Anda di halaman 1dari 9

RESUME

PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK SD


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK

Disusun Oleh :

Kelompok III
THIFLA SASKIA NURAFNI/2021010104025
SITTI NUR AZIZAH/2021010104038
YUKI ALFIZAR/2021010104031
HESTI WIDIANINGSIH/2021010104007
DIAN AYU PRATIWI/2021010104002
LUSNI/2021010104043

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KENDARI

2022/2023
 PERKEMBANGAN MOTORIK

1. Pengertian perkembangan motorik

Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan
psikomotorik khusus digunakan pada domain mengenai perkembangan manusia yang
mencakup gerak manusia. Motorik ruang lingkupnya lebih luas dari pada psikomotorik.
Meskipun secara umum motorik sinonim digunakan dengan istilah gerak, sebenarnya
psikomotorik mengacu pada gerakan-gerakan yang dinamakan alih getaran elektorik dari
pusat otot besar.

Perkembangan motorik adalah suatu perubahan dalam perilaku gerak yang


memperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk danlingkungannya. Pada manusia
perkembangan motorik merupakan perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa
yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Aspek perilaku dan
perkembangan motorik saling mempengeruhi satu sama lainnya.

 Menurut Keogh dalam Payne (1996)

Menjelaskan bahwa perkembangan motorik dapat didefinisikan sebagai perubahan


kompetensi atau kemampuan gerak dari mulai masa bayi (infancy) sampai masa dewasa
(adulthood) serta melibatkan berbagai aspek perilaku manusia, kemampuan motorik dan
aspek perilaku yang ada pada manusia ini mempengaruhi perkembangan motorik dan
perkembangan motorik itu sendiri mempengaruhi kemampuan dan perilaku manusia.

 Menurut Roberton tahun 1988

Perkembangan motorik melalui penjelasannya bahwa kita berupaya untuk meningkatkan


pemahaman dalam tiga hal sebagai berikut:

a. Kita mencoba untuk memahami perilaku gerak (motor behavior), apa yang terjadi dan
mengapa hal itu terjadi.
b. Kita berusaha untuk mengerti apa perilaku sekarang sama dengan perilaku sebelumnya
dan mengapa.
c. Kita mencari tahu apa perilaku sekarang akan serupa dengan perilaku yang akan datang
dan mengapa.

2. Perbedaan perkembangan, kematangan, dan pertumbuhan

Perkembangan mencakup kedua unsure yaitu; kematangan dan pertumbuhan.


Perkembangan merupakan istilah umum yang merujuk pada kemajuan dan kemunduran yang
terjadi hingga akhir hayat. Pertumbuhan merupakan aspek structural dari perkembangan.
Sedangkan kematangan berkaitan dengan perubahan fungsi pada perkembangan manusia.

Cabang ilmu pertumbuhan manusia dan pengukuran tubuh manusia disebut juga dengan
anthropometry.
Anthropometry ini mengukur sebagai berikut:
1. Tinggi badan
2. Berat badan
3. Panjang bagian-bagian tubuh seperti mengukur langsung panjang betis.
4. Luas badan (Komposisi badan) seperti tulang, otot, organ, dan jaringan selain
dari pada lemak.
5. Keliling badan terdiri dari kepala, leher, pergelangan, tangan, betis, paha, dan
panggul.

Kematangan adalah kemajuan yang lebih bersifat kualitatif dari pada kuantitatif. Mengukur
kematangan siswa lebih sering digunakan metode untuk menentukan usia kerangka (skeletal
age) dengan sinar “x”, mengukur kematangan dengan melihat usia gigi, atau dengan melihat
ciri-ciri jenis kelamin.

3. Prinsip Perkembangan Motorik


a. Bergantung pada perkembangan otot dansyaraf
b. Belajar motorik tidak terjadi sebelum anak matang.
c. Mengikuti pola yang diramalkan.
d. Dimungkinkan menentukan norma perkembangan.
e. Urutan perkembangan motorik.
f. Perbedaan individu dalam laju perkembangan motoric

4. Nilai-Nilai Dalam Perkembangan Motorik


- Pengalaman
- Hak dan kesempatan beraktivitas
- Keseimbangan jiwa dan raga,
- Mampu berperan menjadi dirinya sendiri
- Kesehatan yang baik
- Katarsis emosional
- Kemandirian
- Hiburan diri.
- Sosialisasi
- Konsep diri.

5. Tujuan perkembangan motoric

Tujuan perkembangan motorik adalah mengkaji proses pentahapan kemampuan gerak,


apakah kemampuan gerak individu tersebut sudah sesuai dengan masanya.

