Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF SEKOLAH DASAR

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Karakteristik Peserta Didik
Yang Dibina Oleh Prof. Dr. Fattah Hanurawan

Oleh
Muhammad Rusli
162103801239
Kardiani Izza Ell Milla
162103801124

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
Oktober 2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan fisik yang secara nyata menandai masa kanak-kanak awal
adalah pertumbuhan didalam hal tinggi dan berat tubuh. Didalam masa kanak-
kanak terdapat beberapa berkembangan diantaranya perkembangan fisik dan
perkembangan kognitif. Perkembangan dan perubahan fisik pada masa kanak-
kanak menyangkut pada perkembangan otak dan perkembangan motorik pada
anak.
Pada masa perkembangan kanak-kanak, perubahan pada anak sangatlah
berpengaruh pada perkembangan anak. Perkembangan pada anak biasanya terjadi
pada usia awal. Kebiasaan makan merupakan suatu aspek yang sangat penting
bagi perkembangan anak pada usia awal. Segala sesuatu yang dimakan oleh anak
mempengaruhi pertumbuhan kerangka tulang, bentuk tubuh, dan kerentanan
terhadap penyakit.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud perkembangan fisik dan kognit?
2. Apa saja karakteristik perkembangan fisik siswa usia SD?
3. Apa saja karakteristik perkembangan kognitif siswa usia SD?

C. Tujuan
Bertitik tolak dari rumusan masalah yang ada, maka tujuan dalam
pembahasan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian perkembangan fisik dan kognitif.
2. Mengetahui karakteristik perkembangan fisik anak usia SD.
3. Mengetahui karakteristik perkembangan kognitif anak usia SD
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Fisik dan Kognitif


Perkembangan fisik atau yang sering disebut juga pertumbuhan biologis
merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Menurut Seifert
dan Hoffnung (Zulkifli, 73:2012) perkembangan fisik meliputi perubahan-
perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ
indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormone dan lain-lain), dan perubahan-
perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti,
perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan
dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dana
sebagainya). Sedangan perkembangan kognitif merupakan suatu aspek
perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu semua
proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya.

