu lahir ia akan mengalami manusia berbeda-beda dari masa bayi
perkembangan dan pertumbuhan otak hingga dewasa. Piaget mengatakan
lanjutan. Perkembangan otak dari - bahwa perkembangan yang
anak-anak hingga dewasa akan berlangsung pada manusia ada empat
membentuk jaringan sistem otak. tahap, yaitu : Tahap Sensoris-Motoris
Seiiring dengan perkembangan otak (0-2 tahun), Tahap Pra-Operasional
terjadi pula perkembangan kognitif (2-6 tahun), Tahap Operasional
pada manusia. Konkrit (6-12 tahun), Tahap
Perkembangan kognitif Operasional Formal (12 tahun ke
merupakan dasar perkembangan pada atas).
manusia dalam kemampuan berpikir. Pada setiap aktivitas, manusia
Perkembangan kognitif mempunyai selalu dilibatkan proses pemecahan
peranan penting dalam keberhasilan masalah dalam dalam menjalani
anak dalam belajar karena aktivitas keseharian. Dalam interaksinya
dalambelajar sebgian melibatkan dengan lingkungan, perkembangan
kegiatan berpikir. Kognitif adalah suatu kognitif memproses beberapa
proses berpikir, yaitu kemampuan keterampilan yang salah satunya
individu untuk menghubungkan, adalah pemecahan masalah.
menilai, dan mempertimbangkan suatu Keterampilan pemecahan masalah
kejadian atau peristiwa. (Susanto, dibangun berdasarkan bagaimana
2011). Proses kognitif ini berhubungan manusia merasakan, berpikir, dan
dengan tingkat kecerdasan yang memahami dunia di sekitarnya.
ditandai dengan perkembangan Masalah dianggap sebagai tugas
perilaku. kognitif yang membutuhkan solusi.
Perkembangan kognitif manusia Kegiatan menggali sebuah masalah
yang merupakan proses psikologis di dicirikan denga nada situasi dan
dalamnya melibatkan proses-proses keadaan yang dibutuhkan solusi atau
memperoleh, menyusun, dan memiliki tujuan tertentu yang
menggunakan pengetahuan, serta diinginkan. Masalah dianggap ada
kegiatan-kegiatan mental; seperti tergantung pada tingkat kognitif dan
mengingat, berpikir, menimbang, pengetahuan seseorang (Dewasa atau
mengamati, mengingat, menganalisis, anak-anak) yang melihat adanya
mensintesis, mengevaluasi, dan masalah. (Garton, 2004). Pemecahan
memecahkan persoalan yang masalah merupakan sebuah pemikiran
berlangsung melalui interaksi dengan yang terarah secara langsung untuk
lingkungan. (Asrori, 2019). menemukan suatu solusi/jalan keluar
Seorang ahli psikolog yang untuk suatu masalah yang spesifik.
bernama Piaget, telah menjelaskan Kita banyak sekali menemukan
bahwasanya manusia melewati masalah dalam kehidupan sehari-hari,
beberapa tahap perkembangan dengan begitu kita akan membuat
suatu cara untuk menanggapi, penggunaan informasi dalam bentuk
memilih, menguji respons yang kita berpikir, pemecahan masalah, dan
dapat untuk memecahkan suatu adaptasi. (Khiyarusoleh, 2016).
masalah tersebut. Perkembangan kognitif berkaitan
Pemecahan masalah merupakan dengan perkembangan otak.
bagian dari kurikulum yang sangat Kecepatan perkembangan otak
penting karena melibatkan berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan kognitif yang setiap saat kognitif manusia. Perkembangan otak
mengalami perkembangan dan akan mempengaruhi fungsi otak untuk
perubahan. Mengingat anak usia berfikir, seperti mengetahui,
dasar belum memiliki kematangan memahami, menganalisis,
dalam berfikir, anak memiliki mensintesis, beride, bernalar,
keterbatasan dalam memilah dan berkreatifitas dan bertindak.
memilih sesuatu yang positif atau Perkembangan otak terbagi menjadi
negatif. Anak mempelajari masalah dua bagian, yaitu otak kiri dan otak
dari pengalaman yang dialaminya. Hal kanan. Perkembangan otak kiri
tersebut dikarenakan keterbatasan meliputi kemampuan berfikir rasional,
perkembangan kognitif pada tahap ilmiah, logis, analitis, dan berkaitan
tumbuh kembangnya. dengan kemampuan belajar
Oleh karena itu, pengetahuan membaca, berhitung dan bahasa.
perkembangan kognitif terhadap (Bujuri, 2018)
aktivitas menggali masalah dan
Perkembangan kognitif
memecahkan masalah menjadi hal
merupakan suatu perkembangan yang
yang menarik untuk dikaji.
komprehensif yaitu berkaitan dengan
kemampuan berfikir, seperti
PEMBAHASAN
kemampuan bernalar, mengingat,
Definisi Perkembangan Kognitif menghafal, memecahkan masalah-
masalah nyata, beride dan kreatifitas.
