Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Yanuarita (2012) otak manusia memiliki volume sekitar 1.350cc dan
terdiri atas 100 juta sel syaraf dan neuron. Otak memiliki berat rata-rata 1,2 kg pada
laki-laki dan 1 kg pada perempuan. Otak terbentuk dari dua jenis sel, glia dan neuron,
sedangkan neuron akan membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang dikenal
sebagai potensi aksi, mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh
tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut
neurotransmiter. Neurontrasmiter ini dikirimkan pada celah yang dikenal sebagai
sinapsis. Aspek perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang perlu
dikembangkan, dan hal ini juga merupakan tujuan pembelajaran di TK. Kemampuan
kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti bahasa, sosial,
emosionoal, moral dan agama. Dengan kemampuan kognitif atau daya pikir tersebut
manusia akan dapat membedakan mana yang benar atau yang salah, mana yang harus
dilakukan atau dihindari, bagaimana harus bertindak dan sebagainnya yang intinya
seseorang tersebut dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya. Oleh karenanya
kemampuan kognitif sangat penting bagi kehidupan seseorang dan perlu dibekali dan
dikembangkan sedini mungkin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dan konsep belajar?
2. Apa saja yang termasuk perkembangan dalam belajar?
3. Apa saja tahap-tahap dalam perkembangan remaja?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan konsep belajar
2. Untuk mengetahui perkembangan dalam belajar
3. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam perkembangan

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Belajar
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan – perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The
Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang
diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang
bersifat naluriah.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua
pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri
seseorang.
Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan
bahwa semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga
menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan
sebelum belajar.
 Konsep belajar
Belajar dapat di ibaratkan menyeberang dari satu tebing ketebing yang lain.
Pekerjaan pertama yang dilakukan dalam membangun jembatan. Selama proses
tersebut berlangsung, berbagai persoalan dapat menghambat pekerjaan tersebut.
Namun dengan usaha dan tekad yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan, pada
akhirnya jembatan dapat di selesaikan. Demikian juga dengan belajar diawali

2
dengan membangun jembatan antara konsep yang satu dengan konsep lainnya.
Pada awalnya belajar akan terasa berat dan sukar, akan tetapi seiring dengan
seringnya pelajaran diulangi maka pelajaran semakin dikuasai. Ibaratnya jembatan
antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan lain yang sudah tersambung.
 Belajar vs kematangan
Berbagai perubahan terjadi pada diri individu selama rentang kehidupannya.
Namun tidak semua perubahan ini disebabkan proses belajar, melainkan ada juga
yang disebabkan kematangan (maturation). Proses belajar akan memberikan hasil
yang optimum jika berlangsung dalam kondisi kematangan tertentu.
Ilustrasi tentang adanya hubungan antara kematangan dengan proses belajar
dari pengalaman ataupun belajar pada institusi pendidikan menunjukkan adanya
hubungan yang erat antara belajar dengan perkembangan. Sehingga dapat
dikatakan perkembangan dan belajar merupakan proses yang saling mendukung
dalam kehidupan manusia. Proses perkembangan di dalam diri individu paada
hakikatnya menyatu, namun secara konsep ada ahli yang mengelompokkan atas
dimensi fisik, kognitif, bahasa, pribadi, sosial dan moral. Dalam kondisi demikian,
proses belajar juga menyatu dalam semua perkembangan, meskipun secara konsep
para ahli menekankan teorinya pada satu atau beberapa dimensi tertentu.

