KANAK - KANAK
OLEH TIM 4 :
2020
APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA MENGOPTIMALKAN PERKEMBANGAN MASA
KANAK - KANAK
Manusia terdiri dari fisik dan psikis. Fisik merupakan tempat berkembang
berbagai perkembangan manusia. Di dalam fisik terjadi perkembangan kognitif, sosial,
moral, agama, dan bahasa. Fisik merupakan tempat bagi perkembangan psikis
manusia. Oleh sebab itu ada pepatah dalam Bahasa Latin yang menyatakan: Man sano
in corpore sano (di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat).
Perkembangan fisik anak-anak dimulai dari masa bayi sampai masa anak-anak
akhir. Pertumbuhan fisik pada masa anak-anak relatif seimbang. Peningkatan berat
badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak
terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa
organ tubuh lainnya.
Anak-anak mengalami berbagai perkembangan penglihatan, pendengaran,
penciuman, dan rasa sakit. Pada usia 3-5 tahun, perkembangan motorik kasar anak
antara lain: berjalan dengan berbagai variasi, berlari, memanjat, melompat, menari,
melempar, menangkap, dan lain sebagainya. Termasuk perkembangan fisik anak
adalah kemampuan mengontrol buang air besar dan kecil. Kemampuan ini berkaitan
dengan kemampuan menggunakan toilet (toilet training).
Di atas usia 2 (dua) tahun anak-anak mulai mengalami perkembangan motorik
halus. Perkembangan motorik halus adalah perkembangan koordinasi tangan dan
mata. Aktivitas-aktivitas motorik halus mensyaratkan penggunaan otot-otot kecil di
tangan. Beberapa perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun antara lain:
menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan, menghitung dengan
jari-jarinya, mendengar dan mengulang hal-hal penting dan mampu bercerita,
mewarnai, menarik garis dengan berbagai variasi, memegang pensil, menggunting,
mengancingkan, menganyam, dan persiapan menulis. Kecakapan motorik halus sangat
diperlukan anak untuk persiapan menulis di sekolah.
Beberapa perkembangan motorik kasar pada usia 6-9 tahun, antara lain:
ketangkasan meningkat, melompat tali, dan naik sepeda. Beberapa perkembangan
motorik (kasar maupun halus) pada usia 10-12 tahun, antara lain: perubahan postur
tubuh yang berhubungan dengan pubertas mulai tampak, mampu melakukan aktivitas
rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri, dan lain-lain. Anak-anak di
atas usia 5 tahun umumnya telah menguasai berbagai gerakan motorik halus dengan
lebih baik. Mereka umumnya telah mampu menulis dan menggambar lebih rapi dan
mampu menggunakan peralatan rumah tangga dan sekolah.
Perkembangan fisik anak-anak dimulai dari masa bayi sampai masa anak-anak
akhir. Pertumbuhan fisik pada masa anak-anak relatif seimbang. Pertumbuhan dan
perkembangan fisik pada masa anak-anak terdiri dari pertumbuhan dan perkembangan
motorik kasar dan motorik halus.
Contohnya, pada usia 6-9 tahun perkembangan motorik kasar pada anak akan
meningkat dengan pesat. Anak anak sudah mulai meningkat ketangkasan fisiknya,
seperti melompat, bermain sepeda, dan berlari. Sehingga anak anak merasakan
pengalaman baru dan membuat mereka tidak bisa diam atau sulit untuk berdiam diri
saja di kelas. Anak anak selalu hanya ingin bermain dan berlarian di halaman sekolah
dengan teman sebayanya. Hal ini menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam
mengajar di kelas.
