Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATERI PEDAGOGIK

Oleh

Diah Wahyu Agustin ( 226910832 )

Dosen Pengampu : Dr. Supriah, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2022/2023
1. Pengertian Perkembangan
pertumbuhan dan perkembangan adalah dua istilah yang selalu digunakan dalam
psikologi. Sebagian psikolog memandang kedua istilah berbeda, namun sebagian yang lain
memandang di dalam istilah perkembangan tercakup makna pertumbuhan. Secara umum
kedua istilah ini memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya kedua berkaitan dengan
perubahan pada diri individu. Perbedaannya pada jenis perubahan yang terjadi.
Pertumbuhan merupakan perubahan yang terjadi secara kuantitatif yang meliputi
peningkatan ukuran dan struktur. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur
dengan berat, ukuran panjang, umur tulang, dan keseimbangan metabolik.
Perkembangan sendiri adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil
proses pematangan. Perkembangan
menyangkut adanya proses pematangan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan
sistem organ yang berkembang dengan menurut caranya sehingga dapat memenuhi
fungsinya.
Hurlock (1980: 2) menyatakan perkembangan sebagai rangkaian perubahan progesif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman Daele sebagaimana dikutip
Hurlock (1980: 2) menyatakan "perkembangan berarti perubahan secara kualitatif"
Berkembang merupakan salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan biasanya
tidak bisa diukur oleh alat ukur Contohnya pematangan sel ovum dan sperma atau
pematangan hormon-hormon dalam tubuh
Hasan (2006: 13) menyatakan perkembangan berarti segala perubahan kualitatif dan
kuantitatif yang menyertai pertumbuhan dan proses kematangan manusia. Perkembangan
merupakan proses menyeluruh ketika individu beradapatasi dengan lingkungannya.
perkembangan terjadi sepanjang kehidupan manusia dengan tahapan- tahapan tertentu.
Perkembangan manusia dimulai sejak masa bayi sampai usia lanjut

Hal senada juga dijelaskan Hurlock (1980.3) bahwa pada dasamya dua proses perkembangan
yaitu pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau involusi terjadi secara serentak dalam
kehidupan manusia. Namun demikian kedua proses ini tidak pemah berhenti sepanjang
kehidupan manusia. Pada saat anak-anak perturadas fisik menjadi primadona pertumbuhan
dibandingkan bagian la tetapi pada usia lanjut kemunduran fisik dan perubahan alam piiran
lebih banyak berubah daripada yang lain.
Istilah perkembangan dalam pengertian psikologis yang paling umum merujuk
kepada perubahan-perubahan tertentu yang muncul pada diri manusia (atau binatang) di
antara konsepsi (pembuahan) sampai mati. Menurut Mussen, Conger, dan Kagan, 1979
secara umum perubahan, setidaknya perubahan yang terjadi pada masa awal kehidupan,
diasumsikan menuju (hal yang) lebih baik dan menghasilkan perilaku yang adaptif, lebih
teratur, lebih efektif, lebih kompleks, dan tingkat yang lebih tinggi. Dan sebagian ahli
menganggap perkembangan sebagai proses yang berbeda dari pertumbuhan.
Perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu organ-organ
jasmaniah. Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan
fungsi psikologis organ- organ fisik yang akan berlanjut terus hingga akhir hayat manusia.
Untuk lebih memudahkan membahas perkembangan dapat dimulai dari pengertian tumbuh
kembang anak yang sebenarnya mencakup 2 hal kondisi yang berbeda tetapi saling berkaitan
dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah berkaitan
dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan dimensi tingkat sel, organ
maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan
keseimbangan metabolik.

2. Tahap-tahap Perkembangan Peserta didik


tahap perkembangan pada peserta didik di bagi menjadadi 5 Bagian Yaitu:

a Tahap oral (usia 0-24 bulan)


Pada tahap ini kepuasaan anak terletak pada otoerotik, yaitu kesempatan anak menghisap
puting susu ibunya. Frued memandang konsep narsisme (mencintai diri sendiri) sudah ada
sejak masa bayi di mana bayi merasakan kenyamanan dari menyusu kepada ibunya dan
mengulang perbuatan tersebut dengan mengisap jarinya meskipun dia tidak lapar. Anak-anak
juga mencoba memper tahankan kedekatannya dengan ibunya dengan menggigit dan
menangis

b. Tahap Anal (usia dua sampai tiga tahun)


