KALIMAT
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang
diampu oleh dosen pengampu Bapak Herwandi, S.Pd., M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 5 :
Segala puji hanya milik Allah SWT. Dialah yang memiliki langit dan bumi
beserta apa yang ada di antara keduanya. Hanya kepada-Nya penulis menyembah
dan hanya kepada-Nya pula penulis memohon pertolongan. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para
sahabatnya serta pengikutnya yang tetap istiqomah di atas sunnahnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indoensia
yang diampu oleh Bapak Drs. Herwandi. M.Pd yang berjudul “Kalimat”.
Pembahasannya disusun secara sistematis mulai pengertian kalimat, fungsi kalimat,
pola-pola dasra kalimat berserta contoh, jenis kalimat dan konsep kalimat efektif.
Penulis menyadari, tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan
makalah ini, banyak kekurangan, adanya ketidak-lengkapan baik dalam metode
penulisan/pembahasan maupun dalam cakupan materinya, sehingga sangat jauh dari
kesempurnaan. Penulis sadari pokok-pokok bahasan yang tertuang dalam buku ini
diambil dari berbagai macam referensi yang sumbernya telah dicantumkan baik
dalam isi maupun dalam daftar pustaka. Akhir kata, segala kritik dan saran sangat
kami harapkan demi penyempurnaan di masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
1. 2. Rumusan Masalah...........................................................................................1
1. 3. Tujuan Penulisan.............................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
BAB III........................................................................................................................19
3. 1. KESIMPULAN.....................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 2. Manusia
dalam
berkomunikasi
menggunakan
dua cara yaitu
lisan dan
tertulis.
Walaupun kita
1. 3. mengenal
cara-cara lain
seperti isyarat,
gerak, dan
simbol-simbol,
1
namun cara
yang paling
1. 4. efektif
dalam
berkomunikasi
sehari-hari
manusia normal
adalah dengan
cara lisan
maupun
1. 5. tertulis.
Hakikatya
seseorang
menulis adalah
untuk
2
menuangkan
sebuah
gagasan, fakta,
sikap,
1. 6. maupun isi
pikiran yang
ada di
benaknya.
Gagasan, fakta,
sikap, maupun
isi pikiran
tersebut
1. 7. ditulis
dengan jelas
dan utuh
3
sehingga
pembaca dapat
memahaminya
dengan jelas.
Tujuan
1. 8. ditulisnya
gagasan, fakta,
sikap, maupun
isi pikiran
tersebut juga
agar gagasan
itu dapat
1. 9. bertahan
bertahan lama
dan mempunyai
4
bukti otentik,
bahwa kita
pernah menulis.
Hal ini
1. 10. sesuai
dengan
kelebihan dari
bahasa tertulis
yaitu
mempunyai
bukti otentik
yang kuat.
1. 11. Untuk
dapat membuat
sebuah tulisan
5
yang menarik,
perlu kita
memahami
terlebiih dahulu
1. 12. bagaima
na cara
penulisan
kalimat yang
efektif.
Karena sebuah
tulisan yang
baik tidak
1. 13. terlepas
dari sebuah
kalimat yang
6
membangun
tulisan
tersebut.
kalimat yang
baik akan
1. 14. mengha
silkan paragraf
yang baik,
pargraf yang
baik dan padu
akan
menghasilkan
sebuah
7
1. 15. tulisan
yang baik serta
enak dibaca
Dalam berbahasa baik secara lisan maupun tulisan, kita
sebenarnyatidak boleh berbicara secara lepas. Akan tetapi, kata-kata tersebut
terangkaimengikuti kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata
yanglazim disebut dengan kalimat. Kalimat tersebut berfungsi sebagai
wadahyang mengungkapkan gagasan, pikiran dan pendapat.
1. 2. Rumusan Masalah
1. 3. Tujuan Penulisan
8
Agar pembaca mengetahui pengertian kalimat, fungsi kalimat, pola-
pola dasra kalimat berserta contoh, jenis kalimat dan konsep kalimat efektif.
BAB II
ISI
1. 4. PENGERTIAN KALIMAT
9
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda itik, tanda seeu,
atau tanda tanya (UNS Press, 2008: 83).
Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang lazim disebut jabatan kata
atau peran kata dalam kalimat. Unsur kalimat tersebut adalah subjek, predikat,
objek, pelengkap, dan keterangan. Seperti disebutkan diatas bahwa kalimat
dalam bahasa Indonesia baku sekurang- kurangnya terdiri atas dua unsur yaitu
subjek dan predikat. Unsur- unsur yang lain yaitu objek, pelengkap, dan
keterangan kehadirannya tergantung konteks. Untuk lebih jelasnya, unsur- unsur
kalimat dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Subjek
10
2. Predikat
11
a. Sekolah itu tidak dikenal lagi kecurangannya dalam hal menyontek
saat ujian nasional.
b. Dia bukan karyawan tetap di kantor itu.
4. Verba dan adjektiva yang mejadiprediket dapat diawali dengan kata
petunjuk aspek dan modalitas seperti ‘telah,sudah,belum,sedang, akan,
ingin, hendak, mau’.
Contohnya:
a. Gempa bumi telah mengguncang Kepulauan mentawai dini hari.
b. Para tamu sedang menikmati jamuan makan siang.
3.Objek
12
a) Resep direkapitulasi oleh Reti
b) Sumbangan itu dibagikan oleh Fifi
3. Bentuk kebahasaan itu tidak dapat diawali dengan preposisi atau
kata depan.
Contoh:
a) Jeje menyusun laporan.
b) Fika mengedit foto.
4.Pelengkap
Ciri-ciri pelengkap :
Dapat kita lihat perbedaan antara pelengkap dan objek di dalam kalimat.
Pada kalimat satu (1) bentuk koran adalah pelengkap. Bentuk kebahasaan itu
13
melengkapi verba yang bercirikan aktif intransitif. Sebaliknya di dalam kalimat
dua (2) bentuk koran adalah objek kalimat, karena verba pada kalimat bersifat
transitif. Jadi dapat disimpulkan bentuk kebahasaan itu adalah pelengkap yang
ditandai dengan verba yang mendahuluinya berawalan ‘ber-‘, selain itu bentuk
berafiks ‘ke-an’ seperti ‘kehilangan’, ’kedatangan’, ’kemasukan’,
’kerampokan’, juga diikuti oleh pelengkap.
Perbedaan antara pelengkap dan objek terletak pada kalimat pasif.
Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan
pelengkap dalam kalimat pasif, objek lah yang menjadi kalimat pasif, bukan
pelengkap.
5.Keterangan
14
kemarin, besok, sekarang, lusa, kini, siang, dan malam. Sedangkan
keterangan waktu berupa frasa seperti, kemarin pagi, hari senin, 14
Januari dan minggu depan. Keterangan waktu berupa anak kalimat
ditandai oleh konjungtor seperti, setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat,
sewaktu, dan ketika. Contoh:
1) Gempa mengguncang Kota Padang pada sore hari.
2) Gempa mengguncang Kota Padang pada 30 September 2009.
3) Gempa tersebut masih menimbulkan luka mendalam bahkan 8 tahun
setelah peristiwa itu terjadi.
b. Keterangan tempat, berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai
oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam. Contoh :
1) Minda tinggal di pemukiman yang kumuh itu.
2) Ayah memanggil Angga yang masih mengurung diri dalam
kamarnya.
a. Keterangan cara dapat berupa kata ulang frasa atau anak kalimat yang
menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai dengan
kata dengan atau secara. Keterangan kata yang berupa anak kalimat
ditandai oleh kata dengan dan dalam. Keterangan cara yang berupa kata
ulang merupakan perulangan adjektiva. Contoh:
1) Pencuri itu berlari dengan cepat.
2) Mutiara keluar dari rumah itu secara diam-diam.
b. Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat yang menyatakan
sebab. Seperti karena. Contoh:
1) Atika menangis karena terjatuh dari sepeda
2) Tanah perbukitan itu menjadi longsor karena penebangan liar
c. Keterangan tujuan, yaitu menambahkan kata informasi tujuan pada
kalimat, seperti untuk,supaya dan agar. Contoh:
1) Andri belajar sepanjang malam supaya naik kelas.