Istilah kognitif sering dikenal
Perkembangan kognitif memberikan
dengan istilah intelek, yang berasal
pengaruh terhadap perkembangan
dari Bahasa inggris “intellect” yang
mental dan emosional anak serta
menurut Chaplin (1981) diartikan
kemampuan berbahasa. Sikap dan
dalam dua hal yaitu (1) Proses kognitif
Tindakan anak juga berkaitan dengan
atau proses berpikir, daya
kemampuan berpikir anak. Sehingga
menghubungkan, kemampuan menilai
perkembangan kognitif dapat
dan kemampuan mempertimbangkan
dikatakan sebagai kunci dari pada
dan (2) kemampuan mental atau
perkembangan-perkembangan yang
intelegensi. (Asrori, 2019)
bersifat non-fisik.
Kognitif merupakan salah satu
Perkembangan kognitif anak
aspek perkembangan individu yang
usia dasar tentu tidak bisa disamakan
meliputi krmampuan dan aktivitas
dengan kemampuan kognitif anak
mental yang terkait dalam proses
remaja dan orang dewasa. Pada
penerimaan, pemrosesan, dan
umumnya, kemampuan kognitif usia
dasar masih terbatas dalam hal-hal Perkembangan Kognitif secara
yang bersifat konkret dan nyata, kualitatif (atau tahap perkembangan
misalnya anak usia 6 atau 7 tahun kognitif berdasarkan usia) (Abin, 2004)
dapat memahami gelas bisa pecah
apabula dibenturkan ke lantai, anak
belum bisa menjawab penyebab Perkembangan Kognitif secara
pecahnya gelas tersebut secara kuantitatif
ilmiah. Anak usia dasar memiliki
Perkembangan kognitif secara
keterbatasan berfikir terhadap hal
kuantitatif dapat dikembangan
yang bersifat abstrak, misalnya ketika
berdasarkan hasil pengukuran
anak usia 7-9 diberi pertanyaan
menggunakan isntrumen tes
tentang mengapa bumi mengelilingi
intelegensi yang dilakukan secara
matahari. Anak akan mengalami
longitudinal terhadap sekelompok
kesulitan bahkan merasa kebingungan
subjek dari dan sampai usia tertentu
untuk menjawab pertanyaan yang
(3-5 tahun sampai usia 30-35 tahun)
demikian secara ilmiah dan ketika
seperti yang dikembangkan oleh Biner
dipaksa justru akan memberi tekanan
dan disempurnakan oleh Stanford
terhadap anak karena kemampuan
(Stanford Revision Binet Test).
kognitifnya belum sampai pada tahap
berpikir yang rumit. Secara kuantitatif
perkembangan kognisi didasarkan
Kemampuan kognitif mencakup
pada hasil tes intekegensi yang kita
3 unsur yaitu :
kenal dalam bentuk ukuran intelegensi
1) The ability to deal with abstraction yaitu IQ (Intelligence Quotient) yang
Kemampuan menghadapi masalah merupakan rasio/hasil bagi dari
abstrak seperti gagasan, simbol, IQ=MA/CA x 100. MA adalah mental
hubungan, konsep, prinsip. age / usia mental. Sedang CA adalah
2) The ability to solve problem chronological age / usia kronologis.
Menangani situasi baru, tidak (Boree, 2017)
sekedar membuat respon terlatih
Sebaran tingkat intelegensi dari
terhadap situasi yang sudah
hasil test intelegensi dapat
dikenal (familiar)
dikategorisasi menjadi beberapa
3) The ability to learn
tingkatan, seperti tabel 1
Memahami dan menggunakan
simbol-simbol abstrak seperti KLASIFIKASI IQ
simbol verbal dan lain-lain. (Gage Genius > 140
& Berliner, 1998) Sangat Cerdas 130-139
Untuk memahami Cerdas (Superior) 120-129
perkembangan kognitif dan aspek- Di atas rata-rata 110-119
aspek yang ada di dalamnya, dapat Rata-rata 90-109
dilihat dari dua sudut pandangan Di bawah rata-rata 80-89
yaitu : (1) Perkembangan Kognitif Garis batas (bodoh) 70-79
secara kuantitatif dan (2) Moron 50-69
Imbisil/ idiot < 49 menyelesaikan persoalan-persoalan.