1. Aspek Kesehatan
b. Berat: Pertambahan berat badan setiap tahunnya rata-rata tiga sampai lima
pon. Pada usia enam tahun kurang lebih tujuh kali berat pada waktu lahir. Anak
perempuan rata-rata 48,5 pon dan laki-laki 49 pon;
c. Perbandingan tubuh: Penampilan bayi tidak tampak lagi. Wajah tetap kecil
tetapi dagu tampak jelas dan leher lebih memanjang. Gumpalan tubuh berkurang
dan tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang rata, dan dada yang
lebih bidang, bahu lebih luas dan persegi, lengan dan kaki lebih panjang dan
lurus, tangan dan kaki lebih besar;
d. Postur tubuh: Perbedaan dalam tubuh pertama kali tampak jelas pada awal
masa kanak-kanak, ada yang postur tubuhnya gemuk lembek (endomorfik), ada
yang kuat berotot (mesomorfik), ada yang relatif kurus (ektomorfik);
e. Tulang dan otot: Tingkat pergeseran otot bervariasi pada bagian tubuh
mengikuti hukum perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar, berat dan kuat,
sehingga anak tampak lebih kurus meskipun beratnya bertambah;
g. Gigi: Selama empat sampai enam bulan pertama dari awal masa
Proporsi tubuh anak berubah secara dramatis, seperti pada usia tiga tahun,
rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm, dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan
pada usia lima tahun, tingginya mencapai 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh
dengan cepat, namun pertumbuhan tengkoraknya tidak secepat usia
sebelumnya. Tulang dan gigi anak semakin besar serta lengkapnya gigi anak,
sehingga si anak sudah mulai menyukai makanan padat, seperti: daging,
sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan.
Anggota badan tumbuh dengan kecepatan yang berbeda-beda dan tiap anak
mempunyai tempo perkembangannya sendiri. Proporsi badan dan jaringan urat
daging dapat dikatakan tetap sampai kurang lebih tahun kelima. Setelah itu
mulailah apa yang disebut “Gestaltwandel” pertama. Hal ini berarti bahwa anak
yang dulunya mempunyai kepala yang relatif besar dan anggota badan yang
pendek, mulai mempunyai proporsi badan yang seimbang. Anggota badan yang
lainnya menjadi lebih panjang. Perut mengecil dan anggota badan lainnya
mendapatkan proporsi yang normal. Jaringan tulang dan urat lebih berkembang
menjadi lebih berat dan jaringan lemak lebih melambat. Selama tahun kelima
nampak perkembangan jaringan urat daging yang secara cepat.
Pertumbuhan otak anak pada usia lima tahun mencapai 75% dari ukuran orang
dewasa dan 90% pada usia 6 tahun. Pada usia ini juga tumbuh “myelination”
(lapisan urat syaraf dalam otak yang terdiri dari bahan penyekat berwarna putih,
yaitu myelin) secara sempurna. Lapisan urat syaraf ini membantu transmisi
impul-impul saraf secara cepat, yang memungkinkan pengontrolan terhadap
kegiatan motorik lebih seksama dan efisien. Di samping itu, pada usia ini terjadi
banyak perubahan fisiologis lainnya seperti: pernapasan menjadi lebih lambat
dan mendalam dan denyut jantung lebih lambat dan menetap.
2. Aspek Psikologi
Jika dilihat melalui aspek psikologi berdasarkan kasus fisik di atas para
guru tidak perlu sampai dengan memarahi atau sampai menghukum secara fisik
anak-anak tersebut. Karena pada usia mereka memang sedang sangat aktif. Hal
yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan memfasilitasi keaktifan mereka
agar semakin berkembang dan bisa melihat minat atau bakat yang dimiliki oleh
anak-anak tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan
pembelajaran di luar kelas, bukan hanya dalam mata pelajaran olahraga saja,
tetapi dalam mata pelajaran yang lain juga. Untuk mata pelajaran IPA misalnya,
guru bisa melakukan kegiatan praktek di lab IPA atau di halaman sekolah,
seperti bermain dokter dokteran atau melakukan eksperimen sains sehingga
anak-anak yang aktif tadi dapat menyalurkan keaktifan nya ke dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan melakukan hal ini pula, secara psikologis anak anak akan
merasa sedang tidak belajar, melainkan bermain. Namun, selain itu anak anak
juga tetap mendapatkan pelajaran tanpa mereka sadari.