2) Atika menyirami bunga agar tumbuh subur.
15
d. Keterangan aposisi, berupa memberi penjelasan nomina, misalnya subjek
atau objek. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang
diterangkan. Keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (-) atau tanda
kurang. Contohnya:
1) Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
g. Keterangan tambahan, berupa memberi penjelasan nomina (subjek atau
objek). Keterangan tambahan berbeda dengan aposisi, keterangan ini
tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Keterangan tambahan
bercetak miring. Contoh:
1) Siska, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
h. Keterangan pewatas, berupa memberikan pembatas nomina. Misalnya
subjek, prediket, objek, keterangan atau pelengkap. Contoh:
1) Mahasiswa yang mempunyai IP lebih dari tiga mendapat beasiswa.
1. 5. FUNGSI KALIMAT
Fungsi kalimat terdiri atas subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap.
Cara praktis menentukan fungsi kalimat :
1. Subjek
Subjek adalah pokok kalimat. Fungsi ini dapat dicari dengan pertanyaan
“Siapa/Apa yang dibicarakan oleh kalimat ini?” Subjek selalu berjenis kata
benda atau frasa benda, sebab definisi subjek adalah hal/sesuatu yang
dibicarakan oleh kalimat.
2. Predikat
Predikat adalah keterangan langsung terhadap subjek. Predikat dapat dicari
dengan pertanyaan “Ada apa dengan subjek? Apa yang dilakukan subjek?
Bagaimana keadaan subjek?”
3. Objek
Objek adalah bagian kalimat yang dapat diubah menjadi subjek dengan cara
dipasifkan atau diaktifkan. Objek dapat dicari dengan memasifkan atau
16
mengaktifkan kalimat. Bagian yang berubah menjadi subjek adalah
objeknya.
4. Keterangan
Keterangan adalah bagian yang bersifat menjelaskan. Cirinya, dapat
dipindahkan dengan melompati subjek dan predikat, tanpa mengubah arti
kalimat.
5. Pelengkap
Pelengkap menyerupai objek. Cirinya, tidak dapat dipindahkan melompati S
dan P dan tidak dapat diubah menjadi subjek.
Pola kalimat adalah rangkaian dari suatu kalimat yang utuh. Pola kalimat juga
bisa disebut sebagai struktur atau unsur kalimat. Hal ini terdiri dari kumpulan kata
penyusun agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Adanya berbagai variasi
konstruksi struktur kalimat merupakan kreativitas manusia dalam berbahasa, berpikir,
dan bernalar.
1. SPOK
Kalimat ini memiliki unsur-unsur subjek, prediket, objek dan keterangan.
Contohnya:
a. Dian membaca buku di kamar.
S P O K
2. SPOPel
Kalimat ini memiliki unsur-unsur subjek, prediket, objek, dan pelengkap.
Contohnya:
a. Sinta membuang buku yang sudah tidak terpakai.
S P O Pel
17
c. Diana mengirimi saya surat.
3. SPO
Kalimat ini memiliki unsur subjek, prediket, dan objek. Contohnya:
a. Rara memasak rendang.
S P O
4. SPPel
Kalimat ini memiliki unsur subjek, prediket, dan pelengkap. Contohnya:
a. Dia bermain piano.
S P Pel
5. SPK
Kalimat ini memiliki unsur subjek,prediket, dan keterangan. Contohnya:
a. Saya pergi ke kampus.
S P K
6. SP (verba)
Kalimat ini memiliki unsur subjek dan prediket. Prediket berbentuk
verba. Contohnya :
a. Kami berdiskusi.
S P
b. Lila tertidur.
7. SP (nomina)
Kalimat ini memiliki unsur subjek dan prediket. Prediket berupa nomina
(kata benda). Contohnya:
a. Kami mahasiswa.
S P
b. Saya pelajar.
18
c. Bu Erwin seorang Dosen.
8. SP (adjektiva)
Kalimat ini memiliki unsur subjek dan prediket. Prediket berupa
adjektiva (kata sifat). Contohnya:
a. Kami rajin.
S P
b. Saya lalai.
