Anda di halaman 1dari 62

BAB III

PENENTUAN PARAMETER BAHAN ADUKAN


UNTUK CAMPURAN

Hal pertama yang kami lakukan pada praktikum ini adalah penganalisaan
bahan. Analisa bahan dilakukan hanya pada agregat, baik agregat kasar maupun
agregat halus. Penganalisaan ini dilakukan untuk mendapatkan bahan campuran
beton, terutama agregat yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

III.1. Menentukan Kadar Organik Dalam Agregat Halus


III.1.1. Tujuan
Untuk menentukan layak atau tidaknya pasiruntuk dipakai dalamadukan
berdasarkan kadar organik dalam pasir.
III.1.2. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
 Gelas ukur
Berupagelasyang berfungsiuntukmengukur volume larutan atau cairan
dan tidakmemerlukantingkatketelitian yang tinggidalamjumlahtertentu.

Gambar 3.1. GelasUkur dan NaOH

58
 Organic plate

Gambar 3.2. Organic Plate


Untukmembandingkanwarnacairanpadapengujiankadarorganikagregat
halus (pasir). Jikawarnacairanbendaujisamadenganwarna no.3 padaorganic
platemakaagregattersebutdapatdigunakanuntukbahancampuranbeton.

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :


 Pasir secukupnya
 NaOH 3% secukupnya

III.1.3. DasarTeori
Bahan-bahan organik terjadi hasil proses pembusukan daun-daunan, humus
asam untuk menyamak dan lain-lain. Jika agregat campuran beton mengandung
bahan-bahan organik akan mengakibatkan proses hidrasi terganggu, sehingga dapat
mengurangi kekuatan beton. Oleh karena itu, agregat halus (pasir) harus diperiksa
kandungan organiknya.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan kandungan organik dalam
pasir untuk keperluanproduksi beton. Kandungan organik yang didapat tidak boleh
melebihi dari warna standar (organic plate) nomor 3.

59
Apabila hasil yang ditunjukan oleh organic plate nantinya tidak sesuai
sesuai dengan warna standar, maka perlu dilakukan pengulangan. Hal ini bertujuan
agar agregat dapat digunakan dengan tidak mengganggu proses hidrasi yang
disebabkan oleh bahan-bahan organik.

III.1.4. Langkah Pelaksanaan


1. Isi pasir ke dalam gelas ukur 40 ml.
2. Campurkan NaOH 3% sehingga volume gelas ukur menjadi 80 ml.
3. Kocok gelas ukur sehingga pasir dan NaOH tercampur rata.
4. Diamkan selama 24 jam.
5. Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan dengan organic plate.

Gambar 3.3Perbandingan warna cairan dengan organic plate.

60
III.1.5. Hasil Praktikum

Gambar 3.4. Hasil akhir uji kadar organik agregat

Hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan warna benda uji


sebanding dengan warna organic platenomor 2. Sehinggga benda uji tersebut dapat
kita gunakan dalam pembuatan beton karena kadar organiknya masih pada batas
standar (SNI 7656-2012).

III.2. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus dan Agregar Kasar


III.2.1 Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus
III.2.1.1 Tujuan
Untukmenentukankadarlumpuryang terkandung didalamagregat halus.
III.2.1.2. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
 Gelas Ukur

61
Gambar 3.5. Gelas Ukur

Berupagelas yang berfungsiuntukmengukur volume larutan, tidak


memerlukantingkatketelitian yang tinggidalam pengukuran.

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:


 Pasir secukupnya
 Air secukupnya
III.2.1.3. Langkah Pelaksanaan
1. Isi pasir ke dalam gelas ukur sehingga isinya mencapai 1/3 dari gelas ukur
tersebut.
2. Masukan air ke dalam gelas ukur tersebut sampai batas yang telah ditentukan.
3. Setelah itu, gelas ukur dikocok sehingga pasir dan air tercampur rata.
4. Diamkan selama 24 jam.
5. Setelah 24 jam, baca tinggi pasir dan tinggi lumpur yang telah berpisah satu
dengan lainnya.