Table 1. Klasifikasi IQ Menurut Stanford-Binet Dan intelegensi adalah seluruh
kemungkinan koordinasi yang
memberi struktus kepada tingkah laku
Bloom dari hasil studi suatu organisme sebagai adaptasi
longitudinalnya yang didasarkan pada mental terhadap situasi baru.
hasil tes IQ dari masa-masa
Kognitif dapat diartikan sebagai
sebelumnya terhadap orang-orang
pengetahuan yang luas daya nalar,
yang sama, memperlihatkan
kreatifitas atau daya cipta,
persentase taraf kematangan perilaku
kemampuan berbahasa serta daya
kognitif seperti dalam tabel 2 berikut
ingat. Gabungan antara kematangan
ini.
anak dengan pengaruh lingkungan
USIA %PERKEMBANGAN disebut kognisi. Namun dengan
1 TH 20 % karakteristik anak yang tidak sama,
4 TH 50 % maka perkembangan kognitif setiap
8 TH 80% anak berbeda. (Novitasari, 2018)
13 TH 92 % Piaget mendapatkan
Table 2. Persentase Perkembangan Kemampuan
Kognitif.
pemahaman dari hasil pengamatannya
selama bertahun-tahun bahwa anak
Tahapan Perkembangan Kognitif pada usia tertentu mengalami
kesulitan dalam memahami beberapa
Piaget merupakan ahli psikologi
hal maka dari itu ia membagi ke dalam
yang mempelopori pembahasan
empat tahapan perkembangan
berpikir manusia sehingga diketahui
berikut : (Asrori, 2019)
kemampuan berpikir manusia sesuai
dengan perkembangan usia mereka. 1. Tahap Sensori-Motoris (0-2 Tahun)
Piaget tidak satu pandangan yang Bagi anak pada tahap ini,
mengatakan bahwa kecerdasan pengalaman diperoleh melalui fisik
merupakan faktor bawaan yang berate (gerakan anggota tubuh) dan
manusia tinggal menerima saja sifat sensori (koordinasi alat indera).
kecerdasan dari orang tuanya. Ia Pengalaman yang terbentuk pada
mempercayai kecerdasan atau anak di tahap ini banyak berasal
intelegensi dapat diperoleh dari proses dari penglihatan dan pendengaran.
Pendidikan dan upaya pengembangan Interaksi dengan lingkungannya dan
kemampuan berpikir. Dalam orang tuanya, anak membangun
pengamatannya persepsi pada hal konkrit di
sekitarnya.
Kecerdasan menurut Piaget
Pada fase awal pertumbuhan di
adalah seluruh kemampuan berpikir
tahap ini anak mengasimilasi dan
dan bertindak secara adaptif termasuk
mengakomodasikan pengetahuan
kemampuan-kemampuan mental yang
tentang gerakan-gerakan yang ia
kompleks seperti berpikir,
lakukan akan menyebabkan suatu
mempertimbangkan, menganalisis,
akibat, memahami keberadaan
mensintesis, mengevaluasi, dan
suatu benda, dan mulai mencoba kejadian-kejadian menarik
sesuatu. Dan pada fase akhir di baginya. Piaget mengamati bila
tahap ini anak mulai mampu untuk anak dihadapkan pada benda
meniru, mengingat dan berpikir, dan yang dikenal seringkali ia
mulai memecahkan masalah menunjukkan reaksi singkat.
sederhana. Piaget mengartikan tersebut
Pada tahap Sensori-motoris sebagai pengiyaan.
Piaget membagi tahapan ini dalam  Periode 4 : Koordinasi Skemata
enam periode, yaitu : (8-12 bulan). Anak mulai
 Periode 1 : Refleks (0-1 bulan). menggunakan sarana untuk
Sejak bayi lahir sampai satu mencapai suatu hasil, Sarana
bulan, tingkah laku yang yang digunakan diperoleh dari
ditunjukkan lebih banyak koordinasi skema-skema yang
bersifat refleks. Hal ini telah ia ketahui, Pada periode
didasarkan pada adanya ini anak mempunyai
rangsangan dari luar yang kemampuan menyatukan
ditanggapi secara refleks, tingkah laku yang sebelumnya
 Periode 2 : Kebiasaan (1-4 diperoleh untuk mencapai
bulan). Refleks yang tujuan tertentu. Ia pun sudah
diasimilasikan pada periode memahami konsep ruang
sebelumnya menjadi semacam sehingga mulai dapat mencari
kebiasaan. Pada periode ini sesuatu yang tersembunyi.
anak mulai membentuk  Periode 5 : Eksperimen (12-18).
kebiasaan awal. Kebiasaan Unsur pokok pada periode ini
dibuat dengan mencoba-coba adalah anak mulai
dan mengulang-ngulang suatu mengembangkan sesuatu
tindakan, Pada periode ini pula disekitarnya sebagai
koordinasi Tindakan bayi mulai eksperimen coba-coba. Bila
berkembang pada penggunaan anak dihadapkan pada suatu
mata dan telinga, Ia mulai persoalan yang tidak bisa
mengikuti benda yang bergerak dipecahkan ia akan mencoba
dengan matanya dan dengan terus mengamati dan
menggerakan kepala ke sumber melakukan Trial and Error .
suara yang di dengarnya. Menurut Piaget pada periode ini
 Periode 3 : Reproduksi kejadian konsep anak akan benda mulai
yang menarik (4-8 bulan). maju dan lengkap.