6. Fungsi perkembangan motorik

Fungsi perkembangan motorik adalah penguasaan keterampilan yang tergambar dalam


kemampuan menyelesaikan tugas gerak tertentu. Kualitas gerak terlihat dari seberapa jauh
anak tersebut mampu menampilkan tugas gerak yang diberikan dengan tingkat keberhasilan
tertentu.
 PERTUMBUHAN FISIK DAN PERKEMBANGAN KETERAMPILAN-
KETERAMPILAN MOTORIK

Manusia tumbuh sejak saat pembuahan hingga mereka mencapai tinggi badan orang
dewasa pada usia sekitar 20 tahun. Proses pertumbuhan ini tidak teratur dan salah satu
periode pertumbuhan tercepat adalah dimasa bayi. Contohnya, pada akhir tahun pertama
usianya, bayi yang normal akan memiliki berat badan sekitar tiga kali berat lahir.
Pertambahan berat dan tinggi badan ini berlanjut hingga usia beberapa tahun pertama,
sebelum melambat hingga masa pubertas ketika terjadi ledakan pertumbuhan lain.
Peningkatan seluruh ukuran tubuh juga disertai dengan perubahan-perubahan proporsi tubuh:
pada bayi kepala meliputi seperempat panjang badan, namun dimasa dewasa proporsi ini
berkurang hingga seperenamnya.

Meski demikian, pertumbuhan fisik tidak hanya berupa pertambahan berat dan tinggi
badan, ini juga termasuk mengembangakan kendali terhadap otot-otot tubuh dan
meningkatnya koordinasi fisik. Pengendalian motorik manusia adalah proses yang relative
lambat dan, hingga akhir usia dua tahun pertama, bayi hanya mencapai penguasaan mobilitas
dan koordinasi dasar sebagaimana ditunjukkan dalam table 3.1 :

Umur (tahun) Keterampilan-keterampilan motorik Keterampilan-keterampilan motorik


kasar halus
2 Berjalan dengan lancar berlari Menggunakan sendok dan garpu
Naik dan turun tangga sendiri Membalik halaman-halaman buku
Menendang bola Menirukan gerakan melingkar
Membentuk menara dengan enam
kubus
3 Berlari dengan baik Makan sendiri dengan baik
Berbaris Memakai sepatu dan kaus kaki
Mengendarai sepeda roda tiga sendiri
Berdiri dengan satu kaki secara Membuka dan mengancingkan baju
singkat Membentuk menara dengan 10
kubus
4 Meloncat Menggambar orang
Melompat jauh Memotong dengan gunting (belum
Melempar bola dengan tangan ke dengan baik)
atas Memakai pakaian sendiri dengan
Dorongan motorik tinggi baik
Mencuci dan mengeringkan wajah

 PERKEMBANGAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR


1. Keterampilan motorik kasar melibatkan otot-otot besar tubuh dan mencakup fungsi-
fungsi lokomotor seperti duduk tegak, berjalan, menendang, dan melempar bola.
2. Keterampilan motorik kasar bergantung pada kekerasan dan kekuatan otot.
Perkembangan motorik ini berlanjut dari kepala ke bawah (sefalokaudal) dan dari
tengah kea rah luar (proksimodistal).
3. Karena itu, aktivitas-aktivitas yang melibatkan kepala dan ekstremitas atas
berkembang sebelum aktivitas yang melibatkan ekstremitas bawah, dan aktivitas yang
melibatkan batang tubuh dan bahu berkembang sebelum aktivitas yang melibatkan
tangan dan jari.
4. Keterampilan motorik berkembang dalam urutan pasti, dan norma-norma umur kerap
digunakan untuk mengukur kemajuan perkembangan bayi (Bayley, 1993)
5. Pola perkembangan keterampilan motorik yang khas ini mendorong para teoris
terdahulu untuk berpendapat bahwa ini merepresentasi rentangan urutan peristiwa-
peristiwa yang terprogram secara genetic dimana syaraf-syaraf dan otot-otot matang
dalam arah ke bawah dan ke luar (Shirley, 1933)
6. Variasi individual adalah hal umum dalam perkembangan keterampilan-keterampilan
ini dan masa perkembangan keterampilan motorik dapat bervariasi sebanyak dua
hingga empat bulan tanpa ada indikasi terjadi perkembangan yang tidak normal.
7. Bukti-bukti menunjukkan bahwa factor-faktor lingkungan memengaruhi masa
perkembangan keterampilan-keterampilan motorik. Contohnya, perkembangan
motorik awal pada bayi-bayi afrika dan jamaika memiliki keterkaitan dengan
perilaku-perilaku pengasuhan.
8. Para orang tua dalam budaya afrika menunjukkan dorongan bagi perkembangan
keterampilan-keterampilan motorik dengan memberikan kesempatan-kesempatan
kepada bayi mereka untuk mengembangkan kekerasan dan kekuatan otot dengan,
contohnya, meletakkan mereka dalam posisi tegak (Cintas, 1989)
9. Para ibu jamaika secara tradisional mengharapkan perkembangan motorik sejak dini
dan berusaha mendorong perkembangan ini dengan memijat dan meregangkan tangan
dan kaki bayi-bayi mereka (Hopkins, 1991).
10. Para bayi jamaika yang dilahirkan dan dibesarkan secara tradisional di inggris tetap
menunjukkan perkembangan yang cepat ini.
11. Para bayi jamaika yang tidak dibesarkan secara tradisional tidak menunjukkan
perbedaan usia dalam menguasai keterampilan-keterampilan ini bila dibandingkan
dengan kelompok sebaya non jamaika.
12. Ini menunjukkan dengan jelas bahwa perbedaan tersebut bukanlah genetic, namun
karena pengalaman.
13. Bayi juga dapat melewatkan tonggak perkembangan.
14. Disuku mali afrika sebagian besar bayi tidak pernah merangkak (Bril, 1999)
15. Adolph (2002b) menggambarkan bayi-bayi di AS yang juga memotong fase
merangkak, bergerak dengan berguling atau tidak melakukan gerakan berpindah
hingga mereka dapat berdiri.
16. Factor-faktor lingkungan seperti perilaku-perilaku pengasuhan kemungkinan juga
penting disini: berkurangnya jumlah bayi amerika yang merangkak bersamaan waktu
dengan rekomendasi-rekomendasi diakhir abad 20 untuk menidurkan bayi dalam
posisi terlentang guna mengurangi resiko SIDS (Davies, dkk., 1998).
17. Karena itu, bukti terkini menguatkan peran lingkungan yang lebih besar dalam
perkembangan keterampilan-keterampilan ini.
18. Proses-proses pematangan diyakini memberikan batas-batas umur bagi bayi untuk
mampu duduk tegak, merangkak atau berjalan, namun pengalaman-pengalaman dan
kesempatan-kesempatan untuk berlatih yang dimiliki setiap anak sangat penting
dalam mempengaruhi umur actual ketika tonggak-tonggak perkembangan ini tercapai.
19. Teori-teori modern tentang perkembangan keterampilan motorik menenkankan proses
interaktif antara bawaan dan lingkungan.
20. Conttohnya, teori sistem-sistem dinamik (Thelen, 1995) merupakan pendekatan
konstruktivis terhadap perkembangan keterampilan motorik.
21. Baik bawaan maupun lingkungan diyakini berkotribusi terhadap perkembangan.
22. Anak memiliki peran aktif dalam perkembangaanya sendiri.
23. Keterampilan-keterampilan motorik dibangun oleh bayi ketika mereka secara aktif
mengorganisasikan ulang kemampuan-kemampuan motorik yang sudah dimiliki
menjadi tindakan-tindakan baru lebih kompleks.
24. Pada awalnya, tindakan-tindakan motorik bergantung pada refleks-refleks bawaan
contohnya, mengenggam, mengisap, dan menyungkur.
25. Secara bertahap reflex-refleks ini diorganisasikan ulang menjadi konfigurasi-
konfigurasi motorik baru dan lebih kompleks.
26. Sistem-sistem tindakan awal kemungkinan tidak pasti, tidak menyatu, dan tidak
terkoordinasi, namun sistem-sistem tersebut secara progresif dimodifikasi dan
disempurnakan hingga komponen-komponenya terjalin, sehingga menghasilkan
sistem-sistem yang halus dan terkoordinasi dengan baik.
27. Perkembangan dipandang sebagai sistem yang mengoorganisasikan diri sendiri,
dimana bayi yang penuh rasa ingin tahu secara aktif mengembangkan keterampilan-
keterampilan motorik yang lebih kompleks guna mencapai tujuan-tujuan baru.
Pemandangan dan suara-suara yang menarik dilingkungan, contohnya, memberikan
motivasi untuk bergerak berpindah, terutama bila targetnya berada di luar jangkauan.
28. Kekuatan fisik yang semakin besar, meningkatnya koneksi-koneksi neorologis,stimuli
indrawi, dan perilaku-perilaku pengasuhan kesemuanya berkontribusi terhadap
perkembangan keterampilan-keterampilan motorik ini.
29. Karena itu, teori ini mengintegrasi tindakan, persepsi, dan pikiran karena bayi harus
memikirkan bagaimana mengorganisasikan gerakan berpindah guna mencapai tujuan-
tujuannya, (Von Hofsten, 2007).