3. Aspek Pembelajaran
Dalam proses perkembangan fisik masa kanak-kanak, berfokus pada
motorik kasar dan motorik halus dari anak-anak. Pada masa kanak-kanak umur
6 - 9 tahun, terdapat perkembangan motorik kasar seperti ketangkasan fisik,
melompat tali dan bersepeda. Dalam proses pembelajaran, guru lebih baik
merancang pembelajaran dengan konsep belajar sambil bermain agar
anak-anak mendapatkan pengalaman baru dalam belajar.
Menurut Piaget pada usia 7-11 tahun pemikiran anak-anak usia sekolah
dasar disebut pemikiran operasional konkret (concrete operational) . Dimana
kondisi dimana anak-anak sudah dapat memfungsikan akalnya untuk berfikir
logis terhadap sesuatu yang bersifat konkret atau nyata. Maka dalam proses
pembelajaran, guru lebih baik menggunakan belajar berbasis masalah agar
kemampuan berfikir anak lebih terasah lagi.
Kekuatan otot, koordinasi dan daya tahan tubuh meningkat secara terus-
menerus. Kemampuan menampilkan pola gerakan-gerakan yang rumit seperti
menari, melempar bola, atau bermain alat musik. Kemampuan perintah motorik
yang lebih tinggi adalah hasil dari kedewasaan maupun latihan; derajat
penyelesaian mencerminkan keanekaragaman yang luas dalam bakat, minat dan
kesempatan bawaan sejak lahir. Organ-organ seksual secara fisik belum
matang, namun minat pada jenis kelamin yang berbeda dan tingkah laku seksual
tetap aktif pada anak-anak dan meningkat secara progresif sampai pada
pubertas (Behrman, Kliegman, & Arvin, 2000).
Perkembangan bagi setiap anak mempunyai sifat yang unik. Santrock dan
Yussen menulis “each us develops some other individuals and like individuals, like
some other individuals and like no other individual” . Kedua pakar ini menganggap
masing-masing individu berkembang dengan cara-cara tertentu. Di samping adanya
kesamaan secara umum, pola perkembangan yang dialami oleh setiap individu, namun
terjadinya vanasi individual dalam perkembangan anak dapat terjadi setiap saat. Ini
terjadi karena perkembangan merupakan suatu perubahan yang tidak hanya
penambahan beberapa sentimeter pada tubuh ataupun peningkatan kemampuan
manusia, melainkan proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks,
serta saling berpengaruh satu sama lainnya.
Kognitif adalah kemampuan berpikir pada manusia. Menurut Terman
kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir abstrak. Sedangkan Colvin
menyatakan kemampuan kognitif adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Hunt menyatakan kemampuan kognitif merupakan kemampuan
memproses informasi yang diperoleh melalui indera. Sedangkan Gardner menyatakan
kemampuan kognitif adalah kemampuan menciptakan karya.Beberapa ahli psikologi
berpendapat bahwa perkembangan kemampuan berpikir manusia tumbuh bersama
dengan pertambahan usia manusia. Sebagian ahli psikologi lainnya berpandangan
bahwa perkembangan berpikir manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana
manusia hidup. Kemampuan berpikir manusia juga turut mempengaruhi kemampuan
bahasa manusia sebab bahasa merupakan alat berpikir pada manusia.Perkembangan
kognitif manusia berkaitan dengan kemampuan mental dan fisik untuk mengetahui
objek tertentu, memasukkan informasi ke dalam pikiran, mengubah pengetahuan yang
telah ada dengan informasi yang baru diperoleh, dan perubahan tahapan-tahapan
berpikir. Di antara ahli psikologi yang banyak membicarakan perkembangan kognitif
adalah Piaget, Bruner, dan Vigotsky. Disini akan dibahas lebih lanjut perkembangan
kognitif menurut teori Vygotsky, Menurut pandangan Vygotsky, perkembangan kognitif
