Anda di halaman 1dari 31

TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA

Kalimat Efektif

Disusun oleh:
Alex Kristian (D1011181045)
Danu Suhendra (D1011171081)
Doni Salim (D1011181011)
Ricardo Marga Cipta ( D1011181065)
Rizky Arya Mulia Tambun ( D1011181107)
Tandiono Widodo (D1011181047)

Fakultas Teknik
Universitas TanjungPura
Pontianak
2019
i
ABSTRAK

Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah – kaidah yang
berlaku, seperti unsur – unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat ( subjek dan
predikat ); memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata ( diksi )
yang tepat dalam kalimat. Kalimat efektif juga adalah jenis kalimat yang dapat
memberikan efek tertentu dalam komunikasi. Efek yang dimaksudkan disini adalah
kejelasan informasi. Kalimat efektif tidak menggunakan kata – kata mubazir, tetapi juga
tidak kekurangan kata. Terdapat aturan dalam penggunaan kalimat efektif yang harus
dipahami terlebih dahulu, salah satunya adalah taat kepada tata aturan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia ( PUEBI ). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dibuat oleh
Panitia Ejaan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang disahkan
oleh Menteri Pendidikam dan Kebudayaan.

Kata Kunci : Kalimat Efektif, Diksi, PUEBI, Aturan

ii
DAFTAR ISI

Cover .......................................................................................................................i
Abstrak ....................................................................................................................ii
Daftar Isi ................................................................................................................iii
Kata Pengantar.........................................................................................................1

I Pendahuluan...........................................................................................................2

I.1 Latar Belakang..............................................................................................2

I.2 Rumusan Masalah ........................................................................................3

I.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................3

II Isi…......................................................................................................................4

II.1 Landasan Teori............................................................................................4

Pengertian Kalimat Efektif.............................................................................4

Ciri Ciri Kalimat Efektif ................................................................................5

Syarat – Syarat Kalimat Efektif ...................................................................12

Struktur Kalimat Efektif...............................................................................12

Kesalahan dalam Menyusun Kalimat Efektif dan Pembetulannya...............13

Hal yang Mengakibatkan Suatu Tuturan Menjadi Kurang Efektif ...............15

III. Penutup............................................................................................................19

III.1Saran .........................................................................................................19

III.2Kesimpulan ..............................................................................................20

Daftar Pustaka........................................................................................................21

iii
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas makalah dari mata kuliah Bahasa
Indonesia dengan judul “Kalimat Efektif”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
guru Bahasa Indonesia kami Ibu Dewi Mustika Sari yang telah membimbing kami dalam
menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


Pontianak, 20 Februari 2019
 

Penyusun

1
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Bahasa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi antara manusia dengan
sesamanya. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si
pembicara atau penulis yang disampaikan dengan secara langsung ataupun secara tertulis.
Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa
yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Bahasa yang baik adalah ketika lawan bicara dapat mengerti maksud dari apa
yang hendak kita sampaikan. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik
disebut dengan kalimat efektif.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya


secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada
sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau
yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-
unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur
yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan
semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan
kaidah.

Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh kalimat-kalimat yang mungkin
dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu,
pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut
tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah kami tertarik untuk membahas kalimat efektif
dengan segala permasalahannya.

2
I.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?


2. Apa itu syarat – syarat kalimat efektif ?
3. Apa ciri – ciri dari kalimat efektif ?
4. Bagaimana struktur kalimat efektif yang benar ?
5. Apa saja unsur – unsur dari kalimat efektif ?

I.3.Tujuan Penulisan

1. Untuk tidak terjadi kesalahan dalam penulisan kalimat sehingga menjadi baik dan
benar.
2. Untuk mengetahui syarat - syarat dari penulisan kalimat efektif.
3. Untuk memahami ciri – ciri dalam penggunaan kalimat efektif.
4. Untuk mengetahui susunan struktur kalimat efektif yang benar.
5. Untuk mengetahui apa saja unsur – unsur dalam kalimat efektif.

3
BAB II

ISI

II.1. Landasan Teori

1. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan


penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain,
kalimat efektif  adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika
dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah ketepatan
penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :

1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat


komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah
dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu:
2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan
kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi
dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan
Wahyudi: 2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu
menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di
mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)

4
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif
yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah
kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar
atau pembaca.

Kalimat efektif harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.


2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau
pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

2. Ciri-ciri Kalimat Efektif

2.1. Kesejajaran

Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata


kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu


menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan
predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.

Kalimat itu harus diubah :

5
 Doni menolong Ricardo dengan memapahnya ke pinggir trotoar.
 Alex ditolong Rizky dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

2.2. Kehematan

Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.

“Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.”

Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,
anyelir, dan melati terkandung makna bunga.

