Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

MK. TEKNOLOGI TRAKTOR

SLIP DAN SKID PADA TRAKTOR

Hari / Tanggal : Senin / 07 November 2016


Asisten : 1. Sidik Maulana
2. Hanifah Syakuroh

Disusun Oleh:
1. Rika Rostika (240110130015)
2. Siti Patimah (240110130057)
3. Asri Sopiana M (240110130061)
4. Nadyah Rachma D (240110130070)
5. Yuza Ramadhan (240110130098)

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Traktor
Traktor adalah suatu kendaraan yang didesain untuk keperluan traksi tinggi
pada kecepatan rendah atau untuk menarik implemen yang digunakan dalam
pertanian atau konstruksi. Kendaraan ini umumnya digunakan dalam bidang
pertanian untuk menggerakkan instrumen pertanian (Wikipedia.org).
Kata traktor diambil dari bahasa latin, trahere yang berarti menarik. Ada
juga yang mengatakan traktor merupakan gabungan dari kata traction motor, yaitu
motor yang menarik. Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap berhasil
diciptakan dan traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan pada permulaan abad
ke-19, sementara pada sekitar tahun 1800 para peneliti mulai melakukan penelitian
untuk membuat motor bakar internal. Antara 1800-1860 banyak motor bakar
internal yang dibuat, tetapi satupun belum ada yang memuaskan. Baeu de roches
Insyiniur Prancis memberikan sumbangan yang besar pada perkembangan traktor
yang ada sekarang. Selanjutnya pada tahun 1898 Rudolf Diesel seorang Insyiniur
Jerman berhasil membuat motor diesel dan sejak itu traktor berkembang terus (Jun
sakai Dkk, 1998).

2.2 Traktor roda dua


Traktor roda dua mempunyai banyak nama: traktor berporos-tunggal,
traktor tangan, traktor kebun, traktor jalan, traktor pejalan kaki dsb. Traktor roda
dua dapat mengerjakan berbagai jenis pekerjaan pertanian dengan bermacam tipe
alat yang digandengkan di belakang traktor. Alat tersebut disebut peralatan traktor.
Traktor roda dua dengan peralatan pengolahan tanah disebut power tiller. (Jun sakai
Dkk, 1998)
Traktor roda dua diklasifikasikan sebagai traktor profesional dan traktor
hoby. Dari segi ekonomi, semua mesin harus mempunyai kualitas minimal atau
cukup dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan pertanian yang penting. Menurut
pedoman yang ada mengenai desain dan uji coba oleh pabrik pembuat mesini,
ketahanan dan umur mesin dinyatakan sebagai total jam kerja mesini dengan beban
penuh. Dikatakan bahwa ketahanan yang diperlukan untuk mesin-mesin hoby
setara dengan 15 sampai 25 jam kerja per tahun, dan total jam kerja sebagai umur
mesin di negara-negara maju mungkin kurang dari 150 jam kerja. Ini berdasarkan
perkiraan bahwa bagi seorang pekerja kantor biasanya meluangkan waktu kurang
dari 2 jam untuk mengoperasikan mesin tersebut setiap akhir pekan, dan kurang
dari 8 minggu dalam satu musim, selama musim semi dan musim gugur, dan
berlangsung antara beberapa tahun umur rata-rata mesin. Tingkat ketahanan traktor
profesional untuk petani kecil yang memiliki tanah satu hektar dengan dua kali
tanam setahun diperkirakan setara dengan 200 sampai 250 jam operasi per tahun
dengan beban penuh. Jika traktor tersebut digunakan dalam bentuk kontrak sewa
dengan petani pada usaha skala kecil atau digunakan untuk usaha tani skala besar,
ketahanannya harus mampu beroperasi 500 sampai 600 jam per tahun. Tingkat
ketahanan seperti ini sama dengan 8 sampai 10 jam operasi per hari selama sebulan
penuh per musim tanam dengan dua musim tanam per tahun. Karena itu dengan
mengetahui kondisi usaha tani dan perilaku petani maka desain dan test dari
prototipe mesin dapat dikerjakan lebih teliti dan hati-hati. (Jun sakai Dkk, 1998)