 PERKEMBANGAN KETERAMPILAN-KETERAMPILAN MOTORIK


HALUS.
1. Keterampilan-keterampilan motorik halus melibatkan otot kecil yang memungkinkan
fungsi-fungsi seperti mengenggam dan memanipulasi objek-objek kecil.
2. Fungsi-fungsi seperti menulis, menggambar, dan mengenakan pakaian bergantung
pada keterampilan-keterampilan motorik halus kita.
3. Keterampilan-keterampilan ini melibatkan kekuatan, pengendalian motorik halus, dan
kecekatan.
4. Kemampuan bayi untuk meraih dan memanipulasi objek berkembang pesat dalam
tahun pertama usianya.
5. Meraih dan mengenggam secara sengaja biasanya berkembang pada usia tiga bulan,
sebelum ini, bayi menyambar objek dalam bidang penglihatannya secara tak
terkoordinasi, kerap tidak berhasil dan jarang dapat meraih objek yang dilihatnya
tersebut.
6. Munculnya tindakan meraih dan mengenggam menandai pencapaian signifikan dalam
kemampuan bayi untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
7. Pada usia empat atau lima bulan, bayi mampu memindahkan objek dari satu tangan ke
tangan lainnya dan reflex genggaman telapak tangan (palmar) berganti dengan
genggaman tulang hasta (ulnar) secara sengaja.
8. Meski kaku dan mirip cengkraman, namun genggaman ini meningkatkan kemampuan
untuk melakukan eksplorasi objek melalui perabaan.
9. Secara bertahap, diperoleh keahlian yang lebih tinggi dalam memanipulasi objek,
sehingga pada akhir tahun pertama usianya bayi mampu melakukan genggaman yang
jauh lebih unggul yaitu genggaman menjepit (pincer).
10. Ini merupakan perkembangan penting dalam hal kecekatan, karena genggaman jari
dan ibu jari ini menjadi dasar bagi keterampilan-keterampilan manual kita yang lebih
canggih seperti menulis, menggunakan gunting dan alat pemotong, membalik
halaman buku, dan sebagainya.
11. Sepanjang tahun kedua usiannya bayi menjadi semakin cekatan dan terkoordinasi.
12. Pada usia 16 bulan bayi mampu memegang pensil dan membuat coretan-coretan
dasar.
13. Pada usia 24 bulan mereka mampu menggambar garis vertikal atau horizontal
sederhana.
14. Balok-balok susun, kancing, tombol-tombol, dan objek-objek lain juga dapat
dimanipulasi dengan mudah oleh balita berusia 24 bulan.
15. Sejalan dengan teori sistem-sistem dinamik, bayi telah memiliki kendali atas gerakan-
gerakan sederhana dan secara bertahap mengorganisasikan ulang gerakan-gerakan
tersebut menjadi sistem-sistem yang semakin kompleks (Fentress dan Mcleod, 1986).

 PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA SEKOLAH DASAR

Pada usia sekolah, perkembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna, dan
terkoordinasi dengan baik, seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan badan anak.
Anak-anak terlihat sudah mampu mengontrol dan mengoordinasikan gerakan anggota
tubuhnya seperti menggerakkan tangan dan kaki dengan baik. Otot-otot tangan dan
kakinya sudah mulai kuat, sehingga berbagai aktivitas fisik seperti menendang, melompat,
melempar, menangkap dan berlari dapat dilakukan secara lebih akurat dan cepat. Di
samping itu, anak juga semakin mampu menjaga keseimbangan badannya. Penguasaan
badan, seperti membongkok melakukan bermacam-macam latihan senam serta aktivitas
olah raga berkembang pesat. Mereka juga mulai memperlihatkan gerakan-gerakan yang
kompleks, rumit, dan cepat, yang diperlukan untuk menghasilkan karya kerajinan yang
bermutu bagus atau memainkan instrumen musik tertentu."
Untuk memperhalus keterampilan-keterampilan motorik mereka anak-anak terus
melakukan berbagai aktivitas fisik. Aktivitas fisik ini dilakukan dalam bentuk permainan
yang kadang-kadang bersifat informal, permainan yang diatur sendiri oleh anak, seperti
permainan umpet-umpetan, dimana anak menggunakan keterampilan motornya, disamping
itu, anak-anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat
formal, seperti olahraga senam, berenang, atau permainan hoki

Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian jasmani melalui


kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. (Aghnaita, 2017) Seorang
anak usia 6 tahun yang bangun tubuhnya sesuai untuk usia tersebut, akan dapat melakukan
hal-hal yang lazim dilakukan oleh anak berumur 6 tahun. (Hurlock, 1997) Gerakan-
gerakan yang dilakukan oleh anak-anak termasuk anak sekolah dasar merupakan
koordinasi dari beratus-ratus otot yang unik. Keterampilan motorik dapat dikelompokkan
menurut ukuran otot-otot dan bagian badan yang terkait, yaitu keterampilan motorik kasar
dan halus. Motorik kasar meliputi keterampilan otot-otot besar lengan, kaki, batang tubuh
seperti berjalan, melompat, berlari. (Upton, 2012). Sedangkan keterampilan motorik halus
meliputi otot-otot kecil yang ada diseluruh tubuh, seperti menyentuh, memegang, menulis,
dan menggambar. Keterampilan motorik bagi anak sekolah dasar merupakn suatu aktivitas
yang menyenangkan, hal ini disebabkan otot-otot mereka mulai menemukan fungsinya
atau berkembang. Sehingga mereka tidak dapat duduk diam dalam waktu lama. (Murti,
2018)

Perkembangan motorik pada anak usia sekolah dasar menurut (Desmita, 2012) yaitu
1) Mulai usia 6 tahun sudah berkembang koordinasi antara mata dan tangan (visio
motoric) yang dibutuhkan untuk membidik, menyepak, melempar, dan menangkap, 2)
Usia 7 tahun, tangan anak semakin kuat dan anak lebih menyukai menggunakan pensil
daripada krayon untuk melukis, 3) Usia 8 sampai 10 tahun, anak dapat menggunakan
tangan secara bebas, mudah, dan tepat. Koordinasi motorik halus berkembang, sehingga
anak dapat menulis dengan baik, ukuran huruf menjadi lebih kecil dan rata, 4) Usia 10
sampai 12 tahun, anak-anak mulai memiliki keterampilan keterampilan manipulatif
menyerupai kemampuan orang dewasa. Mereka mulai menampilkan gerakan-gerakan
kompleks, rumit, dan cepat yang diperlukan untuk menghasilkan karya kerajinan yang
berkualitas atau memainkan alat musik tertentu.

Perkembangan motorik yang terlambat berarti perkembangan motorik yang berada


di bawah normal umur anak. Akibatnya pada umur tertentu anak tidak menguasai tugas
perkembangan yang diharapkan oleh kelompok sosialnya. Sebagai contoh anak yang
berada di bawah normal mengalami kesulitan untuk dapat berjalan dan makan sendiri akan
dipandang sebagai anak yang “terbelakang”. Banyak penyebab terlambatnya
perkembangan motorik salah satunya timbul dari kerusakan otak anak pada waktu lahir
atau kondisi pralahir yang tidak menguntungkan atau lingkungan yang tidak
menyenangkan pada permulaan pascalahir. Akan tetapi keterlambatan lebih sering
disebabkan oleh kurangnya kesempatan untuk mempelajari keterampilan motorik,
perlindungan orang tua yang berlebihan atau kurangnya motivasi anak untuk mempelajari
keterampilan motorik. (Hurlock, 1997) Tidak banyak orangtua yang mengerti bahwa
keterampilan motorik kasar dan halus seorang anak perlu dilatih dan dikembangkan setiap
saat dengan berbagai aktivitas. Pengembangan ini memungkinkan seorang anak
melakukan berbagai hal dengan lebih baik, termasuk di dalamnya pencapaian dalam hal
akademis dan fisik. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus.

Gerakan motorik kasar merupakan salah satu kemampuan keterampilan gerak dasar
yang penting untuk perkembangan aspek sosial anak. (Malik, 2014) Motorik kasar adalah
gerakan tubuh yang menggunakan otot - otot besar atau sebagian besar atau seluruh
anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri, misalnya kemampuan
untuk duduk, menendang, berlari dan lainnya, sedangkan motorik halus adalah gerakan
yang menggunakan otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih, misalnya memindahkan benda dari tangan,
mencoret, menyusun, menggunting, dan menulis.

Anda mungkin juga menyukai