Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KALIMAT EFEKTIF DALAM BAHASA INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING : Tadzkirah M.pd

Disusun Oleh :

Nurul Alyah Vira Rahmadani Budiman


NIM.2320203886207009 2320203886207007

Husnul Bt Ahmad
2320203886207004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PAREPARE

2023
DAFTAR ISI

Judul

Daftar IsI……………………………………………………………………….... 1

BAB I- PENDAHULUAN……………………………………………………… 2

A.Latar Belakang……………………………………………………………. 3

B.Rumusan Masalah………………………………………………………… 4

C.Tujuan Pembahasan………………………………………………………. 5

D.Manfaat…………………………………………………………………… 5

BAB II-PEMBAHASAN……………………………………………………….. 6

A.Pengertian ………………………………………………………………... 6

B.Persyaratan Kalimat………………………………………………………. 6

C.Syarat-Syarat Kalimat Efektif…………………………………………….. 6

D.Unsur-Unsur Kalimat Efektif…………………………………………….. 6

E.Struktur Kalimat……………………………………………………………… 11

F.Ciri-ciri kalimat efektif……………………………………………………….. 11

G.Kalimat Tanya…………………………………………………………………19

BAB III- PENUTUP……………………………………………………………..19

A.Kesimpulan ………………………………………………………………..20

B.Saran……………………………………………………………………….20

C.Daftar Pustaka
3

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan
makalah nini tepat pada waktunya yang berjudul "Kalimat Efektif' sebagai
tugas kelompok 6,Mata kuliah Bahasa Indonesia.
Makalah ini berisikan tentang informasi penyusunan kalimat efektif yang
baik dan benar.Diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman
tentang konsep penggunaan kalimat efektif.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,Oleh
karena itu kritik dan saran dari teman-temman terutama ibu Tadzirah
selaku Dosen pembimbing kami dimata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalaam rangka
menambaah wawasaan serta pengetahuan kita mengenai apa yang di maksud
Pengantar Psikologi.Semogah makaalah ini dapat di pahaami bagi siapapun
yang membacanya.Sekiranya laporan yang telas di susun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
namun demikian,sebagai mana pepatah mengatakan tiada gading yang tak
retak,demikian pula materi ini,tidak luput datri berbagai kekurangan yang
masih perlu di sempurnakan di masa yang akan datang.
4

Parepare, 9 September 2023

Penyusun
5

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi


dengan manusia yang lainnya dengan tujuan menyampaikan maksud dari si
pembicara. Bahasa tentu memiliki unsur atau aturan yang digunakan agar
dapat lebih mudah di pahami oleh lawan bicara. Kalimat efektif adalah
kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan
dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan
yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
penulis atau pembicaranya.

Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada


sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang
diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang
digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat
seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi
6

dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).


Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain,
mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau
bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud
kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.
Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat
efektif dengan segala permasalahannya.

Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita mengenal bahasa lisan


dan bahasa tulisan. Kedua bahasa ini sering menimbulkan kesalahpahaman.
Penggunaan kalimat yang baik dan benar (yang disebut kalimat efektif) akan
memudahkan pemahanam orang lain sehingga kesalahpahaman yang sering
terjadi dapat terhindarkan.
Untuk menjadikan kalimat yang diucapkan atau ditulis mudah dimengerti
oleh orang lain, ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, kalimat
tersebut secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau
penulis. Kedua, kalimat tersebut sanggup menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan
oleh pembicara atau penulis. Faktor yang menjadikan gagasan diterima
dengan baik adalah penggunaan kalimat yang baik dan benar serta
penggunaan huruf dan tanda baca yang sesuai dengan kaidah tata bahasa.

B.Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
7

Apa saja unsur-unsur kalimat?


Apa ciri-ciri kalimat efektif?
Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
Bagaimana struktur kalimat efektif?

C.Tujuan Penelitian
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia
sehingga menjadi baik dan benar
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam
berbahasa
3. Menjaga kemurnian Bahasa Indonesia

D.Manfaat
Dari rumusan masalah yang ada maka manfaat penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui gambaran umum kalimat efektif.
2. Memahami syarat yang mendasari kalimat efektif.
3. Mengerti struktur kalimat efektif.
4. Memberi pemahaman mengenai kalimat tanya, bernalar, suruh
(perintah), sederhana, luas, luas bertingkat, luas tidak setara.