2.2 Perkembangan Fisik


Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan kontinu
(berkesinambungan) dalam diri individu mulai dari lahir sampai mati. Pengertian
lain dari perkembangan adalah perubahan – perubahan yang dialami individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya yang berlangsung
secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik
maupun psikis.
Perkembangan fisik merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan
individu. Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi
perubahan-perubahan dalam tubuh (pertumbuhan otak, system saraf, dan lain-lain),

3
dan perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya, serta
perubahan dalam kemampuan fisik. Perkembangan tersebut meliputi
perkembangan fisik melewati fase-fase perkembangan sebagai berikut.
Tahap perkembangan fisik Usia

Masa usia pra sekolah 0,0-6,0


Masa usia sekolah dasar 6,0-12,0
Masa usia sekolah menengah ( SMP-SMA) 12,0-18,0
Masa usia mahasiswa 18,0-25,0

 Perkembangan Fisik Masa Usia pra Sekolah (0,0-6,0)


Perkembangan anak cepat sekali sebelum mereka masuk sekolah taman
kanak-kanak dan sekolah dasar yaitu antara umur 3-6 tahun. Mereka mulai
menggunakan ketrmpilan fisik untuk mencapai tujuan. Secara kognitif mereka
mulai berkembang dan mengerti sekolah dari hubungan mereka dari dunia sekitar.
Pada umur 6 tahun, anak-anak dapat berbicara hampir sempurna, tidak hanya
mengungkapkan keinginannya dan kebutuhan mereka, tetapi juga menyampaikan
ide-ide dan pengalaman-pengalaman mereka.
Perkembangan fisik menggambarkan perubahan dalam penampilan fisik
anak-anak, sama seperti dalam keterampilan motor mereka. Dalam tahun-tahun
sebelum masuk taman kanak-kanak ,urut-urutan perkembangan motor semua anak
pada umumnya sama, walaupun ada beberapa anak yang lebih cepat dari yang
lain.Perkembangan fisik anak ditandai dengan hilangnya ciri-ciri perut yang
menonjol, seperti halnya kaki dan tubuh yang berkembang lebih cepat dari pada
kepala mereka.
Prestasi fisik yang penting dalam masa ini adalah bertambahnya kontrol anak
terhadap gerakan-gerakan motor dari yang tidak karuan menjadi teratur dan
terarah. Mereka sudah dapat menali sepatunya, menulis huruf abjad, berjalan,
berlari, dan sebagainya. Mereka juga dapat menunjukkan keterampilan motor yang
baik, seperti memotong dengan gunting, dan menggunakan pensil warna untuk
mewarnai sebuah gambar. Mereka juga mulai belajar menulis kalimat dan kata-

4
kata. Setelah enam atau tujuh tahun umur mereka, semua keterampilan dasar
tersebut dapat dikuasai.
Anak yang mulai masuk sekolah SD akan melalui masa transisi yaitu suatu
masa ketika anak tumbuh dan berkembang dalam semua bidang dan mulai pada
suatu fase perkembangan yang lebih perlahan-lahan. Masa usia sekolah dasar
sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Namun
pada umur 6 atau 7 tahun biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah
dasar. Pada masa ini secara relative anak-anak lebih mudah dididik daripada masa
sebelum dan sesudahnya.
 Perkembangan Fisik Masa Usia Sekolah Dasar (6-12 tahun)
Selama di sekolah dasar, perkembangan fisik anak-anak tumbuh lebih lambat
dibandingkan ketika mereka memasuki masa kanak-kanak. Anak-anak pada masa
ini mengalami perubahan yang relatif stabil sedikit.
Perkembangan otot didahului oleh perkembangan tulang dan kerangka. Oleh
karena itu, untuk pertumbuhan otot diperlukan banyak latihan.      Pada umur kira-
kira 9-10 tahun banyak anak perempuan yang tumbuh terus sampai mereka
berumur 18 tahun, atau berakhir sampai pubertas. Pertumbuhan ini dimulai dengan
makin panjangnya tangan dan kaki secara cepat, tubuh semakin langsing dan
perkembangan motoric menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi.
Saat mulai berumur 11-12 tahun,hampir semua anak perempuan telah
tumbuh otot dan tulang rawan pada anggota badan mereka. Pada saat ini, anak
perempuan mulai matang. Dan akhir umur 11 tahun mereka lebih tinggi, lebih
berat, dan lebih kuat daripada anak laki-laki. Pada umur 13 tahun hampir semua
anak perempuan mendekati puncak pertumbuhan dan anak laki-laki yang mulai
matang dilanjutkan perlahan-lahan dan tetap tumbuh sampai akhir anak-anak.
Anak perempuan akan mulai datang bulan atau menstruasi biasanya 13 tahun.
Untuk anak laki-laki ditandai oleh ejakulasi pertama dan terjadi antara umur 13-16
tahun.
 Perkembangan Fisik Masa Usia Sekolah Menengah (SMP-SMA)