Tingkah laku bayi semakin
berorientasi pada objek dan 2. Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun)
kejadian yang terjadi di luar Tahap ini juga disebut tahap intuisi
tubuhnya. Ia menunjukkan karena anak sudah mulai bisa
koordinasi antara penglihatan memahami perasaannya. Sehingga
dan perabaan, Pada periode ini perkembangan kognitifnya
bayi menciptakan Kembali cenderung ditandai oleh suasana
intuitif. Anak cenderung lebih
mengingat hal yang mempunyai belum mampu menangkap
nilai dan bermakna pada hidupnya. pemikiran yang abstrak atau
Oleh karena itu kesulitan yang melakukan abstraksi terhadap
terjadi pada tahap ini adalah anak sesuatu yang konkrit. Tanpa objek
sulit berinteraksi dengan fisik di hadapan mereka, anak-anak
lingkungannya karena hanya pada tahap ini mengalami kesulitan
mempercayai satu kebenaran saja besar dalam mneyelesaikan tugas-
pada setiap situasi. tugas logika.
Cara berpikir anak pada tahap Dalam memahami konsep,
ini cenderung menunjukkan sifat anak sangat terikat kepada proses
egosentris yang ditandai dengan mengalami sendiri. Artinya, individu
tingkah laku berikut ini : Berpikir akan mudah memahami konsep
imaginative, menampakkan kalua pengertian konsep itu dapat
dorongan ingin tahu yang tinggi, diamati atau individu itu melakukan
perkembangan bahasa yang pesat, sesuatu yang berkaitan dengan
dan belum dapat memikirkan dua konsep tersebut.
aspek atau lebih secara bersamaan.
Tingkah laku tersebut, menunjukkan 4. Tahap Operasional Formal (11
persiapan anak dalam naik ke tahap tahun sampai dewasa)
operasional konkrit. Pada tahap ini anak telah mampu
mewujudkan suatu keseluruhan
3. Tahap Operasional Konkrit (7-11 dalam pekerjaannya yang
tahun) merupakan hasil dari berpikir logis.
Pada tahap ini anak mulai Anak mampu melakukan penalaran
menyesuaikan diri dengan realitas dengan menggunakan hal-hal yang
konkrit dan sudah mulai abstrak dan menggunakan logika.
berkembang rasa ingin tahunya, Penalaran terjadi dalam struktur
Interaksi dengan lingkungannya kognitifnya telah mampu hanya
semakin baik karena berkurangnya dengan menggunakan simbol—
sifat egosentris dan simbol, ide-ide, abstraksi, dan
mengedepankan sifat objektif, Anak generalisasi.
sudah dapat mengamati,
Piaget percaya setiap manusia
menimbang, mengevaluasi, dan
melalui tahap perkembangan kognitif
menjelaskan pikiran-pikiran orang
meskipun mungkin setiap tahap
lain.
dicapai pada usia yang berbeda. Pada
Pada tahap ini anak mulai
tumbuh kembang anak, otak yang
memahami hubungan fungsional
sehat memiliki peran dalam besar.
karena mereka sudah dapat
Setiap tahap perkembangan otak
menguji coba suatu permasalahan.
maka terbentuk struktur kognitif yang
Anak pada tahap ini sudah cukup
memungkinkan manusia untuk berpikir
matang untuk menggunakan
logika baru.
pemikiran logika, terpai hanya objek
Semua manusia melalui setiap
fisik saja (karena itu disebut
tingkat, tetapi dengan kecepatan yang
operasional konkrit). Sehingga anak
berbeda, jadi mungkin saja seorang menentukan proses perkembangan
anak yang berusia 6 tahun berada kognitif. Pola perilaku atau berpikir
pada tingkat operasional konkrit, yang digunakan anak-anak dan orang
sedangkan ada seorang anak yang dewasa dalam menangani objek-objek
berusia 8 tahun masih pada tingkat di dunia disebut skemata. Pengamatan
pra-operasional dalam cara mereka terhadap suatu benda
berfikir.Namun urutan perkembangan menuntun mereka kepada
intelektual sama untuk semua anak, pemahaman terkait objek tersebut.
struktur tingkat sebelumnya
terintegrasi dan termasuk sebagai Kemampuan Pemecahan Masalah
bagian dari tingkat-tingkat berikutnya. Dengan persoalan yang
(Dahar, 2011) dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
Terdapat empat aspek yang tidak semuanya dapat disebut sebagai
mempengaruhi perkembangan masalah. Menurut Newell dan Simon
kognitif, yaitu 1) Kematangan, sebagai sebagaimana yang dikutip oleh
hasil perkembangan susunan syaraf; Darminto, “Masalah merupakan situasi
2) Pengalaman, yaitu hubungan timbal dimana individu ingin melakukan
balik antara organisme dengan Tindakan yang diperlukan untuk
dunianya; 3) Interaksi sosial, dab 4) memperoleh apa yang dia inginkan”.
Ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan Dalam kegiatan menggali sebuah
atau sistem mengatur dalam diri masalah ada empat komponen yang
organisme agar dia selalu mampu terlibat, yaitu : tujuan, pendukung,
mempertahankan keseimbangan dan tantangan, dan metode atau operasi.
oenyesuaian diri terhadap (Darminto, 2010)
lingkungannya. (Hill, 2008) Yang dimaksud dengan tujuan
Piaget dalam Nur berpendapat adalah apa yang ingin dilakukan oleh
seorang anak melalui empat tahap individu dalam suatu situasi,
perkembangan kognitif yang sementara pendukung adalah apa
dikemukakan oleh Piaget, antara lahir yang tersedia bagi individu untuk
dan dewasa. Kecepatan memulai dalam suatu situasi masalah.
perkembangan tiap individu melalui Tantangan adalah elemen atau faktor-
urutan tiap tahap ini berbeda dan tidak faktor yang yang diperoleh dalam cara
ada individu yang melompati salah pemecahan masalah. Kemudian
satu dari tiap tahap tersebut. Tiap metode atau operasi yang berkenaan
tahap ditandai dengan munculnya dengan hasil yang mungkin digunakan
kemampuan-kemampuan intelektual untuk pemecahan masalahnya.
baru yang memungkinkan orang Kemampuan pemecahan
memahami dunia dengan cara yang masalah penting dalam tahap awal
semakin kompleks. (Nur, 1998) perkembangan kognitif, Kemampuan
Perkembangan sebagian pemecahan masalah membangun
bergantung pada sejauh mana anak bagaimana anak merasakan, berpikir
aktif dengan lingkungan. Hal ini dan memahami dunia di sekitar
mengindikasikan bahwa lingkungan mereka. Menjadikannya penting untuk
dimana anak belajar sangat perkembangan anak usia dini. Dengan
menjadi peserta aktif dalam eksplorasi, menjadi lebih kompleks untuk
anak belajar membuat koneksi yang menumbuhkan sistematis dalam
dapat mereka terapkan ke area pemecahan masalah dalam berbagai
kehidupan lain me,bentuk pengalaman bidang kehidupan. (Garton, 2004)
baru. Perbedaan kemampuan anak
Rasa ingin tahu dan aktivitas dalam menggali sebuah masalah
mengeksplorasi hal baru saat bermain dapat dijelaskan karena adanya
merupakan hal alami yang terjadi pada perbedaan perkembangan kognitif.
anak. Namun kita juga bisa Cara anak menyelesaikan sebuah
mendorong mereka untuk masalah itu dengan cara
mengembangkan kemampuan mengkoneksikan pengetahuan yang
pemecahan masalah dengan sudah dia dapat di masa lalu dengan
menunjukkan mereka Latihan dan situasi yang sedang terjadi.
kegiatan yang akan menginspirasi Penyusunan struktur konseptual pada
mereka untuk berpikir kreatif dan kritis. otak anak berbeda dibatasi oleh tahap
perkembangan anak tersebut.
Hubungan Perkembangan Kognitif Penelitian Thornton (1999)
terhadap Kemampuan Pemecahan melakukan mikrogenetik analisis
Masalah penemuan selama tugas konstruksi
pengetahuan pada anak-anak berusia
Pemecahan masalah dapat lima, tujuh, dan sembilan tahun.
dipahami dalam dua cara baik dalam Diasumsikan bahwa pada awalnya
pembelajaran dan pengembangan anak-anak idak akan memiliki
dianggap sebagai area masalah pada pemahaman tentang prinsip-prinsip
proses perkembangan kognitif, atau yang diperlukan untuk memecahkan
sebagai fokus anak pada kesulitan masalah yang diberikan
kemampuannya untuk mencari solusi kepada mereka. Anak-anak diamati
dari masalah tertenu. selama maksimal 25 menit dan sesi
Saat anak tumbuh, kemampuan pemecahan masalah dan direkam.