Selama usia ini wilayah anal (anus) menjadi fokus ketertarikan anak Oleh sebab itu pelatihan
menggunakan toilet sangat tepat dilakukan pada usia ini.
c. Tahap Falik atau Odipal (usia tiga sampai 6 tahun)
Pada tahap ini anak laki-laki mulai tertarik dengan penisnya Tahap perkembangan paling
membingungkan dan pendapat Frued sebab dia meyakini ketertarikan seksual seorang anak
laki-lakirin kepada ibunya, sedangkan pada anak perempu Namun karena dia menyadari hal
tersebut tidak dapat diterima lingkungannya, maka meninggalkan fantasi persaingannya
dengan ayah atau ibunya yang dikenal dengan istilah Oedipus Complex dan Electra Complex

d. Tahap Latensi (usia enam sampai sebelas tahun) Pada periode ini anak terlihat sudah dapat
mengendalikan per musuhannya dengan orangtuanya yang memiliki jenis kelamin berbeda
dengan dirinya Anak laki-laki dan anak perempuan terlihat bersikap lembut kepada ayah dari
pada ibu mereka.

e. Masa Remaja
Masa remaja dimulai dari usia limabelas sampai delapan belas tahun. Masa remaja
merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa.

f. Masa Dewasa Dini


Masa dewasa dini dimulai dari usia delapan belas sampai empat puluh tahun.

g. Masa Dewasa Madya


Masa dewasa madya dimulai dari usia empat puluh sampai enam puluh tahun.

h. Masa Usia Lanjut


Masa usia lanjut dimulai dari usia enam puluh tahun bebaskan diri dari perwalian
orangtuanya. Mereka sudah mulai menyukai perempuan lain selain ibunya, dan menyukai
pria lain selain ayahnya.

Adapun Hurlock (1980) menyatakan membagi tahap perkembangan menjadi 10 tahap yaitu:

a. Periode Pranatal
Periode pranatal dimulai sejak terjadi proses pembuahan (konsepsi) sampai anak terlahir ke
dunia. Pada masa itu terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikhis yang sangat
penting bagi seorang anak Jenis kelamin anak dan bentuk fisik telah ditentukan sejak anak
berada dalam kandungan.

b. Masa Bayi Baru Lahir


Masa bayi baru lahir dimulai dari hari pertama kelahiran sampai
dua minggu setelah kelahiran. Masa ini ditandai dengan lepasnya tali pusat bayi.

c. Masa Bayi
Masa bayi dimulai dua minggu setelah kelahiran sampai usia dua tahun. Pada masa anak
mulai belajar duduk, merangkak, berdiri. berjalan, dan berlari. Anak juga mulai
berkomunikasi dengan caranya sendin dengan orang-orang di sekitarnya.

d. Masa Anak-anak Awal


Masa anak-anak awal dimulai dari usia dua tahun sampai enam tahun. Masa ini dipandang
sebagai awal bagi kehidupan anak

e. Masa Anak-Anak Akhir


Masa anak-anak akhir dimulai dari enam sampai tigabelas tahun Masa ini dipandang sebagai
anak sekolah dasar

d. Masa Puber
Masa puber dimulai dari usia empat belas tahun sampai limabelas tahun Masa ini dipandang
sebagai awal memasuki masa remaja.

Adapun upaya guru dalam Mengembangkan bakat anak didik


Salah satu peran guru adalah mengembangkan bakat anak didik. Pada umumnya, anak-anak
masih belum memahami atau menyadari bakatnya yang sesungguhnya. Guru adalah orang
yang paling ideal untuk mengenali bakat tersebut karena setiap hari memantau perkembangan
dan kemampuan anak di ruang belajar.

1. Memberikan nasihat yang bijak


Peran guru lainnya adalah sebagai penasihat yang bijak. Anak didik bisa diibaratkan sebagai
anak sendiri yang masih membutuhkan arahan dan bimbingan. Memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang lebih banyak, guru harus bisa menyampaikan nasihat-nasihat yang tepat
dan bernilai moral.

2. Sebagai panutan yang bisa diteladani


Guru bukan hanya pandai menyampaikan teori-teori, tetapi juga harus bisa melakukannya
dalam keseharian. Dalam hal ini, guru berperan sebagai panutan yang bisa diteladani oleh
anak didik. Contoh seperti ini akan lebih mudah ditiru dan dilakukan oleh anak didik
daripada sekadar instruksi atau imbauan tertentu.

