Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


3.1.1. Tempat Penelitian
Proses Pembuatan Sampel dilakukan di
3.1.2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilakukan mulai dari bulan Mei 2019
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan sampel pada penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Spesifikasi Alat pada Percobaan
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1 Gelas Kimia IWAKI CTE 33 @ 150 ml 5 buah
2 Gelas Ukur IWAKI PYREX @ 100 ml 2 buah
3 Pipet Tetes NORMAX @ 230 mm 5 buah
4 Furnace YKC-31 YAMADADENKI 1 buah
CO.LTD
5 Hammer Mill - 1 set
6 Ayakan 60 Mesh - 1 buah
7 Pencetak Briket Manual
- 1 set
8 Batang Pengaduk - 5 buah
9 Cawan Porselen - 1 buah
10 Stopwatch - 1 buah
11 Bom Calorimeter - 1 set

38
39

3.2.2 BAHAN PENELITIAN


Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sampel dalam penelitian ini
seperti pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Spesifikasi Bahan Penelitian

No Bahan Spesifikasi Jumlah

1 Kulit Durian <60 mesh 1000 gram

2 Serbuk Kayu Midi - 1000 gram

3 Tepung Tapioka - 1000 gram

4 Aquades - 5000 ml

3.3 Prosedur Pembuatan Briket


3.3.1 Proses Pembuatan Arang Kulit Durian
1) Untuk membuat sebuah briket dengan volume ukuran ± 200 cm3, sebanyak
200 gr bahan campuran dengan komposisi 40% kulit durian + 55% serbuk
kayu serta 5% Perekat. Dimana kulit durian dan serbuk kayu sudah
dibersihkan dan dikeringkan selama 2 hari dibawah sinar matahari.
2) Adapun perekat yang digunakan adalah Tepung tapioka yang ditambahkan
dengan air dengan perbandingan 1:4 atau 10 gr tepung tapioka + 40 ml
akuades. Kemudian setelah dikeringkan dilakukan proses pengarangan.
Proses pengarangan bahan dilakukan dengan memasukkan bahan ke dalam
kaleng pengarangan sampai penuh. Kemudian kaleng pengarangan
tersebut dibakar di atas api, sambil diputar. Hal ini dilakukan agar
pengarangan terjadi secara merata.
3) Kaleng diputar terus menerus hingga timbul asap putih tebal yang keluar
dari lubang-lubang kecil pada kaleng pengarangan. Setelah keluar asap
putih tebal, hal ini berarti proses pengarangan telah siap. Maka, arang
segera dikeluarkan agar tidak menjadi abu. Disiram dengan sedikit air
untuk menghentikan proses pengarangan.
40

4) Arang yang telah jadi, kemudian di keringkan dibawah sinar matahari


selama 1 hari, untuk mengurangi kadar air dalam arang.
5) Biorang kulit durian yang telah kering tersebut, kemudian di tumbuk
dengan menggunakan lumpang dan alu. Setelah diperoleh ukuran yang
lebih kecil, kemudian bioarang tersebut diblender untuk mendapatkan

Komposisi Kulit Komposisi Komposisi


No
Durian Serbuk Kayu Perekat/Tapioka
Sampel
(%) (%) (%)
1 40 55 5
2 42 53 5
3 45 50 5
4 50 45 5
5 55 40 5

tepung bioarang.
6) Tepung bioarang tersebut kemudian diayak dengan menggunakan shave
shecker 60 mesh, untuk mendapatkan ukuran tepung arang yang seragam.

3.3.2 Prosedur Pembuatan Briket Kulit Durian


Tahap ini dimaksudkan untuk mencampur arang dengan perekat dengan
komposisi tertentu, seperti yang ditampilkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Komposisi Campuran Arang Kulit Durian
41

3.3.3 Pencetakan Adonan Briket


Setelah adonan terbentuk, lalu adonan dimasukkan kedalam alat cetak
berbentuk silinder dan dipres dengan pompa hidrolik. Pemilihan bentuk briket
silinder dikarenakan berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
Arni, Labania dan Nismayanti (2014) dismpulkan bahwa bentuk silinder memiliki
kualitas lebih baik daripada briket yang berbentuk kotak ditinjau berdasarkan
parameter kadar air, kuat tekan, kerapatan dan uji pembakaran.

3.3.4 Pengeringan & Pengujian Briket


Setelah briket selesai dicetak lalu dikeringkan didalam oven selama 2x24 jam
dengan suhu oven 60oC untuk mengurangi kandungan air pada briket.
Dari uji pendahuluan berupa uji penyalaan awal diketahui bahwa semua
produk briket yang dihasilkan menyala ketika dibakar. Nyala apinya lebih tahan
lama dari pada arang, tidak berbau, dan tidak mengeluarkan asap. Setelah
pengujian secara fisik, lalu dilanjutkan pengujian secara kimia meliputi pengujian
nilai kalor, kadar air, kadar abu, volatile matter, karbon terikat, kuat tekan aksial.

a. Nilai kalor dari sebuah sampel dapat diketahui melalui pengujian


menggunakan Bomb calorimeter. Adapun Prosedur penggunaan Bomb
calorimeter ini adalah sebagai berikut :
42

