Anda di halaman 1dari 11

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
ENERGI DAN KELISTRIKAN
(Pengukuran Efisiensi Tungku dan Nilai Kalor Bahan Bakar)

Oleh :
Nama : Silviyah Maharani
NPM : 240110210017
Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 18 November 2022
Waktu/Shift : 09.30 – 11.30 WIB/A1
Asisten Praktikum : 1. Putri D. Arisna
2. Rainier Adrian
3. Rivankie Putra Budiman
4. Rolieta Swietenia

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (2009) menyatakan bahwa
kondisi umum penggunaan energi saat ini masih bergantung pada minyak bumi,
dan permintaannya terus meningkat dengan pertumbuhan sekitar 7% per tahun.
Peningkatan konsumsi energi tersebut tidak mudah untuk ditekan, apalagi untuk
jenis bahan bakar yang mendapat subsidi pemerintah. Rencana pemerintah untuk
diversifikasi energi berupa pengembangan energi alternatif seperti batubara masih
belum terwujud. Padahal cadangan batubara sangat besar yaitu sekitar 5,4 milliar
ton, untuk itu prospek penggunaan batubara di masa mendatang sangat potensial.
Selain batubara ada pula biomassa yang dapat digunakan sebagai energi alternatif.
Konsumsi biomassa sebagai bahan bakar cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Bahan bakar alternatif yang cukup banyak digunakan oleh masyarakat adalah
bahan bakar dari pengolahan biomassa seperti kayu bakar dan briket. Untuk
mewujudkan penggunaan briket di masyarakat perlu dikembangkan tungku briket.
Umumnya penggunaan tungku di masyarakat menggunakan bahan bakar kayu,
karena mudah didapatkan. Namun karena teknologi tungku yang masih sederhana
mengakibatkan pencemaran udara karena asap dan gas-gas lainnya masih tinggi.
Selain itu efisiensi nya masih rendah yang berdampak pada tingkat konsumsi bahan
bakar yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dalam teknologi tungku
dan briket agar dapat menghasilkan efisiensi yang tinggi dan mudah dalam
pematian bara api.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum kali ini adalah:
1. Mengetahui salah satu metode pengukuran efisiensi tungku dan nilai kalor
bahan bakar
2. Mengidentifikasi dan menganalisis nilai kalor pada bahan bakar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tungku
Tungku biomassa merupakan media yang biasa digunakan untuk
melangsungkan reaksi pembakaran, kemudian panas yang dihasilkan dimanfaatkan
untuk keperluan memasak. Desain tungku yang digunakan oleh masyarakat masih
sederhana dengan efisiensi pembakaran yang rendah. Ada ketentuan yang harus ada
pada tungku yaitu memiliki ruang bakar untuk briket. Adanya aliran udara
(oksigen) dari lubang bawah menuju lubang atas dengan melewati ruang bakar
briket yang terdiri dari aliran udara primer dan sekunder, kemudian ada ruang untuk
menampung abu briket yang terletak di bawah ruang bakar briket. Penggunaan
tungku dengan bahan bakar biomassa tidak dapet secara efektif digunakan untuk
tungku briket batubara. Secara prinsip perbedaan tungku biomassa dan tungku
briket batubara adalah sebagai berikut:
a) Pada pembakaran biomassa, bahan bakar dapat menghasilkan lidah api.
Lidah api akan bersentuhan dengan objek yang dipanaskan, sedangkan
pembakaran briket batubara menghasilkan bara api yang panasnya
dihantarkan ke objek melalui radiasi dan konveksi. panas yang sampai ke
objek secara radiasi lebih dominan daripada panas secara konveksi. Oleh
karena itu, agar efisiensi tungku tinggi, maka panas radiasi tersebut harus
dapat difokuskan kepada objek dan jarak permukaan bara briket batubara
harus sedekat mungkin
b) Gas buang hasil pembakaran briket batubara lebih berbahaya dari gas buang
briket biomassa, karena gas buang briket batubara menghasilkan gas SOx
dan NOx dan zat lainnya yang berbahaya untuk kesehatan manusia. Oleh
karena itupada tungku briket batubara mutlak diperlukan cerobong asap.
Untuk meningkatkan efisiensi pembakaran, ruang pembakaran pada tungku
harus dibuat dengan memperhatikan pola aliran yang terbentuk ketika fluida (udara,
gas pembakaran dan hasil pembakaran) melalui unggun kayu bakar. Selain itu
bentuk geometri ruang bakar, lubang pemasukan aliran udara juga sangat
mempengaruhi pola aliran yang dihasilkan. Konsep desain tungku yang efisiensi
adalah menciptakan proses pembakaran yang sempurna. Pembakaran sempurna
bahan bakar dapat dicapai jika suhu ruangan, bahan bakar dan rasio udara bahan
bakar pada kondisi yang diinginkan. Udara masuk melalui lubang dengan satu
lubang memiliki efesiensi yang telah tinggi (Maulana, 2008)

