Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

ANALISIS LAJU INFILTRASI MENGGUNAKAN PERSAMAAN PHILIP


DAN HORTON

Disusun Oleh:

KELOMPOK :4
Anggota Kelompok :1.Setia Shofi Pertiwi (240110110039)
2.Seruni Rara Jingga (240110110040)
3.Revana Permatasari (240110110046)
4.Reza Abel (240110110052)
5.Ricky Hasiholan (240110110057)
Hari, Tanggal Praktikum: Rabu, 28 November 2012
Jam : 15.00 WIB - 16.40 WIB
Asisten Praktikum : 1.Febri Primadani
2.Reza Radhian Rotasta
3.Rizky Ananda
4.Eva Febrianty Annisa
5.Dwi Pretty Sugiarti

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2012
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laju Infiltrasi


Menurut ilmu hidrologi, infiltrasi merupakan aliran air ke dalam tanah
melalui permukaan tanah. Didalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas
infiltrasi dan laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas infiltrasi
adalah laju infiltrasi maksimum yang ditentukan oleh jenis tanah dimana
terjadinya ilfiltrasi, sedangkan laju infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang
nilainya tergantung pada kondisi tanah dan kapasitas hujan. Suatu tanah dalam
kondisi kering memiliki daya serap yang tinggi sehingga laju infiltrasi semakin
besar, dan akan berkurang perlahan-lahan apabila tanah tersebut jenuh terhadap
air.
Laju infiltrasi ini sangat besar pengaruhnya di dalam rancangan-rancangan
untuk cara pemberian air, periode dan lamanya pemberian air beserta besarnya air
yang harus diberikan. Kemampuan tanah menyerap air akan semakin berkurang
dengan makin bertambahnya waktu. Pada tingkat awal kecepatan penyerapan air
cukup tinggi dan pada tingkat waktu tertentu kecepatan penyerapan air ini akan
mendekati konstan.
Laju infiltrasi (f) kapasitas infiltrasi (fp). Hal ini dipengaruhi oleh
intensitas hujan. Jika intensitas hujan < kapasitas infiltrasi maka laju infiltrasi
akan < kapasitas infiltrasi, dan jika > maka laju infiltrasi akan = kapasitas
infiltrasi.

Gambar 1. Kurva Infiltrasi

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Laju Infiltrasi


Infiltrasi berubah-ubah sesuai dengan intensitas curah hujan. Akan tetapi
setelah mencapai limitnya, banyaknya infiltrasi akan berlangsung terus sesuai
dengan kecepatan absorbsi setiap tanah. Pada tanah yang sama kapasitas
infiltrasinya berbeda-beda, tergantung dari kondisi permukaan tanah, struktur
tanah, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Di samping intensitas curah hujan,
infiltrasi berubah-ubah karena dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan udara yang
terdapat dalam tanah
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi yaitu
kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh, kelembaban tanah, pemampatan
oleh hujan, penyumbatan oleh butir halus, tanaman penutup, topografi, dan
intensitas hujan.
Kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh
Dapat dipahami pada saat awal turunnya hujan, penyerapan air oleh tanah
(laju infiltrasi) terjadi dengan cepat. Sehingga semakin dalam genangan dan tebal
lapisan jenuh maka laju infiltrasi semakin berkurang.
Kelembaban tanah
Semakin lembab kondisi suatu tanah, maka laju infiltrasi akan semakin
berkurang karena tanah tersebut semakin dekat dengan keadaan jenuh.
Pemampatan oleh hujan dan penyumbatan oleh butir halus
Pemampatan tanah oleh hujan adalah keadaan turunnya hujan membuat
tanah semakin padat. Sehingga pori-pori tanah mengecil, dan menghambat laju
infiltrasi. Butiran halus yang terbentuk pada saat tanah kering juga menghambat
laju infiltrasi karena pada saat terjadinya hujan, butiran tersebut masuk kedalam
tanah dan memperkecil pori-pori tanah.
Tanaman penutup
Banyaknya tanaman seperti rumput dan pohon-pohon besar yang terdapat
pada daerah terjadinya hujan dapat memperbesar laju infiltrasi. Karena biasanya
pada tanah seperti ini banyak terdapat tanah humus dan sarang serangga. Sehingga
membantu masuknya air kedalam tanah.
Topografi dan intensitas hujan
Topografi adalah keadaan pemukaan/ kontur tanah, dan intensitas hujan
adalah besarnya hujan yang turun dalam satuan waktu. Apabila hujan yang turun
besar dan topografi tanah terjal, maka laju infiltrasi kecil. Karena topografi yang
terjal akan mengalirkan air dengan cepat sehingga waktu infiltrasi kurang. Begitu
juga sebaliknya, topografi yang landai bahkan datar dapat menghasilkan ilfiltrasi
lebih besar.
Kapasitas infiltrasi dapat diukur dengan menggunakan infiltrometer dan analisis
hidrograf. Infiltrometer ini dibedakan menjadi dua macam yaitu infiltrometer
genangan dan simulator hujan (rainfall simulators).