Gambar 3.6. Hasil uji kadar lumpur agregat

62
III.2.1.4. Hasil Praktikum
Dari praktikum yang telah dilakukan di laboratorium didapatlah data
sebagai berikut :
TinggiPasir (T1) = 35 ml
Tinggi Lumpur (T2) = 0,2 ml
𝑇2
Kadar lumpur yang dikandungnya =𝑇1+𝑇2 × 100%
0,2
=35+0,2 × 100%

= 0,56%

Gambar 3.7. Hasilakhir pengujian kadar lumpur agregat

Dari percobaan yang telahdilakukan, makadiperolehbahwakadarlumpur yang


terkandungdidalampasirtersebutialah
0,56%sehinggapasirtersebutdapatdigunakandalamcampuranadukanbeton.
Syaratkadarlumpurtidakbolehmelebihi 5%. Jika,
melebihidariketentuantersebutmakapasir tersebut tidaklayak untuk digunakan.

63
III.2.2 Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregt Kasar
III.2.2.1 Tujuan
Untukmenentukankadarlumpuryang terkandung didalamagregat kasar
III.2.1.2. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Wadah/Pan
Berfungsi sebagai penampung agregat agregat kasar agar dapat
ditimbang dan dimasukkan kedalam oven.

Gambar 3.8 Pan atau Wadah


2. Timbangan digital
Berfungsisebagai pengukur berat benda uji agregat yang akan diuji
kadar airnya

64
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
 Kerikil secukupnya
III.2.1.3. Langkah Pelaksanaan
1. Timbang berat wadah, kemudian nol kan

2. Isi agregat ked lam wadah sebanyak 1000 gr, masukkan ke dalam oven
3. Diamkan selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam, hitung berat wadah + agregat
III.2.1.4. Hasil Praktikum
Dari praktikum yang telah dilakukan di laboratorium didapatlah data sebagai
berikut :
Berat Wadah = 255,3 gr
Berat Wadah + Benda Uji Kering = 1195,5gr
Berat Benda Uji kering = 940,2 gr
𝐵.𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖−𝐵.𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Kadar lumpur yang dikandungnya = × 100%
𝐵.𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖

1000−940,2
= × 100%
1000

= 5, 98 %

65
III.3. Kadar Air Agregat Halus
III.3.1.Tujuan
Menentukan persentase air yang dikandung agregat.
III.3.2. Dasar Teori
Kandungan/kadar air agregat adalah banyaknya air yang terdapat dalam
agregat tersebut baik pasir maupun batu dalam satuan berat dibandingkan dengan
berat keseluruhan dari agregat. Dengan diketahuinya kandungan air, air campuran
beton dapat disesuaikan agar faktor air semen yang diambil konstan sehingga tidak
memengaruhi kondisi dan kualitas dari beton itu sendiri.
III.3.3. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
 Pan / wadah

Gambar 3.8. Pan atauwadah


Berfungsisebagaipenampungagregathalus agar
dapatditimbangdandimasukkankedalam oven.
 Timbangan digital

66
Berfungsisebagai pengukur berat benda uji agregat yang akan diuji
kadar airnya

Gambar 3.9. Timbangan digital

 Oven

Gambar 3.10. Oven


Berfungsisebagaialatpengering benda uji berupa agregat kasar dan

halus yang akan diuji kadar airnya. Benda uji juga telah ditimbang
sebelumnya dan didiamkan pada suhu 110oC.

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

67
 Agregat halus (pasir) di lapangan 2.000 gr

Gambar 3.11. Bahan uji agregat halus (pasir)


III.3.4. Pelaksanaan
1. Timbangberat pan menggunakan timbangan digital dan catat. Timbangan
diatur kembali ke nol dengan pan yang masih berada pada posisi semula.