2.2 Biomassa
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik,
baik berupa produk atau pun buangan. Selain itu biomassa didefinisikan sebagai
material tanaman, tumbuh-tumbuhan atau sisa hasil pertanian yang digunakan
sebagai bahan bakar dan sumber bahan bakar. Secara umum sumber-sumber
biomassa antara lain tongkol jagung, jerami material kayu. Komponen utama
tanaman adalah biomassa adalah karbohidtrat (berat kering kira-kira sampai 75%)
lignin (sampai dengan 25%) dimana dalam beberapa tanaman komposisinya bisa
berbeda-beda. Keuntungan penggunaan biomassa untuk sumber bahan adalah
berkelanjutan, diperkirakan 140 jt ton metric biomassa digunakan pertahunnya.
Biomassa merupakan produk fotosintesis, yakni butir-butir hijau daunyang bekerja
sebagai sel surya, menyerap energi matahari yang mengkonvensidioksida karbon
dengan air menjadi suatu senyawa karbon, hydrogen dan oksigen. Senyawa ini
dapat dipandang sebagai suatu penyerapan energi yang dapatdikonversi menjadi
suatu produk lain. Hasil konversi dari senyawa itu dapatberbentuk arang atau
karbon, alkohol kayu, dan lain sebagainya. Energi yang tersimpan itu dapat
dimanfaatkan dengan langsung membakar kayu itu, panas yang dihasilkan
digunakan untuk memasak atau keperluan lain.

2.3 Briket
Briket (briquette) diartikan sebagai bahan bakar yang berwujud padat
dandibuat dari berbagai bahan dasar. Briket dapat digolongkan menjadi dua,
yaknibiobriket dan briket batu bara. Briket merupakan bahan bakar yang potensial
dandapat diandalkan untuk rumah tangga. Biobriket didefinisikan sebagai bahan
bakar yang berwujud padat danberasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah
mengalami proses pemampatandengan daya tekan tertentu. Pemanfaatan biobriket
sebagai energi alternative merupakan langkah yang tepat. Biobriket dapat
menggantikan penggunaan kayubakar yang mulai meningkat konsumsinya dan
berpotensi merusak ekologi hutan. Selain itu, harga biobriket relative murah dan
terjangkau oleh masyarakat terutama yang berdomisili di daerah terpencil, dan
pengusahaan biobriket dapat menyerap tenaga kerja, baik pabrik briketnya,
distributor, industri tungku danmesin briket. Pembuatan biobriket tergolong mudah,
karena teknologinya sangatsederhana. Proses pembuatannya meliputi empat tahap,
yaitu pengeringan, penggerusan, pencampuran, dan pembentuk campuran briket.
(Hambali dkk,2007).
Briket Batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari batubara dengan
sedikit bahan campuran seperti tanah liat dan tapioka. Briket Batubara mampu
menggantikan beberapa kegunaan dari minyak tanah seperti untuk pengolahan
makanan (memasak), pengeringan, pembakaran dan pemanasan (penghangat).
Bahan baku utama Briket Batubara adalah batubara yang sumbernya berlimpah di
Indonesia dan mempunyai cadangan ketersediaan untuk selama lebih kurang 150
tahun. Sebagian kelompok masyarakat ada yang beranggapan, briket batu bara
semata-mata merupakan bongkahan hitam yang apabila dibakar akan menimbulkan
asap kotor hitam, mengotori lingkungan dan mengeluarkan zat beracun maka
pandangan tersebut sangatlah keliru.

