KELOMPOK 4
1. Wa Ode Juliana (2021010104037)
2. Emil Aprilia (2021010104005)
3. Felincia Putri Febriana (2021010104026)
4. Nadila Oktavia (2021010104015)
5. Iin Nur Awalhaqq (2021010104033)
PGMI A
Secara bahasa kognitif berasal dari bahasa latin ”Cogitare” artinya berfikir. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kognitif berarti segala sesuatu yang berhubungan atau melibatkan kognisi, atau berdasarkan
pengetahuan faktual yang empiris. Dalam pekembangan selanjutnya, istilah kognitif ini menjadi popular
sebagai salah satu wilayah psikologi, baik psikologi perkembangan maupun psikologi pendidikan.
Dalam psikologi, kognitif mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental
manusia yang berhubungan dengan masalah pengertian, pemahaman, perhatian, menyangka,
mempertimbangkan, pengolahaninformasi, pemecahanmasalah, kesengajaan, membayangkan,
memperkirakan, berpikir, keyakinan, dan sebagainya. (Sutarno : 2017)
Serupa dengan aspek-aspek perkembangan yang lainnya, kemampuan kognitif anak juga mengalami
perkembangan tahap demi tahap. Secara sederhana, pada buku karangan (Desmita, 2009) dijelaskan
kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta
kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan berkembangnya kemampuan
kognitif ini akan memudahkan peserta didik menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga
anak mampu melanjutkan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan
lingkungan.
Kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua
aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang
memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa
depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan,
mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
Sehingga dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta
didik yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya, sesuai buku karangan (Desmita,
2009).
Piaget percaya bahwa setiap anak lahir dengan kecenderungan bawaan untuk memahami dan
berinteraksi dengan lingkungan mereka. Terori perkembangan kognitif piaget mengemukakan bahwa
kecerdasan anak berkembang melalui empat tahapan yang berbeda, dan setiap tahapnya ditandai
dengan kemunculan kemampuan baru dan cara memproses informasi. (SLAVIN:2015)
Piaget juga percaya bahwa setiap anak membangun struktur mental dan ide kreatif dalam upaya
untuk memahami pengalaman mereka. Ini membantu mereka mencapai keseimbangan kognitif,
prediktibilitas, dan pandangan bahwa dunia sebagai tempat yang teratur. Ketika mereka memiliki
pengalaman baru yang tidak masuk akal bagi mereka maka, tatanan kognitif ini terganggu dan
mereka berusaha membangunnya kembali. Dalam melakukannya, pemikiran mereka menjadi lebih
canggih. Kemajuan perkembangan ini terjadi dalam pola umum yang sesuai dengan kisaran usia yang
diperkirakan (Eggen, P : 2016)
2. Pendapat Vygotsky
Teori Vygotsky menunjukkan bahwa perkembangan kognitif terjadi ketika peserta didik dengan
dukungan dukungan dari orang lain yang lebih berpengaruh, misal orang tua, teman,
memperolehpengetahuan dan keterampilan yang unik untuk budaya tertentu melalui penggunaan
sosial interksi dan bahasa. Orang dewasadan indiidu lain yang lebih berpengetahuan mengukur
kesiapan peserta didik untuk tugas-tugas baru dn memberikan dukungan yang diperukan untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih maju secara perkembangan melalui interaksi
sosial yangkaya bahasa. (Eggen, P : 2016)
Dari dua pendapat di atas, dapat di sederhanakan bahwa menurut Pieget Perkembangan kognitif seorang
anak terjadi secara bertahap, lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan
anak. Seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung dan tidak bisa langsung
menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara
belajar secara aktif dilingkungan sekolah. Sedangkan perkembangan kognitif menurut Vygotsky lebih
menekankan pada konsep sosiokultural, yaitu konteks sosial dan interaksi dengan orang lain dalam
proses belajar anak. Vygotsky juga yakin suatu pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah atau dari
guru saja, tetapi suatu pembelajaran dapat terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum
pernah dipelajari disekolah namun tugas-tugas itu bisa dikerjakannya dengan baik, misalnya di
masyarakat.
Menurut modul perkembangan kognitif, karya Dr. Yuliani Nurani Sujiono, M.Pd. pada halaman 28-30
menjelaskan bahwa faktor-faktor perkembangan kognitif ada 6 yaitu :