Kalimat yang benar adalah:

“Mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.”

2.3. Penekanan

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.

Caranya:

2.3.1 Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat.

Contoh :

6
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan
lain.
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

2.3.2 Menggunakan Partikel; Penekanan Bagian Kalimat Dapat


Menggunakan Partikel –lah, -pun, dan –kah.

Contoh :

1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.


2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?

2.3.3. Menggunakan Repetisi, Yakni Dengan Mengulang - Ulang Kata


yang Dianggap Penting.

Contoh :

1. Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara
orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya
komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

2.3.4 Menggunakan Pertentangan, yakni Menggunakan Kata yang


Bertentangan atau Berlawanan Makna/Maksud dalam Bagian
Kalimat yang Ingin Ditegaskan.

Contoh :

1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.

7
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan
menyeluruh.

2.4 Kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

Contoh :

“Waktu dan tempat saya persilakan.”

Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang
tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;

“Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.”

2.5 Kesepadanan

Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan)


dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:

2.5.1 Kalimat Itu Mempunyai Subjek dan Predikat dengan Jelas.

Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu
tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang,
mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.

8
Contoh:

a) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
b) Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

2.5.2 Tidak Terdapat Subjek yang Ganda.

 Contoh:

a) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.


b) Saat itu saya kurang jelas.

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :

a) Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.


b) Saat itu bagi saya kurang jelas.

2.5.3 Kalimat Penghubung Intrakalimat Tidak Dipakai pada Kalimat Tunggal.

Contoh:

a) Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
b) Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda
motor Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah
kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung
intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:

9
a) Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. Atau Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama.
b) Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda
motor Suzuki.

Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor
Suzuki.

2.5.4 Predikat Kalimat Tidak Didahului oleh Kata “yang”.

Contoh:

a) Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.


b) Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.

Perbaikannya adalah sebagai berikut:

c) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.


d) Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

2.6 Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:

a. Harga tanah di siantan meningkat atau meroket.


b. Tahap awal dari membuat kue adalah menyiapkan tepung, membuat adonan,
dan memanggan roti .

Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili
predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu
dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.

“Harga tanah dibekukan atau dinaikkan secara meroket.”

10
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat
tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan.
Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:

“Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,


pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.”

2.7 Ketegasan

Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan
pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat
itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk
membentuk penekanan dalam kalimat.

2.7.1 Meletakkan Kata yang Ditonjolkan Itu di Depan Kalimat (di Awal
Kalimat).

Contoh:

a. “Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.”

Penekanannya ialah presiden mengharapkan.

b. “Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.”

Penekanannya Harapan presiden.

Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

2.7.2 Membuat Urutan Kata yang Bertahap

Contoh:

11
“Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.”

Seharusnya:

“Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.”

2.7.3 Melakukan Pengulangan Kata (Repetisi).

Contoh:

“Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.”

2.7.4 Melakukan Pertentangan Terhadap Ide yang Ditonjolkan

Contoh:

“Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.”

2.7.5 Mempergunakan Partikel Penekanan (Penegasan).

Contoh:

“Saudaralah yang bertanggung jawab.”

2.7.6 Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda.

12
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.

a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.


b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguran tinggi.

Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah
atau dua puluh lima ribu rupiah.

Perhatikan kalimat berikut.

“Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para
menteri.”

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu
diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi

“Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.”

2.7.7 Kepaduan

Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan


dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang
tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.

Misalnya:

“Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang
telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar
bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang
adil dan beradab”

13
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib
dalam

kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.

Contoh:

“Surat itu saya sudah baca.”

“Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.”

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan
verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk :

a. Surat itu sudah saya baca.


b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau
tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Perhatikan kalimat ini :

a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.


b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.

Seharusnya:

a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.


b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

3 Syarat-syarat Kalimat Efektif

Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:

14
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar
atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

4 Struktur Kalimat Efektif

Struktur kalimat efektif  haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan
bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat
yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti.
Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan
apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.

Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur
yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi
yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan
aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, apalagi bertentangan.
Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima
oleh masyarakat pemakai bahasa itu.

Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang
ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:

1.    Buat Papa menulis surat saya.

2.    Surat saya menulis buat Papa.

3.    Menuis saya surat buat Papa.

4.    Papa saya buat menulis surat.

5.    Saya Papa buat menulis surat.

15
6.    Buat Papa surat saya menulis.

Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat
kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak
jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga
tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.

Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan


struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan
pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati
hokum yang sudah dibiasakan.

5 Kesalahan dalam Menyusun Kalimat Efektif dan Pembetulannya


5.1 Pleonastis

Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang
sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis
antara lain:

 Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.