Gambar 3.12. Penimbangan pan


2. Masukkan benda uji ke dalam pan/wadah, dan timbang beratnya. Pada
langkah sebelumnya, pan kosong yang masih berada diatas timbangan telah
diatur menjadi nol, sehingga yang ditampilkan oleh timbangan digital adalah
berat bersih agregat tanpa wadah/pan.

68
Gambar 3.13. Beratdarisampelagregathalus (pasir)
3. Keringkan benda uji dalam oven dengan suhu (110  5 C) selama 24 jam.

Gambar 3.14. Pengeringan pada suhu 110 oC


4. Timbang berat pan dan benda uji.

Gambar 3.15. Hasil uji kering oven agregat halus (pasir)


5. Hitung berat benda uji kering oven.
Berat benda uji kering oven = berat total – berat wadah
= 2.152,1 – 255,1
= 1.927 gr

69
70
III.3.5. Hasil Praktikum
Dari praktikum yang telah dilakukan di laboratorium didapatlah data sebagai
berikut :
Tabel 3.1Hasil Pratikum Kadar Air Agregat Halus
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS
A. Berat Wadah = 225,1 gram
B. Berat Wadah dan Benda Uji = 2225,1 gram
C. Berat Benda Uji (B-A) = 2000,0 gram
D. BeratWadahdan Benda UjiKering Oven = 2152,1 gram
E. Berat Benda Uji Kering Oven(D-A) = 1927 gram
(𝐶−𝐸)×100%
Kadar Air : = 3,65 %
𝐶

III.4. Analisa Gradasi AgregatHalus dan Agregat Kasar


III.4. 1 Tujuan
Menentukan gradasi agregat halus dan agregat kasar dengan
menggunakan hasil analisa saringan.

III.4.2Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
 Timbangan Digital
Berfungsi untuk menimbang beratdari sampel uji yang akan diuji
gradasinya.

71
Gambar 3.16 Timbangan digital

72
 Saringan / ayakan
Berfungsiuntukmenyaringkehalusanbutirsuatuagregat,
sesuaidenganmasing-masing diameter agregat yang berbeda-beda.

Gambar3.17 Saringan/ayakan

 Shieve shaker (mesin pengguncang)


Berfungsisebagaialatpenggetardanpengguncangagregat yang
akandisaringkehalusanataugradasinya.

73
Gambar 3.18Mesinshieve shaker
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

 Agregat halus (pasir) di lapangan 2000 gr

Gambar 3.19. Bahanujiagregathalus (pasir)

74
 Agregat Kasar (batu) di lapangan 2500 gr

Gambar 3.20. Bahanujiagregatkasar (batu)

75
III.4.3DasarTeori
Penguraian susunan butiran agregat (gradasi) bertujuan untuk menilai
agreagat halus atau kasar cocok digunakan pada produksi beton. Susunan
butiran diperoleh dari hasil penyaringan benda uji dengan menggunakan
beberapa fraksi saringan. Pada pelaksanaannya perlu ditentukan
batasmaksimum/minimum butiran sehubungan pengaruh terhadap sifat
pekerjaan, penyusutan, kepadatan, kekuatan dan juga faktor ekonomi dari
beton.

Nilai modulus kehalusan dari bahan agregat tertentu bergantung pada :


1. Komposisi butirannya.
2. Susunan saringan yang digunakan.
3. Banyaknya saringan.
4. Besarnya masing-masing lubang saringan.

III.4.4 Langkah Pelaksanaan


1. Bersihkan saringan dari kotoran-kotoran yang menempel dengan kuas
dan sikat halus.
2. Timbang masing-masing berat saringan.