pemecahan masalahnya secara alami Hasilnya tercatat bahwa mereka
berubah. Tidak bisa dikatakan berusaha menggunakan strategi yang
masalahnya menjadi lebih banyak atau berbeda untuk memecahkan masalah
lebih kompleks meskipun tersebut namun hanya dua anak yang
kemungkinan besar cakupannya benar-benar menghasilkan solusi dari
meningkat. Berdasarkan DeLoache masalah yang diberikan. Tercatat juga
(1998), pada perkembangan kognitif bahwa mereka berusaha dalam
awal yang terjadi pada anak, mengidentifikasi permasalahan dan
kemampuan pemecahan masalahnya melakukan perubahan strategi untuk
ditandai oleh oportunisme dan mencari solusi. Anak berusia lima
flesibilitas, serta sejumlah factor. tahun menunjukkan kegigihan yang
Ketika anak-anak berkembang lebih sedikit dalam mengerjakan
pemecahan masalah mereka harus masalah tersebut dan juga tidak
menjadi lebih efisien dan lebih dapat berusaha mengubah strategi yang
diandalkan, karena dunia mereka digunakan padahal jelas dengan
menggunakan strategi tersebut ia tidak Menurut Siegler (1996),
menghasilkan solusi. perkembangan kognitif sangat
Hal tersebut dapat terjadi bukan bervariasi, dan variabilitas inilah yang
karena pengetahuan yang ada perlu di deskripsikan dan
membatasi perkembangan struktur diintrepretasikan guna meningkatkan
kognitif akan tetapi karena bawaan perkembangan teoritis dalam proses
struktur kognitifnya yang tidak cukup pembelajaran. Siegler menggunakan
menarik perhatian anak untuk metafora untuk menggambarkan
menyelesaikan permasalahan yang perkembangan kognitif seperti sebuah
ada. Mengingat tugas yang diberikan Staircase atau tanggga. Model tangga
memiliki beberapa komponen yang selaras dengan teori tahap Piaget, dan
rumit. Diakui bahwa struktur asumsinya adalah bahwa pada usia
konseptual dapat berubah disebabkan tertentu semua anak berperilaku
oleh perubahan aspek tugas untuk dengan cara tertentu dan dengan
menarik perhatian anak-anak. bertambahnya usia, perilaku ini
Keberhasilan tugas bukanlah meningkat secara sah dan kuantitatif.
satu-satunya penentu perubahan Anak pada usia tertentu dikatakan
kognitif tetapi interaksi kompleks dari memiliki struktur tertentu, batas
pengetahuan yang sudah ada atau pemrosesan pengetahuan, teori
struktur konseptual, strategi, tugas strategi, atau aturan tertentu yang
memfasilitasi dan memaksa memunculkan satu jenis perilaku.
pengembangan cara berpikir
baru.Studi seperti inilah yang
memungkinkanidentifikasi bagaimana
anak-anak mengubah cara berpikir,
dalam konteks tugas pemecahan
masalah.
Anak bertumbuh dan
berkembang selayaknya lingkungan
dan stimulasi yang ditawarkan. Hal
inilah yang menjadi alas an mendasar
perbedaan perkembangan kognitif
anak, Sebagian anak dapat
mengembangkan kognitifnya sesuai
tahapannya, sebagian lagi dapat
berkembang dengan beberapa Gambar 1. Perkembangan Kognitif Model Tangga
hambatan, dan ada pula yang
mengalami permasalahan dalam Pada gambar 1 ditunjukkan sebuah
perkembangan kognitif. Namun, tangga. Anak-anak pada jenjang usia
perkembangan anak dapat ditinjau dari tertentu berada pada tapak tangga,
karakteristik yang menonjol pada dan setiap Langkah tangga
setiap tahapan perkembangan. menunjukkan pergeseran atau
Sebagaimana Piaget menyebutkan perubahan pemikiran. Anak-anak
Tahap Perkembangan Kognitif. melalui proses berpikir pada tingkat
yang lebih tinggi kemudian beristirahat pada usia ini berkaitan dengan
sebelum naik ke Langkah berikutnya. menggali dan memecahkan masalah,
Ini adalah metafora yang sederhana yang pertama adalah berpikir dan
dan telah diterapkan oleh beberapa melakukan. Semula Gerakan bayi
orang, Siegler mengutip teori model hanyalah sebuah refleks namun lama
pikiran Wellman (1990) yang kelamaan ia menyadari perasaaannya
menggambarkan anak itu secara tiba- melakukan hal tersebut sehingga ia
tiba bergeser pada usia tiga tahun dari berpikir dan terus melakukannya.
yang penuh dengan keinginan-keingan Contohnya adalah saat bayi
menjadi keyakinan dan keinginan. melakukan Gerakan menendang-
Tingkat perilaku dan pemahaman nendang. Yang kedua adalah
secara kuantitatif lebih tinggi. penggunaan alat indera, digunakan
Usia dan Tahapan Bagaimana Anak untuk mengumpulkan informasi
belajar Menggali Masalah kemudian mencari tahu apa yang bisa
dilakukan dengan itu. Sehingga,
Pemecahan masalah atau pengalaman sensorik ini menciptakan
keterampilan kognitif mengacu pada jalur pembelajaran di otak anak.
bagaimana anak memandang, berpikir Membiarkan anak memilih dan
dan memperoleh pemahaman tentang merasakan berbagai macam aktivitas
dunianya dan termasuk mengingat, sensorik yang melibatkan berbagai
pemecahan masalah, dan tekstur, suara, bentuk, dan warna.
pengambilan keputusan. Sejak lahir, Seperti kita semua, anak akan lebih
bayi mulai aktof belajar dengan termotivasi untuk bertahan dalam
menjelajahi dunianya sehari-hari masalah ketika mereka memilihnya.