1. 7. JENIS-JENIS KALIMAT
1.KalimatTunggal
Kalimat tunggal dapat diartikan sebagai kalimat yang terdiri dari satu
klausa. Kalimat tunggal ini hanya mengandung satu unsur saja, yaitu S, P, O, Pel,
dan Ket. Kelima unsur tersebut tidak harus muncul semuannya secara bersamaan,
akan tetapi unsur minimal sebuah kalimat, yaitu S dan P harus ada. Oleh karena
unsur pembentuk kalimatnya sebrba tunggal maka dinamakan kalimat tunggal.
Kalimat tunggal ini juga masih dapat dibagi lagi berdasarkan jenis kata
atau frasa pengisi P-nya. Penamaan jenis kalimat ini disesuaikan dengan P-nya.
Contoh- contoh kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
19
(4) Rumah aktor senior itu ada tiga
2. Kalimat Majemuk
(1) Seorang penyunting /harus memiliki /pengetahuan yang luas /dan / harus
mengetahui /kode etik penyuntingan/.
(2) Mahasiswa /berdiskusi/ masalah itu/dihalaman kampus /ketika /para dosen
/pergi /ke ruang pimpinan/.
Apabila diamati dengan cermat, kalimat tersubut di atas yaitu kalimat (1) dan
kalimat (2) setidaknya mempunyai P lebih dari satu, sedangkan S yang sebenarnya
ganda, dapat tidak tampak ganda seperti pada kalimat (1) yankni Seorang penyunting.
Kaliamat (1) adalah kalimat majemuk setara. Penanda yang memisahkan kalimat
majemuk setara antara lain adalah kata penghubung atau konjungsi dan. Adapun
kalimat (2) adalah kalimat majemuk bertingkat karena kalimat kedua merupakan hasil
perluasan kalimat pertama. Penanda yang memisahkan kedua klausa dalam kalimat
majemuk tak setara atau bertingkat antara lain adalah kata penghubung ketika.
20
Kalimat majemuk setara pada umumnya mempunyai ciri yaitu kalimat
tersebut dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal. Ciri yang lain adalah
kedudukan tiap kalimat sejajar atau sederajat. Oleh karena kalimat majemuk
merupakan gabungan kalimat, lebih tepat rasanya jika kalimat- kalimat yang disebut
dengan konjungtor yang menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk setara,
jumlahnya ada beberapa dan menjalankan beberapa fungsi.
21
akhir menurun dan pada bahasa tulis kalimat perintah diakhiri dengan tanda
seru atau tanda titik.
3. Kalimat Tanya atau Interogatif
Kalimat tanya natau interogatif adalah kalimat yang digunakan oleh seorang
penutur untuk memperoleh informasi atau reaksi berupa jawaban yang
diharapakan dari mitra tuturnya. Kalimat tanya atau interogatif pada bahasa
lisan berintonasi naik dan pada bahasa tulis kaimatnya diakhiri dengan tanda
tanya (?). selain adanya tanda tanya, dalam kalimat tanya sering muncul kata
tanya, misalnya apakah, bagaimana, mengapa, yang mana, di mana, siapa, dan
lain- lain.
4. Kalimat Seru atau Eksklaminatif
Kalimat seru atau eksklaminatif adalah kalimat yang digunakan untuk
megungkapkan perasaan emosi yang kuat, termasuk peristiwa yang tiba- tiba
dan memerlukan reaksi spontan. Kalimat seru atau eksklaminatif pada bahasa
lisan berintonasi naik, dan pada bahasa tulis ditandai dengan tanda seru di
akhir kalimatnya.
Jenis kalimat menurut kelengkapan unsur dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu kalimat lengkap atau kalimat mayor dan kalimat tak lengkap atau kalimat
minor. Pengertian kalimat lengkap adalah kalimat yang mempunyai struktur minimal
S dan P. Yang perlu dijelaskan disini adalah kalimat tak lengkap atau kalimat minor.
Kalimat dalam bahasa tulis dan lisan sering sekali unsurnya tidak lengkap. Hal
tersebut terjadi karena dalam wacana tuturan yang konteksnya sudah diketahui oleh
para penutur dan mitra tuturnya. Jadi kalimat yang tidak ber-S dan ber-P disebut
kalimat minor. Sebagai ilustri berikut ini contoh kalimat yang menggambarkan
fenomena di atas.
