Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

Tentang

Kalimat Efektif

Dosen Pengampu :

Deri Rachmad Pratama, M.Pd.

Oleh Kelompok 4 :

Alya Mayang Sari NIM 2330406003

Dea aulia NIM 2330406005

Sura Oktavia NIM 2330406031

Zahwa Rencany Putri NIM 2330406034

PROGRAM STUDI PARIWISATA SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat,
nikmat sehat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini demi memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tentang Kalimat
Efektif. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW. semoga selalu berpegang teguh pada sunnah-Nya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Deri Rachmad


Pratama, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia, yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, serta tidak
luput juga bantuan dari teman-teman agar makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, kritikan dan saran yang bersifat membangun diharapkan dapat
memperbaiki dan meningkatkan kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan
datang. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Batusangkar, 10 Oktober 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1


B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Makalah........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

A. Batasan dan Ciri-Ciri Kalimat Efektif.......................................................3


B. Faktor Pendukung Kefektifan Kalimat......................................................4
C. Faktor Penyebab Ketidakefektifan Kalimat..............................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa adalah alat komunikasi utama bagi manusia. Tanpa bahasa
manusia tidak dapat mengkomunikasikan maksudnya kepada sesamanya.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih juga menuntut manusia
untuk tetap menggunakan bahasa baik komunikasi lisan maupun tertulis.
Untuk dapat menggunakan bahasa dengan baik, manusia dituntut untuk
mampu menggunakan bahasa yang tepat serta mudah dipahami. Bahasa
dengan susunan kalimat yang baik akan mudah dipahami sehingga terjadi
proses pemindahan informasi yang lancar antara pembicara dan
pendengar.Keambiguitas, redudansi dan kerancunan makna menyebabkan
kalimat tidak efektif. Kalimat yang tidak efektif selain mengganggu
kelancaran komunikasi juga bisa merusak struktur bahasa. Untuk dapat
berkomunikasi dengan baik, maka pembicara harus memperhatikan
keefektifan kalimat yang digunakan. Kalimat efektif yang digunakan
untuk kominukasi lisan tentu berbeda dengan komunikasi tulis. Susunan
kalimat dalam komunikasi tulis kadangkala tidak efektif apabila digunakan
untuk komunikasi lisan. Untuk itu diperlukan penghayatan yang
mendalam mengenai penggunaan kalimat yang efektif baik untuk
komunikasi lisan maupun tulisan.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan
(informasi) secara singkat,lengkap,dan mudah diterima oleh pendengar.
Singkat adalah hemat dalam penggunaan kata- kata. Hanya kata-kata yang
diperlukan dan digunakan. Sebaliknya,kata-kata yang mubazir tidak perlu
digunakan. Penggunaan kata-kata mubazir berarti pemborosan . Hal ini
tentu bertentangan dengan prinsip kalimat efektif yang hemat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Pengertian dan Ciri-Ciri Kalimat Efektif?
2. Bagaimanakah cara penggunaan kalimat efektif?
3. Bagaimanakah Faktor Penyebab Ketidakefektifan Kalimat?

1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mendeskripskan Pengertian dan Ciri-Ciri Kalimat Efektif.
2. Untuk Mendeskripsikan Cara Menggunakan Kalimat Efektif.
3. Untuk Mendeskripsikan Faktor Penyebab Ketidakefektifan Kalimat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Batasan dan Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Batasan tentang kalimat efektif yaitu kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan penulis secara tepat sehingga dapat dipahamai
oleh pendengaratau pembaca. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat
yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada
pembaca.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif Sebagai berikut:
1. Jelas: Kalimat efektif harus jelas dan mudah dimengerti. Ini berarti
penggunaan kata-kata yang tepat dan struktur kalimat yang benar.
2. Ringkas: Hindari kalimat yang terlalu panjang atau rumit. Kalimat
yang ringkas lebih mudah dipahami.
3. Relevan: Kalimat efektif harus berhubungan langsung dengan topik
atau informasi yang ingin disampaikan. Tidak ada informasi yang
tidak perlu.
4. Tepat: Kalimat efektif harus mengandung informasi yang tepat dan
akurat. Hindari penggunaan kata-kata samar atau ambigu.
5. Tidak bertele-tele: Kalimat efektif tidak bertele-tele atau mengulang-
ulang informasi. Mereka langsung ke pokok masalah.
6. Varian struktur: Gunakan variasi struktur kalimat untuk menjaga
ketertarikan pembaca. Jangan terlalu monoton.
7. Tepat sasaran: Kalimat efektif harus mengkomunikasikan pesan
dengan jelas dan tidak membingungkan. Hindari ambigu dan
pengecutan.
8. Menggunakan kata penghubung: Penggunaan kata penghubung seperti
"dan," "atau," "tetapi," dll., membantu mengaitkan ide-ide dalam
kalimat dengan baik.
9. Konsistensi: Pastikan konsistensi dalam penggunaan tense (waktu),
gaya, dan format kalimat dalam teks yang lebih panjang.