76
Gambar 3.21 Penimbangansaringanukuran 31,70 mm

Gambar 3.22 Penimbangansaringanukuran 19,10 mm

77
Gambar 3.23Penimbangansaringanukuran 9,52 mm

Gambar 3.24Penimbangansaringanukuran 4,75 mm

78
Gambar 3.25 Penimbangansaringanukuran 2,38 mm

Gambar 3.26 Penimbangan saringan ukuran 1,18 mm

79
Gambar 3.27 Penimbangan saringan ukuran 0,6 mm

Gambar 3.28 Pengukuran saringan ukuran 0,3 mm

80
Gambar 3.29 Pengukuran saringan ukuran 0,15 mm

Gambar 3.30 Penimbangan pan.

81
3. Susun ayakan dari ukuran yang paling besar hingga ukuran yangpaling
kecildiameternya.

Gambar 3.31 Saringandisusundari yang paling kecil.

4. Masukkan agregat (benda uji) ke dalam saringan yang telah disusun.

Gambar 3.32 Proses memasukan agregat ke dalam ayakan

82
5. Lakukan pengayakan dengan alat shieve shaker selama 15 menit.

Gambar 3.33 Proses pengayakanagregat.


6. Timbang kembali berat agregat yang tertahan di masing-masing saringan.

Gambar 3.32 Hasilpengayakanpadasaringanukuran37,50 mm

83
Gambar 3.33Hasilperngayakanpadasaringanukuran 19,10 mm

Gambar 3.34Hasilpengayakanpadasaringanukuran 9,52 mm

84
Gambar 3.35Hasl pengayakan pada saringan ukuran 4,8 mm

Gambar 3.36Hasilpengayakanpadasaringanukuran 2,38 mm

85
Gambar 3.37Hasilpengayakanpadasaringan ukuran 1.18 mm

Gambar 3.38Hasilpengayakanpadasaringan ukuran 0,59 mm

86
Gambar 3.39 Hasil pengayakan pada saringan 0,3 mm

Gambar 3.40 Hasil pengayakan pada saringan 0,15 mm

87
Gambar 3.41 Hasil penyaringan pada pan
1. Hitung persentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-
masingsaringan terhadap berat total.
2. Lakukanlangkah yang samaterhadapagregathalus

Gambar 3.40Penimbangansaringanukuran 9.50 mm

88
Gambar 3.41Penimbangansaringanukuran2,38 mm

Gambar 3.42Penimbangansaringanukuran1,18mm

89
Gambar 3.43Penimbangansaringanukuran0,59 mm

Gambar 3.44Penimbangansaringanukuran 0,297 mm

90
Gambar 3.45Penimbangansaringanukuran 0,149 mm

Gambar 3.46Penimbanganpada pan

3. Catat hasil setelah diayak

Hasil pengayakan pada saringan ukuran 4,80 mm

91
Gambar 3.47Hasilpengayakanpadasaringanukuran 2,38 mm

Gambar 3.48Hasilpengayakanpadasaringanukuran1,18 mm

92
Gambar 3.49Hasilpengayakanpadasaringanukuran 0,59 mm

Gambar 3.50Hasilpengayakanpadasaringanukuran 0,297 mm

93
Gambar 3.51Hasilpengayakanpadasaringanukuran 0,149 mm

Gambar 3.52Hasilpengayakanpadapan

94
95
III.4.5Hasil Praktikum
Dari praktikum yang telah dilakukan dilaboratorium maka didapatlah
data berupa tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2. Hasil akhir analisa agregat kasar
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
ANALISA GRADASI AGREGAT KASAR (BATU PECAH)
Nomor Berat BeratTert % Kumulatif (%)
BeratW
Saringan wadah + ahan Tertahan Tertahan Lolos
adah
(mm) benda uji (gram)
(gram)
(gram)
37,50 540,3 540,3 0 0 0 100
19,10 535,8 831,4 295,6 11,839 11,839 88,161
9,52 506,9 2002,6 1.495,7 59,907 71,746 28,254
4,80 510,4 995,2 484,8 19,4176 91,163 8,837
2,38 505,1 625,4 120,3 4,818 95,981 4,019
1,18 456,7 479,7 23 0,212 96,902 3,098
0,59 425,1 436,8 11,7 0,4686 97,37 2,63
0,297 390,6 402,9 12,3 0,492 97,862 2,138
0,149 373,7 376,1 2,4 0,0961 97,958 2,042
Pan 348,4 399,3 50,9 2,038 99,996 0,004
Jumlah 2.496,7 660,821
Fine modulus 6,6082