2.3 Persamaan Philip


Rumus laju infiltrasi mengandung peubah atau kosntanta yang dipengatuhi
kondisi lokal, penggunaan persamaan Philip mudah dicari di lapang.
fp = cpt-0,5 + c
cp
0,5
+c ) d t =c t+2 c p t
0,5
( t
fp = t

0,5
fp c t = 2 c p t
0,5
fp1 t2 - c t1 t2 = 2 c p t 1 t2
0,5
fp2 t1 - c t2 t1 = 2 c p t 2 t1
0,5
t1 0,5
fp1 t2 - fp2 t1 = = 2 c p t2 - t 2 t1) _-

f p 1 t 2f p 2 t 1
cp = 0,5 0,5
2 c p (t 1 t 2t 2 t 1)

Sehingga nilai c dapat dicari

2.4 Persamaan Horton

Kurva kapasitas infiltrasi merupakan kurva hubungan antara kapasitas


infiltrasi dan waktu yang terjadi selama dan beberapa saat setelah hujan.
Kapasitas infiltrasi secara umum akan tinggi pada awal terjadinya hujan, tetapi
semakin lama kapasitasnya akan menurun hingga mencapai konstan. Besarnya
penurunan ini dipengaruhi bebagai faktor, seperti kelembaban tanah, kompaksi,
penumpukan bahan liat dan lain-lain.

Menurut Knapp (1978) untuk megumpulkandata infiltrasi dapat dilakukan


dengan tiga cara: (1) inflow-outflow (2) Analisis data hujan dan hidrograf, dan (3)
menggunakan double ring infiltrometer. Cara yang terakhir sering digunakan
karena mudah dalam pengukuran dan alatnya mudah dipindah-pindah.

Model persamaan kurva kapasitas infiltrasi (Infiltration Capacity Curve,,


IC-Curve) yang dikemukakan Horton adalah sebagai beri

f =fc + (fo-fc)e-Kt
Keterangan :
f = kapasitas infiltrasi pada saat t (cm/jam)
fc = besarnya infiltrasi saat konstan (cm/jam)
fo = besarnya infiltrasi saat awal (cm/jam)
K = konstanta
t = waktu dari awal hujan
e = 2,718
Untuk memperoleh nilai konstanta K untuk melengkapi persamaan kurva
kapasitas infiltrasi, maka persamaan Horton diolah sebagai berikut :
f = fc + (fo - fc) e-Kt
f - fc = (fo - fc) e-Kt
dilogaritmakan sisi kiri dan kanan,
log (f - fc ) =log (fo - fc) e-Kt atau
log (f - fc ) =log (fo - fc)- Kt log e
log (f - fc ) - log (fo - fc) = - Kt log e
maka,
t = (-1/(K log e)) [log (f - fc ) - log (fo - fc)]
t = (-1/(K log e)) log (f - fc ) + (1/(K log e)) log (fo - fc)
Menggunakan persamaan umum liner, y = m X + C, sehingga :
y=t
m = -1/(K log e)
X = log (f - fc )
C = (1/K log e) log (fo - fc)
Mengambil persamaan, m = -1/(K log e), maka
K = -1/(m log e) atau K = -1/(m log 2,718)

atau dimana m = gradien


K= -1/0,434 m

2.4 Volume Infiltrasi


Untuk menghitung jumlah infiltrasi total (Vt) selama waktu (t) maka dari
persamaan Horton tersebut dilakukan integral dari persamaan Horton yang
menghasilkan luasan dibawah kurva, yaitu :
(fo fc)
V(t) = fc.t + --------------- (1 e-Kt)
K
Satuan volume total (Vt) = tinggi kolom air (mm, cm dan inchi tergantung satuan
pada parameter infiltrasi yang digunakan.
BAB IV
HASIL

4.1 Hasil Laju Infiltrasi Menggunakan Persamaan Philips

4.2 Hasil Laju Infiltrasi Menggunakan Persamaan Horton


Grafik Persamaan Horton
140

120
120
f(x) = - 138.75x + 92.98
100
R = 0.96
80
Waktu (menit)
60 line
Linear (line)
40

20

0
-0.50 0.00 0.50 1.00

Log (F-Fc)
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan menganalisis laju infiltrasi
menggunakan persamaan Philip dan Horton. Tujuan dari menganalisis laju
infiltrasi adalah untuk menghitung laju air yang meresap dalam tanah dalam
mm/jam.Praktikan menghitung laju infiltrasi menggunakan ring infiltrometer yang
berdiameter 50 cm dan mempunyai luas 1963,49 cm. Selain menggunakan ring
infiltrometer praktikan juga dapat menghitung laju infiltrasi dengan menggunakan
rain simulator. Ring infiltrometer mempunyai beberapa kekurangan dibandingan
dengan rain simulator diantara nya adalah tidak memperhitungkan jumlah hujan
yang sebenarnya dan area penyelidikan sangat kecil sehingga mengakibatkan nilai
infiltrasi lebih besar.
Pertama kita akan menghitung nilai laju infiltrasi dengan menggunakan
persamaan philip.Pada persamaan philip kita dapat menghitung nilai penambhaan
air nya yang nanti nya akan kita gunakan untuk mendapatkan nilai dari persamaan
Philips.Rumus laju infiltrasi nya adalah :
fp = cpt-0,5 + c
cp
0,5
+c ) d t =c t+2 c p t
0,5
( t
fp = t