melalui pengalaman. Menyediakan Yang ketiga membuat rencana, secara
pandangan yang baru, suara, aktivitas, bertahap dimulai dari 8 bulan. Anak
dan peluang bagi anak agar ia dapat mulai mengingat banyak hal dan mulai
menjelajahi lingkungan yang sangat membuat rencana untuk
penting untuk perkembangan kognitif. menggunakan pengalaman masa
Dengan mendorong eksplorasi lalunya. Contohnya saat anak
dan mendukung usaha anak dalam memperhatikan suatu pekerjaan
menyelesaikan kesulitan, anak belajar kemudian ia menirukan hal yang sama
menggali permasalahan dengan namun tidak berhasil, ia akan terus
efektif. Dan berikut adalah tahapan mencoba teknik yang sama.
bagaimana anak belajar menggali Menunggu anak melakukan hal
masalah yang dijelaskan oleh tersebut sebagai bentuk menghargai
Scholastic Teacher : usahanya dan bagaimana anak dapat
mengelola emosinya sekaligus
1) 0-2 Tahun mengasah kemampuan pemecahan
Bayi terlahir sebagai pemecah masalahnya. Jika buntu maka
masalah. Pada usia ini dikenal juga bantulah ia dengan solusi. Yang
sebagai Tahap sensori-motoris seperti keempat berbicara untuk bantuan dan
yang dikemukakan oleh Piaget. permintaan, anak telah berkembang
Beberapa perilaku yang ditunjukkan kognitifnya sehingga ketika ia belajar
memecahkan masalah dengan melihat 3) 5-6 tahun
dan meniru orang lain, pastikan untuk Anak-anak memiliki kemampuan
membicarakan masalah sederhana pemecahan masalah yang seacara
yang anda hadapi. Yang kelima alami didapatkan sejak lahir.
membangun keyakinan. Dengan Dengan menjelajahi dunia dengan
menunjukkan dukungan dan apresiasi rasa ingin tahu, ia dapat
membuat anak tidak mudah menyerah menghasilkan pemikiran dan
dalam aktivitas pemecahan masalah. pemahaman suatu masalah dengan
masalah lainnya. Pada usia ini anak
2) 3-4 Tahun memungkinkan dapat mengatasi
Anak-anak berpikir dengan cara yang skema yang lebih rumit, tidak hanya
kualitatif berbeda dengan cara pada tingkat konkret namun juga
berpikir orang yang lebih dewasa pada tingkat abstrak. Kemampuan
dengannya. Ia mengandalkan alat berpikir abstrak ini merupakan
inderanya untuk mengamati. keterampilan yang akan
Beberapa perilaku yang ditunjukkan berkembang selama beberapa
pada usia ini berkaitan dengan tahun ke depan. Anak-anak
menggali dan memecahkan masalah, kemungkinan dapat mengatasi
yang pertama adalah belajar melalui segala sesuatu mulai dari kesulitan
eksperimen. Anak menyukai dengan interaksi sosial hingga
mencoba hal yang baru, ia akan masalah matematika. Beberapa
mengambil Tindakan untuk perilaku yang ditunjukkan pada usia
memecahkan masalah dengan ini berkaitan dengan menggali dan
meniru apa yang dilakukan orang lain memecahkan masalah, yang
sebelumnya. Seringkali mereka pertama adalah sebagai Problem
terlalu fokus pada satu solusi tertentu solver secara naluriah. Yang kedua
yang mungkin berhasil atau tidak. adalah pengamat yang tajam, anak
Sehingga butuhu diberikan dukungan mulai tumbuh keterampilan dalam
atau beri petunjuk untuk pengumpulan informasi untuk
menyelesaikan masalah tersebut. memecahkan masalah. Maka dari
Yang kedua adalah mendapatkan itu anak pada usia ini menyukai
solusi dari berinteraksi orang lain. permainan teka-teki dan perburuan
Dalam aktivitas memecahkan harta karun karena kegiatannya
masalah ia akan melakukan kerja mengajak anak untuk menggunakan
sama dengan mendengarkan informasi yang mereka terima
pendapat dengan teman sebayanya melalui pengamatan untuk
atau orang lain untuk memecahkan memecahkan suatu masalah. Yang
masalah. Yang ketiga adalah bekerja ketiga adalah rasa ingin tahu yang
sama. Anak mulai tumbuh sangat tinggi. Anak mulai banyak
kesabaran, ia pun dapat melihat menanyakan banyak hal dan
sesuatu dari sudut pandang orang memberikan pertanyaan yang
lain, Pemecahan masalah dilakukan berulang-ulang, Semua pertanyaan
dengan kooperatif atau Kerjasama. yang mengarah kepada berbagai
topik mengarahkan mereka kepada
pemecahan masalah yang dunia. Tahapan perkembangan
membantu anak membangun kognitif terbagi menjadi empat yaitu :
pengetahuan yang baru. Yang Tahap Sensoris-Motoris (0-2 tahun),
ketiga adalah Aplikasi sebagai Tahap Pra-Operasional (2-6 tahun),
kunci. Untuk mengembangkan Tahap Operasional Konkrit (6-12
keterampilan pemecahan masalah tahun), Tahap Operasional Formal (12
anak pada usia 5 dan 6 tahun tahun ke atas). Kita dapat mengetahui
adalah penerapan. Setelah anak- taraf kognitif seseorang dengan cara
anak belajar memecahkan masalah kuantitatif yang dilakukan denga tes
dalam satu situasi, penting bagi yang hasilnya berupa angka dengan
mereka untuk menerapkan kategorisasi tingkatan yang disebut IQ
kemudian menerapkan apa yang (Intelligence Quotient). Selanjutnya,
telah mereka pelajari ke situasi untuk mngetahui taraf kognitif secara
yang baru. Pada usia ini juga kualitatif diketahui dari tahapan
kemampuan verbal telah perkembangan kognitif tersebut.