5
Masa perkembangan remaja dimulai dari masa puber, umur 12-14 tahun.
Masa puber atau permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan
intelektual berkembang secara cepat. Pertengahan masa remaja adalah masa yang
lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan permulaan
remaja kira- kira umur 14-16 tahun.

2.3 Perkembangan Otak


 Otak belajar
Kondisi seluruh saraf yang ada di dalam diri manusia adalah otak. Oleh
karena itu di dalam belajar otak adalah penentu utamanya. Selain itu belajar berarti
juga mengembangkan otak. Sejak lahir otak manusia sudah memiliki 100-200
milyar sel. Setiap sel siap dikembangkan untuk memproses berbagai informasi.
Perkembangan sel otak ini mengikuti sistem yang kompleks. Jumlah dan ukuran
saraf otak terus bertambah setidaknya sampai usia remaja. Beberapa pertambahan
ukuran otak disebabkan oleh myelination yaitu sebuah proses dimana banyak sel
otak dan sistem saraf diselimuti oleh lapisan-lapisan sel lemak yang bersekat-sekat.
Myelination dalam daerah otak berhubungan dengan koordinasi mata dan tangan.
Perkembangannya baru lengkap hingga anak berusia empat tahun. Sedangkan
myelination yang diperlukan dalam memfokuskan perhatian baru akan lengkap
perkembangannya di usia akhir sekolah dasar. Hal ini berarti bahwa anak-anak
sulit untuk mempertahankan perhatian pada jangka waktu yang lama. Perhatian
mereka akan meningkat sejalan dengan pertambahan usianya. Oleh karena itu
didalam belajar anak memerlukan sigmen istirahat di antara mata pelajaran
disekolah untuk membantu menjaga energi dan motivasi anak untuk belajar.Potensi
yang dimiliki manusia sangatlah besar. Setiap sel otak memiliki kemungkinan
koneksi mulai dari 1 hingga 20.000 koneksi. Koneksi antar sel otak terjadi jika
sering digunakan dan dilatih untuk berfikir. Paul Maclean mengemukakan konsep
otak triun dalam satu kepala, yaitu otak reptil, otak mamalia dan otak korteks.
Ketiga tingkatan otak ini memiliki cara kerja masing-masing dan sangat erat

6
berhubungan dengan kesiapan belajar.
1. Otak reptil
Terletak didasar batang otak yang terhubung dengan tulang belakang.
Bagian otak ini berfungsi untuk koordinasi sensori motorik tubuh. Kelenturan fisik
seseorang dan stroke yang dialami seseorang berhubungan dengan fungsi otak ini.
Di sisi lain otak ini juga terhubung dengan insting, seperti rasa takut, stres,
terancam, marah, kurang tidur atau kondisi tubuh dan fikiran lelah. Bagian otak ini
akan berfungsi sebagai pengaman jika seseorang dihadapkan pada situasi yang
dianggapnya membahayakan dirinya. Pada saat bagian otak ini aktif maka
padamlah bagian otak belajar anak sehingga tidak terjadi proses belajar. Karena
dibagian otak ini tidak ada memori untuk menyimpan hasil belajar.
2. Otak mamalia
Adalah pintu gerbang menerima informasi. Bagian otak imi berperan penting
pada proses pembelajaran karena beerkaitan erat dengan emosi dan memori jangka
panjang. Pada bagian otak ini terdapat amygdada yang berfungsi sebagai memori
semua perasaan baik yang positif dan negatif yang pernah dialami seseorang,
bagian memori negatif tersambung dengan otak reptil. Jika memori negatif ini
mendominasi maka bias dipastikan terhubung dengan otak reptil. Pada keadaan
seperti ini biasanya seseorang tidak mampu berpikir jernih, tidak mampu
mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi masalah yang sebrsasngkutan
menjadi agressif, melarikan diri dari persoalan atau masalah karena tidak berdaya.
Akibatnya individu tidak mampu mengembangkan kemampuan untuk mencapai
optimum tolerance dalam hidupnya. Bagian otak ini juga menyediakan memori
pengetahuan. Semua pengetahuan yang dimilki seseorang tersimpan di
hipokampus yang terhubung dengan bagian otak korteks. Sehingga dalam proses
belajar hubungan hipokampus dan korteks sangat menentukan. Otak ini juga
mengendalikan kekebalan tubuh dan hormon.
3. Otak neo-corteks
Merupakan 80% dari total otak manusia. Otak ini merupakan topi yang