0,5
fp c t = 2 c p t
0,5
fp1 t2 - c t1 t2 = 2 c p t 1 t2
0,5
fp2 t1 - c t2 t1 = 2 c p t 2 t1

t 10,5 0,5
fp1 t2 - fp2 t1 = = 2 c p t2 - t 2 t1) _-

f p 1 t 2f p 2 t 1
cp = 2 c p (t 10,5 t 2t 20,5 t 1)

Dari data yang kami hitung didapatkan persamaan laju infiltrasi


menggunakan metode philips adalah Fp = - 0,15t -0,5 + 0,49 . Dari persamaan
tersebut kita dapat menginputkan nilai t (waktu) sesuai dengan yang kita mau
sehingga nilai laju infiltrasi pada waktu tertentu dapat pratikan ketahui.Hasil data
persamaan Philips dapat dilihat pada BAB IV Tabel 4.1.
Selanjutnya praktikan dapat menghitung laju infiltrasi dengan
menggunkaan metode Horton.Rumus yang digunakan menggunakan persamaan
Horton adalah :

f =fc + (fo-fc)e-K
Dari data yang kami hitung menggunakan persamaan Horton berdasarkan
grafik didapatkan nilai persamaan nya adalah y = -138,7x + 92,98 dan R = 0,964
sedangan dengan menggunakan kalkulator didapatkan persamaan y = -140,07 x +
93,113.Dari data terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan tetapi hasil data
menggunakan grafik adalah data yang lenih akurat.Setelah itu praktikan juga
dapat menghitung nilai volume total dengan menggunakan rumus
(fo fc)
V(t) = fc.t + --------------- (1 e-Kt)
K
Hasil data persamaan Philips dapat dilihat pada BAB IV Tabel 4.2.
Laju infiltrasi (f) dan kapasitas infiltrasi (fp) di pengaruhi oleh intensitas
hujan. Jika Intensitas Hujan lebih kecil daripada kapasitas infiltrasi maka laju
infiltrasi akan lebih kecil daripada kapasitas infiltrasi, dan jika lebih besar
daripada maka laju infiltrasi akan sama dengan kapasitas infiltrasi.
Laju infiltrasi akan sangat besar ketika hujan terjadi jika sebelumnya tidak
terjadi hujan, ini disebabkan karena tanah dalam keadaan kering sehingga akan
menyerap lebih banyak air.Sedangkan jika terjadi hujan, kemudian berhenti dan
beberapa saat hujan lagi laju infiltrasi belum tentu besar dikarenakan tanah sudah
mengandung air sehingga laju infiltrasi nya tidak sebesar pada saat tanah kering.
BAB VI
KESIMPULAN

Kesimpulan praktikum kali ini adalah :


1. Laju infiltrasi (f) dan kapasitas infiltrasi (fp) di pengaruhi oleh intensitas
hujan. Jika Intensitas Hujan lebih kecil daripada kapasitas infiltrasi maka
laju infiltrasi akan lebih kecil daripada kapasitas infiltrasi, dan jika lebih
besar daripada maka laju infiltrasi akan sama dengan kapasitas infiltrasi.
2. Laju infiltrasi akan sangat besar ketika hujan terjadi jika sebelumnya tidak
terjadi hujan, ini disebabkan karena tanah dalam keadaan kering sehingga
akan menyerap lebih banyak air.Sedangkan jika terjadi hujan, kemudian
berhenti dan beberapa saat hujan lagi laju infiltrasi belum tentu besar
dikarenakan tanah sudah mengandung air sehingga laju infiltrasi nya tidak
sebesar pada saat tanah kering.
3.
4.

DAFTAR PUSTAKA

Dwiratna, Sophia. 2012. Penuntun Praktikum Hidrologi. Bandung. Jurusan Teknik


dan Manajemen Industri Pertanian FTIP UNPAD.
Fisaini, Juliana. 2011. Infiltrasi Hidrologi. Available at
http://www.ilmusipil.com/infiltrasi-hidrologi ( Diakses pada Jumat, 30
November 2012 pukul 10.37 WIB ).

Mmahub. 2012. Infiltrasi dan Kurva Kapasitas Infiltrasi Menurut Model Horton.
Available at mmahbub.files.wordpress.com ( Diakses pada Jumat, 30
November 2012 pukul 10.54 WIB ).

Anda mungkin juga menyukai