3. Melatih anak didik supaya menjadi ahli


Peran guru lainnya adalah menjadi pelatih yang efektif bagi anak didik. Guru harus mampu
mengetahui cara untuk memotivasi anak supaya tidak murah menyerah dalam proses latihan
tersebut. Keberhasilan anak sebagian juga ditentukan oleh latihan yang benar dan terus-
menerus.

4. Mengevaluasi perkembangan anak didik


Selain menyampaikan materi pelajaran, guru juga memiliki peran yang sangat penting dalam
kegiatan evaluasi siswa. Dengan peran ini, guru dapat memantau perkembangan anak didik.
Khusus bagi siswa yang dianggap belum mampu, guru pun mengetahui solusi terbaik untuk
mendongkrak kemampuannya. Cara yang digunakan bisa dalam bentuk mengulang materi
atau mengubah metode ajar.

3. Upaya Mengoptimalkan Perkembangan Peserta Didik


 Usia 0-1 tahun
Fase ini merupakan masa tumbuh kembang yang paling cepat dibanding kelompok umur
lainnya. Di masa ini, anak yang masih bayi akan mempelajari berbagai kemampuan dan
keterampilan dasar.
Karakteristik anak usia bayi adalah memiliki keterampilan motorik, seperti berguling,
merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan. Selain itu, anak belajar menggunakan panca
inderanya, yaitu melihat, meraba, mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan
setiap benda ke mulut.
Dari segi komunikasi sosial, anak berusaha berkomunikasi dengan orang dewasa
menggunakan bahasa verbal yang belum sempurna maupun nonverbal. Pada usia 1 tahun,
anak sudah dapat mengucapkan kata pertamanya dengan jelas dan dimengerti orang dewasa,
bukan hanya sekedar 'ba-ba-ba' saja, namun sudah bisa mengucapkan kata 'ma-ma', 'pa-pa',
atau 'ma-u'.
 Usia 2-3 tahun
Perkembangan anak usia dini di fase ini ditandai dengan anak yang sangat aktif
mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak juga mulai belajar
mengembangkan kemampuan berbahasa, yaitu dengan berceloteh.
Pada usia 2 tahun, anak sudah menguasai 120-200 kata dan dapat menggabungkan 2-3 kata
menjadi kalimat. Misalnya, sudah bisa mengucapkan kesukaannya, seperti „mau makan nasi‟
atau „tidak boleh tidur‟
Pada usia 3 tahun, umumnya si Kecil sudah bisa menguasai lebih banyak kata lagi, yaitu 900-
1000 kata dan sudah bisa menanyakan pertanyaan singkat.
Secara sosio emosional, anak juga akan belajar memahami pembicaraan orang lain dan
mengungkapkan isi hati dan pikiran. Selain itu, anak juga akan belajar mengembangkan
emosi yang didasarkan pada faktor lingkungan karena emosi lebih banyak ditemui di luar
lingkup keluarga.
 Usia 4-6 tahun
Di usia ini, beberapa anak mungkin sudah mulai memasuki institusi bermain,
seperti playgroup atau taman kanak-kanak. Pada masa ini, anak sebisa mungkin harus
dilibatkan dalam banyak kegiatan agar membantu mengembangkan otot-otot anak.
Interaksinya dengan lingkungan juga akan semakin luas sehingga perkembangan bahasanya
semakin baik. Anak mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan
pikirannya.
Dari sisi kognitif, perkembangan usia dini di fase ini sangat pesat. Salah satunya ditunjukkan
dengan rasa keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya dan sering bertanya tentang
semua hal yang dilihatnya.
Meski demikian, anak masih bersifat individu walaupun sering bermain bersama teman-
temannya. Ini adalah sifat alamiah anak dan akan berkembang seiring pertambahan usianya.
 Usia 7-8 tahun
Di fase terakhir perkembangan usia dini ini, anak akan mengalami perkembangan kognitif
yang signifikan. Hal ini ditandai dengan kemampuannya berpikir secara analisis dan sintesis,
serta deduktif dan induktif (mampu berpikir bagian per bagian).
Dari segi perkembangan sosial, anak mulai ingin melepaskan diri dari orangtuanya. Anak
sering bermain di luar rumah untuk bergaul dengan teman sebayanya.
Anak juga mulai menyukai permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling
berinteraksi. Sedangkan dari segi emosi, Anda akan melihat kepribadiannya mulai berbentuk
dan tampak sebagai bagian dari karakter anak yang dibawanya hingga dewasa.