22
Peristiwa tutur diatas (1) merupakan tuturan yang terjadi antara ibu dan anak.
Pada tuturan (1) terlihat ada bentuk ke pasar. Bentuk tersebut sebenarnya sebuag
bagian dari kalimat ibu akan pergi ke pasar dan adik boleh ikut ke pasar. Akan tetapi
dalam tuturan tersebut tidak diucapkan secara lengakap walaupun tidak lengkap
tuturannya tetapi anak tersebut mengerti maksud apa yang dituturkan oleh ibunya.
Banyak kalimat tak lengkap yang sering muncul dalam tuturan sehari- hari yang
berupa petunjuk, slogan, ucapan, slogan khas, dan grafiti. Contoh kalimat tak lengkap
tersebut antara lain yaitu dilarang masuk, awas, angkat tangan, selamat pagi, selamat
jalan, dan lain- lain.
Kalimat biasa adalah kalimat yang strukturnya biasa, yaitu unsur S kemudian
diikuti oleh unsur P. Adapun kalimat inversi adalah kalimat yang unsur P-nya
mendahului unsur S. Struktur tersebut digunakan untuk tujuan penekanan atau
penegasan makna. Kata atau frasa yang muncul pertama dalam peristiwa tutur
menjadi kunci yang mempengaruhi makna dalam hal menimbulkan kesan tertentu
dibandingkan apabila menempatkan pada urutan kedua. Berikut ini contoh kalimat
biasa dan kalimat inversi.
Kalimat (1) merupakan contoh kalimat biasa dan kalimat (2) merupakan
contoh kalimat inversi. Dapat dirasakan bahwa kalimat (2) memberi penekanan pada
kata menangis dan bukan pada adikku. Jadi dapat dikatakan lagi bahwa kalimat
inversi bertujuan memberikan tekanan pada kata yang dituturkan pada awal kalimat
yang berkedudukan sebagai P dalam kalima tersebut.
23
1. 8. KONSEP KALIMAT EFEKTIF
Lebih lanjut dijelaskan berkaitan dengan bahasa tulis bahwa kalimat efektif
adalah komposisi kata- kata yang maksud artinya diterima oleh pembaca secara persis
seperti yang dimaksudkan oleh penulisnya. Selain keunggulannya yang tepat sasran
itu, komposisinya benar menutur gramatika sesuai kaidah berbahasa yang benar dan
baik, akan tetapi juga menimbulkan daya tarik bagi pembaca dan bahkan bagi
penulisnya sendiri.
Kalimat efektif mempunyai ciri- ciri, yaitu (1) keutuhan, (2) kesejajaran, (3)
pemfokusan, dan (4) penghematan. Berikut ini akan dijelaskan masing- masing ciri
kalimat efektif tersebut di atas dengan merujuk pendapat Finoca (2002).
1.Kesatuan
24
2. Kepaduan
Kepaduan adalah hubungan yang padu antara unsur- unsur pembentuk kalimat
yang termasuk pembentuk kalimat adalah frasa, klausa, serta tanda baca yang
mempentuk S-P-O-Pel.-Ket. Dalam kalimat.
3. Kesejajaran
Kesejajaran adalah terdapatnya unsur- unsur yan sama derajatnya, sama pola
atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
4. Pemfokusan
5. Penghematan
25
BAB III
PENUTUP
1. 9. KESIMPULAN
vKalimat menurut jenis klausa dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk. Kalimat berdasarkan fungsi isi atau makna komunikatifnya dapat
dibedakan menjadi empat macam, yaitu kalimat berita atau deklaratif, kalimat
perintah atau imperatif, kalimat tanya atau interogatif, dan kalimat seru atau
eksklaminatif. Jenis kalimat menurut kelengkapan unsur dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu kalimat lengkap atau kalimat mayor dan kalimat tak lengkap atau
kalimat minor. Kalimat efektif adalah kalimat yang mempunyai kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan- gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca
seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif
mempunyai ciri- ciri, yaitu (1) keutuhan, (2) kesejajaran, (3) pemfokusan, dan (4)
penghematan.
26
DAFTAR PUSTAKA
27