B. Karakteristik Perkembangan Fisik dan Kognitif Anak UsiaSekolah Dasar


1. Karakteristik Perkembangan Fisik Anak Usia Sekolah Dasar
Masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan
fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan
pubertas, kira-kira 2 tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada
masa ini pertumbuhan berkembang pesat. Karena itu, masa ini sering juga disebut
sebagai “periode tenang” sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang masa
remaja. Meskipun merupakan “masa tenang”, tetapi hal ini tidak berarti bahwa
pada masa ini tidak terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti. Berikut akan
dijelaskan beberapa aspek dari perkembangan fisik yang terjadi selama periode
akhir anak-anak:
a. Keadaan Berat dan Tinggi Badan
Menurut Slavin (2011:100-101) bawha karakteristik perkembangan anak
selama masa sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1) Mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan masa anak-anak awal.
2) Mengalami penambahan ukuran tubuhnya relatif sedikit selama masa
sekolah dasar.
3) Perkembangan tulang dan kerangka lebih pesat dibandingkan
perkembangan otot.
4) Hingga usia 9 tahun, anak perempuan lazimnya lebih pendek dan lebih
ringan dari anak laki laki.
5) Hingga pada usia 9 tahun (kelas 3) anak laki-laki lazimnya lebih tinggi dan
lebih berat dibandingkan anak perempuan. Anak laki-laki belum
menunjukkan dorongan pertumbuhan hingga usia 11 tahun. Semua anak
laki laki pada usia tersebut masih melajutkan pertumbuhan yang lambat
dan menetap pada masa anak-anak akhir.
Sedangkan menurut Desmita (2015:154) bahwa karakteristik
perkembangan fisik sekolah dasar adalah:
1) Selama masa akhir anak-anak, tinggi bertumbuh Sekitar 5 hingga 6% dan
berat bertambah sekitar 10% setiap tahun.
2) Pada usia 8 tahun, rata rata tinggi badan anak adalah 46 inch dengan berat
badan 22,5 kg, kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inch
dengan berat 42,5 kg.
3) Pada masa ini, peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada
panjang badannya.
4) Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan panggul lebih besar
5) Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta bertambahnya ukuran
beberapa organ tubuh. Pada saat yang sama, kekuatan otot-otot secara
berangsur-angsur bertambah dan gemuk bayi (baby fat) berkurang.
Pertambahan otot ini adalah faktor keturunan dan latihan.
Sementara menurut Meggit (2013:161) mengungkapkan bahwa
karakteristik fisik anak pada usia sekolah dasar yaitu:
1) Pada usia anak 8-12 tahun akan bertumbuh 5 hingga 7.5 cm lebih tinggi
setiap tahunnya.
2) Anak laki-laki berusia 8 tahun pada umumnya lebih tinggi dari anak
perempuan, namun begitu menginjak usia 12 tahun keadaan berbalik
dimana anak perempuan pada umumnya lebih tinggi daripada anak laki-
laki.
3) Pada tahap ini,paling tidak seorang anak akan bertambah berat sekitar 2,5
hingga 3 kg setiap tahunnya
b. Perkembangan Motorik
Karakteristik perkembangan fisik motorik anak sekolah dasar menurut
Slavin (2011:162) adalah sebagai berikut:
1) Kemampuan motorik dasar yang dimiliki saat siswa memasuki lingkungan
SD yaitu berlari, melompat dan melempar.
2) Perkembangan otot memerlukan banyak olahraga, sehingga seorang anak
SD cenderung tidak dapat berdiam diri pada waktu yang lama.
Sedangkan menurut Meggitt (2013:162) mengungkapkan karakteristik
perkembangan fisik motorik anak SD:
1) Sehubungan dengan perkembangan fisik, pada umumnya anak
laki-laki mengembangkan ketrampilan motorik kotor lebih baik
dari anak perempuan, kecuali untuk kemampuan menyeimbangkan
diri serta kemampuan bergerak, terutama lompat tali dan meloncat.
2) Sejak usia 8 hingga 9 tahun, anak anak mampu: mengendarai
sepedah dengan lancar; koordinasi dan kekuatan tubuh juga telah
meningkat; meningkatnya kontrol dan koordinasi menyusul
fleksibilitas, keseimbangan dan kelincahan yang meningkat;
bermain permainan yang energetic atau banyak berolahraga.
3) Berhubungan dengan ketrampilan motorik bersih, anak anak pada
usia ini telah mampu mengontrol otot-otot kecilnya dengan baik,
telah mengembangan ketrampilan menulis dan bergambar, dapat
menggambar lebih detail dan rumit sehingga untuk pertamakalinya
mereka mulai menggambar dengan memperhitungkan kedalaman
ruang, lebih mahir dalam memainkan permainan-permainan rumit
yang membutuhkan koordinasi tangan-mata yang baik termasuk
permainan semacam game computer dan video game, mampu
mengatasi tugas dan kegiatan yang lebih rumit dan detail dan
menulis dengan gaya tulisan yang cenderung tetap.

Sejalan dengan kedua pendapat tersebut, menurut Desmita (2015:155)


