Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KOMPOSISI BRIKET BIOMASSA KULIT

JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET

PROPOSAL PENELITIAN

Program Studi Sarjana Teknik Mesin


Jurusan Teknik Mesin

Oleh:

AYOGA WAHYU AJI


NIM. D1131211022

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris dengan produktivitas pertanian yang
tinggi, salah satunya tanaman jagung. Tingginya produksi jagung berbanding
lurus dengan limbah kulit jagung yang dihasilkan. Selama ini pemanfaatan limbah
kulit jagung masih terbatas sebagai pakan ternak dan belum optimal. Padahal kulit
jagung mengandung selulosa dan lignin yang cukup tinggi yaitu 44,08% sehingga
berpotensi untuk diolah menjadi briket arang sebagai bahan bakar alternatif.
Kebutuhan akan energi terus meningkat seiring perkembangan teknologi dan
pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu, pemanfaatan limbah pertanian yang
terbarukan seperti kulit jagung menjadi penting untuk dikaji lebih lanjut. Untuk
menghasilkan briket arang berkualitas tinggi diperlukan proses karbonisasi dan
penambahan bahan perekat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh
variasi temperatur karbonisasi dan persentase perekat terhadap karakteristik
penting briket arang kulit jagung yaitu kadar air, kadar abu, dan nilai kalornya.
Dengan demikian diharapkan dapat dihasilkan briket arang kulit jagung yang
optimal dan memenuhi standar SNI.

1.2 Tujuan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah memanfaatkan limbah biomassa
kulit jagung dan mengolahnya menjadi briket arang yang berkualitas tinggi
sebagai bahan bakar alternatif, guna mengatasi peningkatan kebutuhan energi dan
meminimalkan pencemaran lingkungan akibat penumpukan limbah.
Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah:
Mempelajari proses pembuatan briket arang dari limbah kulit jagung, melalui
tahap penjemuran, karbonisasi, pencampuran bahan perekat, pencetakan, dan
pengeringan.
Mengetahui pengaruh variasi temperatur karbonisasi (350, 400, 450, 500°C)
terhadap karakteristik fisikokimia briket arang kulit jagung yang meliputi: kadar
air, kadar abu, dan nilai kalor.
Mengetahui pengaruh variasi persentase penambahan perekat tepung kanji (2,5%,
5%, 7,5%, 10%) terhadap karakteristik fisikokimia briket arang kulit jagung yang
meliputi: kadar air, kadar abu, dan nilai kalor.
Mengetahui karakteristik briket arang kulit jagung yang optimal berdasarkan
standar SNI 01-6235-2000 tentang briket bioarang.

1.3 Rumusan Masalah


Bagaimana memanfaatkan limbah biomassa berupa kulit jagung dan
mengolahnya menjadi briket arang yang berkualitas tinggi sebagai bahan bakar
alternatif? Secara spesifik, bagaimana pengaruh variasi temperatur karbonisasi
(350, 400, 450, 500°C) dan persentase penambahan perekat tepung kanji (2,5%,
5%, 7,5%, 10%) terhadap karakteristik fisikokimia dari briket arang yang
dihasilkan yaitu kadar air, kadar abu, dan nilai kalor? Serta apakah briket arang
kulit jagung yang dihasilkan telah memenuhi standar SNI 01-6235-2000 tentang
briket bioarang?