7
menutupi otak mamalia dan otak reptil, dan berfungsi ketika seseorang dalam
keadaan tenang, bahagia dan relaks, bila dalam keadaan tegang, stres, takut atau
marah, maka informasi akan dilanjutkan ke otak reptil. Hal inilah yang terjadi
ketika seseorang terlalu tegang saat mengerjakan ujian, sehingga pikirannya
kosong dan tidak dapat mengingat apa yang telah dipelajarinya.
Berdasarkan cara kerja ketiga bagian otak tersebut maka hal terbaik yang
perlu dilakukan dalam belajar adalah menerima informasi yang dapat diterima otak
mamalia secara nyaman sehingga informasi tersebut dapat dikirim ke otak korteks
dan proses belajar berlangsung sebagaimana diharapkan. Sebaliknya jika otak
menerima informasi yang tidak nyaman, maka informasi akan dikirim ke otak
reptil. Akibatnya proses belajar tidka berlangsung karena tidak ada proses belajar
disana.
Fakta lain tentang otak adalah otak terdiri dari otak kiri dan otak kanan.
1. Otak kiri, mempunyai fungsi dan cara belajar yang khusus yaitu menyukai hal-
hal yang berurutan, belajar maksimal dari hal-hal yang bersifat detail, baru
kemudian ke global, menyukai sistem membaca yang berdasarkan fonetik,
menyukai kata-kata, simbol dan huruf, menyukai sesuatu yang terstruktur dan
dapat diprediksi, mengalami banyak fokus internal dan ingin mengumpulkan
informasi yang faktual.
2. Otak kanan, lebih menyukai hal-hal yang bersifat acak, belajar dari yang
global ke detail, menyukai sistem membaca secara menyeluruh, menyukai
gambar dan grafik, lebih suka melihat dulu atau mengalami sesuatu,
lingkungan belajar spontan alamiah, fokus eksternal, ingin pendekatan yang
bersifat terbuka, baru dan memberikan kejutan yang menantang. Kedua
belahan otak ini dapat berfungsi lateral atau berpikir lateral artinya kedua
belahan oatak ini dapat difungsikan sekaligus untuk menciptakan sesuatu.
Misalnya, ketika mendengarkan musik, seorang musisi akan memprosesnya
terlebih dahulu di otak kirinya karena biasanya yang mereka lakukan adalah
menganalisis terlebih dahulu musik tersebut baru kemudian menikmatinya,