menekankan pada pengaruh budaya. Vygotsky berpendapat fungsi mental yang lebih
tinggi bergerak antara inter-psikologi (inter psychological) melalui interaksi sosial dan
intra-psikologi (intra psychological) dalam benaknya. Internalisasi dipandang sebagai
transformasi dari kegiatan eksternal ke internal. Ini terjadi pada individu bergerak antara
interpsikologi (antar orang) dan intra-psikologi (dalam diri individu). Berkaitan dengan
perkembangan kognitif, Vygotsky mengemukakan dua ide; Pertama, bahwa
perkembangan kognitif dapat dipahami hanya dalam konteks budaya dan sejarah
pengalaman anak (Van der Veer dan Valsiner dalam Slavin, 2000), Kedua, Vygotsky
mempercayai bahwa perkembangan kognitif bergantung pada sistem tanda (sign
system) setiap individu selalu berkembang (Ratner dalam Slavin, 2006: 43). Sistem
tanda adalah simbol-simbol yang secara budaya diciptakan untuk membantu seseorang
berpikir, berkomunikasi, dan memecahkan masalah, misalnya budaya bahasa, sistem
tulisan, dan sistem perhitungan. Vygotsky menjabarkan 3 (tiga) konsep pokok dalam
perkembangan kognitif, yaitu:
a. Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan
secara developmental (dengan cara memeriksa asal-usul dan transformasinya dari
bentuk awal ke bentuk selanjutnya).
b. Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa dan bentuk diskursus yang
berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas
mental. Bahasa sangat bermakna ketika orang dewasa menyampaikan informasi
kepada anak. Bahasa merupakan alat yang sangat canggih dalam adaptasi kognitif
anak. Private speech (percakapan pribadi) sebagai kegiatan yang dilakukan oleh anak
secara terencana dan strategi dalam membantu perkembangannya. Bahasa sejatinya
adalah akselerator dari berpikir dan pemahaman anak. Vygotsky mempercayai bahwa
bahasa berkembang melalui interaksi sosial dengan tujuan komunikasi. Kemampuan
berbahasa yang terjadi melalui interaksi tersebut selanjutnya terinternalisasi dalam
pikiran anak dan menjadi percakapan dalam pikiran (inner speech). Dengan kata lain
menurut Vygotsky pemikiran adalah hasil dari bahasa.
c. Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang
sosiokultural.
1. Aspek Kesehatan
2. Aspek Psikologi
Jika dilihat melalui faktor psikologis berdasarkan contoh kasus kognitif di
atas, salah satu faktornya adalah lingkungan atau tempat dimana anak tersebut
tumbuh dan berkembang. Masa kanak-kanak adalah masa yang penting bagi
mereka, pada masa ini anak-anak akan melihat dan meniru apa yang dilakukan
orang tuanya atau orang dewasa di sekitarnya. Apabila anak tumbuh dan
berkembang di dalam lingkungan yang baik (mendukung tumbuh kembangnya)
akan mempengaruhi bagaimana kecerdasan anak itu berkembang, karena yang
mereka lihat dan tiru merupakan sesuatu yang baik dan benar yang diajarkan
oleh orang tuanya atau orang dewasa di sekitarnya.
Namun sebaliknya, untuk anak-anak yang kurang beruntung yang tumbuh
dan berkembang di dalam lingkungan yang kurang baik, akan memiliki
perkembangan kecerdasan yang kurang baik pula. Untuk itu, sebagai orang tua
bisa mencontohkan bagaimana perbedaan itu ada, berikan pemahaman bahwa
tidak setiap anak memiliki pemikiran yang sama dengan dirinya, orang tua juga
harus mengajarkan kepada anaknya bagaimana cara bertoleransi dengan teman
sebayanya. Dengan begitu, seiring dengan tumbuh kembangnya, anak akan
mengerti bahwa ia tidak hidup sendirian, ia harus bersosialisasi dengan teman
sebayanya, dan salah satu cara untuk bersosialisasi yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan toleransi dengan teman-teman seusianya.
