Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

“Kalimat Efektif”
(Dosen Pengampu : Dr. H. Ibrahim, M.Pd)

Kelompok II:

NAMIRAH KAMAL (30300122040)


M. ZAKY SYAEHAN Z. (30300122056)
GHINA RAODATUL JANNAH (30300122065)

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
serta rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami ucapakan rasa syukur kepada Allah
SWT atas limpahan nikmat Sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal
pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah ini. Tanpa
pertolongan dan izin-Nyalah tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan terkhusus


kepada Ustadz Dr. H. Ibrahim, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Samata, 24 September 2022

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................

C. TUJUAN..............................................................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif.........................................................................................


B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif............................................................................................
C. Unsur-Unsur Kalimat Efektif.....................................................................................
D. Syarat Kalimat Efektif................................................................................................

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Daftar Pustaka ...........................................................................................................
BAB I
PENADAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus sebagai makhluk sosial.


Sebagai makhluk sosial, manusia yang satu tidak bisa lepas dan saling
membutuhkan dengan manusia yang lain. Dalam hubungan antarmanusia ini
diperlukan bahasa sebagai media komunikasi karena bahasa memungkinkan
manusia untuk bisa saling berhubungan dan berinteraksi soasial.

Dalam penggunaannya sebagai media komunikasi, bahasa menjadi sesuatu


yang harus disikapi dengan hati-hati. Artinya, kalau menginginkan komunikasi
kita bisa berlangsung dengan baik, kita harus pandai-pandai menggunakan bahasa.
Kalau tidak, yang akan terjadi adalah kesalahpahaman (miss communication).
Meskipun banyak faktor yang dapat menyebabkan kesalahpahaman,
ketidaktepatan penggunaan bahasa merupakan faktor utama dan ini tampaknya
sederhana tetapi justru yang sangat menentukan.

Sobur menegaskan bahwa komunikasi itu sulit. Satu alasan mengapa orang
mengalami kesukaran dalam proses yang sulit ini adalah karena bahasa yang
dipergunakan tidak tepat. Penggunaan bahasa yang tidak tepat berarti kalimat-
kalimat yang digunakan dalam kegiatan berkomunikasi itu tidak efektif. Oleh
sebab itu, agar proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik dan efektif,
bahasa yang kita gunakan hendaknya mengandung kalimat-kalimat yang efektif.1

B. Rumusan Masalah

1
Parto, “Berkomunikasi Efektif Dengan Kalimat Efektif Dalam Bahasa Indonesia”,
MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi 3, no. 2 ( 2020): h. 167-168.
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
3. Apa unsur-unsur kalimat efektif?
4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
C. Tujuan Penelitian
1. Memberikan pemaparan mengenai pengertian kalimat efektif.
2. Memberikan pemaparan mengenai ciri-ciri kalimat efektif.
3. Memberikan pemaparan mengenai unsur-unsur kalimat efektif.
4. Memberikan pemaparan mengenai syarat kalimat efektif.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai


dengan yang diharapkan oleh si penulis atau si pembicara. Artinya, kalimat yang
dipilih penulis/pembicara harus dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan,
maksud, atau informasi kepada orang lain secara lugas sehingga gagasan itu
dipahami secara sama oleh pembaca atau pendengar. Dengan demikian, kalimat
efektif harus mampu menciptakan kesepahaman antara penulis dan pembaca atau
antara pembicara dan pendengar. Di dalam kamus kata efektif pada kalimat efektif
mempunyai beberapa makna. Salah satu di antaranya bermakna ‘membawa
pengaruh’. Dengan demikian, kalimat efektif dapat dimaknai sebagai kalimat yang
membawa pengaruh terutama berupa kemudahan bagi pembaca atau bagi
pendengar untuk memahami informasi yang disampaikan oleh penulis atau
pembicara.2

Menurut Nasucha Semi kalimat dikatakan efektif apabila berhasil


menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan
maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat
sebagai kalimat yang baik, antara lain strukturnya benar, pilihan katanya tepat,
hubungan antar bagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar. Dalam penulisan
kalimat efektif terdapat sebelas pola kesalahan yang harus dihindari agar kalimat
yang ditulis efektif dan dapat dipahami pembaca yaitu penggunaan dua kata yang
sama artinya dalam sebuah kalimat, penggunaan kata berlebih yang mengganggu
struktur kalimat, penggunaan imbuhan yang kacau, kalimat yang tidak selesai,
penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku, penggunaan tidak
tepat kata di mana dan yang mana, penggunaan kata daripada yang tidak tepat,

2
Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kalimat (Jakarta, 2014), h. 54.
pilihan kata yang tidak tepat, kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti,
pengulangan kata yang tidak perlu, dan kata kalau yang dipakai secara salah.3

B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Adapun ciri-ciri kalimat efektif antara lain:

1. Kelugasan

Kelugasan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang


disampaikan dalam kalimat itu ialah yang pokok-pokoknya saja, tidak berbelit-
belit tetapi sederhana.

Contoh: Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT Tirta Kencana Industri


yang berdiri pada tanggal 23 mei 1967 oleh Bapak Achsan yang berlokasi di Jalan
Kartini No. 17 Semarang.