3
10. Tidak bercabang: Hindari kalimat yang bercabang atau terlalu rumit.
Setiap kalimat harus memiliki fokus yang jelas.
11. Memperhatikan tata bahasa: Pastikan penggunaan tata bahasa yang
benar, termasuk penggunaan tanda baca, ejaan, dan tata bahasa
lainnya.

B. Faktor Pendukung Kefektifan Kalimat


1. Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah lama
didengungkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Lahimya konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar pada dasamya
tidak terlepas dari konteks pemakaian bahasa yang beragam, seperti
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik
adalah bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan situasi pemakaiannya, sedangkan bahasa
Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku( Ida
Bagus Putrayasa,2007). Oleh karena itu, bahasa Indonesia yang baik
dan benar adalah bahasa Indonesia yang penggunaannya sesuai dengan
situasi pemakaiannya dan sesuai kaidah yang berlaku. Situasi
pemakaian berkaitan dengan masalah baku dan tidak baku. Apabila
situasinya resmi, seperti dalam pengajaran, kotbah,tapat, surat-
menyurat resmi, laporan resmi bahasa yang digunakan bahas yang
benar atau baku. Sebaliknya, jika situasinya tidak resmi, misalnya di
rumah, di pasar, di tempat-tempat rekreasi, asal bahasa yang digunakan
dapat dipahami oleh orang lain, maka bahasa itu sudah tergolong baik.
Kesalahan ucapan, atau kesalahan pilihan kata, atau struktur kalimat
yang asal komunikasi masih jalan, bahasa seseorang sudah tergolong
baik Berdasarkan uraian di atas, bahwa bahasa Indonesia yang baik
belum tentu merupakan bahasa Indonesia yang benar, sebaliknya
bahasa Indonesia yang benar belum tentu juga merupakan bahasa
Indonesia yang baik karena semua hal itu bergantung pada situasi
pemakaian dan kaidah- kaidah yang berlaku.Sebagai contoh, situasi

4
rapat dinas, seminar, atau penulisan karya ilmiah adalah situasi
pemakaian bahasa resmi. Dalam situasi resmi semacam itu, kita
dituntut menggunakan bahasa yang mencerminkan sifat keresmian,
yaitu bahasa baku. Apabila dalam situasi semacam itu kita tidak
menggunakan bahasa baku, misalnya menggunakan kata- kata dong,
gimana, dibilang, dibikin, ngapain, dan lain- lainnya, bahasa yang kita
gunakan dapat berstruktur seperti :
a. "Kemarin telah dibilang oleh pembicara bahwa masalah itu sangat
kompleks"
b. " Ngapain kamu kamu menanyakan masalah itu dalam seminar?
c. " Tadi jawabannya sudah dibikin komunikatif .