3. Aspek Pendidikan
Kognisi artinya kemampuan berpikir, kemampuan menggunakan otak.
Perkembangan kognisi berarti perkembangan anak dalam menggunakan
kekuatan berpikirnya. Dalam perkembangan kognitif, anak dalam hal ini otaknya
mulai mengembangkan kemampuan untuk berpikir, belajar dan mengingat.
Dunia kognitif anak pada usia ini adalah kreatif, bebas, dan fantastis. Imajinasi
anak berkembang sepanjang waktu, dan pemahaman mental mereka mengenai
dunia menjadi lebih baik. Pada tingkat ini anak sudah dapat meningkatkan
penggunaan bahasa dengan menirukan perilaku orang dewasa.
4. Aspek Pembelajaran
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan
dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal
kemampuan fitrahnya. Didalam pandangan yang lebih modern anak didik tidak
hanya dianggap sebagai objek atau sasaran pendidikan, melainkan juga mereka
harus diperlukan sebagai subjek pendidikan, diantaranya adalah dengan cara
melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dalam proses belajar
mengajar. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai
orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan
pengarahan.Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan, secara
kodrati anak membutuhkan dari orang tuanya. Dasar-dasar kodrati ini dapat
dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak dalam
kehidupannya.
Guru harus selalu memberi rangsangan, stimulus dan membimbing untuk
mengembangkan kognitif anak adalah dengan memberi kesempatan anak untuk
memperoleh pengalamannya sendiri dalam pembelajaran, maksudnya anak
jangan terlalu ditekan untuk mengerjakan semua tugas yang telah ditentukan.
Seorang guru harus menjadi penanya yang aktif, membuat konflik yang dapat
merangsang pikiran anak, berilah dorongan, mengagumi, dan memberi pujian
atas apa saja yang telah dilakukan anak.
Peran guru dalam mengembangkan kognitif adalah belajar tentang
kemampuan-kemampuan baru; Menghasilkan banyak gagasan atau jawaban
yang relevan dan arus pemikiran lancar; Kemampuan untuk beradaptasi secara
berhasil; Mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya sehingga
pada akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu menolong dirinya sendiri.
Disini guru dituntut lebih aktif dalam setiap pembelajarannya.
Selain dari pada materi ajar, pemahaman tentang perkembangan kognitif
anak juga menjadi pedoman dalam menentukan strategi, model, metode dan
teknik evaluasi dalam pembelajaran. Anak akan mudah paham apabila materi
yang disampaikan oleh guru menggunakan metode yang sesuai dengan
kemampuan berfikir anak. Misalnya, ketika belajar tentang Ilmu Pengetahuan
Alam, guru tidak cukup dengan metode ceramah saja, guru mesti menggunakan
metode eksperimen (praktek) atau memberikan contoh langsung terkait objek
yang dipelajari (modelling) , sebab kemampuan berfikir anak usia dasar (7- 11
tahun) berada pada level berpikir konkret (nyata) bukan bersifat khayalan atau
sesuatu yang abstrak. Dengan demikian, pemahaman tentang perkembangan
kognitif anak usia dasar bukan suatu pemahaman yang dapat dianggap remeh,
melainkan pemahaman yang sangat penting terhadap keberhasilan suatu proses
KBM khususnya pencapaian pada kompetensi kognitif anak.