8
berbeda dengan orang awam akan langsung menggunakan otak kanan untuk
menikmati musik tersebut. Seseorang yang merasa tertekan, stres akan
mengaktifkan otak kanannya sedangkan bila gembira dan optimis masa depan
cenderung mengaktifkan otak kirinya. Oleh karena itu, jika para peserta didik
di sekolah memiliki kemampuan untuk memproses perasaan atau kejadian
negatif, maka waktu belajarnya dapat di optimalkan.
2.4 Perkembangan Kognitif
 Pengertian Perkembangan Kognitif
Serupa dengan aspek-aspek perkembangan yang lainnya, kemampuan
kognitif anak juga mengalami perkembangan tahap demi tahap. Secara sederhana,
pada buku karangan (Desmita, 2009) dijelaskan kemampuan kognitif dapat
dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta
kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan
berkembangnya kemampuan kognitif ini akan memudahkan peserta didik
menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu melanjutkan
fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan.
Sehingga dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu
aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu
semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari
dan memikirkan lingkungannya, sesuai buku karangan (Desmita, 2009).
Teori perkembangan kognitif, menurut Pieget Perkembangan kognitif
seorang anak terjadi secara bertahap, lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi
perkembangan pengetahuan anak. Seorang anak tidak dapat menerima
pengetahuan secara langsung dan tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan
tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara belajar
secara aktif dilingkungan sekolah.
Kemudian, pandangan perkembangan kognitif menurut Vygotsky berbeda
dengan piaget. Vygotsky lebih menekankan pada konsep sosiokultural, yaitu
konteks sosial dan interaksi dengan orang lain dalam proses belajar anak. Vygotsky

9
juga yakin suatu pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah atau dari guru
saja, tetapi suatu pembelajaran dapat terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-
tugas yang belum pernah dipelajari disekolah namun tugas-tugas itu bisa
dikerjakannya dengan baik, misalnya di masyarakat.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan dan dapat dipahami
bahwa kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi
untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan,
atau semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan
memikirkan lingkungannya. (Desmita, 2009).
Skema adalah konsep kerangka kognitif atau kerangka referensi yang ada di
dalam pikiran seseorang yang dipakai untuk mengorganisasikan dan
menginterprestasikan informasi. Ketika individu memasukkan pengetahuan yang
baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada di dalam skema maka proses mental itu
disebut asimilasi. Ketika suatu informasi yang diterima individu melalui proses
asimilasi kurang sesuai dengan skema yang ada maka di dalam diri individu terjadi
proses mental penyesuaian diri dengan informasi baru dan ini disebut dengan
akomodasi. Piaget mengatakan bahwa untuk memahami dunianya secara kognitif
individu akan mengelompokkan perilaku yang terpisah ke dalam sistem kognitif
yang lebih tertib dan lancar, pengelompokan atau penataan perilaku ke dalam
kategori-kategori.
 Proses perkembangan kognitif
Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif berlangsung dalam
empat tahapan mengikuti perkembangan usia anak. Berdasarkan ini maka
kemampuan belajar individu juga akan mengikuti perkembangan kemampuan
kognitif atau kemampuan berpikir ini. Tahapan perkembangan tersebut adalah
tahap sensori-motorik (dari lahir sampai 2 tahun), tahap pra-operasional (usia 2

10
sampai 7 tahun), tahap konkret-operasional (usia 7 sampai 11 tahun), dan tahap
operasional formal (usia 11 tahun ke atas).
1. Tahap Sensori Motorik
Tahapan ini berlangsung dari sejak lahir hingga usia dua tahun. Bayi
membanagun pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman
indrawi dengan gerakan dan mendapatkan pemahaman akan object permanence.
Artinya bagi anak di usia ini segala sesuatu tetap permanen misalnya benda masih
tetap di tempatnya meskipun sudah tidak dapat dilihat, didengar atau di sentuh.
2. Tahap praoperasional
Tahap ini mulai dari dua tahun hingga tujuh tahun. Pada tahap ini anak mulai
merepresentasikan dunia dengan kata-kata dari berbagai gambar. Kata dan gambar-
gambar ini menunjukkan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui
hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik (Desmita, 2009).
Tahap ini dibagi atas dua tahap yaitu sub tahap fungsi simbol dan pemikiran
intuitif. Pada tahap fungsi simbol yaitu pada usia dua sampai empat tahun, anak
secara mental mempresentasikan objek yang tidak hadir dan meningkatnya
pemikiran simbolis, muncul egocentris dan animisme. Egocentris maksudnya
bahwa anak hanya dapat memandang dari sudut pandangnya, sedangkan animisme
bahwa anak percaya benda tak bernyawa punya kualitas kehidupan dan
kemampuan bergerak. Pada sub tahap pemikir intuitif yang dimulai sekitar empat
hingga tujuh tahun, rasa ingin tahu anak sangat besar dan ingin tahu semua
jawaban pertanyaannya. Disebut tahap ini intuitif karena anak tampaknya merasa
yakin terhadap pengetahuan dan pemahaman mereka, tetapi tidak menyadari
bagaimana mereka bisa mengetahui apa-apa yang mereka ketahui.
3. Tahap operasional konkret
Tahapan perkembangan ini terjadi pada usia tujuh sampai sebelas tahun.
Ditahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang
konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang
berbeda (Desmita, 2009). Tetapi dalam tahapan konkret-operasional masih