Gambar 1. Traktor roda dua

2.3 Traktor roda empat


Traktor roda empat mempunyai kisaran daya motor penggerak yang besar.
Traktor yang biasa digunakan di taman/kebun mempunyai daya sekitar 11 kW (15
hp). Traktor ini di pasaran biasa disebut traktor mini atau traktor kebun. Traktor
raksasa yang biasa digunakan di perkebunan yang luas mempunyai daya sampai
150 kW (200 hp). Namun begitu, biasanya traktor roda empat yang biasa digunakan
mempunyai daya antara 30 60 kW (40 - 80 hp) (web.ipb.ac.id).
Dalam memilih jenis dan ukuran traktor, hal-hal berikut harus benar-benar
diperhatikan:
- Pekerjaan apa yang ingin dilakukan, dan implemen apa yang akan dipergunakan
- Jenis-jenis lahan yang harus dipertimbangkan antara lain: lahan kering (upland
field), lahan sawah, hutan, padang rumput, semak-semak, dll.
- Jam kerja pertahun
- Luas lahan yang akan digarap, jarak antara petak lahan, frekuensi pindah dari
satu petak ke petak lainnya, kondisi kerja dan pindah, kemiringan lahan, dll
Sebagai contoh, sebaiknya dipergunakan traktor yang besar bila
lahannya luas dengan ukuran petak lahan yang akan diolah besar, dan waktu kerja
per tahun juga besar. Namun demikian, akan lebih efektif menggunakan traktor
lebih kecil bila ukuran petak lahannya kecil. Traktor ukuran kecil juga lebih baik
dipergunakan untuk lahan sawah yang ukuran petaknya lebih kecil. Traktor
berpengerak empa-roda lebih baik dipergunakan pada lahan-lahan dengan tingkat
kemiringan tinggi, banyak galengan/tanggul. Bila akan membajak lahan yang baru
dibuka, dimana disana masih terdapat banyak batudan tunggul, maka traktor
dengan peralatan draft-control akan lebih baik dipergunakan. Jika kita telah
memiliki implemen yang cukup banyak jumlahnya, maka traktor yang harus dipilih
adalah yang dapat digandengkan dengan implen-implemen itu. Jika kita
memerlukan lebih dari satu unit traktor, maka memiliki traktor dengan jenis
yang sama atau berbeda, sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Bila
jenisnya sama, maka akan lebih mudah memeliharan dan menyediakan suku
cadang, tapi tidak dapat dipergunakan untuk pekerjaan yang sangat bervariasi
(web.ipb.ac.id).
Gambar 2. Traktor roda empat

2.4 Traktor dalam dunia pertanian


Petani yang memiliki lahan yang luas seringkali menghadapi hambatan
dalam setiap kegiatan budidaya karena keterbatasan sumberdaya terutama tenaga
kerja di bidang pertanian serta didukung dengan masih rendahnya tingkat
produktivitas tenaga kerja pertanian tersebut. Hal ini karena hampir sebagian besar
tenaga kerja pertanian saat ini sudah memasuki usia non produktif sementara
generasi muda lebih banyak terjun di sektor lain baik industri maupun sektor
informal sebagai akibat dari rendahnya minat mereka untuk terjun langsung ke
lahan pertanian. Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem budidaya pertanian
berbasis teknologi (mekanisasi pertanian). Dengan mekanisasi, kendala yang
menyangkut kelangkaan tenaga kerja dapat lebih teratasi. Dampak selanjutnya
adalah dapat meningkatkan pendapatan petani, efektivitas kerja serta optimalisasi
pemanfaatan lahan secara lebih produktif. Selain itu penerapan teknologi
diharapkan mampu meningkatkan kualitas hasil dan kerja dari kegiatan itu sendiri
misalnya keseragaman pengolahan tanah, penanaman maupun efektivitas dan
efisiensi pengendalian gulma tanaman. Seiring dengan kemajuan teknologi dan
ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pertanian sekarang ini telah
dikembangkan berbagi jenis mesin penanam biji-bijian yang dimaksudkan untuk
membantu petani dalam memudahkan proses penanaman sehingga dapat
menghasilkan kinerja efektif dan efisien dengan keuntungan yang lebih besar.
Peranan alsin dalam mendukung produksi tanaman pangan sangat diperlukan dalam
rangka mendukung pencapaian ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat
petani. Sampai dengan tahun 2009, bantuan bantuan alsin pengolahan tanah
(traktor) telah diberikan kepada kelompok tani/UPJA, maka agar pemanfaatannya
optimal, setelah traktor selesai mengolah tanah, dapat difungsikan sebagai tenaga
penarik alsin penanam biji bijian. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi
penambahan jam kerja operasonal traktor, tidak hanya sebagai pengolah tanah saja
tetapi untuk penarik alsin penanam biji bijian. Mekanisasi pertanian merupakan
input teknologi tinggi dalam usahatani yang di Indonesia umumnya memiliki skala
usaha yang kecil, tersebar dan sebagian besar masih berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan keluarga atau subsistem. (epetani.deptan.go.id)
Dalam mempercepat pengembangan teknologi mekanisasi pertanian
disesuaikan dengan kondisi agroekosistem wilayah pengembangan tersebut.
Dengan mengikut sertakan partisipasi aktif masyarakat pelaku agribisnis yang
bertumpu pada pengguna, produsen dan industri terkait. Salah satu teknologi
mekanisasi pertanian yang telah memasyarakat adalah traktor. Saat ini traktor dapat
dimanfaatkan secara optimal. Setelah traktor selesai mengolah lahan, traktor dapat
difungsikan dengan menggandeng alsintan seeder sebagai penanam biji bijian
yang bermanfaat dalam membantu petani untuk memudahkan proses penanaman
biji-bijian, juga menambah jam kerja operasional traktor. (epetani.deptan.go).

