Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“ LARAS DAN RAGAM BAHASA”

Disusun Oleh :
Nama : Dini Daniarti
Prodi : Kimia
Nim : 1930221005
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Gina Syabani Yuda, S.PD.I, M.PD

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
( UMMI )
2020

1
Daftar Isi
Kata Pengantar ....................................................................................................................................... 3
BAB I ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 6
A. Pengertian Kalimat Efektif ........................................................................................................ 6
B. Unsur-Unsur kalimat ................................................................................................................. 6
C. Ciri-Ciri Kalimat Efektif ......................................................................................................... 10
D. Syarat-Syarat Yang Mendasari Kalimat Efektif .................................................................... 14
E. Struktur Kalimat Efektif ......................................................................................................... 15
BAB III ................................................................................................................................................ 16
PENUTUP............................................................................................................................................ 16
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 17

2
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai.Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada penemu internet sehingga
dengan mudah kami bias menyusun makalah ini.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Palabuhanratu, 29 Maret 2020

Dini Daniarti

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan manusia
yang laiinya dengan tujuan menyampaikan maksud dari si pembicara. Bahasa tentu
memiliki unsur atau aturan yang digunakan agar dapat lebih mudah dipahami oleh lawan
bicara. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakaiannya
secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalua gagasan
yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahi pikiran tersebut dengan
mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnnya, ada sebagian
lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang
dituliskan. Supaya kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-
unsur kalimat seharunnya ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan
semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan
kaidah (Mustakim,1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-
kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adannya
kenyataan itu, pembacaan sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena
kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, kalimat-kalimat yang dituliskan
kabur, kacau, tidak logis atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, , pembaca sukar
mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.
Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan
segala permasalahannya.
Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita mengenal bahas lisan dan bahasa
tulisan. Kedua bahasa ini sering menimbulkan kesalah pahaman. Penggunaan kalimat yang

4
baik dan benar(yang disebut kalimat efektif) akan memudahkan pemahaman orang lain
sehingga kesalah pahaman yang seringterjadi dapat terhindarkan.
Untuk menjadikan kalimat yang diucapkan atau ditulis mudah dimengerti oleh
orang lain, ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama,kalimat tersebut secara tepat dapat
mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. Kedua, kalimat tersebut
sanggupmenimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca
seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. Factor yang menjadikan gagasan
diterima dengan baik adlah penggunaan kalimat yang baik dan benar serta penggunaan
huruf dan tanda baca yang sesuai dengan kaidah tata bahasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?
2. Apa unsur-unsur kalimat?
3. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
5. Bagaimana struktur kalimat efektif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kalimat efektif .
2. Untuk menjelaskan unsur-unsur kalimat efektif.
3. Untuk menjelaskan syarat-syarat kalimat efektif.
4. Menjelaskan ciri-ciri kalimat efektif.
5. Untuk mengetahuin struktur kalimat efektif.

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisannya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca
secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca.
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta
sanggup menimbulkan daya khyalan pada diri pembaca. (Rahayu : 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan : 2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan
kaidah,ringkas, dan enak dibaca. (Arifin : 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009)
B. Unsur-Unsur kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia
lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek
(S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa
Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat.
Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir,
tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
1. Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda),
sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek
biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai berikut ini:
a) Adikku sedang melukis,

6
b) Kulkas Paman besar,
c) Yang berbaju batik dosen saya,
d) Bersepeda menyehatkan badan
e) Membangun jalan laying sangat mahal.
2. Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan)
apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam
suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat
pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai
P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh
‘S’. Predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba
atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.
Perhatikan contoh berikut:
a) Kuda meringkik
b) Ibu sedang tidur siang
c) putrinya cantik jelita,
d) Kota jakarta dalam keadaan aman,
e) Kucingku belang tiga,
f) Robby mahasiswa baru,
g) Rumah pak hartawan lima,

Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. kata meringkik
pada kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur
siang pada kalimat (b) memberitahukan melakukan apa ibu, cantik jelita pada
kalimat (c) memberitahukan bagaimana putrinya, dalam keadaan aman pada
kalimat (d) memberitahukan situasi kota Jakarta, belang tiga pada kalimat (e)
memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru pada kalimat (f)
memberitahukan status Robby, dan lima pada kalimat (g) memberitahukan
jumlah rumah Pak Hartawan
3. Objek

7
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi
oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang
berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad
contoh di bawah ini.
a) Naya menimang …
b) Arsitek merancang …
c) Juru masak menggorek ..
4. Perlengkapan
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.
Letak pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu
juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu
dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O
terdapat perbedaan. Perhatikan cnntoh di bawah ini:
a) Rektor LAIN membacakan Pncasila
S P O
b) Banyak Orpospol berlandaskan Pancasila
S P Pel