Secara tata bahasa, penempatan kata dibilang, ngapain,


dibikinbenar tetapi secara morfologis bentukan kata dibilang, dibikin,
ngapainpun benar. Atas dasar kenyataan itu,dapat dikatakan bahwa
pemakaian bahasa tersebut benar, tetapi tidak baik sebab dibilang,
ngapain, dibikin, merupakan kata tidak baku, sementara suasana
tersebut merupakan suasana resmi.
Berdasarkan contoh di atas dapat dikatakan, bahwa penggunaan
bahasa pada kalimat- kalimat itu merupakan kalimat yang baik, tetapi
tidak benar. Agar menjadi benar, susunan kalimat itu seharusnya:
a. "Kemarin pembicara telah mengatakan bahwa masalah itu sangat
kompleks"
b. "Mengapa kamu menanyakan masalah itu dalam seminar?
c. " Tadi jawabannya sudah dibuat komunikatif'
Dengan penjelasan dan contoh- contoh di atas dapat ditegaskan,
bahwa berbahasa Indonesia yang baik dan benar kita harus
memperhatikan situasi pemakaian dan kaidah yang digunakan. Dalam
situasi resmi, kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang dapat
mencerminkan sifat keresmian, yaitu menggunakan bahasa yang baku.
2. Bahasa Baku

5
Bahasa baku adalah bahasa resmi atau formal baik tertulis
maupun lisan.Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui
oleh sebagian besar masyarakat pemakaiannya sebagai bahasa resmi
dan sebagai kerangka rujukkan norrna- norrna bahasa dalam
penggunaannya( Ida Bagus putrayasa, 2OO7).Ragam baku mempunyai
sifat- sifat sebagai berikut:
a. Kemantapan Dinamis
Kemantapan dinamis berupa kaidah- kaidah dan aturan- aturan
yang tetap. Bahasa baku atau standar tidak dapat berubah setiap
saat.
b. Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada
tempat-tempat resmi perwujudannya dalam kalimat, paragraph,dan
satuan bahasa yang lain yang lebih besar mengungkapkan
penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.
Proses pencendekiaan bahasa itu sangat penting karena pengenalan
ilmu dan teknologi modern, yang kini umumnya masih bersumber
dari bahasa asing, harus dapat disamapaikan dalam bahasa
Indonesia.
c. Seragam
Ragam baku bersifat seragam. Artinya, proses pembakuan adalah
proses penyeragaman bahasa. Jadi pembakuan bahasa adalah
pencarian titik- titik keseragaman. Bahasa baku memiliki ciri- ciri
sebagai berikut:
a) Memakai ucapan baku, Ucapan baku / benar berkaitan dengan
penggunaan bahasa lisan. Pembakuan ucapan atau pelafalan
masih sulit dilakukan sampai sekarang. Sebagai acuan, pelafalan
yang baik adalah pelafalan yang tidak terpengaruh oleh ucapan-
ucapan kedaerahan. Sebagai contoh masyarakat Jawa
mengucapkan bunyi b, d, j, dar g, diucapkan di awal kata:
mBandung, mDemak, nJombang, ngGarut. Demikian pula,
pengucapan kata- kata bersuku mati fonem akhir/b/,/ct/, dan lgl,

6
dilafalkan/p/,/t/rtkl Misalnya pad,akata: bab, murid, ajeg,
diucapkan menjadi bap, murit, ajek.
b) Memakai ejaan resmi, Bahasa Indonesia memakai ejaan resmi,
yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempumakan( EYD)dalam bahasa tulis.
c) Menghindari unsur- unsur daerah baik leksikal maupun
gramatikal Unsur- unsur leksikal adalah kata, terutam a kata-
kata dari bahasa daerah atau kata- kata gaul yang merusak
eksistensi bahasa Indoneia.
d) Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Secara teknis, yang
dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata
dan penggunaan tanda baca. Penggunaan Ejaan yang
Disempurnakan merupakan salah satu faktor pendukung
keefektifan kalimat.

3. Penulisan huruf

Dalam ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, penulisan


huruf mencakup (a) penulisan huruf capital, (b) penulisan huruf
miring.
a. Penulisan huruf besar atau huruf kapital
1) Huruf pertama awal kalimat
2) Huruf pertama pada nama orang, gelar, nama bangsa suku, dan
bahasa.
3) Huruf pertama pada nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
4) Huruf pertama dalam nama khas geografi.
5) Huruf pertama setiap kata pada nama buku, artikel, judul, surat
kabar, dan judul
karangan.
6) Huruf pertamapada sebutan kekerabatan atau sapaan.