BAB II
PEMBAHASAN
8

A.PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF


Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan Kembali gagasan-gagasan dalam pikiran pendengaran atau
pembicara seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau
penulis.kalimat di katakana efektif apan bila berhasik menyampaikan
pesan,gagasan,perasaan ataupun pemberitahuan sesuai dengan maksud
pembicaraan atau penulis.
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sbb:
1. Memiliki unsur penting atau pokok minimal unsur sp.
2. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku
3. Menggunakan diksi yang tepat
4. Menggunakan kesepadanan antara struktur Bahasa dan jalan pikiran
yang logis dan sistematis.
5. Menggunakan kesejajaran bentuk Bahasa yang di pakai .
6. Melakukan penekanan ide pokok.
7. Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
8. Menggunakan fariasi struktur kalimat.

B.PERSYARATAN KALIMAT
a. Kelengkapan struktur subjek dan predikat
b. Pemutasian subjek dan predikat
9

c. Perwujudan makna gramatikal berdasarkan struktur

C.SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF


1. Koherensi Adalah Hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara
unsur - unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kata itu.
2. Kesatuan, Suatu kalimat efektif harus mempunyai struktur yang baik.
Artinya, kalimat itu harus memiliki unsur - unsur subyek dan predikat,
atau bisa ditambah dengan obyek, keterangan, dan pelengkap yang
bisa melahirkan arti yang merupakan ciri - ciri keutuhan kalimat.
3. Kehematan adalah kehematan dalam pemakain kata, frase atau bentuk
lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan tersebut
menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Namun, dalam hal ini
tidak berarti bahwa kata yang menambah kejelasan kalimat boleh
dihilangkan.
4. Paralelisme atau kesejajaran Adalah kesamaan bentuk kata atau
imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu Jika pertama
menggunakan verba, maka bentuk kedua juga menggunakan verba. Lalu,
jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka
kalimat berikutnya juga harus menggunakan kata kerja berimbuhan
me-, juga.
5. Penekanan Gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh
pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan,
melirihkan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat tadi.
6. Kevariasian, untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat
membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai
10

dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek


dan panjang.
7. Logis/Nalar, suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam
kalimat tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar. Logis atau
tidaknya kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya.
Suatu kalimat dikatakan logis apabila gagasan yang disampaikan
masuk akal, hubungan antar gagasan dalam kalimat masuk akal, dan
hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga masuk akal.

D.UNSUR-UNSUR KALIMAT EFEKTIF


Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa
Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam
kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri
atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap,
dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir,
atau wajib tidak hadir.

1.Subjek (S)
adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu
hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek
biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa
verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai berikut ini:
Ayahku sedang melukis.
11

Meja direktur besar.


Yang berbaju batik dosen saya.
Berjalan kaki menyehatkan badan.
Membangun jalan layang sangat mahal.

Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S


yang diisi oleh kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b),
contoh S yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh S yang
diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (d) dan (e).
Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu
merujuk pada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun
jenis kata yang mengisi S pada kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda,
namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda. Bila kita menunjuk pelaku
pada kalimat (c) dan (d), yang berbaju batik dan berjalan kaki tentulah
orang (benda). Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi S pada
kalimat (e), secara implisit juga merujuk pada "hasil membangun" yang tidak
lain adalah benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam,
sebenarnya ada nomina yang lesap, pada awal kalimat (c) sampai (e),
yaituorang pada awal kalimat (c) dan kegiatan pada awal kalimat (d) dan
(e).

Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan
memakai kata tanya siapa (yang)… atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada
jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata
jawabannya tidak ada dan atau tidak logis berarti kalimat itu tidak
12

mempunyai S. Inilah contoh "kalimat" yang tidak mempunyai S karena tidak


ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.
Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
Di sini melayani obat generic.
Memandikan adik di pagi hari.
Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak
mempunyai S. Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada
contoh (a) siapa yang melayani resep pada contoh (b) dan siapa yang
memandikan adik pada contoh (c), tidak ada jawabannya. Kalaupun ada,
jawaban itu terasa tidak logis.