5. Keterangan
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal
mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi
menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di
tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa
preporsisional, adverbia, atau klausa.
Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para
ahli membagi keterangan atas Sembilan macam yaitu seperti yang tertera pada
tabel di bawah ini:

JENIS KETERANGAN DAN CONTOH PEMAKAIANNYA


No. Jenis keterangan Posisi/penghubung Contoh pemakaian

8
1. Tempat Di Di kamar, di kota
Ke Ke Surabaya, ke
Dari rumahnya
Pada Dari Manado, dari
sawah
Pada permukaan
2. Waktu - Sekarang, kemarin
Pada Pada pukul 5 hari ini
Dalam Dalam 2 hari ini
Se- Sepulang kantor
Sebelum Sebelum mandi
Sesudah Sesudah makan
Selama Selama bekerja
sepanjang Sepanjang perjalanan
3. Alat Dengan Dengan pisau,
dengan mobil
4. Tujuan Supaya/agar Supaya/agar kamu
Untuk faham
Bagi Untuk kemerdekaan
Demi Bagi masa depan
Demi orang tuamu
5. Cara Secara Secara hati-hati
Dengan cara Dengan cara damai
Dengan jalan Dengan jalan
berunding
6. Kesalingan - Satu sama lain
7. Similatif Seperti Seperti angin
Bagaikan Bagaikan seorang
Laksana dewi
Laksana bintang di
langit

9
8. Penyebab Karena Karena perempuan
Sebab itu
Sebab kegagalannya
9. Penyerta Dengan Dengan adiknya
Bersama Bersama orang
Beserta tuanya
Beserta saudaranya

C. Ciri-Ciri Kalimat Efektif


1. Kesatuan Gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas dan memperlihatkan kesatuan gagasan yang
mengandung satu ide pokok. Kesatuan gagasan disini jangan diartikan bahwa kalimat
itu hanya mempuyai suatu ide yang tunggal. Bisa jadi kesatuan gagasan itu terbentuk
dari dua gagasan atau lebih. Secara praktis, sebuah kalimat itu dikatakan memiliki
kesatuan gagasan itu apabila kalimat itu terdiri dari subjek, predikat dan objek.
Kesatuan itu bermcam-macam antara lain kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, dan
kesatuan yang mengandung pertentangan.
Contoh kesatuan gagasan adalah sebagai berikut:
a) Kesatuan Tunggal
Semua penduduk desa mendapat penjelasan mengenai rencana
pembangunan lima tahun.
b) Kesatuan gabungan.
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah
berangkat dengan pesawat satu jam yang lalu.
c) Kesatuan pertentangan.
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan, tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu.
2. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau
bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus

10
menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba,bentuk kedua juga
harus menggunakan verba.
Contoh :

a). Namanya ditulis dengan jelas di kertas segel atau pencantumannya di


kertas khusus.

b). Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan


tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pembagian tata ruang

Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili
predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu ditulis dan pencantuman. Kalimat itu
dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu, menjadi seperti ini:
Namanya ditulis dengan jelas di kertas segel atau dicantumkan di kertas khusus.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak
sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang, pengujian, dan pengaturan.
Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nominal, menjadi seperti
berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian system pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
3. Ketegasan
Ketegasan itu juga biasa disebut dengan penekanan yang artinya suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan, kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada
berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat, antara lain sebagai berikut:
a. Meletakan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat
Contoh :
i. Presiden Mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Penekanannya ialah pada
presiden mengharapkan.
ii. Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negara.
Penekanan ialah pada kata Harapan Presiden

11
b. Membuat urutan kata bertahap
Contoh :
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh:
Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penekanan)
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan
kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai
arti penghematan yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata
bahasa. Penghematan dapat dilakukan dengan cara berikut ini
a. Menghilangkan pengulangan subjek
b. Menghindarkan pemkaian superordinate
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
5. Penalaran (Logika)
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan
pembicara atau penulis. Berarti, bukan hanya struktur gramatikal yang berperan
penting agar ide pokok kalimat dapat diungkapkan dengan baik dan benar. Ada unsur
lain yang harus diperhatikan yaitu penalaran atau logika. Kalimat yang efektif harus