2.5 Jenis Traktor dan Kapasitas Kerja Pengolahan Tanah

Berikut beberapa janiss traktor roda dua beserta kapasitas kerja dalam
pengolahan tanah baik tanah kering maupun tanah basah adalah sebagai berikut:
Jenis Traktor Daya Motor Ha/KW.Jam Keterangan
(KW)

IRRI Power Tiller bensin 3,8 0,0058 Tanah Kering; baajak singkal 2x

Kubota KR 50 5,7 0,0080 Tanah Kering, bajak pisau


berputar 2x

Kubota Quick Power Tiller 4,5 0,0130 Tanah Sawah, bajak singkal 1x,
garu 1x

Yanmar YZC 5,7 0,0127 Tanah Sawah ,Bajak pisau


berputar 2x

0,0081 Tanah Kering, bajak pisau


berputar 2x

Iseki KE-1000 4,5 0,0089 Tanah sawah bajak singkal 1x

Model lokal 5,3 0,0081 Tanah sawah bajak pisau 1x

Spartan KMB 9,0 (PS) 0,0150 Tanah Kering bajak pisau


berputar 1x

Mitsubishi Power Tiller 5,3 (PS) 0,0140 Tanah Sawah bajak pisau
berputar 1x

(Sumber : Daywin et al, 2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering)


BAB III
METODE

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Meteran
2. Patok
3. Stopwatch
4. Traktor poros ganda

3.1.2 Bahan
1. Lahan praktikum FTIP di Ciparanje

3.2 Prosedur Praktikum


Pengukuran Dimensi Traktor
Mengukur jarak antar sumbu roda depan dan belakang (wheel base)
Mengukur lebar dan diameter roda depan maupun roda belakang.
Mengukur tinggi drawbar

Pengukuran Slip
Menandai ban belakang dengan tali atau kapur tulis
Menjalankan traktor, tandai titik awal
Menghitung putaran roda sampai tepat sepuluh kali, dan tandai
Mengukur jarak antara keduanya = Sb.
Menghitung S0 = D n
Menghitung slip
S = (S0-Sb)/S0
Rika Rostika
240110130015

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengukuran dan Perhitungan Slip