1.4 Batasan Masalah


 Bahan baku yang digunakan adalah limbah kulit jagung hasil samping
industri pengolahan jagung.
 Tahap pretreatment kulit jagung hanya dilakukan penjemuran di bawah
sinar matahari.
 Proses karbonisasi dilakukan pada temperatur 350, 400, 450, dan 500°C
selama 2 jam.
 Bahan perekat yang digunakan adalah larutan tepung kanji dengan
perbandingan 1:3 dan komposisi bertingkat yaitu 2,5%, 5%, 7,5%, dan
10%.
 Pencetakan briket dilakukan dengan tekanan manual menggunakan alat
cetak sederhana.
 Karakteristik fisikokimia briket arang kulit jagung yang dianalisis hanya
meliputi: kadar air, kadar abu, dan nilai kalor.
 Evaluasi kualitas briket arang kulit jagung dibandingkan berdasarkan
standar SNI 01-6235-2000 tentang briket bioarang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landaan teori
Kulit jagung mengandung selulosa dan lignin cukup tinggi yaitu 44,08%,
sehingga berpotensi untuk diolah menjadi briket arang sebagai bahan bakar
alternatif. Proses karbonisasi bertujuan menghilangkan kadar air, senyawa yang
mudah menguap, serta membentuk karbon melalui dekomposisi termal selulosa
dan lignin pada bahan baku. Penambahan bahan perekat bertujuan meningkatkan
sifat fisik dan mekanik briket arang agar lebih padat dan keras, sehingga tidak
mudah hancur. Faktor yang mempengaruhi mutu briket arang antara lain kadar air,
kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat dan nilai kalor. Temperatur
karbonisasi dan komposisi bahan perekat diduga berpengaruh terhadap
karakteristik dan nilai kalor briket arang yang dihasilkan. Standar parameter mutu
briket bioarang menurut SNI 01-6235-2000 meliputi: kadar air maks 8%, kadar
abu maks 8%, kadar zat terbang maks 15%, kadar karbon terikat min 77%, dan
nilai kalor min 5000 kal/g.

2.2 Penelitian Terdahulu


1. Purwantana dkk (2009) - telah meneliti pemanfaatan biomassa ampas tebu
untuk pembuatan briket sebagai bahan bakar alternatif.
2. Rahmawati dkk (2013) - telah mengkaji pengaruh jenis dan konsentrasi perekat
terhadap mutu fisik dan nilai kalor briket ampas tebu.
3. Kalsum (2016) - telah membuat briket arang dari campuran tongkol jagung,
kulit durian, dan serbuk gergaji dengan perekat tapioka.
4. Amin (2017) - telah meneliti pengaruh jumlah perekat tepung tapioka terhadap
karakteristik fisik dan mekanik briket arang tempurung kelapa.
5. Yuliah dkk (2017) - telah menentukan kadar air hilang dan zat terbang pada
briket campuran arang sekam padi dan batok kelapa.
Beberapa penelitian tersebut menjadi referensi awal bagi penelitian
pembuatan briket arang dari limbah biomassa kulit jagung ini. Namun belum ada
yang secara spesifik meneliti pengaruh temperatur pirolisis dan komposisi perekat
terhadap mutu briket arang kulit jagung.

2.3 Kerangka Pwmikiran


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, kerangka pemikiran dari penelitian pada jurnal ini adalah:
1. Kulit jagung merupakan limbah biomassa yang melimpah di Indonesia, namun
pemanfaatannya masih belum optimal.
2. Kulit jagung mengandung selulosa dan lignin yang cukup tinggi sehingga
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku briket arang.
3. Untuk menghasilkan briket arang yang bermutu tinggi, kulit jagung perlu
dikarbonisasi terlebih dahulu serta ditambahkan bahan perekat.
4. Temperatur karbonisasi yang tinggi diduga dapat menurunkan kadar air dan
meningkatkan kandungan karbon dalam briket.
5. Penambahan perekat diduga dapat meningkatkan kerapatan dan nilai kalor
briket.
6. Karakteristik briket arang kulit jagung yang penting dikaji antara lain kadar air,
kadar abu, dan nilai kalornya.
7. Diharapkan dapat ditentukan kondisi operasi dan komposisi perekat yang
optimal untuk menghasilkan briket arang kulit jagung bermutu tinggi yang
memenuhi standar SNI.
Demikianlah kerangka pemikiran umum yang mendasari dilakukannya
penelitian tentang pengaruh komposisi bahan terhadap karakteristik briket
biomassa kulit jagung ini.