A. T
ahap pra-operasional
Pada tingkat ini, anak telah menunjukkan aktivitas kognitif dalam menghadapi
berbagai hal diluar dirinya. Aktivitas berfikirnya belum mempunyai sistem yang
teroganisasikan. Anak sudah dapat memahami realitas di lingkungan dengan
menggunakan tanda –tanda dan simbol. Pemikiran praoperasional adalah awal
dari kemampuan melakukan rekonstruksi dalam pikiran terhadap hal-hal yang
telah dicapai dalam bentuk perilaku. Tahap ini dapat dibagi ke dalam dua
subtahapan: subtahapan fungsi simbolik dan subtahapan pemikiran intuitif.
Hal itu mungkin disebabkan anak-anak kecil tidak terlalu menaruh perhatianpada
realitas; hasil gambar mereka bersifat khayalan dan berdaya-cipta. Matahari
yang berwarna biru, langit yang berwarna kuning dan mobil yang melayang di
awan, semuanya adalah dunia simbolis dan imajinatifnya.
Sub Tahap berpikir intuitif (intuitive thought substage) adalah subtahap kedua
dari berpikir praoperasional dan berlangsung ketika anak berusia antara 4-7 tahun.
Pada sub tahap ini, anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin
mengetahui jawaban terhadap segala jenis pertanyaan. Anak yang berusia 4 tahun
dan berada di subtahap beripikir intuitif. Meskipun ia mulai mengembangkan
ide-idenya sendiri mengenai dunia dimana ia tinggal, idenya msih sederhana, dan ia
belum terlalu baik dalam menyelesaikan masalah. Fantasinya kurang memiliki kaitan
dengan realitas. Ia belum mampu menjawab pertanyaan “bagaimana seandainya?”.
Pada usia 5 tahun, anak-anak akan membuat orang dewasa kelelahan karena
banyak mengajukan pertanyaan. “mengapa”. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini
mengindikasikan munculnya minat terhadap penalaran dan berusaha memahami
mengapa berbagai hal berlangsung seperti adanya. Oleh Piaget subtahapan ini
disebut intuitif karena anak-anak kecil tampaknya demikian yakin terhadap
pengetahuannya dan pemahamannya meskipun mereka belum menyadari
bagaimana mereka mengetahui hal-hal yang mereka ketahui itu. Kesimpulannya,
anak-anak mengetahui sesuatu namun mengetahuinya tanpa pemikiran rasional.
B. T
ahap Operasional Konkrit
Pada tahap ini, anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika
atau operasi, tetapi hanya untuk objek fisik yang ada saat ini. Dalam tahap ini, anak
telah hilang kecenderungan terhadap animism dan articialisme. Egosentrisnya
berkurang dan kemampuannya dalam tugas-tugas konservasi menjadi lebih baik.
Namun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap operasional
kongkrit masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika.
(Matt Jarvis, 2011:149- 150). Sebagai contoh anak-anak yang diberi tiga boneka
dengan warna rambut yang berlainan (edith, susan dan lily), tidak mengalami
kesulitan untuk mengidentifikasikan boneka yang berambut paling gelap. Namun
ketika diberi pertanyaan, “rambut edith lebih terang dari rambut susan. Rambut edith
lebih gelap daripada rambut lily. Rambut siapakah yang paling gelap?”, anak-anak
pada tahap operasional kongkrit mengalami kesulitan karena mereka belum mampu
berpikir hanya dengan menggunakan lambanglambang.
C. T
ahap Operasional Formal
Pada umur 12 tahun keatas, timbul periode operasi baru. Periode ini anak dapat
menggunakan operasi-operasi konkritnya untuk membentuk operasi yang lebih
kompleks. ( Matt Jarvis, 2011:111). Kemajuan pada anak selama periode ini ialah ia
tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda atau peristiwa konkrit, ia mempunyai
kemampuan untuk berpikir abstrak. Anak-anak sudah mampu memahami bentuk
argumen dan tidak dibingungkan oleh sisi argumen dan karena itu disebut
operasional formal.