Kalimat ini seharusnya : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
 Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya : Kita harus saling menolong, atau Kita seharusnya
tolong-menolong.
5.2 Kontaminasi

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat
berikut ini:

 Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi

Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran nya dihilangkan. Sehingga
menjadi :

 Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

5.3 Salah Pemilihan Kata

16
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat
berikut ini:

 Saya mengetahui kalau ia kecewa


Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
5.4 Salah Nalar

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut
ini:

 Bola gagal masuk gawang.


Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.

5.5 Pengaruh Bahasa Asing atau Daerah (Interferensi)


1. Bahasa Asing Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena
terpengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat berikut:
 Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan
kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother work
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
2. Bahasa Daerah

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat kita
lihat pada kalimat berikut:

 Anak – anak sudah pada datang


Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.

5.6 Kata Depan yang Tidak Perlu

17
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu
seperti pada kalimat berikut:

Contoh :
Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga
kalimatnya menjadi:
Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.

6. Hal yang Mengakibatkan Suatu Tuturan Menjadi Kurang Efektif

Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif, antara lain

6.1 Kurang Padunya Kesatuan Gagasan.

Setiap tuturan terdiri atas beberapa satuan gramatikal. Agar tuturan itu memiliki kesatuan
gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap dan mendukung satu ide pokoknya.
Kita bisa melihat pada contoh berikut:

Program aplikasi MS Word dapat Anda gunakan sebagai pengolah kata. Dengan
program ini Anda dapat melakukan berbagai aktivitas perkantoran seperti mengetik surat
atau dokumen. MS Word adalah produk peranti lunak keluaran Microsoft.

Kalimat-kalimat pada contoh tersebut tidak mempunyai kesatuan gagasan. Seharusnya

setelah diungkapkan gagasan tentang “fungsi MS Word” pada kalimat pertama,


diungkapkan

gagasan lain yang saling bertautan.

6.2. Kurang ekonomis pemakaian kata

Ekonomis dalam berbahasa berarti penghematan pemakaian kata dalam tuturan.


Sebaiknya kita menghindari kata yang tidak diperlukan benar dari sudut maknanya,
misalnya:

 membicarakan tentang transmigrasi


Seharusnya: membicarakan transmigrasi

18
 sudah pada tempatnya apabila
Seharusnya: sudah selayaknya apabila
 Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah,
tetapi juga dirasakan oleh kelompok elite pribumi.15

Seharusnya: Depresi ekonomi dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah dan
kelompok elite.

Atau: Depresi ekonomi dirasakan kaum pribumi di semua lapisan

6.3. Kurang Logis Susunan Gagasannya

Tulisan dengan susunan gagasan yang kurang logis dapat kita lihat pada contoh berikut:

Karena zat putih telurnya itulah maka telur dan dagingnya ayam itu sangat bermanfaat
untuk tubuh kita. Semua makhluk dalam hidupnya memerlukan zat putih telur, manusia
untuk melanjutkan hidupnya perlu akan zat putih telur.

Kita dapat membuat tulisan itu menjadi efektif seperti berikut:

Semua makhluk hidup memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging
ayam. Manusia adalah makhluk hidup. Jadi, manusia memerlukan zat putih telur yang
berasal dari telur dan daging ayam untuk melanjutkan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa
telur dan daging ayam sangat bermanfaat bagi tubuh.

6.4 Pemakaian Kata-Kata yang Kurang Sesuai Ragam Bahasanya.

Pemakaian bahasa tidak baku hendaknya dihindari dalam ragam bahasa keilmuan.

 Penulis menghaturkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Gatot A.S atas
bimbingannya dalam menyelesaikan buku ini.
 Sehubungan dengan hal itu Takdir Alisyahbana bilang bahwa hal bahasa
Indonesia dapat menjadi bahasa internasional.

Pemakaian kata menghaturkan dan bilang tidak tepat untuk ragam bahsa keilmuan,
sehingga kata-kata tersebut sebaiknya diganti dengan mengucapkan dan mengatakan.

6.5 Konstruksi yang Bermakna Ganda.

19
Suatu kalimat dipandang dari sudut tata bahasanya mungkin tidak salah, namun kadang-
kadang mengandung tafsiran ganda (ambigu) sehingga tergolong kalimat yang kurang
efektif. Kalimat yang memiliki makna ganda dapat kita lihat pada kalimat-kalimat:

 Istri kopral yang nakal itu membeli sepatu.16

Unsur yang nakal itu menerangkan istri atau kopral ? Jika yang dimaksud nakal adalah
istri, maka kalimat itu seharusnya menjadi:

Istri yang nakal kopral itu membeli sepatu.

 Penyuluh menerangkan cara beternak ayam baru kepada para petani.

Kata baru pada kalimat itu menerangkan kata ayam atau cara beternak? Jika kata baru
menerangkan cara beternak, kalimat itu menjadi lebih baik seperti kalimat berikut:

Penyuluh menerangkan cara baru beternak ayam kepada para petani.

