Kajian
Psikologis
MENTAL HEALTH
Terhadap
L A N D I N G P A G E
Realitas
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod
tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat.
Perkembangan
LEARN MORE
Peserta didik
Ratri Isharyadi (2211392) | Hermanto (2211146)
psi.ko.lo.gi
n ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan
pengaruhnya pada perilaku; ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa.
Peserta didik
Peserta didik adalah
anggota masyarakat yang
berusaha
mengembangkan potensi
diri melalui proses
pembelajaran yang
tersedia pada jalur,
jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
Perkembangan
Sosial
Perkembangan Perkembangan
Emosi Moral
Perkembangan Perkembangan
Kognitif Religi
Psikologi
Perkembangan
Peserta didik
Perkembangan
Kognitif
Proses Adaptasi
Adalah bagaimana pembelajaran dan perkembangan
kognitif terjadi
Anak berkembang melalui Anak belajar berbicara dan Mulai berpikir logis dan Menggunakan logika dan
indera dan gerak. memahami bahwa kata- memecahkan masalah peristiwa operasi ilmiah untuk masalah
Skema-skema yang kata, gambar, dan gerakan konkret (yang terlihat). abstrak (masa depan, politik)
terbentuk merupakan adalah simbol untuk Konsep konservasi bahwa Memiliki argumen yang lebih
hasil interaksi fisik. sesuatu yang lain. sesuatu kuantitasnya sama panjang. Perbedaan antara
Pada akhir tahap ini, anak- Animisme berpikir bahwa walau tampilan berubah. operasi konkret dan formal
anak mulai memahami benda-benda non-animasi Konsep inklusi kelas yaitu adalah bahwa operasi konkret
objek permanen. juga berbicara dan memiliki kemampuan untuk dilakukan pada hal-hal yang
perasaan seperti kita. mengklasifikasikan menyortir hanya dapat dilihat dengan
Pemikiran pada tahap ini objek dalam urutan tertentu. mata, sedangkan operasi formal
masih cukup egosentris. Egosentris mulai berkurang. dilakukan pada gagasan
Perkembangan Kognitif
Lev Vygotsky
Pendidikan harus berpusat pada anak dan sesuai dengan pengetahuan, kemampuan
kognitif, dan konteks budaya anak saat ini.
Pendidikan harus menilai kesiapan anak untuk mempelajari informasi baru, misalnya
melalui penilaian formatif.
Tahap-tahap perkembangan kognitif piaget menjadi acuan dalam menginterpretasikan
tingkah laku siswa dan mengembangkan rencana pelajaran.
Tahap-tahap perkembangan kognitif juga memberikan petunjuk bagi guru dalam
memilih strategi pembelajaran yang lebih efektif pada tingkat kelas yang berbeda.
Konsep ZPD pada pembelajaran berbasis penemuan terbimbing, dapat diberikan kepada
siswa setelah guru mengetahui kemampuan siswa.
Konsep interaksi sosial, ZPD dan Scaffolding pada pembelajaran kolaboratif atau
kooperatif, dimana siswa berasal dari kelompok yang heterogen, diharapkan siswa yang
lebih mampu dapat membantu siswa yang kurang mampu.
Pembelajaran terdiferensiasi dengan memperhatikan bantuan khusus guru yang
diberikan kepada siswa.
Perkembangan
Emosi
Emosi
Perasaan psikologis internal yang sangat
kompleks yang secara langsung mengubah
suasana hati kita, tetapi juga dapat
memengaruhi pikiran, perilaku, dan
tingkah laku kita. Beberapa emosi yang
umum adalah kesedihan, kemarahan,
kebahagiaan, atau kepuasan.
Teori-teori Tentang
Terjadinya Proses Emosi
James Lange
Gejala Fisik Emosi
Peristiwa Penafsiran
Meriam Bard
Gejala Fisik
Peristiwa
Emosi
Teori-teori Tentang
Terjadinya Proses Emosi
Schacter-Singer
Gejala Fisik Emosi
Peristiwa Alasan
Lazarus
Emosi
Perkembangan emosi peserta didik usia pra sekolah. Perkembangan emosi pada masa kanak-
kanak awal ditandai dengan munculnya emosi evaluatif yang disadari rasa bangga, malu, dan rasa
bersalah, dimana kemunculan emosi ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai memahami dan
menggunakan peraturan dan norma sosial untuk menilai perilaku mereka.
Perkembangan emosi peserta didik usia sekolah dasar. Karakteristik utama perkembangan emosi
siswa sekolah dasar ditandai dengan siswa sudah memahami kaidah dan aturan yang berada
dilingkungan. Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi siswa sekolah dasar
yaitu keadaan siswa, faktor belajar, konflik perkembangan dan lingkungan keluarga.
