Untuk mengetahui kualitas briket arang yang dihasilkan diuji sifat kimia dan fisik yang terdiri dari
kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kerapatan (ASTM, 1959) dan nilai kalor (ASTM, 1984).
Perlakuan dalam penelitian, yaitu:
A = 100% arang serbuk gergajian kayu meranti.
B = 90% arang serbuk gergajian kayu meranti, 10% arang kayu galam.
C = 85% arang serbuk gergajian kayu meranti, 15% arang kayu galam.
D = 80% arang serbuk gergajian kayu meranti, 20% arang kayu galam.
E = 100% arang kayu galam.
Setelah melakukan percobaan terhadap 1 variasi briket dapat disimpulkan bahwa briket arang
dengan bahan tempurung kelapa memiliki jumlah kalor yang lebih baik daripada briket arang dengan
bahan arang serbuk kayu. Pembuatan briket sebaiknya dilakukan dengan menggunakan peralatan
standar agar hasil penelitian yang didapatkan lebih akurat seperti dalam pengukuran kalor yang
standar adalah dengan menggunakan bom kalorimeter sehingga kita dapat mengetahui jumlah kalor
yang dihasilkan masingmasing variasi briket dan dapat menentukan briket mana yang lebih baik
untuk diproduksi.
File : 2044-Article Text-8037-1-10-20230816
Accurate: Journal of Mechanical Engineering and Science Vol.04, No.01, April 2023
Metode :
a. Pemrosesan Bahan Baku Kayu karet Sekam Padi akan di proses secara karbonisasi kemudian
dijadikan serbuk atau serpihan menggunakan mesin penghancur.
b. Campuran Bahan Baku dan Pengikat briket Kayu Karet dan Sekam Padi akan dicampur dalam
perbandingan 85:15 % nilai optimal untuk mencapai kualitas yang baik. Kemudian pengikat
biomassa akan ditambahkan dalam proporsi yang tepat untuk mengikat campuran bahan baku.
Pencetakan Briket Campuran bahan baku dan pengikat akan dipress atau dipadatkan dalam
cetakan briket dengan menggunakan mesin atau alat pencetak briket.
c. Pengeringan Briket yang baru dipress akan dikeringkan untuk mengurangi kadar air sehingga
mencapai tingkat kelembaban yang sesuai untuk penyimpanan dan penggunaan.
d. Uji Kualitas Kualitas briket akan dievaluasi berdasarkan kriteria seperti kepadatan, kadar abu, nilai
kalor, dan kadar air.
e. Analisis Ekonomi Analisis kelayakan finansial akan dilakukan dengan menggunakan metode
seperti NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return) untuk mengevaluasi keuntungan
ekonomi dari produksi briket
Output :
Studi kelayakan produksi briket dari kayu karet dan sekam padi menunjukkan hasil positif. Dengan
kadar abu rendah 1%, nilai kalor tinggi 5016 kJ, dan kadar air rendah 0,9%, briket menawarkan
potensi sebagai energi bersih dan efisien. Analisis ekonomi menunjukkan nilai NPV sebesar Rp.
407.729 dan tingkat IRR sebesar 20%, melebihi tingkat case of capital (12%). Secara keseluruhan,
produksi briket ini merupakan upaya diversifikasi energi yang layak dan berkelanjutan.
File : 343-921-1-SM
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan VI 2018 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Metode :
Limbah kayu sengon di potong kecil sekitar 10 cm kemudian masuk proses karbonasi selama ±60
menit pada suhu 400 oC.Arang hasil karbonisasi ditumbuk kemudian di blender hingga halus dan di
ayak dengan ukuran 60 mesh, 80 mesh. Perekat dibuat dari tepung tapioka yang dilarutkan oleh air
dengan perbandingan 75% dan 25%. Mencampurkan arang kayu sengon dan perekat dengan
perbandingan 70% dan 30%. Campuran dimasukan pada cetakan dan dipadatkan menggunakan alat
pres hidrolik dengan tekanan 115 kg/cm2 ditahan selama 2 menit.Kemudian briket dikeluarkan dari
cetakan dan dikeringkan ditemperatur 1000C selama 60 menit, briket arang siap diuji.
Output :
1. Pengaruh perekat terhadap densitas briket limbah kayu sengon yaitu pada jenis perekat
tepung tapioka sebesar 0,53 g/𝑐𝑚3 , tepung sagu 0,53 g/𝑐𝑚3 , tepung maizena 0,49 g/𝑐𝑚3 ,
dan tepung singkong 0,56 g/𝑐𝑚3 .
2. Pengaruh perekat terhadap kadar air limbah kayu sengon yaitu pada jenis tepung tapioka
sebesar 8,74%, tepung sagu sebesar 10,78%, tepung maizena sebesar 6,52%, dan tepung
singkong sebesar 9,37%.
3. Pengaruh perekat terhadap nilai kalor yang dihasilkan dari setiap konsentrasi masing-masing
perekat yaitu pada jenis tepung tapioka sebesar 5,700 cal/gr, tepung sagu sebesar 5,779
cal/gr, tepung maizena sebesar 5,868 cal/gr dan tepung singkong sebesar 5,770.
File : ID+2910+Hidayat+dkk
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol.6, No.2, Tahun 2022, hal 14-19
Metode :
Pembuatan Briket
Serbuk kayu dan daun jati kering dijemur sampai terlihat cukup kering. serbuk kayu dan daun jati
kering dilakukan pengarangan dengan menggunakan alat pirolisis pada suhu 300⁰C dengan variasi
waktu 2 jam dan 3 jam. Arang serbuk kayu dan arang daun jati kering dihaluskan dengan grinder dan
diayak dengan ukuran partikel 60 mesh. Arang serbuk kayu dan arang daun jati kering di campurkan
dengan molase yang telah di timbang 25 gram. Arang yang telah terhomogen sempurna selanjutnya
masuk kedalam silinder pencetak untuk dilakukan pencetakan
Output :
Komposisi yang paling sesuai dengan SNI 01-6235- 2000 didapatkan oleh sampel A3 dengan
komposisi arang serbuk kayu 100% moase 25 gram pada variasi waktu 3 jam yang menhasilkan nilai
kalor 6197 kal/g. Kemudian pengaruh waaktu pengarangan terhadap sifat briket pada waktu 2 jam
menghasilkan rata-rata nilai kalor yang lebih tinggi dibandingkan dengan waktu 3 jam.