6.6. Penyusunan Kalimat yang Kurang Cermat.

Penyusunan yang kurang cermat dapat mengakibatkan nalar yang terkandung di dalam
kalimat tidak runtut sehingga kalimat menjadi kurang efektif.

 Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah untuk mengelola sejumlah


manusia memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.

Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut:

Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan, yakni pengelolaan sejumlah manusia,


memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.

Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah pengelolaan sejumlah manusia. Hal ini
memerlukan keprihatinan dan dedikasi yang tangguh.

6.7. Bentuk Kata Dalam Perincian yang Tidak Sejajar.

Dalam kalimat yang berisi perincian, satuan-satuan dalam perincian itu akan lebih efektif
jika diungkapkan dalam bentuk sejajar. Jika dalam suatu kalimat perincian satu
diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat, perincian lainnya juga
diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat juga (sejajar). Contoh
kalimat yang perinciannya tidak sejajar:

20
 Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, mengklasifikasikan data, dan
menganalisis data.
Seharusnya :

Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, pengklasifikasian data, dan


penganalisisan data.17

 Dengan penghayatan yang sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung


dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup
bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.
Seharusnya:

Dengan menghayati secara sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam


Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat dengan
selaras, serasi, dan seimbang.

Atau:

Dengan penghayatan yang sungguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam


Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat dengan
selaras, serasi, dan seimbang

21
BAB 3

22
KESIMPULAN

Di dalam makalah ini menyangkut kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat


yang mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan mudahdipahami secara tepat
pula. Kalimat efektif bersifat logis, tidak bertele-tele, danmudah dipahami. Kalimat
efektif harus memiliki unsur-unsur pendukung yaitukesepadanan struktur bahasa dengan
cara atau jalan pikiran yang logis, keparalelan bentuk bahasa yang dipakai untuk tujuan
tertentu, ketegasan dalam penghimpunan pikiran utama, kehematan dalam pemilihan
kata, kevariasiandalam penyusunan kalimat (kalimat panjang-kalimat pendek),
Kecermatan pemilihan kata, dan kesejajaran klausa dalam strukturmasi kalimat.

23
SARAN

Saran yang dapat kami berikan adalah supaaya untuk memahami betul
menggunakan kalimat efektif dalam kehidupan sehari – hari agar dapat mempermudah
lawan bicara kita, atau orang yang membaca / mendengar apa yang kita ucapkan dan
menghindari terjadinya salah persepsi atau kesalahpahaman yang nantinya dapat
menimbulkan masalah – masalah yang tidak kita inginkan.

Penguasaan kalimat efektif juga sangatlah berguna untuk kita mahasiswa karena
dalam karya tulis – karya tulis ilmiah,makalah,skripsi dan tugas – tugas yang kita
kerjakan diwajibkan ditulis dalam kalimat yang efektif supaya dapat menghemat waktu
pengerjaan dan tidak membingungkan orang yang nantinya akan membaca hasil karya
tulis kita.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Rikson,Ramos (2015,19 November).Pengertian Kalimat Efektif. Dikutip 20


Januari 2019 dari RiksonRamos Wordpress :
https://riksonramos.wordpress.com/2015/11/19/pengertian-kalimat-efektif-
adalah-beserta-contoh-lengkap/.
2. Tyas,Sefti (2011,10 Desember). Pengertian, Syarat – syarat dan Contoh Kalimat
Efektif. Dikutip 20 Januari 2019 dari S3fti Wordpress :
https://s3fti.wordpress.com/2011/12/10/pengertian-syarat-syarat-dan-contoh-
kalimat-efektif/.
3. Zakky (2018, 27 Agustus). 80+ Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif yang
Benar (+Penjelasannya). Dikutip 20 Januari 2019 dari ZonaReferensi :
https://www.zonareferensi.com/contoh-kalimat-efektif/.
4. Diyono,Wahyu (2014, 25 Maret). Contoh Makalah Bahasa Indonesia Kalimat
Efektif. Dikutip 20 Januari 2019 dari wede56 blogspot :

25
http://wede56.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-
kalimat_25.html.
5. Aneiqbal (2016, 14 November). Penyebab – Penyebab Kalimat Menjadi Tidak
Efektif. Dikutip 20 Januari 2019 dari Aneiqbal :
https://www.aneiqbal.com/2016/11/penyebab-kalimat-tidak-efektif.html.
6. Atiqul (2016 Oktober). Jenis Kesalahan Dalam Menyusun Kalimat Efektif.
Dikutip 20 Januari 2019 dari Motivasiqul blogspot :
http://motivasiatiqul.blogspot.com/2016/10/jenis-kesalahan-dalammenyusun-
kalimat.html.

26

Anda mungkin juga menyukai