Perkembangan emosi peserta didik usia remaja. Remaja identik dengan emosi yang mudah
meledak-ledak dan kurang bisa terkendali. Meningginya emosi pada masa remaja disebabkan
oleh perubahan fisik dan kelenjar, dan juga faktor sosial yaitu dari keadaan sosial yang
mengelilingi remaja sehingga remaja berada di bawah tekanan sosial dan dihadapkan pada
kondisi baru.
Implikasi Perkembangan Emosi
Terhadap Pendidikan
Trust vs Mistrust (0-18 bulan) Autonomy vs Shame and Doubt (18 bulan-3 tahun)
( Kepercayaan vs Ketidakpercayaan) (Kemandirian vs Malu dan Ragu–ragu)
Anak belajar mempercayai orang lain. Jika anak diberi kepercayaan untuk
Jika kebutuhan anak cukup dipenuhi, anak mengeksplor diri, anak akan menjadi
akan merasakan keamanan dan kepercayaan. mandiri dan percaya diri.
Akan tetapi, jika tidak dapat merespon Jika terlalu membatasi dan keras, dapat
kebutuhan anak, maka anak bisa menjadi membentuk anak menjadi pemalu, kurang
seorang yang selalu merasa tidak aman dan percaya diri, dan kurang mandiri.
tidak bisa mempercayai orang lain. Kedua orang tua memiliki peran penting
Kunci perkembangan adalah pada ibu. pada tahap ini.
Perkembangan Sosial
Erik Erikson
Berfokus pada diri sendiri Berfokus pada bagaimana Berfokus pada tingkat
dan kepentingan diri kita dipersepsikan oleh penalaran yang lebih
sendiri. orang lain. tinggi dan melihat situasi
dari berbagai perspektif.
Implikasi Perkembangan Moral
Terhadap Pendidikan
Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang di anut,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dalam pemeluk agama lain.
Secara umum istilah religius sering diartikan atau identik dengan urusan agama, sehingga menjadi
fokus utama dalam pendidikan agama.
Dalam Permenag RI 16/2010 pasal 6 ayat 1 dijelaskan bahwa standar isi pendidikan agama meliputi:
1. Memperdalam dan memperluas pengetahuan dan wawasan keberagaman peserta didik.
James 2. Mendorong peserta didik agar taat menjalankan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari.
Fowler
3. Menjadikan agama sebagai landasan akhlak mulai dalam kehidupan pribadi, berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Perkembangan Religius
James Fowler
‘Iman’ anak banyak Anak sudah lebih logis dan Mulai membentuk ideologi
diperoleh dari apa yang mulai mengembangkan (sistem kepercayaan) dan
diceritakan orang dewasa pandangan akan alam komitmen terhadap ideal-
Gambaran Tuhan yang semesta yang lebih tertata ideal tertentu.
perkasa, surga yang Mereka cenderung Mulai mencari identitas diri
imajinatif, dan neraka yang mempercayai cerita dan dan menjalin hubungan
mengerikan. Gambaran ini simbol religius secara literal. pribadi dengan Tuhan.
umumnya bersifat irasional. Mereka percaya bahwa Namun, identitas mereka
Berkisar pada kepatuhan Tuhan itu adil dalam belum benar-benar
(obedience) dan hukuman memberi ganjaran yang terbentuk, sehingga mereka
(punishment) sepantasnya bagi manusia. juga masih melihat orang
lain (biasanya teman sebaya)
untuk panduan moral.
Perkembangan Religius
James Fowler
Mereka yang bisa Pada usia paruh baya, orang Tahap yang jarang dapat dicapai,
mencapai tahap ini mulai jadi semakin menyadari terdapat para pemimpin moral
memeriksa iman mereka batas-batas akalnya. dan spiritual yang visi dan
dengan kritis dan Mereka memahami adanya komitmennya terhadap
memikirkan ulang paradoks dan kontradiksi kemanusiaan menyentuh begitu
kepercayaan mereka, dalam hidup. banyak orang.
terlepas dari otoritas Ketika mulai mengantisipasi Mereka digerakkan oleh
eksternal dan norma kematian, mereka dapat keinginan untuk “berpartisipasi
kelompok. mencapai pemahaman dan dalam sebuah kekuatan yang
penerimaan lebih dalam. menyatukan dan mengubah
dunia”, namun tetap rendah hati,
sederhana, dan manusiawi.
Implikasi Perkembangan Religius
Terhadap Pendidikan