7
b. Penulisan Huruf Miring
1) Huruf miring dipakai menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar.
2) Huruf miring untuk menuliskan kata nama- nama ilmiah.

4. Penulisan Kata

1) Kata turunan
Penulisan imbuhan dirangkai dengan kata yang mengikutinya.
contoh:
-Penulisan yang salah
(1) di makan
(2) ketidak adilan
-Penulisan yang benar
(1) dimakan
(2) ketidakadilan
2) KataDepan
Kata depan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya,
kecuali daripada dan
kepada ( dianggap satu kata).Contoh:
- Penulisan yang salah
(1)Lebih baik pergi dari pada makan hati.
(2) Iapergi kejakarta.
-Penulisan yang ben ar
(1) Lebih baik pergi dari pada makan hati.
(2) Ia pergi ke Jakarta

C. Faktor Penyebab Ketidakefektifan Kalimat.


1. Kontaminasi atau Keracunan
Kontaminasi ialah suatu gejala yang dalam bahasa indonesia
diistilahkan dengan keracunan. Rancu artinya 'Kacau'.Jadi Keracunan
artinya kekacauan. Sejalan dengan itu, kalimat yang rancu berati kalimat

8
yang kacau atau kalimat yang susunanny atidak teratur sehingga
informasinya sulit dipahami.
2. Pleonasme
Pleonasme berarti kata- kata yang berlebihan. Gejala Pleonasme
muncul karena beberapa kemungkinan, antara lain,
(1)pembicara tidak sadar, bahwa apa yang diucapkan itu mengandung sifat
yang berlebih
(2)dituangkan bukan karena tidak sengaja, melainkan karena tidak tahu
bahwa kata kata yang digunakan mengungkapkan pengertian yang
berlebihan
(3) dibuat dengan sengaja sebagai salah satu bentuk gaya bahasa untuk
memberikan tekanan pada arti (Intensitas).
3. Ambiguitas
Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih
menimbulkan tafsiran ganda tidak termasuk kalimat yang efektif.
Contoh : Rumah sang jutawan yang aneh itu akan segera di jual Pada
kalimat terseut mengandung makna ambigu. frase yang aneh menerangkan
kata rumah atau sang jutawan? Jika yang aneh menerangkan rumah, kata
yang didapat dihilangkan kata aneh didekatkan pada kata rumah, lalu
ditambahkan kata milik diantara aneh dan sang jutawan. sementara itu,
jika yang aneh itu menerangkan sang jutawan , kata yang dapat
dihilangkan sehingga makna kalimat tersebut menjadi jelas. Jika kalimat
tersebut diperbaiki maka akan menjadi kalimat sebagai berikut :
a. Rumah aneh milik sang jutawan itu akan segera di jual.
b. Rumah sang jutawan yang aneh itu akan segera di jual.
4. Ketidakjelasan Unsur inti Kalimat
Suatu Kalimat yang baik memang harus mengandung unsur kalimat
yang lengkap. Dalam hal ini kelengkapan unsur kalimat itu, sekurang
kurangnya harus memenuhi dua hal, yaitu sebjek dan predikat. jika
predikat kalimat itu berupa kata kerja transtitif, unsur kalimat yang disebut
objek juga harus hadir. Unsure lain, yakni keterangan, kehadirannya
bersifat sekunder atau tidak terlalu dipentingkan.