2.4 Hipotesis
Jurnal ini tidak menyebutkan secara eksplisit hipotesis penelitiannya.
Namun, berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang disebutkan, dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang mendasari penelitian ini adalah:
1. Kulit jagung dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan briket arang
yang berkualitas melalui proses karbonisasi dan penambahan perekat.
2. Temperatur karbonisasi dan persentase penambahan perekat akan
mempengaruhi karakteristik fisik dan kimia (kadar air, kadar abu, nilai kalor) dari
briket arang kulit jagung yang dihasilkan.
Jadi secara garis besar, hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa kulit
jagung dapat diolah menjadi briket arang melalui proses karbonisasi dan
penambahan perekat dengan kualitas yang memenuhi standar briket arang
menurut SNI.
2.5 Dasar Teori
Teori karbonisasi biomassa Proses karbonisasi bertujuan untuk
menghilangkan kadar air, senyawa volatil, dan meningkatkan kadar karbon dalam
biomassa dengan pemanasan tanpa oksigen. Hasil karbonisasi berupa arang
dengan nilai kalor tinggi.
Teori pembuatan briket biomassa Briket dibuat dengan mencampur
arang/biomassa dan perekat, kemudian dicetak dan dikeringkan. Perekat berfungsi
merekatkan partikel, meningkatkan kerapatan dan stabilitas bentuk briket.
Teori analisis proksimat briket Analisis kadar air, kadar zat terbang, kadar abu dan
nilai kalor bertujuan menentukan mutu dan nilai bakar briket berdasarkan standar
(SNI).
Teori sifat fisik dan kimia bahan baku biomassa Sifat bahan baku seperti
komposisi kimia dan nilai kalor mempengaruhi mutu briket yang dihasilkan.
Jadi secara umum, penelitian ini didasarkan pada teori konversi biomassa menjadi
briket melalui karbonisasi dan pencetakan serta analisis kualitas briket
berdasarkan standar mutu yang berlaku.
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu Penelitian
Berdasarkan informasi yang ada pada artikel, dapat saya simpulkan:
Jurnal ini diterbitkan oleh Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Malikussaleh.
Alamat universitas tersebut adalah di Aceh Utara, dengan kode pos 24352.
Jurnal ini berjudul "Jurnal Teknologi Kimia Unimal". Dari judul tersebut, dapat
diasumsikan bahwa jurnal ini diterbitkan oleh Universitas Malikussaleh.
Pada bagian bawah judul, tertulis "Jurnal Teknologi Kimia Unimal 9:2
(November 2020) 35-42". Ini mengindikasikan bahwa jurnal ini diterbitkan pada
bulan November 2020.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa jurnal ini kemungkinan besar diterbitkan oleh
Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, pada bulan November 2020.
3.2 Alat dan Bahan
alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah:
Bahan:
 Serbuk kulit jagung dengan ukuran 20 mesh yang telah dikarbonasi pada
variasi suhu 350, 400, 450 dan 500°C selama 2 jam
 Larutan kanji sebagai perekat, dibuat dengan melarutkan tepung kanji
dengan perbandingan 1:3
Alat:
 Alat karbonisasi (tidak disebutkan secara spesifik jenis alatnya)
 Wadah cetakan briket
 Oven, digunakan untuk memanaskan briket pada suhu 60°C selama 3 jam
 Alat uji kadar air
 Alat uji kadar abu
 Bomb calorimeter, digunakan untuk mengukur nilai kalor briket
Demikian alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian pembuatan briket
arang dari kulit jagung pada jurnal ini.
3.3 Metode penelitian
metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
3.3.1. Persiapan bahan baku:
 Kulit jagung dikeringkan terlebih dahulu.
 Kemudian dilakukan proses karbonisasi pada variasi suhu 350, 400, 450
dan 500°C selama 2 jam.
3.3.2. Pembuatan briket:
Mencampurkan serbuk arang kulit jagung dengan larutan perekat tepung
kanji dengan variasi persentase 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%. Campuran kemudian
dimasukkan ke dalam cetakan lalu ditekan hingga memadat membentuk briket.
Briket yang terbentuk dipanaskan dalam oven 60°C selama 3 jam.
3.3.3. Analisa karakteristik briket:
 Pengujian kadar air
 Pengujian kadar abu
 Pengujian nilai kalor dengan alat Bomb Calorimeter
 Evaluasi pengaruh variabel proses:
 Temperatur karbonisasi
 Persentase penambahan perekat
 Terhadap karakteristik briket yang meliputi kadar air, kadar abu, dan nilai
kalor.