96
Tabel 3.3. Tabel batas gradasi agregat kasar dengan ukuran maks. 20mm
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
TABEL BATAS GRADASI AGREGAT KASAR
(BATU PECAH)
No. Saringan Batas bawah Batas atas
37,5 100 100
19,10 95 100
9,52 30 60
4,75 0 10

Grafik Gradasi Kerikil Uk Maks 20 mm


120.000
Persentase Berat Butir Lewat ( % )

100.000

80.000

60.000 BA
BB
40.000 Gradasi

20.000

0.000
Sisa 4,800 9,600 19,000 38,000 76,000
Lubang Ayakan ( mm )

Grafik 3.1. Grafikgradasiagregatkasar dengan ukuran maks. 20mm

97
Padagrafik 3.1dapatdiketahuibahwagradasi yang kami
perolehmasukdalambatasatasdanbatasbawahuntukukuran nominal
maksimumagregatkasar 20 mm.

Tabel 3.5. Hasil analisa gradasi agregat halus (pasir)


LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
ANALISA GRADASI AGREGAT HALUS (PASIR)
Nomor Berat Beratwad BeratTert % Kumulatif (%)
Saringan wadah ah ahan Tertahan Tertahan Lolos
+bendauj (gram)
i
9,50 537,9 537,9 0 0 0 100
4,75 509,1 510,1 1 0,0500 0,0500 99,95
2,38 504,8 512,6 7,8 0,3900 0,4400 99,56
1,18 465,3 580,8 125,5 6,2750 6,7150 93,2850
0,59 424,0 916,0 492,0 24,6000 31,3150 68,6850
0,30 389,3 1709,4 1320,1 66,0050 97,3200 2,6800
0,15 375,1 378,8 3,7 0,1850 97,5050 2,4950
Pan 348,6 398,5 49,9 2,4950 100 0
Jumlah 2000,0 233,795
Fine modulus 2,33795

98
Tabel 3.6. Tabelgradasiagregathalus (pasir) sedang dengan gradasi no. 2
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
TABEL BATAS GRADASI AGREGAT HALUS (PASIR)
No. Saringan Batas bawah Batas atas
9,6 100 100
4,75 90 100
2,38 85 100
1,18 75 100
0,59 60 80
0,30 12 40
0,15 0 10

Grafik Gradasi Pasir Agak Halus


120.000
Persentase Berat Butir Lewat ( % )

100.000

80.000

60.000 BA
BB
40.000 Gradasi

20.000

0.000
Sisa 0,150 0,300 0,600 1,200 2,400 4,800 9,600
Lubang Ayakan ( mm )

Grafik 3.3. Grafikgradasi pasir agakhalus sedang dengan gradasi no. 2

99
III.5. Berat Jenis dan Penyerapan AgregatHalus
III.5.1. Tujuan
Untuk menentukan berat jenis dan persentase berat air yang dapat diserap
agregat halus, dihitung terhadap berat kering agregat.
III.5.2. Alat
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
 Pan / wadah

Gambar 3.53. Pan/wadah.


Berfungsiuntukmenampungagregathalus, agar
dapatditimbangdandimasukkankedalam oven.
 Timbangan digital

Gambar 3.54Timbangan digital.


Berfungsi untuk mengukur berat benda uji yang akan di uji berat
jenis dan penyerapannya.

100
 Oven

Gambar 3.55Oven.
Berfungsiuntukmengeringkanagregat yang telahditimbangsebelumnya.

 Piknometer

Gambar 3.56Piknometer.
Berfungsiuntukmenentukanberatjenisagregat halus yang berupa pasir.