Kalimat di atas termasuk kalimat yang tidak efektif karena ketidaklugasan


informasi yang disampaikan. Ketidaklugasan pada kalimat tersebut disebabkan
informasi yang akan disampaikan masih mengambang dan belum selesai.
Meskipun panjang, kalimat di atas belum menunjukkan kelengkapan makna
bahkan terkesan hanya sebuah frase karena ditandai dengan penggunaan kata
yang. Untuk itu, agar menjadi kalimat yang efektif, contoh di atas harus diubah
menjadi bentuk yang lugas seperti “Berdasarkan penelitian, PT Tirta Kencana
Industri didirikan pada tanggal 23 Mei 1967 oleh Bapak Achsan dan berlokasi di
Jalan Kartini No. 17 Semarang”.4

2. Kesejajaran

Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu


menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir
3
Dina Ramadhanti, “Penggunaan Kalimat Efektif Dalam Karya Ilmiah Siswa: Aplikasi
Semantik Studi Kasus Siswa Kelas Xi Smk Negeri 2 Lembah Gumanti” JURNAL GRAMATIKA
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia1, no. 2. h.169.
4
Trismanto, “Kalimat Efektif Dalam Berkomunikasi”, majalah bangun rekaprima, h. 34-
35.
jalan. Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya.
Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi
menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.

Kalimat itu harus diubah :

a. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan


b. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

3. Kehematan

Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-
kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan
maksud kalimat.

Contoh: Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.

Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata
mawar, anyelir, dan melati terkandung makna bunga. Kalimat yang benar adalah:
Mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.

4. Penekanan

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya:

 Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang
penting di depan kalimat.
Contoh: Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada
kesempatan lain.
 Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan
partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh: Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
 Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap
penting.
Contoh: Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan
murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan
adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
 Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan
atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin
ditegaskan.
Contoh: Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
5. Kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur
dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh: Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda
mati yang tidak dapat dipersilakan.

Kalimat tersebut harus diubah misalnya: Bapak penceramah, saya persilakan


untuk naik ke podium.5

C. Unsur-Unsur Kalimat Efektif

Di samping subjek dan predikat, kalimat memiliki unsur pelengkap, objek,


dan keterangan, yang bersifat tidak wajib. Berikut akan dijelaskan unsur - unsur di
dalam kalimat.

1. Subjek

Subjek ( S ) adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh
penulis. Subjek berkategori nomina (N), frasa nominal (FN), verba (V), atau frasa
verba (FV). Subjek merupakan unsur kedua terpenting setelah predikat.

Contoh: Toro (S-N) sedang tidur.

Ciri-ciri Subjek:

5
http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh.html.
a. Dapat ditelusuri dengan mengajukan pertanyan yang menggunakan kata
tanya Apa/Siapa (yang) ... dengan predikat sebagai tumpuan.
b. Disertai kata penunjuk itu.
c. Didahului kata bahwa.
d. Tidak didahului kata depan.
e. Ditandai dengan keterangan yang.
2. Predikat
Predikat (P) bagian kalimat yag mejelaskan subjek. Predikat biasanya
berkategori verba (V), frasa verbal (FV), adjektiva (Adj), frasa adjektiva (Fadj)
frasa numeral (Fnum), frasa preposional (Fprep), dan frasa nominal (FN) .
Contoh: Kemal tidur (P-V).

Ciri-ciri Predikat:

a. Dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan apa dan bagaimana subjek.


b. Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan. Tidak diikuti bentuk verba atau
adjektiva, sedangkan bukan diikuti nomina.
c. Dapat didahului akan, sudah, sedang, selalu, atau hampir.
d. Dapat didahului sebaiknya, seharusnya, atau seyogianya.
3. Objek
Objek (O) adalah unsur kalimat yang wajib hadir setelah verba pada kalimat
aktif (ditandai dengan –kan, -i, meN-).
Contoh: Susi mencintai aku (O) sepenuh hati.
Ciri-ciri objek:
a. Berkategori nomina (N) atau frasa nominal (FN).
b. Dapat menjadi subjek didalam kalimat pasif.
c. Tidak didahului kata depan.
4. Pelengkap

Unsur pelengkap pada kalimat efektif adalah bagian kalimat yang melengkapi
predikat. Biasanya berada di belakang predikat yang berupa verba.

Ciri-ciri pelengkap:
a. Berkategori nomina (N), frasa nominal (FN), adjektiva (Adj), frasa
adjektival (Fadj), rasa verba (FV), dan frasa preposional (FPrep).
b. Terdapat tepat di belakang predikat jika tidak ada objek atau di belakang
objek jika objek hadir di dalam kalimat.
c. Tidak dapat dijadikan bentuk pasif.
5. Keterangan

Keterangan (K) adalah unsur kalimat yang menambahkan penjelasan mengenai


waktu, tempat, cara, sebab, akibat, dan sebagainya.

