Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)

Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe


Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X
KARAKTERISASI PHYSICO-THERMAL HYBRID BIOBRIKET LIMBAH
BIOMASSA CANGKANG KOPI, TEMPURUNG KELAPA DAN
BAKING FILTER DUST
Siti Nurjannah1 Zahra Fona2
1,2
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Jln. B.Aceh Medan Km.280 Buketrata 24301 INDONESIA
1
sitinurjannahhhh@gmail.com
2
zahrafona@gmail.com

ABSTRAK
Kebutuhan energi yang semakin meningkat dan ketersedian bahan bakar yang
menipis, mendorong perlunya inovasi terbaru untuk mendapatkan sumber energi
yang dapat diperbaharui melalui bahan baku yang melimpah dan berkarakteristik
sebanding. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik briket yang
dibuat dari limbah biomassa Cangkang Kopi (CKP), Tempurung Kelapa (TPK) dan
produk samping pabrik Baking Filter Dust (BFD) dengan menggunakan perekat
kanji dan oli bekas. Bahan baku limbah biomassa CKP dan TPK dikeringkan dan
dikarbonisasi dalam tunggu bertutup yang minim oksigen pada suhu 200-400oC.
Kemudian arang CKP dan TPK dicrusher dan diayak dengan ukuran 60/80 mesh.
Pencampuran bahan dilakukan dengan penambahan perekat sebanyak 4 gram.
Pencetakan biobriket dilakukan dengan menggunakan alat pencetak silinder
berdiameter 3,3 cm kemudian ditekan dengan press hidraulik dengan pemberian
tekanan 150 kg/cm2. Dari hasil penelitian diperoleh hybrid briket dengan range
densitas 0,908-1,141 g/cm3, kadar air 1,81-4,02 %, kadar abu 3,79-7,09 %.
Kata kunci : Baking filter dust, cangkang kopi, hybrid briket, oli bekas, perekat
kanji, tempurung kelapa.

ABSTRACT

The increasing energy needs and depleting availability of fuels, encourage the need
for the latest innovations to obtain renewable energy sources through abundant raw
materials and comparable characteristics.The purpose of this study was to determine
the characteristics of briquettes made from coffee shell biomass waste (CKP),
Coconut Shell (TPK) and baking filter dust (BFD) plant by using kanji adhesive and
used oil.CKP and TPK biomass waste raw materials are dried and carbonized in a
low-oxygen cover waiting at 200-400oC.Then charcoal CKP and TPK dicrusher and
sifted with a size of 60/80 mesh.Mixing of materials is done with the addition of
adhesive as much as 4 grams. Biobriket printing is done using a cylinder printer 3.3
cm in diameter and then pressed with hydraulic press with a pressure of 150
kg/cm2.From the results of the study obtained hybrid briquettes with a density range
of 0.908-1.141 g/cm3, moisture content of 1.81-4.02 %, ash content of 3.79-7.09%.
Keywords: Baking filter dust, coffee shell, hybrid briquette, used oil, kanji, coconut
shell.

Beberapa negara di dunia mempromosikan


I. PENDAHULUAN penggunaan briket sebagai bahan bakar
Briket sebagai salah satu energi terbarukan pengganti arang kayu karena bahan bakunya
yang ramah lingkungan ditenggarai akan yang melimpah dan mencegah eksploitasi
menjadi energi favorit di masa depan. kayu hutan, serta tidak mengeluarkan gas