berkembang pada tingkat dimana
Dalam kehidupan kita selalu
mereka dapat mulai menerima dan
menemukan adanya masalah yang
mengkomunikasikan ide-ide dengan
membutuhkan pemecahannya.
anak-anak lain. Mereka juga
Bahkan dari saat kita bayi pun,
termotivasi untuk bereksperimen
aktivitas eksplorasi yang dilakukan
dengan ide-ide dan bekerja secara
mengarah kepada pemecahan maslah
kolektif.
yang sederhana. Karena tingkat
Dari perkembangan kognitif
kognitif manusia berbeda berdasarkan
berdasarkan tahapan usia berikut
tahapan perkembangan kognitifnya,
anak-anak menggunakan eksplorasi
hal ini lah yang membuat perbedaan
seluruh alat indera, meniru, sebab
kemampuan seorang anak dalam
akibat, dan eksperimen untuk
memecahkan masalah. Hal ini
membangun logika dan keterampilan
dijelaskan bahwasanya perbedaan
penalaran mereka.
struktur berpikir membuat cara
seseorang melihat masalah dan
Kesimpulan
strategi untuk memecahkan masalah
Perkembangan kognitif ditandai
tersebut menjadi berbeda. Semakin
dengan perkembangan intelektual
dewasa maka semakin kompleks
dengan proses berpikir yang
struktur berpikir seseorang, sehingga
menunjukkan kemampuan individu
ia sudah bisa melakukan aktivitas
dalam mengingat, menilai,
pemecahan masalah dengan
menghubungkan, menganalisis,
menghubungkan pengetahuan yang
mengevaluasi, dan memecahkan
sudah dimilikinya dalam membangun
masalah. Piaget adalah seorang ahli
struktur konsep berpikir dalam
psikolog yang menganut bahwa
otaknya. Namun, tidak lupa faktor lain
kecerdasan itu tidak diturunkan dan
dimana anak bertumbuh dan
setiap manusia melalui tahapan
berkembang pada lingkungan dan
perkembangan kognitif sepanjang
stimulasi yang ditawarkan kepadanya.
hidupnya dimulai saat dilahirkan ke
DAFTAR PUSTAKA
Abin, S. M. (2004). Psikologi Kependidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul.
Bandung: Rosda.
Asrori, M. (2019). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Boree, C. G. (2017). General Psychology : Psikologi Kepribadian, Persepsi, Kognisi,
dan Perilaku. (A. Q. Shaleh, Ed., & H. J. Fauzi, Trans.) Yogyakarta:
Prismasophie.
Bujuri, D. A. (2018). Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar dan
Implikasinya dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Literasi Jurnal Ilmu
Pendidikan, IX(1), 40.
Dahar, R. W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Darminto, B. P. (2010). Peningkatan Kreativitas dan Pemecahan Masalah Bagi
Calon Guru Matematika Melalui Pembelajaran Model Treffinger. Seminar
Nasional Matetika dan Pendidikan Matematika (p. 530). Yogyakarta:
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Gage, N. L., & Berliner, D. C. (1998). Educational Psychology. Boston: Houghton
Miffllin.
Garton, A. F. (2004). Exploring Cognitive Development : The Child as Problem
Solver. Australia: Blackwell Publishing.
Hill, S. M. (2008). Mothers' and Daughters' Perceptions of the Discretionary
Spending During Early Adolescence. Denton Texas: Texas Woman's
University.
Khiyarusoleh, U. (2016). Konsep Dasar Perkembangan Kognitif pada Anak menurut
Jean Piaget. Jurnal Dialektika Jurusan PGSD, 5(1), 4.
Novitasari, Y. (2018). Analisis Permasalahan "Perkembangan Kognitif Anak Usia
Dini". PAUD Lectura : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 82-90.
Nur, M. (1998). Teori-Teori Perkembangan. Surabaya: IKIP Surabaya.
Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini : pengantar dalam berbagai
aspeknya. Yogyakarta: Kencana.
Teacher, S. (2021). Ages & Stages: How Children Learn to Solve Problems.
Retrieved from Scholastic:
https://www.scholastic.com/teachers/articles/teaching-content/ages-stages-
how-children-learn-solve-problems/

Anda mungkin juga menyukai