Ciri-ciri keterangan:

a. Dapat berpindah posisi di awal, di tengah, atau di akhir kalimat.


b. Dapat berupa keterangan tambahan, keterangan pewatas, atau keterangan
posisi.6
D. Syarat Kalimat Efektif

Kalimat efektif dapat di wujudkan dengan memperhatikan persyaratan


yang berlaku. Menurut Widdowson ada dua persyaratan yang harus di penuhi,
yakni persyaratan kebenaran struktur (correctness) dan persyaratan kecocokan
konteks (appropriacy).

1. Persyaratan kebenaran struktur

Kalimat efektif terikat pada kaidah struktur. Dengan keterikatan itu,


kalimat efektif dituntut memiliki struktur yang benar. Struktur itu dapat dilihat
pada hubungan antar-unsur kalimat.

Contoh (1): Saya sarankan sudah agar rapat di tunda pelaksanaannya agar anggota
semuanya hadir. Ini bukanlah kalimat karena tidak mengikuti kaidah struktur.

contoh (2): Saya sudah sarankan agar rapat di tunda pelaksanaannya agar anggota
semuanya hadir. Ini adalah kalimat yang masih mengandung kesalahan struktur.

6
Sri Hapsari Wijayanti, dkk. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah
(Cet. 4; Jakarta: Rajawali Pers, 2015) h, 54-64.
contoh (3): sudah saya sarankan agar pelaksanaan rapat ditunda agar semua
anggota dapat hadir. Ini adalah kalimat yang mengikuti kaidah struktur tanpa
kesalahan.

Kalimat yang berstruktur benar adalah kalimat yang unsur-unsurnya


memiliki hubungan yang jelas. Dengan hubungan fungsi yang jelas itu, makna
yang terkandung di dalamnya juga jelas. Dan kesalahan struktur dapat berdampak
pada kebenaran isi kalimat.

2. Persyaratan kecocokan konteks

Persyaratan kecocokan adalah persyaratan yang mengatur ketetapan


kalimat dalam konteks. Kalimat pada (1), (2), (3), dan (4) berikut sudah
memenuhi persyaratan kebenaran, tetapi hanya pada contoh (1) dan (2) yang
memenuhi persyaratan kecocokan.

(1) belum ada hujan di daerah yang mengalami kekurangan air itu. Gerimis pun
tak pernah ada.

(2) Sudah lama tidak hujan. Gerimis pun tak pernah ada.

(3) kemungkinan akan ada hujan bulan ini. Gerimis pun tak pernah ada.

(4) Pada musim kemarau hanya ada satu atau dua kali hujan. Gerimis pun tak
pernah ada.7

Dalam refrensi lain mengatakan bahwa ada empat syarat utama sebuah
kalimat dapat dikatakan kalimat efektif.

1. Sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)


2. Sistematis
3. Tidak boros kata dan bertele-tele.
4. Tidak ambigu
5. Penggunan kosa kata baku.8
7
Mulyati. Terampil Bahasa Indonesia. (Edisi pertama; Jakarta: Kencana, 2015) h. 53-56.
8
https://www.kompas.com/skola/read/2022/06/13/180000069/kalimat-efektif--syarat-
utama-dan-contohnya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kalimat memiliki peranan yang sangat penting, lebih-lebih dalam


komunikasi tertulis.Kejelasan makna kalimat menjadi kunci keberhasilan
komunikasi antara penulis dan pembaca.Dalan setiap komunikasi, khususnya
komunikasi tertulis, dibutuhkan kalimat-kalimat yang baik atau efektif. Kalimat
efektif dapat mewakili pikiran dan keinginan penulisnya. Dengan kata lain,
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai dengan
yang diharapkan oleh si penulis atau si pembicara.
Kalimat efektif harus dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan,
maksud, atau informasi kepada orang lain secara lugas sehingga gagasan itu
dipahami secara sama oleh pembaca atau pendengar. Dengan demikian, kalimat
efektif harus mampu menciptakan kesepahaman antara penulis dan pembaca atau
antara pembicara dan pendengar. Untuk itulah, kalimat efektif harus bercirikan
kelugasan, ketepatan, kejelasan, kehematan, keutuhan, dan kesejajaran.
B. Kritik dan Saran

DAFTAR PUSTAKA
http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-
contoh.html.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/06/13/180000069/kalimat-efektif--
syarat-utama-dan-contohnya.
Mulyati. Terampil Bahasa Indonesia. Edisi pertama; Jakarta: Kencana, 2015.
Parto, “Berkomunikasi Efektif Dengan Kalimat Efektif Dalam Bahasa Indonesia”,
MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi 3, no. 2 (2020): h. 167-168.
Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kalimat, Jakarta, 2014.
Ramadhanti, Dina. “Penggunaan Kalimat Efektif Dalam Karya Ilmiah Siswa:
Aplikasi Semantik Studi Kasus Siswa Kelas Xi Smk Negeri 2 Lembah
Gumanti” Jurnal Gramatika Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra
Indonesia1, no. 2. h.169.
Trismanto, “Kalimat Efektif Dalam Berkomunikasi”, majalah bangun rekaprima,
h. 34-35.
Wijayanti, Sri Hapsari dkk. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya
Ilmiah. Cet. 4; Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

Anda mungkin juga menyukai