9
5. Kemumbaziran preposisi dan kata
Ketidakektifan kalimat sering disebabkan oleh pemakaian kata
depan (Preposisi) yang tidak terlalu perlu. Keektifan dalam penggunaan
bahasa, selain dapat dicapai melalui pemilihan kata yang tepat, dapat
dilakukan dengan menghindari pemakaian kata yang mumbazir. kata
mubazir dimaksud disini ialah kata yang kehadirannya tidak terlalu
diperlukan sehingga jika dihilangkan tidak merubah makna yang ingin
disampaikan.
6. Kesalahan nalar
Nalar menentukan apakah kalimat yang logis atau tidak. Nalar ialah
aktifitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis. jadi dalam bertutur
atau menulis guanakan nalar sebaik baiknya sehingga dapat menghasilkan
kalimat yang logis dan tepat makna serta efektif.
7. Ketidak tepatan Bentuk kata.
Sekarang ini, banyak kita temui bentuk kata yang menyimpang dari
aturan yang ada. Misalnya : pengrusakan, pengluasan, perlawatan, dan
perletakan. Bentuk seperti itu timbul karena pengaruh bahasa jawa. Jadi
dalm menulis atau bertutur perhatikan bentuk kata yang digunakan .
Gunakanlah bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Hindakan kesalahan dalam memilih bentuk kata.
8. Ketidakpastian bentuk kata
Jika sebuah kata tidak dipahami maknanya, pemakaian pun
mungkin tidak akan tepat. Hal itu akan menimbulkan keganjilan,
kekaburan, dan salah tafsir. Disamping ketidaktepatan makna yang
menjadi penyebab ketidakektifan kalimat, hubungan kata dengan
maknanya juga sering menimbulkan ketidakektifan kalimat, oleh karena
itu kita harus memerhatikanya dengan cermat.
9. Pengaruh Bahasa Daerah
Banyak kata dari bahasa daerah masuk kedalam bahasa Indonesia,
memperkaya perbendaharaan kat-katanya. Kata kata bahasa daerah yang
sudah diserap ke dalam bahasa indonesia tampaknya tidak menjadi
masalah jika digunakan dalam pemakaian bahasa sehari - hari . Akan

10
tetapi bahasa daerah yang belum diterima ke dalam bahasa indonesia
inilah yang perlu dihindari penggunaanya agar tidak menimbulkan
kemacetan dalam berkomunikasi sehingga informasi yang disampaikan
menjadi tidak efektif.
10. Pengaruh Bahasa asing
Dalam perkembanganya, bahasa indonesia tak lepas dari pengaruh
bahasa lain, bahasa daerah ataupun bahasa asing. Pengaruh itu di satu sisi
dapat memperbanyak khazanah bahasa indonesia, tetapi disisilain dapat
juga mengganggu kaidah tata bahasa indonesia sehingga menimbulkan ke
tidakektifan kalimat.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Batasan dan Ciri-Ciri Kalimat Efektif.
a) Jelas
b) Ringkas
c) Relavan
d) Tepat
e) Tidak bertele-tele
f) Varian Struktur
g) Tepat sasaran
h) Menggunakan kata penghubung
i) Tidak bercabang
j) Memperhatikan tata bahasa.
2. Faktor pendukung kefektifan kalimat
a) Bahasa Indonesia yang baik dan benar
b) Bahasa baku
c) Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan
3. Faktor Penyebab Ketidakefektifan Kalimat
a) Kontaminasi atau Keracunan
b) Pleonasme
c) Ambiguitas
d) Ketidakjelasan Unsur inti Kalimat
e) Kemumbaziran preposisi dan kata
f) Kesalahan nalar
g) Ketidak tepatan Bentuk kata
h) Ketidakpastian bentuk kata
i) Pengaruh Bahasa Daerah
j) Pengaruh Bahasa asing

12
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S, dkk. 1984/985. Bahasa Indonesia: Kalimat Efektif.


Jakarta:Universitas Terbuka.

Alwi, H.et.al. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.

Heryadi, Dedi. 2014. Metode Pnelitian Pndidikan Bahasa. Bandung: Pustaka


Billah.

Kusumaningsih, D., & dkk. (2013). Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta:


ANDI.

Yandra. 2018. Mengenal Ilmu Bahasa. Jakarta: Balai pustaka.

13
TUGAS

Analisislah keefektifan kalimat pada paragraf berikut ini!

Masalah ekonomi sangat perlu dan penting untuk dibahas karena masih tingginya
tingkat

pengangguran di Indonesia. Negara selalu berusaha untuk mengurangi angka


pengangguran di

Indonesia, Karena pengangguran mempengaruhi munculnya kemiskinan


(Zainullah, 2021).