2.4 Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi yang berpindah dari zat yang bersuhu
tinggi ke zat yang bersuhu rendah. Satu kalori menyatakan banyaknya kalor yang
diperlukan untuk memanaskan 1 kg air sehingga suhu nya naik sebesar 1°C. Kalor
jenis didefinisikan sebagai jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan atau
menurunkan suhu 1 kg massa zat sebesar 1°C atau 1K (Nurhayati, 2009:210).
𝑄 = 𝑚 × 𝑐 × ∆𝑇 (1)
Keterangan : Q = kalor yang diperlukan atau dibuang (J atau kal)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J/kg°C)
ΔT = perubahan suhu benda (°C)
Kapasitas kalor merupakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikan suhu benda sebesar 1°C atau 1K.
𝐶 = 𝑄 ∆𝑇 (2)
atau
𝐶 = 𝑚𝑐 (3)
Keterangan: C = kapasitas kalor suatu zat (J/°C)
c = kalor jenis suatu zat (J/kg°C)
Nilai kalor dari bahan bakar adalah energi yang dapat dibebaskan selama
proses pembakaran yang kompleks dari sejumlah bahan bakar. Nilai kalor bahan
bakar menentukan jumlah konsumsi bahan bakar tiap satuan waktu. Semakin tinggi
nilai kalo bahan bakar maka menunjukan semakin sedikit pemakaian bahan bakar.
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Peralatan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Panci;
2. Pematik api;
3. Penggaris;
4. RH Meter;
5. Stopwatch;
6. Termometer batang;
7. Termometer termokopel;
8. Timbangan;
9. Tungku;
3.1.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan untuk praktikum kali ini adalah:
1. Air;
2. Briket arang 1 kg;
3. Dexlite; dan
4. Kayu

3.2 Prosedur Percobaan


Prosedur yang harus dilakukan untuk praktikum kali ini adalah:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ukur dimensi tungku dan panci
3. Ukur suhu lingkungan (T∞ )
4. Ukur suhu awal di tiap titik pengukuran dan suhu awal air. (diperoleh T L1,
T L2, T L3, T L4, T L5 awal dan T0 air)
5. Letakkan panci berisi air ke atas tunggu.
6. Nyalakan bahan bakar hingga api stabil. Hitung waktu yang dibutuhkan dari
nyala awal (t0) hingga suhu permukaan air mencapai 1000C (t2).
7. Ukur suhu di masing-masing dimensi tunggku (T’L1, T’L2, T’L3, T’L4, dan
T’L5 )
8. Angkat panci berisi air, kemudian Hitung waktu yang dibutuhkan dari
pengangkatan panci sampai briket dalam kondisi suhu lingkungan.
9. Catat setiap data hasil yang diinginkan dalam praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, R. (2008). Optimasi Efisiensi Tungku Sekam Dengan Variasi Lubang


Pada Badan Kompor.
Mulyanto, A., Mirmanto, & Athar, M. (2016, Juni). Pengaruh Ketinggian Lubang
Udara Pada Tungku Pembakaran Biomassa Terhadap Unjuk Kerjanya. 6.
Soolany, C. (2018). Perhitungan Proses Pindah Panas Tungku Biomassa.
Tamrin. (2010, November). Pengembangan Tungku Briket Batubara Skala Rumah
Tangga. 30.
Yunianto, B., & Sinaga, N. (2011, November). Peningkatan Efesiensi Pembakaran
Tungku Tradisional Dengan Modifikasi Disain.
LAMPIRAN

Gambar 1. Proses pematik briket batubara Gambar 2. Proses penimbangan berat air
setelah di panaskan

Gambar 3. Proses penimbangan briket Gambar 4. Proses penimbangan air


batubara rendaman dexlite sebelum dipanaskan

Gambar 5. Proses penimbangan briket


batubara rendaman dexlite

Anda mungkin juga menyukai