1
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe
Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X
polutan. Briket dibuat dari limbah biomassa antara 78%-80% (Mozammel dkk, 2002 dan
mendapat perhatian khusus karena dapat Maryono dkk, 2013). BFD mengandung fixed
meminimalkan limbah biomassa dari hasil carbon 84,58%, kadar air 1,49%, dan volatile
pertanian, perkebunan, dan industri. Briket matter 2,38% dan ukuran partikel dengan
sebagai bahan bakar padat sudah mulai blain number 13582,9 nPm (Data
dimanfaatkan untuk keperluan memasak di Laboratorium Inalum, 2017). Karakteristik
beberapa negara menggantikan penggunaan briket yang diharapkan adalah briket
minyak, gas dan arang kayu karena mampu memiliki tekstur yang halus dan mengkilap,
memberikan cita rasa khas pada masakan. daya bakar baik, heating value tinggi sesuai
Hakizimana dan Kim (2016) telah standar internasional. Tekstur halus dapat
melakukan penelitian pembuatan briket dari diperoleh dari arang cangkang kopi (Raudah
limbah gambut sebagai bahan bakar baru dan Zulkifli, 2017), BFD juga dapat
yang ramah lingkungan dan murah untuk memberikan permukaan yang halus karena
rumah-rumah penduduk negara Rwanda, ukuran partikelnya yang sangat kecil, selain
yang sebelumnya menggunakan kayu bakar itu kadar karbon BFD yang sangat tinggi
dan arang sebagai bahan bakar. Dari akan meningkatkan nilai kalor briket.
pengaplikasian briket tersebut penduduk BFD merupakan debu kokas yang dihasil
Rwanda dapat menghemat sampai 30% biaya dalam proses pemanggangan blok anoda
dibandingkan dengan penggunaan arang, dan karbon yang akan digunakan dalam proses
penggunaan briket ini pun telah mengurangi elektrolisis reduksi alumina di pabrik
emisi gas berbahaya yang sebelumnya peleburan aluminium PT INALUM. PT
dihasilkan dan penggunaan arang sebagai INALUM (persero) adalah perusahaan besar
bahan bakar penduduk. Ini menunjukkan dengan pabrik peleburan aluminium yang
bahwa sangat layak briket dari biomassa memproduksi 225.000 ton/tahun aluminium.
digunakan sebagai bahan bakar padat Dalam pabrik peleburan ini, aluminium
menggantikan bahan bakar lain. dihasilkan dengan sistem elektrolisis.
Menurut Thabuota, dkk (2015), dengan Alumina direduksi di dalam pot (furnace)
sifat terbarukan, ketersediaan yang banyak dengan temperatur 980oC menjadi aluminium
dan tidak menghasilkan CO2 menjadikan cair yang akan menghasil aluminium dengan
biomassa sebagai bahan yang sangat baik konsentrasi diatas 97%. Proses reduksi yang
digunakan sebagai sumber baru energi. Salah dilakukan dengan proses elektrolisis ini akan
satu penyumbang biomassa terbanyak di mengkonsumsi energi listrik yang sangat
Aceh adalah limbah biomassa yang berasal besar dan menggunakan media proses berupa
dari perkebunan kopi. Kopi menjadi salah anoda karbon, katoda, dan elektrolit yaitu
satu komoditas terbesar yang dimiliki Aceh kriolit. Proses reduksi ini akan menyebabkan
dengan produksi 46.828 ton/tahun (BPS, terkonsumsinya anoda selama proses
2017). Limbah cangkang kopi kering berlangsung, sehingga ketersediaan anoda
sebanyak 200 kg akan dibuang dalam tiap ton adalah hal yang penting dalam proses
kopi basah yang diproduksi (Widyotomo S, peleburan. Anoda yang digunakan dalam
2013). Dengan jumlah tersebut maka proses reduksi pada pabrik peleburan ini
cangkang kopi sangat potensial dimanfaatkan diproduksi sendiri oleh PT INALUM sesuai
untuk pembuatan briket. dengan kebutuhan pot reduksi yang bertipe
Raudah dan Zulkifli (2017) telah membuat Prebaked Anode Furnace (PAF) (Nurjannah,
briket dari cangkang kopi dengan memiliki 2017).
nilai kalor 5713,672 kal/g, nilai ini masih di Proses produksi anoda dibagi menjadi tiga
bawah standar internasional. Sehingga dalam proses utama yaitu proses pembuatan anoda,
penelitian ini cangkang kopi akan proses pemanggangan anoda, dan proses
dicampurkan dengan tempurung kelapa dan penangkaian anoda. Kokas dan pitch
Baking Filter Dust (BFD). Arang tempurung dicampur dan dicetak hingga membentuk
kelapa memiliki nilai karbon tetap berkisar anoda mentah, lalu anoda mentah tersebut

2
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe
Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X
akan dipanggang pada suhu 1250oC sehingga (CKP) yang diperoleh dari perkebunan kopi
membentuk anoda panggang yang ditangkai di Aceh Tengah, tempurung kelapa (TPK)
untuk langsung bisa digunakan pada proses dari pasar Kota Lhokseumawe, Baking Filter
reduksi. Pada proses pemanggangan, karbon Dust (BFD) dari pabrik peleburan aluminium
blok dipanggang menggunakan kokas PT INALUM di Sumatra Utara. Bahan
sebagai packing. Packing kokas berfungsi perekat yang digunakan yaitu perekat kanji
untuk mencegah oksidasi karbon blok dalam yang diperoleh dari pasar Kota
furnace. Kokas yang terus-menerus terpapar Lhokseumawe, dan oli bekas dari bengkel-
panas dalam furnace sebagai packing hingga bengkel yang ada di daerah Lhokseumawe.
suhu 1250oC selama berhari-hari, lama Peralatan yang diperlukan adalah tungku
kelamaan akan hancur dan berubah menjadi pembakaran untuk membakar cangkang kopi
debu. Debu kokas dari proses pemanggangan dan tempurung kelapa menjadi arang, crusher,
ini disebut Baking Filter Dust (BFD) ayakan 60/80 mesh, oven, timbangan analitik,
(Nurjannah, 2017). cetakan briket, dan alat tekan.
Jenis perekat juga mempengaruhi kualitas B. Variabel Penelitian.
briket, Shuma dan Madyra (2017) Variabel tetap meliputi berat bahan baku
menyatakan bahwa perekat kanji memiliki briket sebanyak 20 gram untuk satu sampel,
daya rekat cukup baik untuk briket dan ukuran partikel CKP dan TPK yaitu 60/80
harganya sangat murah. Oli bekas mesh, dan perbandingan air dan kanji saat
memberikan kontribusi yang cukup besar pembuatan perekat kanji sebesar 6:1.
terhadap nilai kalor briket, penambahan oli Variabel bebas terdiri dari perbandingan
bekas dari 10%-30% memberikan kenaikan bahan baku CKP, TPK dan BFD yaitu 1:1:1 ;
nilai kalor sampai 20,7% (Utomo, 2013). 1:2:1 ; 1:2:2 ; 2:1:1 ; 1:1:2 dan perbandingan
Oleh karena itu dalam penelitian ini akan perekat kanji dan oli bekas 1:0 ; 1:1 ; 0:1.
dicoba menggunakan perekat kanji dan oli Variabel terikat antara lain nilai kalor, kadar
bekas baik secara tunggal maupun secara air, kadar abu, densitas, dan relaksasi.
campuran. C. Pembuatan Briket.
Permasalahan utama dari briket yang Bahan baku cangkang kopi dan
mudah diproduksi dan murah ini adalah tempurung kelapa dikeringkan dan
karena spesifikasi dan kualitas yang sangat dibersihkan dari impurities, lalu diarangkan
jauh di bawah bahan bakar padat yang sudah dengan pembakaran yang minim oksigen.
ada: tekstur yang kurang menarik, mudah Arang yang dihasilkan kemudian dicrusher
pecah, nilai kalor yang belum berstandar dan diayak dengan ukuran 60/80 mesh.
internasional, sehingga secara komersial Masing-masing bahan baku ditimbang
briket tersebut belum dapat dipasarkan. Oleh sesuai dengan variasi perbandingan massa
karena itu perlu ditemukan suatu kombinasi (CKP: TPK: BFD) untuk menghasilkan
terbaik untuk biomassa yang akan dapat sampel briket seberat 20 gram, diaduk
menghasilkan briket terbaik sehingga dapat sampai homogen, dan ditambahkan 4 gram
bersaing dan bersanding dengan bahan bakar perekat. Pasta briket dimasukkan ke dalam
komersil yang sudah ada saat ini. Untuk itu, cetakan dan diberi tekanan 150 kg/cm2.
pencampuran biomassa arang cangkang kopi, Dikeringkan dibawah sinar matahari selama
tempurung kelapa dengan BFD diharapkan 3 hari.
dapat memenuhi kriteria tersebut. Hasil
terbaik ditinjau dari heating value (HHV), III. HASIL DAN PEMBAHASAN
densitas, kadar air, kadar abu dan relaksasi. Limbah biomassa cangkang kopi dengan
kapasitas yang sangat besar yang saat ini
II.METODOLOGI PENELITIAN hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak
A. Alat dan Bahan oleh masyarakat sebenarnya sangat potensial
Bahan-bahan yang digunakan dalam dijadikan bahan baku briket. Dengan nilai
penelitian ini terdiri dari cangkang kopi kalor briket arang yang melebihi 5000 kal/g

3
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe
Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X
(Raudah dan Zulkifli, 2017) menjadikan proses apapun, karena bahan BFD yang
cangkang kopi bahan baku yang kompetitif diambil langsung dari pabrik sudah
penggunaannya. Proses awal limbah berbentuk serbuk halus dengan ukuran
biomassa cangkang kopi dan tempurung partikel yang sangat kecil dan sudah melalui
kelapa kering dikarbonisasi dengan proses pemanasan dengan suhu yang sangat
temperatur 200-400oC di dalam wadah besi tinggi. Analisa nilai kalor untuk BFD
bertutup yang terisolasi dari oksigen, selama sebelum pencampuran memperoleh nilai
3 jam untuk cangkang kopi dan 5 jam untuk mencapai 6434,59 kal/g.
tempurung kelapa. Karbonisasi merupakan Ketiga bahan baku kemudian dicampurkan
proses yang bertujuan untuk meningkatkan dan ditambah perekat sebanyak 4 gram.
kandungan karbon, mengurangi kandungan Perekat yang digunakan yaitu perekat kanji
air serta menghilangkan zat-zat volatil dan oli bekas. Perekat kanji dibentuk dari
(Jamilatun S, 2008) yang ada di dalam campuran tepung kanji dan air dengan
limbah biomassa sehingga dapat memberikan perbandingan 1:6 dan dimasak selama 5
panas yang lebih besar daripada biomassa menit hingga membentuk gel kanji,
mentah (Qistina dkk, 2016, dan Fona Z, kemudian gel kanji ini ditimbang 4 gram
2015). Setelah proses karbonisasi terbentuk untuk perekat kanji:oli bekas 1:0 dan 2 gram
arang cangkang kopi dan tempurung kelapa untuk perekat 1:1 dan selebihnya oli bekas.
yang hitam dan rapuh, dan siap digunakan Setelah proses pencampuran sesuai dengan
sebagai bahan baku pembuatan briket. komposisi, pasta briket dicetak menggunakan
Arang limbah biomassa selanjutnya cetakan berbentuk silinder dengan diameter
dihancurkan dan diseragamkan ukurannya 3,3 cm dan kemudian ditekan menggunakan
dengan menggunakan ayakan 60/80 mesh press hidrolik dengan tekanan mencapai 150
sehingga partikel lolos pada 60 mesh dan kg/cm2. Tahap terakhir yaitu pengeringan
tertahan di ukuran 80 mesh. Arang-arang briket dilakukan dengan proses penjemuran
tersebut kemudian dianalisa nilai kalornya, di bawah sinar matahari selama 3 hari.
didapatkan nilai 6474 kal/g untuk arang CKP Dari penelitian ini diperoleh hasil berupa
dan 7015,69 kal/g untuk Arang TPK. Bahan data pengamatan, analisa dan pengolahan
baku ketiga yaitu BFD, dalam data seperti berikut.
penggunaannya BFD tidak perlu melalui

TABEL I
HASIL ANALISA DENSITAS, NILAI KALOR, KADAR AIR, KADAR ABU DAN
RELAKSASI HYBRID BRIKET
Komposisi Perekat Nilai Kadar Kadar
Densitas
Arang (Kanji:Oli Kalor air Abu
NO (g/cm3)
(CKP:TPK:BFD) Bekas) (kal/gr) (%) (%)
1 1:1:1 1:0 0,9754 6800,49 3,32 4,76
2 1:2:1 1:0 0,9081 6755,35 3,98 5,81
3 1:2:2 1:0 1,0279 6752,01 3,54 5,77
4 2:1:1 1:0 0,9335 6710,93 4,02 4,62
5 1:1:2 1:0 1,0295 6732,42 3,68 6,64
6 1:1:1 1:1 0,9939 7120,78 3,76 5,43
7 1:2:1 1:1 0,9880 7129,61 3,48 6,25
8 1:2:2 1:1 1,0883 7178,58 3,72 6,69
9 2:1:1 1:1 0,9868 7103,34 3,94 4,98
10 1:1:2 1:1 1,1160 7109,07 2,45 7,09
11 1:1:1 0:1 1,0979 7505,79 3,04 3,79
12 1:2:1 0:1 1,0380 7514,62 2,69 4,33

4
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe
Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X
13 1:2:2 0:1 1,0959 7493,61 2,15 6,81
14 2:1:1 0:1 1,0787 7461,84 2,85 6,18
15 1:1:2 0:1 1,1413 7497,90 1,81 6,78

pembentukan. Penggunaan perekat oli


A. Densitas
lebih banyak sebagai perekat juga
Densitas atau kerapatan memberikan densitas briket yang lebih
mendeskripsikan kepadatan briket yang besar dibanding dengan penggunaan
dihasilkan. Dalam pembuatan briket, perekat kanji, hal ini disebabkan densitas
semakin tinggi densitas maka akan oli bekas yang lebih besar dari pada
semakin baik juga kualitas briket yang perekat kanji yakni berkisar 0,868-0,91
dihasilkan. Dengan densitas yang tinggi, gr/cm3 (Prasaji, dkk, 2013; Owolabi, dkk,
briket dapat memberikan panas yang lebih 2013).
lama karena semakin banyak massa bahan Densitas tertinggi diperoleh pada
baku yang termampatkan dalam satu komposisi bahan baku CKP:TPK:BFD =
satuan volum briket. Dengan densitas yang 1:1:2 dengan perekat kanji:oli = 0:1 atau
baik diperoleh briket yang tidak mudah 12 % oli sebagai perekat, mencapai 1,141
pecah dan efisien dalam penyimpanan g/cm3, dan densitas terendah oleh
karena volumnya yang semakin kecil CKP:TPK:BFD = 1:2:1 dengan perekat
(Fona Z, 2017). Densitas briket kanji 12 % yaitu 0,908 g/cm3.
dipengaruhi oleh ukuran partikel, tekanan
pembriketan dan jenis bahan baku yang B. Kadar air
digunakan. Tekanan pengepresan akan Kadar air yang terkandung di dalam
menyatukan bahan dan perekat briket briket sangat berpengaruh pada kualitas
sehingga akan memenuhi pori-pori dan briket (Fona Z, 2017). Kadar air
membentuk briket yang lebih padat diharapkan serendah mungkin pada briket.
(Afriani, 2017). Semakin tinggi kadar air terkandung dalam
1,500 briket maka akan menyebabkan penurunan
Densitas (g/cm3)

nilai kalor, proses penyalaan yang sulit,


1,000
dan banyak menimbulkan asap saat
0,500 penggunaannya sebagai bahan bakar.
0,000 Hasil analisa kadar air briket yang
(1:1:1) (1:2:1) (1:2:2) (2:1:1) (1:1:2) diperoleh berkisar antar 1,81-4,02%
Perbandingan Komposisi Bahan Baku (CKP: (Gambar 3). Kadar air briket yang dibuat
TPK: BFD)
dari komposisi bahan baku BFD yang
Gambar 1 Grafik perbandingan komposisi besar, menghasilkan briket dengan
bahan baku dengan perekat kanji:oli = 1:0 kandungan air yang lebih sedikit
( ), kanji:oli = 1:1 ( ), dan kanji:oli = 0:1 dibandingkan dengan komposisi yang lain.
( ) terhadap densitas briket. Hal ini disebabkan karena kadar air BFD
sebelum dicampurkan sangat kecil yaitu
Gambar 1 menunjukkan densitas yang 1,49%, sehingga tidak banyak menambah
dihasilkan briket dari semua komposisi kontribusi kadar air dalam briket.
dan jenis perekat berkisar antara 0,908- 5,00
Kadar Air (%)

4,00
1,141 g/cm3. Kandungan BFD lebih 3,00
banyak dalam briket, memberikan densitas 2,00
briket lebih besar dibandingkan yang lain. 1,00
Hal ini disebabkan ukuran partikel BFD 0,00
(1:1:1) (1:2:1) (1:2:2) (2:1:1) (1:1:2)
yang sangat kecil sehingga dapat
Perbandingan Komposisi Bahan Baku…
memenuhi pori-pori briket pada saat

5
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe
Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X
Gambar 3 Grafik perbandingan komposisi
bahan baku dengan perekat kanji:oli = 1:0 Gambar 4 menunjukkan briket dengan
( ), kanji:oli = 1:1 ( ), dan kanji:oli = 0:1 kandungan BFD yang besar, menghasilkan
( ) terhadap kadar air briket. memiliki kadar abu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan komposisi bahan
Berdasarkan jenis perekat, kadar air baku yang lainnya. Hal ini menandakan
yang dimiliki briket dengan perekat kanji 4 bahwa BFD mengandung lebih banyak
gram lebih tinggi dibandingkan dengan mineral dibandingkan dengan arang
briket yang menggunakan perekat oli limbah biomassa CKP dan TPK. Diketahui
bekas. Penggunaan oli bekas sebagai nilai kadar abu yang dimiliki oleh BFD
perekat menghasilkan briket dengan kadar mencapai 11,55%. Dari jenis perekat yang
air yang sangat minim. Oli bekas tidak digunakan, kadar abu lebih tinggi
mengandung air, lain halnya dengan didapatkan dari briket berperekat oli bekas.
perekat kanji yang dibuat dengan Hasil kadar abu terendah 3,79 % dengan
mencampurkan air sehingga kadar air di komposisi CKP:TPK:BFD = 1:1:2
dalamnya memberikan tambahan kadar air berperekat oli, dan kadar abu tertinggi 7,09%
pada briket. Berdasarkan bahan baku, dengan CKP:TPK:BFD = 2:1:1 berperekat
menurut penelitian sebelumnya oleh kanji:oli = 1:1. Menurut SNI 01-6325-
Qistina, dkk (2016), kadar air yang 2000 kadar abu maksimal 8%.
dihasilkan dari briket dengan arang Berdasarkan kadar abu, briket dengan
tempurung kelapa menggunakan perekat semua komposisi dan jenis perekat dalam
kanji menghasilkan kadar air senilai 4,24%. penelitian ini telah memenuhi standar
Dan nilai kadar air dari briket berbahan tersebut.
baku arang cangkang kopi memiliki kadar
air sebesar 3-7% (Aprita IR, 2016). IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
C. Kadar Abu disimpulkan bahwa perbandingan
Kadar abu adalah kadar dari zat yang komposisi paling optimal terhadap
tersisa setelah proses pembakaran pada pembentukan hybrid briket yaitu
suhu tinggi. Unsur utama abu yaitu CKP:TPK:BFD = 1:1:1 dan
mineral silika yang memiliki pengaruh CKP:TPK:BFD = 1:2:1. Briket dengan
dapat menurunkan nilai kalor briket. komposisi tersebut memberikan nilai
Banyaknya kadar abu disebabkan oleh densitas lebih besar, kadar air dan kadar
kandungan pengotor seperti mineral- abu lebih sedikit. Penggunaan jenis
mineral yang terkandung dalam arang dan perekat pada pembuatan hybrid briket
tertinggal saat dalam proses pembakaran berpengaruh signifikan terhadap
briket (Ristianingsih Y dkk, 2015). karakteristik briket. Briket dengan perekat
8,00 kanji:oli = 0:1 menghasilkan nilai kadar air
lebih sedikit dan densitas lebih basar
Kadar Abu (%)

6,00
4,00 dibandingkan dengan penggunaan perekat
2,00
kanji:oli = 1:0 dan kanji:oli = 1:1.
Sedangkan, briket dengan perekat kanji:oli
0,00
(1:1:1) (1:2:1) (1:2:2) (2:1:1) (1:1:2) = 1:0 memberikan kadar abu lebih sedikit.
Perbandingan Komposisi Bahan Baku
(CKP:TPK:BFD) REFERENSI
Afriani, C D., Yufita, E., dan Nurmalita.
Gambar 3 Grafik perbandingan komposisi 2017. Heat Energy of Candlenut Shell
bahan baku dengan perekat kanji:oli = 1:0 and Tamarind Skin Briquet with
( ), kanji:oli = 1:1 ( ), dan kanji:oli = 0:1 Variation on Particle Size and
( ) terhadap kadar abu briket. Pressure Pressing. Journal of Aceh

6
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe
Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X
Physics Society (JAcPS) Vol 6(1). Hal economic viability assessment in
6-9. Rwanda. Energy 102, hal 137-145.
Ahiduzzaman, Md dan Islam, A. K. M. S. Haykiri-acma, H dan Yaman, S. 2010.
2013. Development of Biomass Stove Production of Smokeless Bio-
for Heating up Die Barrel of Rice Briquettes from Hazelnut Shell.
Husk Briquette Machine. Procedia Proceedings of the World Congress on
Engineering 56. Hal 777-781. Engineering and Computer Science
Akhyar. 2014. Perancangan dan 2010 Vol II, 20-22 Oktober, San
pembuatan tungku peleburan logam Francisco, USA
dengan pemanfaatan oli bekas sebagai Jamilatun, S. 2008. Sifat-sifat
bahan bakar. Seminar Nasional Sains penyalaandan dan pembakaran briket
dan Teknologi 2014. biomassa, briket batubara dan arang
Anukam, A., Mamphweli, S., Reddy, P., kayu. Jurnal Rekayasa Proses. Vol 2
Meyer, E., Okoh, O. 2016. Pre- (2). Hal 37-40.
processing of Sugarcane Bagasse of Jittabut, P. 2015. Physical and Thermal
Gasification in A Downdraft Biomass Properties of Briquette Fuels from
Gasifier System: A Comprehensive Rice Straw and Sugarane Leaves by
Review. Renewable and Sustainable Mixing Molasses. International
Energy Review 66. Hal 775-801 Conference on Alternative Energy in
Asip, F., Anggun, T, dan Fitri, N. 2014. Developing Countries and Emerging
Pembuatan Briket dari Campuran Economics2015. Energy Procedia79,
Limbah Plastik LDPE, Tempurung hal. 2-9.
Kelapa dan Cangkang Sawit. J. Teknik Laboratorium PT. INALUM. Laporan
Kimia. Vol. 20 (2), hal 45-54. Hasil Pengujian Komposisi Baking
Badan Pusat Statistik. 2017. Provinsi Aceh Filter Dust. Tanggal 17 Maret 2017.
Dalam Angka 2017. Banda Aceh. Lubwama Michael, Yiga V A. 2017.
Badab Standarisasi Nasional. 2017. SNI Characteristics of briquettes
01-6235-2000. Indonesia. developed from rice and coffee husk
Budi, E. 2011. Tinjauan Proses for domestic cooking applications in
Pembentukan dan Penggunaan Arang Uganda. Renewable Energy. Kampala,
Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Uganda.
Bakar. Jurnal Penelitian Sains 14 Qistina, I., Sukandar, D., dan Trilaksono.
(4B). Hal 25-29 2016. Kajian Kualitas Briket
Fona, Z. 2017. Optimation of palm empty Biomassa dari Sekam Padi dan
fruit bunch and palm kernel shell Tempurung Kelapa. Jurnal Kimia
biobriquettes characteristics using VALENSI: Jurnal Penelitian dan
response surface methodology. Pengembangan Ilmu Kimia Vol 2(2).
Proceeding Seminar Internasional Hal 136-142.
ICOLIB, 7-8 Agustus, Jember, Jawa Raudah dan Zulkifli. 2017. Optimization
Timur. of Binder Addition and Particle Size
Gómez, R., Gallego, E., Fuentesa, J.M., for Densification of Coffee Husks
Montellano, G.C., dan Ayuga, F., Briquettes Using Response Surface
2014. Values for Particle-Scale Methodology. The 3rd International
Properties of Biomass Briquettes Conference on Chemical Engineering
Made from Agroforestry Residues. Sciences & Applications, 20-21
Particuology 12, hal 100-106. September 2017, Banda Aceh
Hakizimana Jean de D K, Kim Hyung- Sanchez Eduardo A, Pasache Milagros B,
Teak. 2016. Peat briquette as Garcia Marcos E. 2014. Development
alternative to cooking fuel: A techno- of Briquettes from Waste Wood
(Sawdust) for Use in Low-icome