12
logis karena setiap kalimat harus bisa dipertanggungjawabkan dari segi akal sehat dan
sesuai dengan penalaran.
Contoh:
Kepada kepala sekolah waktu dan tempat kami persilahkan.
ð Untuk mempersingkat waktu mari kita lanjutkan acara ini.
Seluruh bagian dari kedua kalimat di atas sebenarnya bisa dimengerti, tetapi ada
beberapa bagian yang sulit diterima akal sehat. Maka dari itu, jalan pikiran
penulis/pembicara menentukan mudah-tidaknya sebuah kalimat dipahami.
6. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan disini ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu
sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ciri-ciri kalimat yang
padu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencermikan cara berpikir yang
tidak simetris. Oleh karena itu, sebaiknya kita hindari kalimat yang panjang dan
bertele-tele.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek+agen+verbal secara tertib dalam
kalimat pasif persona. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata
seperti daripada atau tentang antara predikat dan kata kerja dan objek penderita.
7. Kecermatan
Maksud dari kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda,
serta tepat dalam pilihan kata. Bisa dikatakan dalam hal ini tidak pleonastis maksudnya
tidak terdapat kata yang maknanya sama.
8. Kesepadanan
Adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan
kepaduan pikiran yang baik.
9. Tidak bermakna ambigu ( membingungungkan)
Contoh kalimat ambigu :
Presiden memimpin rapat terbatas mengantisipasi perubahan cuaca di istana negara.
Kalimat tersebut ambigu, karena yang dibahas perubahan cuaca hanya di istana negara
atau di negara. Perbaikan agar menjadi kalimat efektif:

13
a. Di istana negara pesinden memipin rapat terbatas membahas perubahan cuaca.
b. Presiden memimpin raat terbatas di istana negara membahas perubahan cuaca.
D. Syarat-Syarat Yang Mendasari Kalimat Efektif
1. Koherensi adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antar unsur-unsur(kata
atau kelompok kata) yang membentuk kata itu
2. Kesatuan, suatu kalimat efektif harus mempunyai struktur yang baik. Artinya, kalimat
itu harus memiliki unsur-unsur subyek dan predikat, atau bias ditambah dengan obyek,
keterangan, dan perlengkapan yang bias melahirkan arti yang merupakan ciri-ciri
keutuhan kalimat.
3. Kehematan adalah kehematan dalam pemakauan kata, frase atau bentuk lainnya yang
dianggap tidak diperlukan. Kehematan tersebut menyangkut soal gramatikal dan
makna kata. Namun, dalam hal ini tidak berarti bahwa kata yang menambah kejelasan
kalimat boleh dihilangkan.
4. Paralelisme atau kesejajaran adalah keasamaan bentuk kata atau imbuhan yang
digunakan dalam kalimat itu. Jika pertamamenggunakan verba, maka bentuk kedua
juga menggunakan verba. Lalu, jika kalimat pertama menggunakan kata kerja
berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya juga harus menggunakan kata kerja
berimbuhan me-, juga.
5. Penekanan gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh pembicara biasannya
dilakukan dengan memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan sebagainya pada
bagian kalimat tadi.
6. Kevariasi, untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan
variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan.
Ada kalimat yang pendek dan panjang.
7. Logis/Nalar, suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam kalimat tersebut
dapat diterima oleh akal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi
maknannya, bukan strukturnya. Suatu kalimat dikatakan logis apabila gagasan yang
disampaikan masuk akal, hubungan antar gagasan dalam kalimat masuk akal, dan
hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelasan juga masuk akal.

14
E. Struktur Kalimat Efektif

Struktur kalimat dasar terdiri dari,


a. Pola kalimat dasar
b. Tipe kalimat

Struktur kalimat tunggal terdiri dari,

 Pola kalimat tunggal

Struktur kalimat majemuk terdiri dari

a. Kalimat majemuk setara


b. Kalimat majemuk bertingkat
c. Kalimat majemuk campuran

15
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah,
jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (Ket).
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan,
kecermatan, kepaduan, kelogisan.
B. Saran
Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan benar tentang bahasa
Indonesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar
mengajar terjadi komunikasi yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik
dengan peserta didik, sedangkan Calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari
pengetahuan secara seksama mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat
pendidik terjun ke lapangan tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahasa terhadap
peserta didik dengan pedidik.
Dan semua Lembaga Pendidikan sebaiknya memberikan dan menekankan
perhatian penuh terhadap penggunaan ragam bahasa yang tepat agar terjalin komunikasi
yang selaras.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal dan Amran Tasai.2012. Bahasa Indonesia.Tangerang: Pustaka Mandiri.


Maskurun. 2011. Bahasa Indonesia. Yogyakarta: LP2IP.
Pardjimin. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.
Trianto, Agus. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Esis.
Sugono, Dendy. 2009. Mahir berbahasa Indonesia dengan benar. Jakarta: Gramedia.
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Semarang: Nusa Indah.
Alkadiah, Sabakti, dkk. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
http://dimasihsanprasetyo.blogspot.co.id/2013/11/kalimat-efektif.html (diakses tanggal 29
Maret 2020 jam 17:12)

17

Anda mungkin juga menyukai