A) P
emrosesan Informasi
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi ketepatan memori seorang anak
(Bruck & Ceci,1999):
B) P
erkembangan Bahasa
Pembicaraan 7 tahun ke Pembicaraan inti ini adalah diam (dalam hati); itu
inti/ mendalam atas dan digunakan untuk gagasan dan kebiasaan secara
dewasa langsung. Ketiakan tahapan ini dicapai individu
bisa terlibat dalam semua tiga tipe fungsi mental
lebih tinggi. Seorang dewasa bisa memiliki
pembicaraan inti/mendalam tentang apa yang
mereka masak untuk makan malam atau akan
mengatakan apa ketika mereka bertemu
seseorang. Ini mempersiapkan mereka dan prilaku
langsung pada situasi sebenarnya.
2) Pendidikan Untuk Masa Kanak - Kanak
Pra sekolah semakin menjadi norma bagi anak-anak. Dasar dari pendidikan
masa kana-kanak awal adalah taman kanak-kanak (TK) yang berpusat pada anak.
Pengasuhan merupakan hal yang penting ketika membicarakan tentang taman
kanak-kanak. Taman kanak-kanak seperti ini menekankan pendidikan secara
keseluruhan dan menaruh perhatian pada perkembangan fisik, kognitif, dan
social-emosi anak-anak (Marion, 2010). Instruksi diatur berdasarkan kebutuhan,
minat dan gaya belajar anak.
Ada tiga prinsip penting dalam harus dipertahankan pada taman kanak-kanak yang
berpusat pada anak-anak :
3. Bermain merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan anak secara
total
Maka dari contoh diatas, dapat menjelaskan beberapa dalam pendidikan masa
kanak-kanak awal. Yang diantaranya adalah taman kanak-kanak yang berpusat
pada anak. Dimana taman kanak-kanak seperti ini menekankan pendidikan secara
keseluruhan dan menaruh perhatian pada perkembangan fisik, kognitif, dan
social-emosi anak-anak. Serta menerapkan beberapa aktivitas yang sering
dilakukan oleh anak di usia 4-5 tahun, diantaranya yaitu bereksperimen,
bereksplorasi, menemukan, mencoba, melakukan restruksturasi, berbicara, dan
mendengarkan.
2. Aspek Psikologi
Pada aspek psikologi perkembangan sosioemosional berpengaruh agar
dapat mentoleransi frustasi ini, yang merupakan upaya anak untuk menghindari
amarah dalam situasi frustasi yang membuat emosi tidak terkontrol dan perilaku
menjadi tidak terorganisir. Anak-anak tampak meningkat kemampuannya dalam
mentoleransi frustasi ketika diminta melakukan sesuatu yang berlawanan
dengan keinginan mereka.
Mereka juga mulai belajar bagaimana menegosiasikan konflik tersebut.
Sedangkan kemampuan untuk menunjukkan kontrol diri terhadap emosi akan
menjadi anugerah yang dilematis bagi
anak apabila anak tidak mampu
menyesuaikan levelnya terhadap
situasi tertentu. Pada beberapa
situasi anak diharapkan mampu
menahan diri, tetapi pada situasi yang
lain anak-anak dapat berperilaku
impulsif dan ekspresif seperti yang
mereka inginkan. Intinya, anak anak
sekolah diharapkan mampu untuk
mengekspresikan emosinya dengan baik dan tanpa merugikan orang lain, serta
dapat pula mulai belajar melakukan regulasi emosi.
3. Aspek Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat
pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan
warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka
dimasa yang akan datang. Dari segi pendidikan perkembangan sosioemosional
dapat dikembangan dengan cara melaksanakan pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif akan mengembangkan sikap kerjasama dan saling
menghargai pada diri peserta didik. Pembelajaran kooperatif akan mendorong
peserta didik untuk menghargai kemampuan orang lain dan bersabar dengan
sikap orang lain. Bisa juga dengan melaksanakan pembelajaran kolaboratif.