7
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe
Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X
Households in Piura, Thabuota M, Pangketanang T,
Peru.Proceedings of the World Panyacharoen K, Momgkut P,
Congress on Engineering Vol II, Wongwicha P. 2015. Effect of
WCE 2014, 2-4 Juli, London, UK. Applied Pressure and Binder
Sastry, M. K. S., Bridge, J., Brown, A., Proportion on the Fuel Properties of
Williams, R. 2013. Biomass Holey Bio-Briquettes. International
Briquettes: A Suistainable and Conference on Alternative Energy in
Environment Friendly Energy Option Developing Countries and Emerging
for The Caribbean. Fifth Intenational Economics.Energy Procedia 79, Hal
Symposium on Energy, 7-8 Februari, 890-895.
Puerto Rico. Utomo AF, Primastuti, Nungki. 2013.
Shuma, R dan Madyra, D.M. 2017. Pemanfaatan Limbah Furniture
Production of Loose Biomass Enceng Gondok (Eichornia Crassipes)
Briquettes from Agricultural and di Koen Gallery Sebagai Bahan Dasar
Forestry Residues. Pros. International Pembuatan Briket Bioarang. Jurnal
Conference on Sustainable Materials Tekhnologi Kimia dan Industri 2(2).
and Manufactoring (SMPM), 23-25 Hal 220-225.
Januari. Kruger National Park. Wang Qian, Han Kuo, Gao Jie, Li Hui, Lu
Simanjuntak, R.E.V. 2011. Kopi. Artikel Chunmei. 2017. The pyrolysis of
Ilmu Bahan Makanan. Fakultas biomass briquettes: Effect of pyrolysis
Kedokteran Universitas Diponegoro. temperature and phosphorus additives
Soekardi, Y. 2012. Pemanfaatan & on the quality and combustion of bio-
Pengolahan Kelapa Menjadi Bebagai char briquettes. Fuel 199, hal. 488-
Bahan Makanan dan Obat Berbagai 496.
Penyakit. Yrama Widya. Bandung. Widyotomo S. 2013. Potensi dan
Tan Y I, Abdullah A Z, Hameed B H. Teknologi Diversifikasi Limbah Kopi
2017. Fast pyrolysis of durian (Durio Menjadi Produk Bermutu dan Bernilai
zibethinus L) shell in a drop-type Tambah. Review Penelitian Kopi dan
fixed bed reactor: Pyrolysis behavior Kakao 1 (1), Hal 63-80.
and product analyses. Bioresource
Technology 243, Hal 85-92.

Anda mungkin juga menyukai