11
mempunyai kekurangan yaitu, anak mampu untuk melakukan aktivitas logis
tertentu tetapi hanya dalam situasi yang konkrit. Dengan kata lain, bila anak
dihadapkan dengan suatu masalah secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang
konkrit, maka ia belum mampu untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik.
4. Tahap operasional formal
Tahap perkembangan ini berlangsung pada usia antara sebelas tahun sampai
dengan dewasa. Pada tahap ini remaja lebih bersifat abstrak, idealis dan logis.
Penalaran hipotesis deduktif menjadi penting, artinya remaja dapat
mengembangkan hipotesis untuk memecahkan masalah dan menarik kesimpulan
secara sistematis.
Contoh strategi pembelajaran untuk pemikir operasional formal antara lain
adalah menyadari bahwa remaja itu buan pemikir operasional yang sempurna,
mengajukan sebuah pertanyaan dan sarankan beberapa cara untuk mengatasinya.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru. Dapat berupa pemikiran dan
pengetahuan yang baru, perasaan yang lebih terkemas, sikap yang lebih baik,
kecakapan yang lebih baik serta tumbuhnya kesadaran untuk bertanggungjawab.
Belajar tidak sama dengan kematangan. Akan tetapi kematangan distimulasi oleh
faktor belajar dan sebaliknya belajar tidak efektif jika diberikan tak sesuai dengan
kematangan yang diperlukan untuk mempelajari sesuatu.
Penyelenggaraan pendidikan mengacu kepada tahapan dan proses
perkembangan. Domain perkembangan tersebut antara lain adalah perkembangan
fisik motorik, otak, dan kognitif. Semua tahapan perkembangan ini berpengaruh
terhadap kesiapan belajar peserta didik. Oleh karena itu pendidik perlu memahami
bagaimana keadaan perkembanganpeserta didik secara umum dan secara spesifik
pada tiap domain perkembangan. Pemahaman ini memungkinkan pendidik untuk
membantu peserta didik mendapatkan informasi sesuai dengan yang diperlukannya
dan membantu peserta didik melewati dan mencapai tahapan perkembangan yang
seharusnya dimasuki peserta didik sesuai dengan tingkat usianya. Secara umum
pendidik dapat memahami tingkat kesiapan peserta didik dalam belajar
berdasarkan teori yang dimaksud. Sehingga upaya pembelajaran yang dilakukan
peserta didik dapat diproses.

13
3.2 Saran
Sebagai calon pendidik, kita harus mengetahui tentang definisi belajar dan
konsep belajar, dan perkembangan dalam belajar sehingga proses pembelajaran
berlangsung sebagaimana yang diharpkan. Oleh sebab itu, penulis menyarankan
agar pembaca dapat menambah referensi dalam mempelajari materi ini karena
banyaknya referensi, semakin banyak pula ilmu yang akan kita dapat.

DAFTAR PUSTAKA
Milfayetti.S., dkk. 2018. Psikologi Pendidikan.Medan: Pascasarjana Unimed
Stefanus.M., dkk. 2008. Psikologi Pendidikan. Ponorogo: Uwais Inspirasi
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Purwanto, dkk. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Https://www.academia.edu

14

Anda mungkin juga menyukai