Pembelajaran kolaboratif akan mengembangkan sikap membantu dan berbagi
dalam pembelajaran. Siswa yang lebih pintar bersedia membantu temannya
yang belum memahami materi pelajaran yang sedang dibahas. Pembelajaran
kolaboratif akan menumbuhkan sikap saling menyayangi di antara peserta didik.
4. Aspek Pembelajaran
Dari segi pembelajaran perkembangan sosioemosional ditinjau dari
tercapai atau tidaknya proses pembelajaran didalam maupun diluar kelas.
Perkembangan sosial-emosional siswa di dalam pembelajaran yang tercapai,
yaitu seperti siswa menunjukkan sikap peduli, partisipasi, komunikasi, interaktif,
kemampuan teamwork, dan menampilkan rasa percaya diri, sedangkan yang
tidak tercapai, yaitu pendiam, sulit beradaptasi, pribadi yang tertutup, dan sulit
berkomunikasi dengan orang yang dianggapnya asing. perkembangan
sosial-emosional siswa di luar pembelajaran yang tercapai, yaitu seperti siswa
menunjukkan sikap empati, peduli, membantu teman, tidak menunjukkan sikap
keakuan, dan mampu mengontrol emosi saat berinteraksi maupun bermain,
sedangkan yang tidak tercapai, yaitu bermain hanya dengan teman dekatnya,
kurang peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, berbicara seperlunya saja,
dan lebih senang belajar daripada bermain.
Dari sisi sosial emosional, kegiatan bermain dalam melatih anak dalam
memahami perasaan teman lainnya. Konflik dalam interaksi keduanya akan
membantu anak dalam memahami bahwa orang selain dirinya yaitu temannya
memiliki cara pandang yang berbeda dari dirinya.
Begitu pentingnya perkembangan sosial hingga Sri Esti (Yahro, 2009)
mengatakan dalam buku psikologi pendidikan bahwa anak yang kurang popular
adalah anak yang kurang memiliki keterampilan sosial. Perkembangan sosial
dapat dipetakan dalam beberapa aspek. Kostelnik, Soderman dan Waren
(Yahro, 2009) menyebutkan bahwa perkembangan sosial meliputi komperensi
sosial dan tanggung jawab sosial. Kompetensi sosial menggambarkan
keefektifan kemampuan anak dalam beradaptasi dengan lingkugan sosialnya.
Misalnya mau bergantian dengan teman lainnya dalam sebuah permainan.
Tanggung jawab sosial menunjukkan komitmen anak terhadap tugasnya,
menghargai perbedaan individual, memperhatikan lingkungannya dan mampu
menjalankan fungsinya.
Perkembangan sosial anak diperoleh dari kematangan dan kesempatan
belajar dari berbagai respons lingkungan terhadap anak. Perkembangan sosial
yang optimal diperoleh dari respons sosial yang sehat dan kesempatan yang
diberikan kepada anak untuk mengembangkan konsep diri yang positif. Melalui
kegiatan bermain, anak dapat mengembangkan minat dan sikapnya terhadap
orang lain. Dan sebaliknya aktivitas yang terlalu banyak didominasi oleh guru
akan menghambat perkembangan sosial emosi anak.
DAFTAR PUSTAKA
Andesta, Dian (2018). Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar dan
Implikasinya dalam Kegiatan Belajar Mengajar.
S. Sarayati, ‘Analisis Faktor Perilaku Seksual Pada Anak SD Di SDN Dukuh Kupang II -
489 Kecamatan Dukuh Pakis Kelurahan Dukuh Kupang Surabaya’, ADLN
Perpustakaan Universitas Airlangga, 2016, 11–76 <http://repository.unair.ac.id>.
https://www.nutriclub.co.id/article-balita/stimulasi/tumbuh-kembang-anak/tahap-perkem
bangan-kognitif-pada-anak
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/7-dampak-negatif-makanan-terlalu-manis-bagi-pe
rkembangan-anak-49