Walaupun di Indonesia mayoritas muslim dan terhitung Negara yang kaya, disisi
lain tingkat

kemiskinan semakin mengalami peningkatan ditingkat nasional maupun di


daerah. Seperti yang

terjadi di Kota Solok. Menurut data resmi Badan Statistik kota Solok pada tahun
2020 data

kemiskinan tercatat sebanyak 1,99 ribu Jiwa jumlah penduduk miskin di Kota
Solok. Hal ini

menjadi alasan diperlukan para amil yang mengemban dan melaksanakan


manajemen

pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah secara optimal.

Menurut sebagian masyarakat tidak cukup dengan hanya membayar zakat tapi
juga giat

dalam berinfak dan sedekah. Dengan melaksanakan tiga perintah, baik perintah
zakat, infaq dan

14
sadaqah dan ini dapat menjadi jurus untuk mengurang kemiskinan seperti halnya
yang dilakukan

Umar bin Abdul Aziz yang mampu menjadikan rakyat menjadi adil dan sejahtera
sehingga tidak

ada yang menjadi mustahik karena semua telah menjadi muzakki dalam waktu
tiga puluh bulan.

Paragraf ini memiliki beberapa masalah efektivitas dalam penyampaian informasi.


Mari kita analisis kalimat- kalimat nya:

1. “Masalah ekonomi sangat perlu dan penting untuk dibahas karena masih
tingginya tingkat pengangguran di Indonesia.” Kalimat ini efektif dalam
membuka topik yang akan dibahas, yaitu masalah ekonomi dan pengangguran di
Indonesia. Ini memberikan konteks awal yang baik.

2.“Negara selalu berusaha untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia,


Karena pengangguran mempengaruhi munculnya kemiskinan (Zainullah, 2021).”
Kalimat ini efektif dalam memberikan alasan mengapa masalah pengangguran
adalah masalah yang perlu dibahas. Mengutip sumber (Zainullah, 2021) juga
memberikan dukungan pada pernyataan tersebut.

3. “Walaupun di Indonesia mayoritas muslim dan terhitung Negara yang kaya,


disisi lain tingkat kemiskinan semakin mengalami peningkatan ditingkat nasional
maupun di daerah.” Kalimat ini efektif dalam membawa kontrast antara mayoritas
populasi Muslim di Indonesia dan peningkatan kemiskinan yang menciptakan
ketidaksesuaian yang menarik untuk diperbincangkan.

4. “Seperti yang terjadi di Kota Solok. Menurut data resmi Badan Statistik kota
Solok pada tahun 2020 data kemiskinan tercatat sebanyak 1,99 ribu Jiwa jumlah
penduduk miskin di Kota Solok.” Kalimat ini efektif dalam memberikan contoh
konkret tentang masalah kemiskinan di Kota Solok dan menyediakan data resmi
untuk mendukung pernyataan tersebut.

15
5. “Hal ini menjadi alasan diperlukan para amil yang mengemban dan
melaksanakan manajemen pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah secara
optimal.” Kalimat ini efektif dalam menghubungkan masalah kemiskinan dengan
solusi yang disarankan, yaitu manajemen dana zakat, infak, dan sedekah. Ini
mengarahkan pembaca ke arah tindakan yang dapat diambil.

6. “Dengan melaksanakan tiga perintah, baik perintah zakat, infaq dan sadaqah
dan ini dapat menjadi jurus untuk mengurang kemiskinan seperti halnya yang
dilakukan Umar bin Abdul Aziz yang mampu menjadikan rakyat menjadi adil dan
sejahtera sehingga tidak ada yang menjadi mustahik karena semua telah menjadi
muzakki dalam waktu tiga puluh bulan.” Kalimat ini mencoba memberikan
contoh sejarah tentang bagaimana tiga perintah (zakat, infak, dan sedekah) telah
berhasil mengurangi kemiskinan di masa lalu. Namun, kalimat ini mungkin terlalu
panjang dan kompleks. Ini bisa diperjelas agar lebih mudah dipahami.

16

Anda mungkin juga menyukai