2.Predikat (P)
adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau
dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu
kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat
pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga
sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang
dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar
berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau
frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:
1. Kuda meringkik.
2. Ibu sedang tidur siang.
3. Putrinya cantik jelita.
4. Kota Jakarta dalam keadaan aman.
5. Kucingku belang tiga.
13

6. Robby mahasiswa baru.


7. Rumah Pak Hartawan lima.

Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. Kata


meringkik pada kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata
sedang tidur siang pada kalimat (b) memberitahukan melakukan apa
ibu,cantik jelita pada kalimat (c) memberitahukan bagaimana putrinya,
dalam keadaan aman pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota
Jakarta, belang tiga pada kalimat (e) memberitahukan ciri
kucingku, mahasiswa baru pada kalimat (f) memberitahukan status Robby,
dan lima pada kalimat (g) memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.
Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-
kata menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau
bendanya.
a. Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
b. Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
c. Bandung yang terkenal kota kembang.

Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal,
yaitu diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, namun di
dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. Tidak ada
jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku)
pada contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa
dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota
kembang itu pada contoh (b) dan (c). karena tidak ada informasi tentang
14

tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P, maka contoh (a), (b), (c)
tidak mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup panjang
pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan kalimat, melainkan baru
merupakan kelompok kata atau frasa.

3. Objek (O)
adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa
verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad
contoh di bawah ini.
1. Nurul menimang …
2. Arsitek merancang …
3. Juru masak menggoreng …
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut
adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P
pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek. Jika P diisi oleh verba
intransitif, O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam kalimat
dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitive mandi, rusak, pulang yang
menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
Nenek mandi.
Komputerku rusak.
Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya
dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang
15

dan ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.


a.1) Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O)
2) Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.
b.1) Orang itu menipu adik saya (O)
2) Adik saya (S) ditipu oleh oran itu.

E.STRUKTUR KALIMAT

Struktur kalimat dasar terdiri dari,

a. Pola kalimat dasar

b. Tipe kalimat

Struktur kalimat tunggal terdiri dari,

 Pola kalimat tunggal

Struktur kalimat majemuk terdiri dari,

a. Kalimat majemuk setara

b. Kalimat majemuk bertingkat

c. Kalimat majemuk campuran

F.CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF

 Untuk dapat mencapai keefektifan suatu kalimat harus memenuhi


setidaknya syarat, yaitu:

1) Kesepadanan
16

Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran


(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran
yang baik.

Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah


ini:

Sebuah kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.


Ketidakjelasan subjek

atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif.
Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai,
tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.

Contoh:

a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)

b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Benar)

Tidak terdapat subjek yang ganda.

Contoh:

a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.

b. Saat itu saya kurang jelas.


17

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :

a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.

b. Saat itu bagi saya kurang jelas.

Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.

Contoh:

a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.

b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda


motor Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama,


ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan
penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat,
sebagai berikut:

a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. Atau

Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.

b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda


motor Suzuki.

Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda
18

motor Suzuki.

Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh:

a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.

b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.

Perbaikannya adalah sebagai berikut:

a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

2) Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang


digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan
nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba.

Contoh:

a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.

b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan


tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.
19

Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang
mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan
kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua
bentuk itu.

Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat
tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan
pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial,
sebagai berikut:

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,


pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan
tata ruang.

3) Ketegasan

ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah
kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk
penekanan dalam kalimat.

Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).

Contoh:

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini


dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
20

Penekanannya ialah presiden mengharapkan.

Contoh:

Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.

Penekanannya Harapan presiden.

Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh:

Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah


disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

Seharusnya:

Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah


disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

Melakukan pengulangan kata (repetisi).

Contoh:

Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

Contoh:

Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
21

Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).

Contoh:

Saudaralah yang bertanggung jawab.