Sb
Roda belakang = 28,7 meter
Roda depan = 25,17 meter
So
Roda belakang = 37,699 meter
Roda depan = 26,075 meter
Slip
0 37,69928,7
Slip roda belakang = 100% = 100% = 23,87 %
0 37,699
0 26,07525,27
Slip roda depan = 100% = 100% = 3,08 %
0 26,075
4.2 Pembahasan
Pada praktikum Mesin dan Peralatan Pertanian kali ini, praktikan
mempelajari tentang Pendugaan Traksi dan Tahanan Guling Roda Traktor.
Koefisien tahanan guling merupakan parameter sifat mekanik tanah yang
menentukan berapa besarnya daya untuk menggerakkan roda traktor pada lahan
pertanian. Daya untuk menggerakkan roda traktor bergantung pada koefisien
tahanan guling, berat traktor, dan kecepatan traktor. Praktikum ini dilakukan di
lahan praktikum FTIP yang berlokasi di Ciparanje.
Slip roda traktor adalah keadaan di mana roda traktor terus berputar tetapi
traktor tidak dapat bergerak atau selisih jarak tempuh roda traktor dengan
pembebanan dengan jarak tempuh roda traktor tanpa pembebanan. Parameter-
parameter yang diukur pada praktikum kali ini adalah diameter roda depan,
diameter roda belakang traktor, jarak teoritis, jarak aktual, dan putaran roda.
Diameter roda belakang yang digunakan adalah 1,17 meter, sedangkan diameter
roda depannya adalah 0,86 m, lebar cekaman roda adalah 11069,9 mm yang
didapatkan dari perhitungan antara lebar roda dilakilan dengan keliling roda dimana
lebar roda adalah 30 cm.
Dilakukan satu kali pengukuran yaitu pada saat kondisi maju traktor pada
roda depan dan roda belakang. Pengukuran pada saat traktor maju dapat diketahui
jarak aktual roda depan 28,7 meter dan jarak aktual roda belakang adalah 25,27
meter. So pada roda depan dan roda belakang masing masing didapatkan nilai yaitu
sebesar 26,075 dan 37,699 meter. Maka slip pada roda depan adalah 23,87 % dan
slip pada roda belakang adalah 3,08 %.
Slip pada roda ini dapat terjadi jika besar traksi yang dihasilkan roda lebih
kecil dari torsi yang disalurkan oleh engine ke roda. Slip yang terjadi pada traktor
tangan dapat mengurangi Efisiensi Lapang dan penyaluran daya pada traktor. Slip
pada roda dapat diperkecil dengan memperhatikan faktor-faktor berikut yaitu
diameter roda, lebar roda, bentuk lempengan tapak, sudut lempengan tapak
terhadap garis singgung roda dan sumbu roda, dan jarak antar lempengan.
Untuk mengatasi slip ini dapat dilakukan dengan menurunkan tenaga yang
disalurkan ke roda. Penurunan tenaga yang dibutuhkan untuk mengatasi slip akan
menaikkan tenaga tarik traktor. Perbedaan kecepatan dan perbedaan dengan
perbedaan transmisi yang digunakan juga dapat memberikan pengaruh pada slip.
Efisiensi penyaluran tenaga tarik yang tertinggi yang dapat dicapai oleh traktor pada
saat bekerja di lapangan mengolah tanah adalah pada tingkat slip antara 15- 25 %.
Pada tanah liat basah, tenaga terbesar untuk menarik mungkin dicapai pada slip
sekitar 35 %, maka dapat diartikan tanah yang terdapat di lahan yang digunakan
praktikum yaitu penyaluran efisiensinya normal.
Siti Patimah
240110130057

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Perhitungan Slip
1. Depan
0,072 0,1711 /
KLT = =
10 10

= 1,23x10 km2/jam
-3

14,17 1,6
KLE = + = 121+369

= 0,412 m/s
= 1,6632 x 10-4
1,6632
EL = = 1,23103

= 0,1352
= 13,52 %
121
ET = =
+ 121+369

= 0,2469%

23,3
Slip = =

20,69823,3
= 20,503

= -1,261
So = x Dn
= x 0,82 x 8
= 20,608
2. Belakang

0,072 0,014 14,17

KLT = = = 0,0229
10 440

= 7,488 x 10-4 km/jam


14,17 1,6
KLE = 121+369

= 1,6632 x 10-4 km2/jam


EL = 0,222 So = 29,40
= 22,2%
ET = 0,2469%
29,40 14,17
Slip = = 0,518
29,40
4.2 Pembahasan
Pada pertemuan praktikum pertama kali ini, dilakukan pengukuran parameter
pada traktor poros tunggal dan traktor poros ganda. Pengukuran dilakukan di
Gedung 4 FTIP. Dari hasil pengukuran yang telah diperoleh, diketahui data-data
pengukuran seperti yang ditunjukkan pada hasil. Pengukuran tersebut berguna
untuk mengetahui keunggulan masing-masing jenis traktor dan memiliki spesifikasi
dalam mengolah tanaman pada suatu lahan, juga untuk mengetahui seberapa besar
traktor (dimensi) sehingga dapat memperkirakan tempat penyimpanan traktor
tersebut.
Traktor berfungsi sebagai penggerak utama (pendorong / penarik beban) yang
memerlukan tenaga agak besar. Traktor dibedakan menjadi 2 macam yaitu crawler
tractor (traktor roda kelabang / roda rantai) dan wheel tractor (traktor roda ban).
wheel tractor sendiri dibedakan lagi menjadi 2 macam yaitu roda dua dan roda
empat. Traktor roda dua sering disebut juga sebagai traktor tangan atau hand
tractor, traktor berporos-tunggal, traktor tangan, traktor kebun, traktor jalan, jalan
di belakang traktor, traktor pejalan kaki, dsb. Hal tersebut dikarenakan traktor jenis
ini, ketika mengoperasikannya dengan menggunakan tangan. Sedangkan traktor
empat roda dengan daya berkisar 12-15 hp dimana dalam mengoperasikannya atau
mengendarai sama dengan mengendarai mobil yang dilengkapi dengan stir kemudi
sebagai pengendali arah dengan operator duduk, berbeda dengan traktor tangan
operator ikut berjalan dengan memegang handel stang. Komponen atau unit yang
digunakan hampir sama dengan raktor tangan. pada traktor empat roda dilengkapi
dengan poros PTO (Power Take Of) sehingga untuk kepentingan tertentu seperti
tenaga untuk memutar bajak rotary dapat diambilkan langsung dari putaran poros
mesin (PTO).
Traktor yang diukur parameternya adalah traktor poros ganda : FIAT 45-66 DT
dan traktor poros tunggal Quick G1000. Traktor poros tunggal dan poros ganda
memiliki keunggulannya masing-masing pada traktor poros tunggal yang memiliki
daya untuk memutarkan dan memiliki dua roda depan sebagai tempat pengendali.
Traktor poros tunggal yang canggih umumnya memiliki banyak tuas kendali.
Kendali ini digunakan untuk memindahkan susunan gigi, kopling utama, persneling
kemudi, stang kemudi dan kemudi pembantu, tuas gas traktor tangan, tombol lampu
dan bel, dan tuas penyangga depan. Traktor poros ganda memiliki daya putaran
pada ke empat roda. Memiliki ukuran roda yang besar, memberikan ground
clearance yang besar, dan mempermudah gerak pada lahan tidak rata. Dua buah
lower link, kiri dan kanan, yang mampu bergerak naik dioperasikan oleh tekanan
hidrolik dan turun oleh gaya gravitasi.
Traktor ganda tersebut produk keluaran Fiat dengan model 45-66 DT, tipe
FIAT-45-66DT/12, nomor seri 9035-06, fabrikasi Fiat geotech S.p.A. Moderna
(Italia) dibuat tahun 1985 -1992. Traktor ini menggunakan bahan bakar solar
dengan tenaga penggerak 33,57 kW dan memiliki kecepatan hingga 33,57 rpm.
Memiliki sistem pendingin radiator, sistem start electric starter dengan sistem
power transmisi manual. Traktor Fiat ini termasuk ke dalam traktor sedang karena
memiliki tenaga penggerak 33,75 kW. Syarat traktor dapat dikategorikan sedang
adalah memiliki tenaga penggerak 30-70 kW. Menurut SNI 7416:2010 traktor
kategori sedang memiliki kapasitas lapang efektif minimum (bajak
singkal/piringan) sekitar 0,165 ha/jam, efesiensi lapang minimum (bajak
singkal/piringan) untuk lahan sawah 50% dan untuk lahan kering 60%, kecepatan
kerja optimal (bajak singkal/piringan) 130-170 mm, slip roda maksimum untuk
lahan sawah 50% dan untuk lahan kering 25%, konsumsi bahan bakar 8 l/jam dan
gaya penarikan traktor minimum sebesar 7 kN.
Pengamatan yang terakhir beralih ke traktor berporos tunggal produk keluaran
Quick dengan model G 1000, tipe RD 8501-25, nomor seri A107880A, fabrikasi
CV. Karya Hidup Sentosa Yogyakarta. Traktor ini menggunakan bahan bakar solar
dengan tenaga penggerak 5.59 kW dan memiliki kecepatan hingga 2200 rpm.
Asri Sopiana Marwah
240110130061