101
 Kerucut terpancung dan Stick

Berfungsiuntuk memadatkan dan mengetes kegemburan benda uji


dalam keadaaan SSD.

Gambar 3.57Kerucut terpancung


Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
 Benda uji dalam hal ini pasir yang terlebih dahulu dibuat dalam keadaan jenuh
kering permukaan (SSD) sebanyak 500 gr.

III.5.3. DasarTeori
Berat jenis agregat perbandingan berat sejumlah volume agregat tanpa
mengandung rongga udara terhadap berat air pada volume yang sama. Jenis agregat
dibedakan dalam dua keadaan yaitu keadaan jenih permukaan (saturated surface dry)
dan keadaan kering absolut atau kering oven (oven dry). Pada pemeriksaan berat jenis
ini juga akan didapat nilai absorpsi (penyerapan) adalah persentase perbandingan
antara berat air yang terserap agregat pada kondisi jenuh permukaan dengan berat
agregat dalam keadaan kering oven.

102
III.5.4. Pelaksanaan
Cara menentukan SSD agregat halus :
1. Masukkan benda uji pasir dalam kerucut terpancung dalam 3 lapisan yang
masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 25 x.
2. Kemudian cetakan kerucut terpancung diangkat perlahan-lahan.
Hal-hal yang diperhatikan antara lain :
 Sebelum diangkat, cetakan kerucut terpancung harus dibersihkan dari butiran
agregat yang berada di bagian luar cetakan.
 Pengangkatan cetakan harus benar-benar vertikal.
 Setelah kerucut terpancung diangkat, bentuk agregat hasil pencetakandiperiksa.

Bentuk agregat umumnya ada 3, yang masing-masing menyatakan keadaan


kandungan air dari agregat tersebut, yaitu :

Kering SSD Basah


Catatan :
 Jika dalamkeadaankering , maka agregat perlu ditambah air.
 Jika agregat dalamkeadaanbasah, maka agregat perlu dikeringkan.

103
Menentukan Berat Jenis dan Penyerapan Air agregat Halus :
a. Timbang kembali agregat halus untuk mendapatkan berat keringnya.

Gambar 3.58Penimbanganagregathalus.
b. Isi kembali piknometer denganair sampai tanda batas, lalu timbang beratnya.
Agregat ditimbang dalam keadaan SSD tersebut seberat 500 gram dan
dimasukkan ke dalam piknometer.

Gambar3.59 Piknometer diisi air sampai tanda batas

c. Airbersih dimasukkan sehingga mencapai 90% dari isi piknometer setelah itu
diputar dan diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya.

104
d. Kemudian tambahkan air sampai mencapai tanda batas, piknometer direndam
dalam bak perendam selama ±24 jam.
e. Timbang piknometer berisi air dan benda uji.

Gambar 3.61Penimbanganagregatsetelahdidiamkanselama 24 jam


f. Timbang berat pan/wadah kosong.

Gambar 3.62Penimbanganwadah/pan

105
g. Keluarkan benda uji dari piknometer dan masukkan ke dalam pan/wadah kosong
yang ditimbang tadi. Keringkan dalam oven dengan suhu (110±50C) sampai
berat tetap selama ± 24 jam , kemudian dinginkan lalu timbang.

Gambar 3.63Pengeluaranagregathalusdaridalampiknometer.

III.5.5. Hasil Praktikum


Dari praktikum yang telah dilakukan dilaboratorium didapatlah data
sebagai berikut :
Tabel 3.7. Hasil uji penentuan berat jenis agregat halus.
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PENENTUAN SPECIFIC GRAFITY AGREGAT HALUS
A. BeratPiknometer =181,2 gram
B. BeratContohKondisi SSD= 500 gram
C. BeratPiknometer + Air + Contoh SSD = 987,4 gram
D. BeratPiknometer + Air = 677,7 gram
E. BeratContohKering = 496,7 gram