Gambar 3.1 Bagian-Bagian Kalorimeter


1.) Sampel ditimbang terlebih dahulu ± 1 gr kemudian ditaruh
kedalam cawan selanjutnya dimasukkan ke wadah silinder
bomb
2.) Potong kawat sepanjang 10 cm, lalu pasangkan kawat tersebut
diterminal knot. Usahakan agar kawat tersebut bersinggungan
dengan sampel yang akan dibakar.
3.) Siapkan silinder bom dan masukkan aquades kedalam
sebanyak 2 ml.
4.) Masukkan sampel beserta cawan kedalam silinder bomb.
5.) Tutup silinder bomb dengan cara diputar/
6.) Alirkan gas O2 kedalam bomb sebanyak 30 atm.
7.) Isikan aquades kedalam bucket, kondisikan temperatur air
tersebut lebih rendah 1,50C dari suhu kamar. Setelah itu
masukkan silinder bomb kedalamnya.
8.) Hubungkan kabel listrik ke saluran silinder bomb.
9.) Tutup Bomb calorimeter.
10.) Hidupkan tombol dinamo (stirer) ± 2 menit lalu lihat di
termometer dan catat temperatur (temperatur awal)
11.) Selanjutnya tekan tombol bomb hingga lampu indikator
menyala.
12.) Biarkan proses pembakaran berlangsung sampai
temperaturnya konstan yang ditandai dengan bunyi alarm.
Proses ini butuh waktu selama 5 menit.
13.) Matikan tombol dinamo (stirer). (Ilhamza, 2010)
Dalam analisa nilai kalor dengan Bomb calorimeter untuk briket yang
masih mengandung air menggunakan persamaan :
( T 2−T 1 ) x c
Nilai Kalor= ( cal/ gr )
m
Dimana :
43

c = 2575,6 (cal/0C) merupakan ketetapan setiap bahan yang dibakar untuk


menaikkan 10C
temperatur air dan perangkat kalorimeter
T1 = Suhu awal sampel selama pengujian (0C)
T2 = Suhu Akhir sampel selama pengujian (Afif dkk, 2014)

b. Kadar Air (Moisture) dapat ditentukan dengan cara menimbang berat


cawan (m1) dan memasukkan sebanyak 1 gram sampel ke dalam cawan
(m2). Setelah itu dimasukkan ke dalam furnance pada suhu
105°C,selanjutnya sampel didinginkan di dalam desikator selama 15 menit
dan ditimbang beratnya kembali (m3). (Renny & Andasuryani, 2017)

m2−m3
Kadar Air (%) = x 100 %
m2−m1

dimana:

m1 = berat cawan kosong (gr)

m2 = berat cawan + sampel briket (gr)

m3 = berat cawan + sampel briket setelah pemanasan

c. Kadar Abu (Ash Content) dapat ditentukan dengan cara menimbang berat
cawan (m1) kemudian memasukkan sebanyak 5 gram sampel ke dalam
furnance pada suhu 60°C selama 4 jam sampai terbentuk abu. Selanjutnya
sampel didinginkan di dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang
beratnya kembali (m3).

m2−m3
Kadar Abu (%) = x 100 %
m2−m1
44

dimana:

m1 = berat cawan kosong (g)

m2 = berat cawan + sampel briket (g)

m3 = berat cawan + sampel briket setelah pemanasan (Renny &


Andasuryani, 2017)

d. Nilai Kerapatan
Pengujian kerapatan dilakukan dengan mengukur berat dan volume dalam
keadaan kering. Nilai kerapatan dapat ditentukan dengan persamaan
berikut:

m
Nilai Kerapatan (g/cm3) =
v
dimana:
m = berat briket (g)
v = volume briket (cm3) (Renny & Andasuryani, 2017)

e. Kuat Tekan Aksial


Uji kuat tekan dilakukan untuk mengetahui kekuatan briket dalam
menahan beban dengan tekanan tertentu. Pengujian kuat tekan dapat dapat
dihitung dengan persamaan berikut :

ρ
Kuat Tekan σ =
A
dimana :
σ = kuat tekan (N/mm2)
ρ = beban maksimum (N)
A = luas penampang melintang (mm2)

3.4 Analisis Data


45

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang bersifat
kuantitatif yang masih berupa angka-angka. Angka-angka tersebut akan
menjelaskan tentang perbandingan sifat mekanik dan nilai kalor dengan variasi
komposisi bahan. Setelah terkumpul kemudian data dipaparkan melalui tabel dan
digambarkan dalam bentuk grafik dan dideskripsikan untuk menggambarkan
kualitas briket arang kulit durian. Membandingkan biobriket yang di dapatkan
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Adapun pengujian dilakukan di Lab
Fisika dan Lab Teknik Universitas Negeri Medan dengan parameter pengujian
seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini

Tabel 3.4 Uji Karakteristik Briket

Kadar Nilai Kerapatan


No Nilai Kalor Kadar Air Kuat Tekan Aksial
Abu (gr/cm3)
Sampel (cal/gr) (%) (N/mm2)
(%)
A1

A2

A3

A4

A5

Untuk mengetahui kelayakan dari briket ini dapat dibandingkan dengan Standard
Briket Nasional yaitu SNI 01-6535-2000.
Tabel 3.5 Spesifikasi Persyaratan Mutu Briket Arang Kayu
46

3.5 Diagram Alir Penelitiann

Mulai

Kulit Durian dan Serbuk Kayu


Dibersihkan dan dikeringkan

Pengarangan

Penggilingan dan
Penyaringan 60 mesh

Tepung arang Kulit


Durian

Pencampuran tepung arang kulit


durian, dan perekat sesuai variabel

Pencetakan dan penekanan

Pengujian karakteristik

Nilai Kalor Kadar air Kadar Abu Nilai Kerapatan Kuat Tekan Aksial

Analisis Data serta


Kesimpulan
47

Selesai

Anda mungkin juga menyukai