22

G.Kalimat Tanya
Adalah Kalimat yang dimaksud untuk mendapat jawaban berupa
informasi, penjelasan atau pertanyaan.
 Ciri-ciri Kalimat Tanya
1. Menggunakan kata tanya (5W+1H).
2. Membalikan urutan kata.
3. Menambah kata buka/tidak, partikel –kah.
4. Intonasi naik.
 Macam-macam Kalimat Tanya
1. Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak
memerlukan jawaban.
Contoh: Apalagi yang dapat kita kerjakan, kecuali hanya memohon
pertolongan Tuhan?
2. Kalimat tanya biasa adalah kalimat tanya yang hanya
memerlukan jawaban.
Contoh: Siapa yang menulis artikel itu?
3. Kalimat tanya konfirmasi adalah kalimat tanya untuk
pembenaran/penegasan.
Contoh: Apakah hari ini ada rapat dengan klien mengenai
kerjasama?
Kapan digunakan untuk menanyakan waktu.
Contoh: Kapan paman datang?
Berapa digunakan untuk menanyakan jumlah bilangan.
Contoh: Berapa harga tas itu?
23

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat berfungsi
mengungkapkan informasi secara tepat, cepat, dan mudah dipahami dan
mempunyai hubungan kalimat, penekanan dan pengucapannya. Di dalam
penyusunan kalimat efektif sangat perlu diperhatikan struktur kalimat,
kelugasan penyusunan kata serta faktor-faktor lainnya agar kalimat
yang disusun menjadi kalimat utuh yang efektif. Unsur-unsur dalam
kalimat efektif, ialah: subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel)
dan keterangan (Ket) dan mengenai syarat-syarat kalimat efektif
meliputi: koherensi, kesatuan, kehematan, paralelisme atau kesejajaran,
penekanan, kevariasian dan logis/nalar.
Kalimat tanya adalah kalimat yang di maksud untuk mendapat jawaban
berupa informasi, penjelasan atau pertanyaan. Kalimat bernalar
ialah satuan kalimat informasi yang berjalan selaras antara yang
disampaikan oleh pihak pertama dapat diterima dengan "utuh" oleh pihak
kedua. Kalimat suruh (perintah) merupakan pernyataan untuk
mengerjakan sesuatu, menyatakan syarat kejadian, tafsiran bermakna
ejekan atau sindiran dan mencegah atau melarang. Kalimat sederhana
dibagi atas dua bagian, yaitu kalimat yang tak berklausa dan kalimat
berklausa satu. Kalimat luas adalah kalimat yang terdiri atas dua
klausa atau lebih.
Kalimat luas setara adalah struktur kalimat yang di dalamnya terdapat
24

sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing dapat


berdiri sebagai kalimat tunggal disebut kalimat luas setara. Kalimat luas
bertingkat adalah kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang
merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang
berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat inti itu misalnya
keterangan, subjek, atau objek dapat disebut sebagai kalimat luas
bertingkat jika diantara kedua unsur tersebut digunakan sebagai
konjungtor.
Kalimat luas yang tidak setara klausa yang satu merupakan bagian dari
klausa lainnya.

B.SARAN
1.Bagi para pendidik
Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama tentang bahasa
indonesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses
kegiatan belajar mengajar terjadi komunikas yang baik dan tepat
penggunaan bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.

2.Bagi calon pendidik


Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan
secara seksama mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat
pendidik terjun ke lapangan tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian
bahasa terhadap peserta didik dengan pendidik.
25

3.Bagi lembaga sekolah


Lembaga sekoah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian
penuh terhadap penggunaan ragam bahasa yang tepat agar terjalin
komunikasi yang selaras.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
Dewi, Ponco, Dra. Rr K, MM. 2015. Modul Bahasa Indonesia. Jakarta: Fakultas
Ekonomi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat (Terakhir di akses: 28 September 2016)
http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-kalimat-
26

efektif.html ( Terakhir di akses pada hari jum'at, tanggal 30 september,


jam 9:19 AM
https://www.academia.edu/9556556/Kalimat_Efektif_Pengertian_Ciri-
ciri_Contoh diakses pada hari jum'at tanggal 30 september 2016, 9:52 AM

Anda mungkin juga menyukai