106
Apparent Specific Gravity
𝐸 496,7
= = 2,656
𝐸+𝐷−𝐶 496,7+677,7−987,4

Bulk Specific Gravity KondisiKering


𝐸 496,7
= 500+677,7−987,4 = 2,610
𝐵+𝐷−𝐶

Bulk Specific Gravity Kondisi SSD


𝐵 500
= 500+677,7−987,4 = 2,6274
𝐵+𝐷−𝐶

PersentaseAbsorbsi Air
(𝐵−𝐸)×100% 500−496,7
= 𝑥100% = 0,66%
𝐸 496,7

A. BeratWadah =128,2 gram


B. BeratWadah + Benda UjiKering = 624,9 gram

III.6. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar


III.6.1. Tujuan
Untuk menentukan berat jenis dan persentase berat air yang dapat diserap
agregat kasar,dihitung terhadap agregat kering.
III.6.2. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
 Pan / wadah

107
Gambar 3.64Pan/wadah.
Berfungsiuntukmenampungagregat kasar, agar
dapatditimbangdandimasukkankedalam oven.

108
 Timbangan digital

Gambar 3.65Timbangan digital.


Berfungsiuntukmengukurberatagregat kasar yang akan diuji.

 Oven

Gambar 3.66Oven.
Berfungsi untuk mengeringkan agregat kasar yang telah ditimbang
sebelumnya.

109
 Keranjang Besi

Gambar 3.67Keranjang besi.


Berfungsi sebagai wadah merendam agregat kasar pada perendam
khusus.
 Perendam Khusus

Gambar 3.68PerendamKhusus.
Berfungsiuntukmerendam agregat kasar sehingga didapat berat agregat
didalamair.

110
 Lap/Kain penyerap
Berfungsi untuk mengeringkan permukaan agregat kasar.

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:


 Agregat kasar (batu) yang telah terlebih dahulu dibuat dalam keadaan jenuh
kering permukaan (SSD) sebanyak5000 gr.

III.6.3. DasarTeori
Pada prinsipnya dasar-dasar teori berat jenis dan penyerapan air untuk
agregat kasar dan agregat halus adalah sama termasuk pengertian absorbsi, hanya
pengukuran dilaksanakan dalam dua metode jika agregat halus (pasir) menggunakan
metode Thawlors dengan cara kerucut terpancung maka berat jenis dan penyerapan
agregat kasar dilakukan dengan cara penimbangan diluar dan didalam air.

III.6.4. LangkahPelaksanaan
1. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu dan bahan-bahan lain yang
melekat pada permukaan agregat dengan cara merendam agregat di dalam
air selama ± 24 jam.
2. Keluarkan benda uji dari rendaman air, dilap dengan kain penyerap, sampai
selaput air pada permukaan agregat hilang. Agregat ini dinyatakan dalam
keadaan jenuh kering permukaan atau SSD.

Gambar 3.69Pengelapanagregatkasar

111
3. Timbang berat keranjang.

Gambar 3.70Penimbangankeranjangbesi.
4. Timbang berat benda uji dalam keadaan jenuhkering permukaan atau SSD
sebanyak ±5.000 gr.

Gambar 3.71Penimbanganagregatkasardalamkondisi SSD

5. Masukkkan keranjang (kosong) ke dalam bak perendam dan timbang


kembali berta keranjang dalam air sampai berat tetap.

112
Gambar 3.73Penimbangan keranjang saat di rendam.

6. Masukkan agregat (benda uji) ke dalam bak perendam dan diamkan


sebentar.

113
Gambar 3.74 Proses Pemasukan adregat kasar

Gambar 3.75 Proses pemasukkan dan pendiaman agregat kasar di dalam bak
perendam

7. Keluarkan keranjang berisi benda uji dari bak perendam, diamkan sebentar.

8. Kemudian dimasukkan ke dalam oven ± 24 jam dengan suhu (110±,


agregat dan keranjang ditimbang untuk mendapatkan berat keringnya).