usaha yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan perkembangan sejak bayi

Upaya-upaya dilakukan untuk mengoptimalkan kognitif dan kreativitas anak usia 0-2
th. Anak usia 0-2 th cenderung masih banyak dirumah, jadi pembelajaran yang utama adalah
bimbingan dari kedua orang tua. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan beberapa prinsip
pendekatan diantaranya adalah prinsip Bermain Sambil Belajar dan Belajar Seraya Bermain.
Vitamin dan mineral untuk meningkatkan kecerdasan adversity pada anak, gizi
merupakan salah satu aspek yang sangat dalam pertumbuhan dan perkembangan anak usia
dini. Pemenuhan gizi yang cukup pada anak di usia-usia awal (0-8 tahun) dapat
mempengaruhi perkembangan mental, termasuk kecerdasan anak. Salah satu kecerdasan yang
dapat dipengaruhi adalah kecerdasan adversity (adversity intelligence). Kecerdasan adversity
merupakan sebuah bentuk kecerdasan yang memberikan ketahanan terhadap stres (daya
resiliensi) tinggi, kemampuan merespon stres (coping mechanism) yang baik serta
membangkitkan kemauan dan kemampuan untukmencapai puncak prestasi.
Selain itu upaya meningkatkan perkembangan kognitif dan krativitas dengan cara
mengantisipasinya sejak sebelum lahir, antara lain yaitu:

1. Mendengarkan Musik, musik tidak cuma merupakan materi hiburan yang memanjakan
telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk merangsang janin agar
kelak menjadi anak cerdas dan kreatif. Cukup 30 menit sehari dengan jenis musik klasik
(terutama karya Mozart).

2. Peningkatan nutrisi waktu hamil, nutrisi Ibu merupakan sumber tunggal asupan nutrisi bagi
janin, sehingga asupan gizi seimbang sangat penting bagi pertumbuhan prenatal.

3. Menghindari obat-obatan, obat-obatan penyakit dan bahaya lingkungan teratogen


merupakan istilah untuk penyebab terjadinya perkembangan abnormal prenatal.

4. Memberi stimulasi atau upaya merangsang anak untuk memperkenalkan suatu


pengetahuan ataupun keterampilan baru dapat meningkatan kecerdasan anak, stimulasi pada
anak dapat dimulai sejak calon bayi berwujud janin. Hartono Gunardi, mengatakan, sel otak
pada bayi dibentuk semenjak 6 bulan masa kehamilan. Karena itu, proses stimulasi sudah
bisa dan harus dilakukan semenjak usia janin 23 minggu. Dalam masa kehamilan, proses
stimulasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti rangsang suara (adanya efek Mozart),
gerakan perabaan, bicara, menyanyi, dan bercerita.

5. Meningkatkan konsumsi DHA-ARA, (Soepardi Soedibyo) mengatakan akan pentingnya


zat asam dokosaheksaenoat (DHA) dan asam arakhidonat (ARA) pada bayi. Karena zat
DHA-ARA sangat diperlukan dalam proses perkembangan kecerdasan bayi, baik ketika
masih didalam kandungan maupun setelah lahir. Kematangan sistem imun pada bayi yang
diberikan ASI juga lebih baik daripada formula biasa. Sebab, kandungan DHA-ARA terdapat
pada ASI, bukan pada susu sapi.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth, Psikologi Perkembangan, Terj. Istiwidayanti dan Soedjarwo, Jakarta:
Diponegoro, 1998.
Nurmalitasari, F. (2015). Perkembangan Sosial Emosi pada Anak Usia Prasekolah. Buletin
Psikologi, 23(2), 103–111.
Purna, R. S., & Kinasih, A. S. (2017). Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini Menumbuh-
kembangkan Potensi “Bintang” Anak di TK Atraktif. Jakarta: PT Indeks Permata
Puri Media.
Suryono, & Haryanto. (2012). Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Woolfolk, A. E. & Nicolich, L. M. 2004. Mengembangkan Kepribadian dan
Kecerdasan Anak-anak (Psikologi Pembelajaran II). Jakarta. Inisiasi

Anda mungkin juga menyukai