adalah sebagai berikut:
1) Selama masa pertengahandan akhir anak-anak perkembangan motorik
menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan awal
masa anak-anak. Anak-anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan
makin pandai melompat dan mampu menjaga keseimbangan badannya.
2) Pada usia 6 tahun, koordinasi antara mata dan tangan (visio-motorik)
yang dibutuhkan untuk membidik, menyepak, melempar dan
menangkap juga berkembangan. Sejalan dengan itu pada usia 7 tahun,
tangan anak semakin kuat.
3) Usia 8 hingga 10 tahun, tangan dapat digunakan secara bebas, mudah
dan tepat, hal ini berkaitan dengan perkembangan motorik halus pada
anak, dimana sudah mampu menulis dengan baik.
4) Usia 10 hingga 12 tahun, mulai memperlihatkan keterampilan
manifulatif menyerupai kemampuan orang dewasa. Mereka mulai
memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, cepat, yang
diperlukan untuk menghasilkan karya kerajinan yang bermutu bagus
atau memainkan instrument music tertentu.
c. Perkembangan Fisik Masa Pubertas Awal
Slavin (2011:101) menjelaskan bahwa karakteristik perkembangan fisik
anak sekolah dasar pada masa pubertas adalah:
1) Pada masa pubertas awal, anak laki-laki berada 12 hingga 18 bulan di
belakang anak perempuan dalam hal pertumbuhan fisik.
2) Sekitar akhir kelas empat, anak perempuan mengalami pertumbuhan pesat
lengan dan kaki. Penampilannya kurus terdiri atas lengan dan kaki.
Pertumbuhan ini akan berhenti hingga masa puber. Pada awal kelas lima,
hampir semua anak telah memulai dorongan pertumbuhan mereka.
Pertumbuhan otot tulang rawan anggota tubuh mulai terjadi sehingga
mendapatkan kekuatan dan koordinasi tubuh. Pada akhir kelas lima, anak
perempuan biasanya akan lebih tinggi, lebih berat, dan lebih kuat daripada
anak laki-laki. Pada awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan akan
mendekati puncak dorongan pertumbuhan mereka. Pada usia 13 tahun,
anak perempuan akan memuali periode menstruasi mereka sebagai tanda
permulaan masa remaja awal.
Menurut Meggitt (2013:162) karakteristik perkembangan fisik masa
pubertas anak SD:
1) Anak perempuan cenderung mempertahankan lebih banyak jaringan lemak
dari anak laki laki, sebagai persiapan untuk masa pubertas. Sebagai
hasilnya, pada kisaran umur ini, anak anak perempuan akan terlihat lebih
berisi dari anak laki-laki.
2) Sejak usia 10 hingga 11 tahun, anak anak mendapati kematangan fisik
yang berbeda-beda, anak perempuan memulai masa pubertas lebih dulu
dari anak laki-laki dan sering kali berkembang lebih cepat 2 tahun dari
anak laki-laki, proporsi tubuh anak perempuan maupun anak laki-laki telah
berkembang menyerupai orang-orang dewasa.
3) Ada variasi yang lebih luas mengenai usia dimana anak laki-laki dan
perempuan mengalami perubahan fisik menjelang pubertas. Anak
perempuan dapat menunjukkan perubahan fisik pada usia 10 atau 11
tahun, tapi dapat juga dari usia 8 atau 13 tahun. Anak laki laki dapat
menunjukkan perubahan fisik sejak usia 11 atau 12 tahun, namun bisa juga
dari usia 9 tahun atau 14 tahun.
2. Perkembangan Kognisi Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut Slavin (2011:101) perkembangan kognisi anak usia sekolah
dasar:
1) Terjadi periode peralihan dari tahap pemikiran praoperasi ke tahap
operasional konkret pada anak usia 5 dan 7 tahun.
2) Tidak semua anak mengalami peralihan ini pada usia yang sama, tidak
satupun anak berubah dari tahap satu ke tahap lainnya dengan cepat.
3) Anak telah melewati fase daya pikir yang egosentris, anak pada usia
sekolah dasar memiliki daya pikir yang berkembang ke arah berpikir
konkrit, rasional dan obyektif.
4) Ketika terjadi perubahan tahapan, karakteristik tahap sebelumnya
dipertahankan ketika perilaku kognisi tahap yang lebih tinggi sedang
terbentuk.
5) Anak anak usia SD dengan pesat mengembangkan kemampuan daya ingat
dan kognisi, termasuk kemampuan metakognisi, yaitu kemampuan
memikirkan pemikiran mereka sendiri dan mempelajari cara belajar.
Sedangkan menurut Meggitt (2013:163) bahwa:

1) Gaya berfikir anak berkembang menjadi lebih logis, terorganisir dan


fleksibel, ketika memasuki tahap concrete operational thinking.
2) Anak mampu memikirkan banyak hal pada waktu yang sama, serta dengan
mudah dapat mengingat dan menarik memori dengan lebih lancar
3) Sejak usia 8 hingga 9 tahun, anak-anak: memiliki kemampuan mengingat
dan berkonsentrasi yang meningkat begitu pula dengan kemampuan
berbicara dan mengekspresikan ide/pendapatnya; belajar untuk
merencanakan sesuati ke depan serta mengevaluasi setiap tindakannya;
kemampuan berfikir dan menalarnya meningkat; dapat mengatasi ide-ide
yang abstrak, menikmati tipe aktivitas yang berbeda-beda seperti
bergabung pada klub tertentu, bermain game, serta mengoleksi benda-
benda tertentu; dan menikmati melakukan proyek-proyek, seerti menjahit
atau membuat bermacam-macam benda dari kayu.
4) Sejak usia 10 hingga 11 tahun, anak-anak: mengembangkan nalar spasial
yaitu kemampuan menarik kesimpulan, dengan menggunakan tanda-tanda
yang menyampaikan informasi jarak atau arah; mulai memahami motif di
balik tindakan seseorang, dapat konsentrasi lebih lama dalam mengerjakan
sesuatu, mulai merancang strategi memori, kemungkinan akan timbul rasa
penasaran terhada obat-obatan, alkohol dan rokok; akan mengembangkan
bakat bakat tertentu.
5) Anak berusaha menggunakan strategi memori untuk meningkatkan
memorinya, yaitu dengan cara rehearsal (pengulangan), organization
(organisasi), imagery (perbandigan), retieva (pemunculan kembali).
6) Memilki kemampuan berfikir kritis sebagai bagian dari kecakapan praktis
misalnya memahami bagaimana alat-alat yang belum dikenal mengalami
kerusakan, bagaimana menyusun istilah dan bagaimana menyelesaikan
konflik dengan teman.
Sementara karakteristik perkembengan kognitif usia sekolah dasar
menurut Desmita (2015:154) adalah sebagai berikut:
1) Pada masa ini (masa sekolah dasar), anak sudah mengembangkan pikiran
logis
2) Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi mengandalkan
informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai
kemampuan untuk membedakan ada yang tampak oleh mata dengan
kenyataan yang sesungguhnya, dan antara yang bersifat sementara dengan
yang bersifat menetap.
3) Menurut piaget, pada masa ini anak telah mampu menyadari konservasi,
yakni kemampuan untuk berhubungan dengan sejumlah aspek yang
berbeda secara serempak. Hal ini dikarenakan anak telah mengembangkan
tiga macam proses yang disebut dengan operasi-operasi, yaitu: negasi,
resiprokasi dan identitas.
4) Anak memiliki struktur kognitif yang memungkinkannya dapat berfikir
melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata. Hanya
saja apa yang dipikirkan oleh anak masih sebatas yang ada hubungannya
dengan sesuatu yang konkrit, suatu realitas secara fisik, benda-benda yang
benar benar nyata. Sebaliknya, benda-benda atau peristiwa-peristiwa yang
tidak ada hubungannya secara jelas dan konkrit dengan realitas masih
susah dipikirkan oleh anak.
5) Anak masih memiliki egosentris, hal ini yang menjadi salah satu
keterbatasan dimana kemampuan berfikir konkrit anak ialah egosentrisme.
Artinya, anak belum mampu membedakan antara perbuatan-perbuatan dan
objek-objek yang secara langsung dialami dengan perbuatan-perbuatan
dan objek yang hanya ada dalam pikirannya. Misalnya anak diberikan
soal, ia tidak akan mulai dari sudut pandang objeknya, melainkan ia akan
mulai dari dirinya sendiri. Egosentrisme pada anak terlihat dari
ketidakmampuan anak untuk melihat pikiran dan pengalama sebagai dua
gejala yang masing-masing berfikir sendiri.
Menurut Zulkifli (2012:59) mengemukakan bahwa
1) Setelah usia 8 tahun, ketertarikan anak pada cerita fantasi mengalami
perubahan seiring dengan kemampuan berfikirnya bertambah kritis,
mereka hanya mau menerima hal yang masuk akal.
2) Perasaan, khayalan dan sugesti masih mempengaruhi cara berfikirnya,
itulah alasan mengapa kesaksian seorang anak belum dapat dipercaya
sepenuhnya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti:
pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan
berat, hormon dan lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu
dalam menggunakan tubuhnya. Sedangan perkembangan kognitif merupakan
suatu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan,
yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu
mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan fisik anak usia SD ada pada antara masa pertengahan dan
akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif
seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira 2 tahun
menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada masa ini pertumbuhan
berkembang pesat. Adapun perubahan fisik pada anak dikategorikan dalam
perubahan keadaan tinggi dan berat badan, perubahan motorik dan perubahan fisik
pada masa remaja awal.
Perkembangan kognitif siswa diketahui bahwa anak usia SD berada pada
tahap operasional konkrit namun masih memiliki pemikiran yang egosentris, anak
pada usia sekolah dasar memiliki daya pikir yang berkembang ke arah berpikir
konkrit, rasional dan obyektif.

B. Saran
Sebagai seorang pendidik sangatlah baik untuk memahami perkembangan
fisik dan kognitif anak usia SD. Diharapkan dengan memahami perkembangan
anak usia SD dapat membuat seorang pendidik mengetahui bagaimana cara
memanfaatkan potensi dan mencegah segala hambatan yang dapat terjadi dalam
proses belajar peserta didik sesuai dengan tahap perkembangannya.
DAFTAR RUJUKAN

Desmita. 2015. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya


Meggitt, Carolyn. 2013. Memahami Perkembangan Anak. Jakarta: Indeks
Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: Indeks
Zulkifli. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai