Diusulkan oleh:
2023
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan permasalahan utama dunia saat ini. Tiap tahunnya kebutuhan akan
energi semakin meningkat seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas manusia yang
menggunakan bahan bakar terutama bahan bakar minyak yang diperoleh dari fosil tanaman
maupun hewan . Menipisnya cadangan bahan bakar fosil akan berdampak pada
perekonomian. Bahan bakar fosil sudah menjadi bahan bakar yang biasa dipergunakan buat
memenuhi kebutuhan tenaga dewasa ini, sedangkan para penggunanya terkadang tidak
memikirkan bahwa sumber tenaga tersebut tidak dapat diperbaharui .
Saat ini energi yang digunakan sebagian masyarakat Indonesia berasal dari bahan bakar
minyak, batubara, dan gas. Penggunaan energi yang semakin meningkat akan mempercepat
habisnya cadangan minyak, batubara, dan gas. Sehingga akan berpengaruh pada kenaikan
harga bahan bakar minyak, batubara, dan gas yang tidak dapat diprediksi. Hal ini mendorong
manusia untuk mencari sumber energi alternatif, salah satunya adalah biomassa. Biomassa
sendiri merujuk pada bahan hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Salah satu biomassa adalah briket arang. Briket arang merupakan arang dimampatkan yang
mempunyai bentuk tertentu, kerapatan tinggi dan diperoleh dengan cara pengempaan arang
halus dengan atau tanpa bahan perekat. Briket juga mempunyai beberapa keuntungan antara
lain kering sehingga nilai panasnya seragam dan tinggi, kerapatan tinggi sehingga ruang
penyimpanannya minimum, dan dapat dibakar dalam sistem yang dirancang untuk batubara.
Kondisi ini membuat produsen briket arang berlomba untuk memproduksi briket arang yang
mempunyai kualitas baik.
Briket arang adalah arang yang diolah lebih lanjut menjadi bentuk briket yang
mempunyai penampilan dan kemasan yang lebih menarik dan dapat digunakan untuk
keperluan energi alternatif sehari-hari. Briket arang mempunyai banyak kelebihan yaitu
briket arang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi bila dikemas dengan menarik dan bila
dibandingkan dengan arang kayu, briket mempunyai panas yang lebih tinggi, tidak berbau,
memiliki aroma alami dan segar, serta bersih dan tahan lama. Adapun kelebihan lain dari
briket adalah briket lebih tahan lama waktu simpannya bila disbanding dengan arang biasa.
Briket arang dapat dibuat dari berbagai macam bahan, misalnya sekam padi, kayu, bonggol
jagung, serbuk gergaji, dan tempurung kelapa. Begitu juga dengan perekat yang digunakan
di dalamnya contohnya tepung kanji, tapioka, mollase, daun tanaman muda dan sebagainya.
(Pari dkk., 2002).
Tempurung kelapa adalah salah satu sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui dan
belum termanfaatkan secara optimal. Bahan sisa hasil pertanian seperti tempurung kelapa
bisa digunakan sebagai sumber alternatif bahan bakar berupa briket karena memiliki nilai
kalor sebesar 5.780 kal/g (Jamilatun., 2008).
Tanaman jagung hampir tersebar di seluruh wilayah Indonesia, karena jagung dapat
tumbuh di seluruh wilayah Indonesia baik dataran tinggi maupun rendah. Data ini
menunjukkan bahwa hasil tanaman jagung sangat melimpah, maka limbah tongkol yang
dihasilkan tentu lebih besar jumlahnya. Pemanfaatan sisa atau limbah pasca panen jagung ini
hanya sedikit sekali yang dimanfaatkan menjadi produk seperti pupuk, bahan bakar memasak
penduduk di sekitar pertanian, dan bahkan hanya dibuang atau dibakar. Tentunya hal ini akan
menjadi masalah baru bagi lingkungan, terutama karena pembakaran itu akan menimbulkan
polusi udara yang hebat dan juga membahayakan lingkungan. Untuk menjadikan tongkol
jagung lebih bermanfaat dan bernilai ekonomi, maka diperlukan suatu teknologi untuk
mengubah limbah ini menjadi briket arang sebagai bahan bakar alternatife yang dapat
mengantikan bahan bakar minyak dan gas, maupun dijadikan bahan baku pemuatan arang
aktif.
Untuk mengoptimalkan penggunaan limbah tongkol jagung menjadi bahan bakar
alternatif sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah maupun gas, maka perlu adanya
optimalisasi dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari bahan bakar alternatif tersebut.
Untuk itu melalui penelitian ini akan dilakukan bagaimana limbah tongkol jagung dapat
dimanfaatkan menjadi briket arang sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak
dan gas.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diselesaikan melalui penelitian ini pada dasarnya tidak lepas dari
ruang lingkup permasalahan di atas, yaitu:
1. Bagaimana proses pengolahan limbah tempurung kelapa dan tongkol jagung menjadi briket arang
sebagai pengganti sumber energi kalor alternatif dari awal pembuatan sampai akhir
2. Apakah briket arang dari limbah tongkol jagung dapat menjadi salah satu sumber energi kalor
alternatif pengganti sumber energy kalor berbahan bakar minyak bumi dan gas.
Alat yang digunakan berupa drum penggarangan ,Karung dan balok kayu
untuk menghaluskan arang tempurung kelapa dan tongkol jagung,,baskom untuk
mencampur bahan,cetakan besi untuk mencetak briket, nampan untuk menjemur
biket,Automatic bomb calorimeter untuk mengukur bahan pembakaran/ daya kalori
dari suatu material (briket arang).
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung, limbah arang bubuk,
tepung kanji sebagai perekat, minyak goreng bekas, air
Nilai kalor bahan bakar adalah jumlah energi panas maksimum yang
dibebaskan oleh suatu bahan bakar melalui reaksi pembakaran sempurna
persatuan massa atau volume bahan bakar tesebut. Analisa nilai kalor suatu
bahan bakar dimaksudkan untuk memperoleh data tentang energi kalor yang
dapat dibebaskan oleh suatu bahan bakar dengan terjadinya reaksi atau
proses pembakaran (Tjokrowisastro dan Widodo, 1990).
Nilai kalor bahan bakar terdiri dari Nilai Kalor Atas (Highest Heating
Value) dan Nilai Kalor Bawah (Lowest Heating Value). Nilai Kalor Atas
(NKA) adalah kalor yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna satu satuan
berat bahan bakar padat atau cair, atau satu satuan volume bahan bakar gas,
pada tekanan tetap, apabila semula air yang mula-mula berwujud cair
setelah pembakaran mengembun kemudian menjadi cair kembali. Nilai
Kalor Bawah (NKB) adalah kalor yang besarnya sama dengan nilai kalor
atas dikurangi kalor yang diperlukan air yang terkandung dalam bahan bakar
dan air yang terbentuk dari pembakara bahan bakar. (Farel, 2006).
Automatic bomb calorimeter adalah sebuah alat yang digunakan
untuk mengukur bahan pembakaran atau daya kalori dari suatu material.
Proses pembakaran diaktifkan di dalam suatu atmosfer oksigen di dalam
suatu kontainer volume tetap. Semua bahan terbenam di dalam suatu
rendaman air sebelah luar dan keseluruhan alat dalam bejana calorimeter
tersebut. Bejana calorimeter juga terbenam di dalam air bagian luar.
Temperatur air di dalam bejana calorimeter dan rendaman dibagian luar
keduanya dimonitor.
Automatic bomb calorimeter dapat digunakan untuk mengukur
beberapa aplikasi dan telah dirancang sehingga sesuai dengan ISO, DIN dan
standard internasional lainnya. Automatic bomb calorimeter adalah alat
yang digunakan untuk menentukan nilai energi kotor. Sedangkan nilai
energi bersihnya adalah pengurangan nilai energi kotor dengan perkalian
anatara H2O hasil pembakaran yang tertampung dalam bomb dan panas
laten penguapan H2O. Satuan yang digunakan pada automatic bomb
calorimeter adalah kalori/gram, karena kalori merupakan unit untuk
mengukur energi kimia (INFIC, 1997). Dalam analisa nilai kalor dengan
oxygen automatic bomb calorimeter untuk briket bioarang yang masih
mengandung air yaitu Gross Energy (GE) atau nilai kalor bruto
menggunakan persamaan :
- Rumus untuk nilai kalor
Dimana :
BAB Ⅳ
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Berrdasarkan hasil dari beberapa pengujian diatas didapatkan hasil
yang hamper sama dimana briket arang yang menggunakan limbah
tempurung kelapa memiliki daya tahan kalor/ sumber energy kalor yang lebih
baik dibandingkan dengan briket arang yang menggunakan limbah tongkol
jagung ,Namun keduanya tetap dapat digunakan sebagai pengganti sumber
energi kalor alternatif pengganti sumber energi kalor berbahan bakar fosil
untuk digunakan dalam kehidupan sehari hari.
Pernyataan hasil penelitian di atas berdasarkan hasil penelitian dengan
menggunakan alat Automatic Bomb Calorimetri,, Automatic bomb
calorimeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur bahan
pembakaran atau daya kalori dari suatu material. Proses pembakaran
diaktifkan di dalam suatu atmosfer oksigen di dalam suatu kontainer volume
tetap. Semua bahan terbenam di dalam suatu rendaman air sebelah luar dan
keseluruhan alat dalam bejana calorimeter tersebut. Bejana calorimeter juga
terbenam di dalam air bagian luar. Temperatur air di dalam bejana
calorimeter dan rendaman dibagian luar keduanya dimonitor.
Dimana :
5.2 Saran
1. masih terdapat banyak kekurangan dari laporan ini, dan untuk penelitian
sejenis laporan ini dapat digunakan sebagai acuan agar lebih dapat
dikembangkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Isa Ishak. 2012. Briket arang dana rang aktif dari limbah tongkol jagung.Gorontalo.
Universitas Negeri Gorontalo
Jamilatun S. 2008. Sifat-sifat penyalaan dan pembakaran briket biomassa, briket
batubara dan arang kayu. Jurnal Rekayasa Proses.2(2): 39-40.
Pari, G. 2002. Industri Pengolahan Kayu Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah
(Makalah Filsafat Sains). Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Ummi Kalsum, (2016). "Pembuatan Briket Arang Dari campuran limbah Tongkol
Jagung, Kulit Durian Dan Serbuk Gergaji Menggunakan Perekat Tapioka,"
J. Tek. Kim., vol. 1, no. 1, pp. 42-50.
Qistina Idzni. 2016. Kajian Kualitas Briket Biomassa dari Sekam Padi dan
Tempurung Kelapa. Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.