Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH VARIASI TEKANAN TERHADAP

KARAKTERISTIK BRIKET BERBAHAN DASAR TEMPURUNG


KELAPA MENGGUNAKAN PEREKAT TEPUNG TAPIOKA

TUGAS AKHIR

Marone J Tambunan

119170005

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPUNG SELATAN

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan energi di dunia merupakan salah satu masalah utama yang


dihadapi oleh hamper seluruh negara, karena menjadi factor utama yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi satu negara. Permasalahan energi semakin
menjadi kompleks ketika kebutuhan yang meningkat akan energi dari seluruh
negara di dunia untuk menopang pertumbuhan ekonomi justru membuat
persediaan cadangan energi konvensional menjadi semakin sedikit [3].

Dengan adanya krisis energi menunjukkan bahwa konsumsi energi teah


mencapai tingkatan yang cukup tinggi. Seperti yang kita ketahui, minyak bumi
adalah sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, tetapi dalam kehidupan
sehari-hari bahan bakar minyak (BBM) menjadi pilihan utama sehingga dapat
mengakibatkan menipisnya cadangan minyak bumi. Oleh karena itu perlu
diciptakan sumber energi lain yang dapat digunakan untuk mengganti peran
minyak tanah dan gas [1].

Energi biomassa dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketersediaan minyak


bumi yang semakin menipis. Energi biomassa merupakan sumber energi
alternative terbarukan yang berasal dari limbah tumbuh-tumbuhan atau bahan
organik yang mudah ditemukan dalam ketersediaannya yang melimpah, seperti
limbah kayu, sekam padi,ampas tebu, dan tempurung kelapa. Salah satu
pemanfaatan dari limbah tumbuh-tumbuhan adalah sebagai bahan baku dalam
pembuatan briket arang. Bahan baku tersebut salah satunya yaitu tempurung
kelapa [2].

Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2019), luas perkebunan kelapa di


Indonesia pada tahun 2019 mencapai 3,65 juta hektar, yang terbagi atas 3,61 juta
hektar perkebunan rakyat, 32,316 hektar milik swasta, dan sisanya milik
pemerintah. Dari total perkebunan kelapa tersebut pada tahun 2019 tercacat
menghasilkan 2,865 juta ton kelapa. Keberadaan kelapa yang melimpah di
Indonesia ini dapat dimanfaatkan limbahna (yang berupa tempurung kelapa)
sebagai bahan baku untuk energi baru terbarukan. Sejauh ini tempurung kelapa
digunakan sebagai bahan bakar alternative karena nilai kalornya yang tinggi
sekitar 6500-7600 kka/kg [12].

Tempurung kelapa merupakan salah satu biomassa yang ketersediaannya


melimpah di Indonesia. Masyarakat biasanya mengambil kelapa untuk diambil
santan kelapanya yang kemudian digunakan sebagai bahan memasak. Namun
batok kelapa biasanya tidak dimanfaatkan lagi dan dibuang begitu saja sehingga
menimbulkan penumpukan limbah batok tempurung kelapa. Ada beberapa
masyarakat sudah mulai memanfaatkan limbah batok kelapa untuk dibakar supaya
menghasilkan arang batok kelapa [4].

Hasil kajian lebih lanjut menunjukkan bahwa pemanfaatan arang tempurung


kelapa sebagai sumber energi alternatif biomassa, bersama dengan
pemanfaatannya sebagai karbon aktif, telah mampu mengurangi dampak polusi
dan pemanasan global yang cukup signifikan. Keuntungan dari pemanfaatan
arang tempurung kelapa adalah kemudahan proses pembentukannya menjadi
briket bahan bakar. Untuk itu perlu dilakukan usaha peningkatan pemahaman dan
kesadaran masyarakat pada pembentukan dan penggunaan briket arang
tempurung kelapa sebagai bahan bakar alternatif [9].

Bahan yang digunakan sebagai perekat arang dapat berupa bahan bahan
anorganik maupun organik. Pemilihan bahan perekat harus didasarkan pada daya
adhesi yang baik ketika perekat dicampurkan dengan arang, tidak mengandung
racun, ketersediaannya yang banyak dan harganya yang murah [12]. Tepung
tapioka merupakan pati yang diekstrat dari singkong. Perekat adalah suatu zat
atau bahan yang memiliki kemampuan untuk mengikat dua benda melalui ikatan
permukaan. Penggunaan bahan perekat dimaksud untuk menarik air dan
membentuk tekstur padat atau mengikat dua bahan yang akan direkatkan. Dengan
adanya bahan perekat maka susunan partikel akan semakin baik,teratur dan lebih
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan dan arang briket
akan semakin baik. Dalam penggunaan bahan perekat harus diperhatikan factor
ekonomis maupun non ekonomisnya [13].

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi tekanan terhadap


karakteristik briket berbahan dasar tempurung kelapa menggunakan perekat
tepung tapioka atau tepung kanji dan komposisinya terhadap analisis kadar air,
kadar abu, kadar karbon, nilai kalor dan kadar zat terbang.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui pengaruh variasi tekanan pembuatan briket terhadap pengujian


karakteristik briket dengan bahan dasar tempurung kelapa untuk menentukan
kadar air, kadar abu, kadar karbon, nilai kalor, dan kadar zat terbang.
b. Membandingkan kualitas briket yang telah diteliti dengan kualitas briket
standar SNI.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lama pembakaran selama 3 jam.


b. Tepung tapioka atau tepung kanji adalah bahan yang digunakan sebagai bahan
perekat pembuatan briket.
c. Variasi tekanan yang digunakan pada pengujian ini adalah 100 kg/cm 2, 200
kg/cm 2, 300 kg/cm 2.
d. Dalam penelitian ini fokus pengujian terbatas pada kandungan yang diuji
dalam pembuatan briket yaitu kadar air menggunakan (mouisture
analyzer/oven), kadar abu (furnish), kadar karbon (furnish), nilai kalor
(kalorimeter bom), dan kadar zat terbang (volatile matters).
1.4 Metodologi Penelitian

Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai beriku:

a. Studi Literatur

Studi literature merupakan proses pembelajaran materi yang berkaitan dengan


penelitian ini. Studi literature yang digunakan bersumber dari jurnal, internet.

b. Persiapan alat dan bahan yang digunakan

Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian pembuatan


briket.

c. Pengambilan dan Mengolah Data

Memperoleh hasil pengujian yang digunakan sebagai bahan untuk


perhitungan dalam mengolah data.

d. Analisis Hasil dan Kesimpulan

Pengolahan data yang diperoleh akan dianalisis untuk mencari nilai


karakteristik briket dan melakukan kesimpulan dari hasil yang diperoleh.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian terkait briket ini akan ditulis dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi, serta sistematika penulisan yang
akan dilakukan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai literatur yang telah diperoleh dari berbagai
sumber. Literatur tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam proses penelitian
baik tentang teori-teori, rumus-rumus dan lainnya.
BAB III METODOLOGI
Pada bab ini akan menjelaskan terkait tahapan-tahapan pengujian yang akan
dilakukan, tahapan-tahapan pengambilan data dan pengolahan data, serta analisis
data dan kesimpulan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menjelaskan terkait hasil dari pengelolahan data serta
pembahasan dari hasil-hasil analisis maupun perhitungan-perhitungan yang
dilakukan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan menjelaskan terkait kesimpulan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan serta penjelasan terkait saran untuk penelitian selanjutnya agar hasil
penelitian bisa lebih baik.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Briket Arang

Briket arang adalah bahan bahan karbon dalam bentuk briket yang diproduksi
dari limbah bahan organik yang mengandung sejumlah energi setelah melalui
tahapan pengujian dan pencampuran. Limbah diolah sedemikian rupa sehingga
dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk keperluan rumah
tangga maupun industri yang bersifat pada yang telah diperbaharui melalui
beberapa tahapan. (Budi Setiawan). Terdapat beberapa kelebihan briket
dibandingkan bahan bakar lain yaitu:

1. Lebih hemat dan irit.


2. Panas lebih tinggi.
3. Nyala bara cukup lama dan tidak berjelaga/hitam sehingga peralatan
masak tetap bersih.
4. Aman (tidak beracun dan tidak meledak).
5. Abu briket dapat dimanfaatkan sebagai pupuk [13].

Briket memiliki karakteristik secara umum yaitu tidak lembab,berwarna


hitam, tidak berjamur, mempunyai berbagai macam bentuk yaitu; bulat, sarang
tawon, pipa kecil dan cekung [5]. Briket yang memiliki kualitas yang baik adalah
briket yang memiliki kadar air, kadar abu, kadar zat terbang yang rendah, tetapi
memiliki kerapatan, nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi.
Apabila briket dipergunakan di kalangan rumah tangga, maka hal yang penting
diperhatikan adalah zat terbang dan kadar abu yang rendah. Hal ini dikarenakan
untuk mencegah polusi udara yang ditimbulkan dari asap pembakaran yang
dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika pembakaran selesai
[6].

Gambar 2.1 Briket Tempurung Kelapa

Kualitas briket menurut SNI 01-6235-2000 menjelaskan bahwa briket yang


dikatakan baik apabila memenuhi syarat sebagai berikut : Kadar Air maksimal 8
persen, Bagian yang hilang pada pemanasan 950 derajat celcius, Kadar Abu
maksimal 8 persen, Nilai Kalor minimal kal/g [5].

2.2 Tempurung Kelapa

Tempurung kelapa adalah bagian dari buah kelapa yang memiliki fungsi
secara biologis ialah sebagai pelindung inti buah, dimana terletak di bagian
dalam sabut, dengan ketebalan antara 3-5 mm. tempurung kelapa ini
dikelompokkan sebagai jenis kayu keras tetapi memiliki kandungan lignin yang
lebih tinggi dan kandungan selulosa yang lebih rendah [5].

Gambar 2.2 Tempurung Kelapa


Salah satu bahan baku untuk sumber energi baru terbarukan dari biomassa
yang cukup melimpah di Indonesia adalah limbah tempurung kelapa. Penyebaran
tanaman kelapa yang hampir merata di seluruh kepulauan Indonesia serta
banyaknya industri kecil dan rumah tangga yang menggunakan bahan dasar
kelapa mengakibatkan limbah tempurung cukup melimpah di Indonesia.
Pemanfaatan limbah tempurung kelapa sebagai bahan pembuatan briket arang
merupakan salah satu solusi mengatasi permasalahan limbah tersebut. [11].
Berbagai jenis perekat dalam pembuatan briket yang dapat dipergunakan seperti:
tepung tapioka, tepung ketan, tanah liat, bentonite,tar,dan lain- lain. Tempurung
kelapa memiliki potensi untuk menjadi briket arang dengan keunggulan dari segi
nilai kalor dan kadar air. Namun pemilihan jenis perekat yang tepat akan
mempengaruhi kualitas produk briket yang dihasilkan, terutama nilai kalornya
[8].

Penggunaan arang tempurung kelapa sebagai bahan bakar sudah lama dikenal
dan mampu berkontribusi pada keberlanjutan pasokan energi bagi masyarakat.
Pemanfaatan arang tempurung kelapa dalam briket arang tempurung saat ini
digunakan oleh masyarakat untuk keperluan rumah tangga, usaha maupun
industry. Pemanfaatan briket arang tempurung kelapa telah mendorong kajian
teknologi energi pengganti yang terbarukan.

Hasil kajian lebih lanjut menunjukkan bahwa pemanfaatan arang tempurung


kelapa sebagai sumber energi alternative biomassa. Salah satu pemanfaatan
limbah biomassa adalah bahan baku dari briket arang. Briket arang dapat dibuat
dari bahan- bahan yang mengandung lignin dan selulosa seperti biomassa yang
terdapat dalam kehidupam manusia yang berupa tempurung kelapa. Pembuatan
briket arang dari limbah biomasssa dari tempurung kelapa dapat dijadikan
alternative penanggulangan sampah selain untuk menghasilkan sumber alternative
energi baru [13].

2.3 Perekat
Perekat ialah sebuah bahan yang mempunyai kemampuan untuk
menggabungkan dua benda melalui ikatan permukaan. Perekat memiliki beberapa
nama lain meliputi lem, lendir, tempel, dan semen. Sifat serbuk arang cenderung
saling terpisah. Maka dengan bantuan lem atau perekat, partikel arang bisa
disatukan dan dicetak sesuai dengan yang keinginan [[5]. Bahan yang digunakan
sebagai perekat arang dapat berupa bahan bahan anorganik maupun organik
pemilihan bahan perekat harus didasarkan pada daya adhesi yang baik ketika
perekat dicampurkan dengan arang, tidak mengandung racun, ketersediaannya
yang banyak, dan harganya yang murah [12].
Dalam pembuatan biobriket diperlukan perekat ataupun pengikat yang
berfungsi untuk merekatkan partikel partikel zat dalam bahan baku (bioarang)
pada proses pembuatan briket. Tepung tapioka termasuk salah satu jenis bahan
perekat yang efektif. Dipilihnya perekat tepung tapioka ini dikarenakan harganya
murah serta mudah didapat [4].
Perekat tapioka mempunyai sifat yang menguntungkan dalam pengolahan
briket arang, kemurnian larutannya tinggi, kekuatan gel yang baik dan daya rekat
yang tinggi sehingga banyak digunakan sebagai bahan perekat. Komposisi kimia
pati tapioka per 100 gram meliputi kadar air 9,10%, karbohidrat 88,2%, protein
1,1%, lemak 0,5%, fosfor 125 mg, kalsium 84 mg,besi 1 mg [10].
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Pelaksanaan


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Sistem Energi, Laboratorium
Lingkungan, Laboratorium Farmasi, Laboratorium Biosistem, Laboratorium Material
kurang lebih selama tujuh bulan dimulai pada Januari 2023 hingga bulan Mei 2023.
Kegiatan yang akan dilakukan selama tugas akhir dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai
berikut:

Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian


Bulan
NO Kegiatan De
Nov Jan Feb Mar Apr Mei
s
1 Studi literatur
2 Penentuan Topik
3 Mencari alat dan bahan
4 Pembuatan Briket
Pengujian briket dan
5
pengambilan data
6 Pengolahan data
7 Penyusunan laporan

3.2 Alat Pengujian


Briket yang sudah dibuat akan diuji kadar air, kadar abu, kadar kalor, kadar
zat terbang dan nilai kalor setiap specimen. Pada saat melakukan pengujian tentu
k harus mengetahui alat yang digunakan. Adapun alat alat yang digunakan pada
pengujian briket ini yaitu Mouisture analyzer untuk pengujian kadar air dalam
briket, furnish untuk pengujian kadar abu dan kadar karbon, volatile matters
untuk pengujian kadar zat terbang dan calorimeter bom digunakan untuk menguji
nilai kalor briket. Sebelum dilakukan pembuatan briket, terlebih dahulu harus
memastikan alat – alat yang akan digunakan dalam pengujian briket apakah masih
bisa dioperasikan atau digunakan pada saat pengujian dilakukan.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.3.1 Alat Penelitian


Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Mouisture analyzer untuk pengujian kadar air.
2. Furnish untuk pengujian kadar abu dan kadar karbon.
3. Volatile matters untuk pengujian kadar zat terbang.
4. Kalorimeter bom digunakan untuk menguji nilai kalor.
5. Gas dan kompor untuk memanasakan/ mencampurkan perekat.
6. Pencetak briket.untuk membuat briket sebelum dikeringkan.
7. Timbangan untuk mengetahui berat briket yang sudah menjadi
serbuk untuk pengujian menggunakan kalorimeter bom.
8. Baskom untuk wadah tempurung kelapa yang sudah berbentuk
serbuk.
9. Tumbuk manual (Lesung batu) untuk menghaluskan tempurung
kelapa yang sudah selesai dibakar.
10. Pengaduk/ centong kayu digunakan untuk mengaduk campuran
tepung tapioka dan air waktu dipanaskan.

3.3.2 Bahan Penelitian


Adapun bahan baku yang digunakam dalam pembuatan briket adalah
tempurung kelapa, perekat tepung tapioka dan air.
3.4 Tahapan Penelitian

Penelitian ini memiliki 4 tahapan yaitu:

3.4.1 Persiapan bahan baku pembuatan briket


Langkah awal yang dilakukan dalam proses pembuatan briket arang
ini yaitu memasukkan tempurung kelapa yang sudah kering ke dalam
wadah pembakaran dan menyalakan api, lalu ditutup. Selanjutnya
pembakaran dilakukan sampai asap keluar menipis. Setelah
pembakaran selesai kemudian arang di tumbuk dan diayak dengan
ayakan berukuran 40 mesh.

3.4.2 Pembuatan Larutan Perekat


Menyiapkan tepung tapioka sebanyak 1 kg, lalu dicampurkan dengan
air sebanyak 10 liter. Kemudian tepung tapioka dipanaskan di atas
kompor sambil diaduk hingga perekat mengental.

3.4.3 Pencampuran Perekat dan Bahan Baku


Langkah selanjutnya proses pembuatan briket tempurung kelap
adalah bahan perekat dan arang dicampurkan secara merata.
Kemudian, dicetak dengan menggunakan cetakan yang sudah siapkan,
lalu ditekan dengan tekanan 100 kg¿ cm2,200 kg¿ cm 2, 300 kg¿ cm 2.
Kemudian briket tempurung kelapa dikeringkan menggunakan oven
75℃ selama 3 jam.

3.4.4 Pengujian
Pada saat briket arang sudah dikeringkan selanjutnya ke tahap
pengujian untuk mengetahui kadar air menggunakan Mouisture
analyzer, kadar abu dan kadar karbon menggunakan Furnish, nilai
kalor menggunakan kalorimeter bom dan pengujian untuk mengetahui
kadar zat terbang menggunakan Volatile matters.
3.5 Diagram Alir

MULAI A

Studi Literatur Melakukan Pencetakan


kemudian dipress

Penentuan Topik Pengeringan

Mencari alat dan Melakukan Pengujian Kadar Air,


bahan Kadar Abu, Kadar Karbon, Kadar
Zat Terbang, Nilai Kalor

Pengeringan
Tempurung Kelapa Pengambilan Data Tidak

Persiapan Pembakaran
Tempurung Kelapa
Data
Pengujian

Menghaluskan Tempurung
kelapa

Analisis Perhitungan

Pengayakan
Pembahasan

Mencampurkan Tepung tapioka


dan air hingga mengental sebagai Kesimpulan
Bahan Perekat

Selesai
Mencampur serbuk Tempurung
Kelapa dengan Perekat

Anda mungkin juga menyukai