114
III.6.5Hasil Praktikum
Dari praktikum yang telah dilakukankan di laboratorium didapatlah data
sebagai berikut :
Tabel 3.8. Hasil uji berat jenis agregat kasar
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PENENTUAN SPECIFIC GRAFITY AGREGAT KASAR
A. BeratContoh SSD = 5000 gram
B. BeratContohdalam Air (F-E) = 3117 gram
C. BeratContohKering di Udara = 4958,5 gram
Apparent Specific Gravity
𝐶 4958,5
= 4958,5−3117 = 2,6926
𝐶−𝐵

Bulk Specific Gravity KondisiKering


𝐶 4958,5
= 5000−3117 = 2,633
𝐴−𝐵

Bulk Specific Gravity Kondisi SSD


𝐴 5000
= 5000−3117 = 2,655
𝐴−𝐵

PersentaseAbsorbsi Air
(𝐴−𝐶)×100% 5000−4985,5
= 𝑥100% = 0,8369%
𝐶 4985,5

A. BeratKeranjang kering udara = 468,0 gram


B. BeratKeranjangdalam Air = 412 gram
C. BeratKeranjangdalam Air + Batu = 3529,3 gram
D. BeratKeranjang + Benda UjiKering = 542 gram

115
III.7.Menentukan Berat Volume Agregat Kasar dan Agregat Halus
III.7.1. Tujuan
Untuk mengetahui berat volume/berat isi dari agregat kasar dan agregat
halus dengan standar pengujian berdasarkan SNI 1973 (Cara uji berat isi, volume
produksi campuran dan kadar udara beton)

III.7.2. Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
 Timbangan besar
Timbanganbesardigunakanuntukmenimbangagregathalusdankasar dalam jumlah
besar.
 Literan / wadah/ mould
Literan/ Wadah yang digunakanmemiliki volume sebesar 10
liter.Padaumumnyamould yang digunakanmemiliki volume sekitar 3-10 liter.
 Stick
Stick digunakanuntukmenumbukataumemadatkanagregat yang akanditimbang.

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:


 Agregat halus dan Agregat kasar (batu) dalam kondisi kering.

III.7.3. DasarTeori
Berat volume agregat ditinjau dalam dua keadaan yaitu berat volume
gembur dan berat volume padat. Berat volume gembur merupakan perbandingan
berat agregat sebanyak isi literan dengan volume literan, berat volume padat adalah
perbandingan berat agregat sebanyak isi literan dalam keadaan padat dengan volume
literan. Volume agregat padat merupakan hasil pemadatan standar dalam keadaan
kering absolut.

116
III.7.4. Pelaksanaan
1. Timbang wadah dan literan
2. Agregat dimasukkan dalam wadah sampai penuh, kemudian diratakan. Setelah
ituberatnya ditimbang untuk mendapatkan berat dalam keadaan gembur.

Gambar 3.76 Proses pemasukkan agregat dalam keadaan gembur

3. Agregat dikeluarkan dari wadah.


4. Wadah tadi diisi kembali dengan agregat sebanyak 3 lapisan, masing-masing
lapisan ditumbuk sebanyak 25 kali.

117
5. Agregat diratakan dan ditimbang beratnya dalam kondisi padat.

Gambar 3.77Penimbangan agregat halus dalam keadaan padat.

118
III.7.5. Hasil Praktikum
Tabel 3.9. Hasil uji berat volume agregat.
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT HALUS
A. Volume Mould = 10 Liter
B. BeratMould = 4,63 Kg
C. BeratPasirKondisiGembur = 19,16 Kg
D. Berat Isi KondisiGembur = 1,453 Kg/Liter
E. BeratPasirKondisiPadat = 19,92 Kg
(𝐸−𝐵)
F. Berat Isi KondisiPadat 10
= 1,529 Kg/Liter
(𝐷+𝐹)
G. Berat Isi Rata-rata 2
= 1,491 Kg/Liter

119

Anda mungkin juga menyukai