3.4 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
3.4.1. Persiapan Bahan Baku
Kulit jagung dikeringkan. Kemudian dikarbonisasi pada variasi suhu
350°C, 400°C, 450°C, dan 500°C selama 2 jam.
3.4.2. Pembuatan Larutan Perekat
Larutan perekat dibuat dengan melarutkan tepung kanji ke dalam aquades
dengan perbandingan 1:3.
3.4.3. Pencampuran Bahan
Serbuk arang kulit jagung sebanyak 30 gram dicampur dengan larutan
perekat dengan variasi persentase 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% dari berat arang.
3.4.4. Pencetakan Briket
Campuran dimasukkan ke dalam cetakan lalu ditekan hingga memadat
membentuk briket.
3.4.5. Pengeringan Briket
Briket yang terbentuk dipanaskan dalam oven pada suhu 60°C selama 3
jam.
3.4.6. Analisa Briket
Pengujian kadar air, Pengujian kadar abu, Pengujian nilai kalor dengan
alat Bomb Calorimeter,
3.4.7. Evaluasi Pengaruh Variabel,
Temperatur karbonisasi, Persentase perekat, Terhadap karakteristik briket
meliputi, kadar air, kadar abu, dan nilai kalor.

3.5 Data Penelitian


Data hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:
3.5.1 Data Kadar Air Briket
Kadar air terendah: 1,87% (pada temperatur karbonisasi 500°C dan
persentase perekat 2,5%), Kadar air tertinggi: 3,24% (pada temperatur karbonisasi
350°C dan persentase perekat 10%)
3.5.2 Data Kadar Abu Briket
Kadar abu tertinggi: 4,37% (pada temperatur karbonisasi 350°C dan
persentase perekat 10%), Kadar abu terendah: 2,74% (pada temperatur
karbonisasi 500°C dan persentase perekat 2,5%)
3.5.3 Data Nilai Kalor Briket
Nilai kalor tertinggi: 5.777,7247 cal/g (pada temperatur karbonisasi 500°C
dan persentase perekat 2,5%), Nilai kalor terendah: 5.349,1874 cal/g (pada
temperatur karbonisasi 500°C dan persentase perekat 10%)
Kesimpulan:
Semua briket yang dihasilkan pada berbagai variasi perlakuan memenuhi
standar SNI 01-6235-2000 untuk briket arang, ditinjau dari parameter kadar air,
kadar abu, dan nilai kalor.
Demikian data hasil penelitian yang diperoleh dari jurnal tersebut yang meliputi
pengujian parameter penting pada briket arang kulit jagung.
3.6 Teknik analis data
Teknis analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
3.6.1 Analisis Kadar Air
Menggunakan metode gravimetri, berdasarkan selisih berat sebelum dan
sesudah pengeringan (ditunjukkan pada persamaan 1 pada jurnal). Prinsipnya
mengukur penurunan berat setelah pengeringan akibat menguapnya air. Hasil
dinyatakan dalam persentase kadar air.
3.6.2 Analisis Kadar Abu
Menggunakan metode gravimetri, berdasarkan selisih berat sebelum dan
sesudah pembakaran (ditunjukkan pada persamaan 2 pada jurnal). Prinsipnya
mengukur sisa anorganik yang tidak terbakar setelah pembakaran pada suhu
tinggi.
Hasil dinyatakan dalam persentase kadar abu.
3.6.3 Analisis Nilai Kalor
Menggunakan alat Bomb Calorimeter. Mengukur jumlah kalori yang
dilepaskan dari hasil pembakaran sempurna bahan uji dalam kondisi volume
konstan. Hasil dinyatakan dalam satuan kalori per gram (cal/g).
Demikian teknis analisis data yang digunakan untuk menguji parameter
penting pada briket arang kulit jagung dalam jurnal ini.

3.7 Diagram alir penelitian

Anda mungkin juga menyukai