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Percobaan
1. Pengukuran Dimensi Traktor
Wheel Base = 1950 mm
Lebar diameter roda depan = 200 mm
Lebar diameter roda belakang = 300 mm
Tinggi drawbar = 500 mm
Diameter roda depan = 0,85 m
Diameter roda belakang = 1,2 m
2. Pengukuran Slip
Sb depan = 23,6 m
Sb belakang = 89,05 m
So depan = 26,7 m
So belakang = 39,27 m

4.1.2 Hasil Perhitungan


1. So depan
So = . D . n
= . 0,85 . 10
= 26,7 m

2. So belakang
So = . D. n
= . 1,25 . 10
= 39, 27 m
3. Slip roda depan
()
S= 0
26,723,6
= 26,7

= 0,1161

4. Slip roda belakang


()
S= 0
39,2729,05
= 39,27

= 0,2602
4.2 Pembahasan
Praktikum Teknologi Traktor kali ini, praktikan akan membahas mengenai
pendugaan traksi dan tahanan guling roda traktor. Adapun alat dan bahan yang
digunakan pada praktikum adalah alat tulis digunakan untuk menandai roda dan
laporan pendahuluan, patok digunakan untuk menandai setiap sepuluh putaran roda
depan dan roda belakang, meteran digunakan dalam pengukuran dimensi traktor
dan jarak roda depan maupun belakang setelah sepuluh putaran serta traktor sebagai
bahan pada praktikum ini. Praktikum kalini dilaksanakan di lahan Ciparanje dengan
menggunakan tractor poros ganda. Pada praktikum ini, praktikan melakukan
pengukuran dimensi traktor berupa jarak antar sumbu roda depan dan belakang
(wheel base), lebar dan diameter roda depan maupun roda belakang serta tinggi
drawbar. Hal ini agar praktikan dapat mendapatkan nilai slip yang terjadi pada
traktor. Praktikan memperoleh nilai Wheel Base 1950 mm; Lebar diameter roda
depan 200 mm; Lebar diameter roda belakang 300 mm; Tinggi drawbar 500 mm;
Diameter roda depan 0,85 m; Diameter roda belakang 1,2 m.
Kemudian praktikan mulai melakukan pengukuran slip. Setelah menjalankan
tractor maka diperoleh nilai Sb depan 23,6 m; Sb belakang 89,05 m; So depan 26,7
m; So belakang 39,27 m. Dari hasil tersebut praktikan memperoleh nilai Slip roda
()
depan 0,1161 Slip roda belakang 0,2602 dengan menggunakan rumus S = .
0

Slip yang diperoleh terlalu kecil bila dibandingkan dengan slip teoritis. Slip teoritis
untuk tanah biasa Antara 15% - 25% sedangkan untuk tanah liat sebesar 35%. Hal
ini diakibatkan ketidakseimbangan antara gaya yang disalurkan oleh jari-jari roda
dari sumbu roda kepada permukaan tapak dan medan tahanan geser tanah yang
dilalui roda tersebut serta perbedaan kecepatan dengan transmisi dapat memberikan
pengaruh pada slip. Untuk mengatasi slip ini dapat dilakukan dengan menurunkan
tenaga yang disalurkan ke roda. Penurunan tenaga yang dibutuhkan untuk
mengatasi slip akan menaikkan tenaga tarik traktor.
Faktor slip juga memiliki peran utama dalam peningkatan atau penurunan
efisiensi traksi. Besarnya tenaga maksimum yang dapat disalurkan roda
kepermukaan tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah terhadap roda yang
memungkinkan roda menghasilkan tenaga tarik yang lebih besar. Hal ini tergantung
pada ketahanan tanah terhadap keretakan, kohesi tanah, dan sudut gesekan dalam
tanah. Jika tanah memiliki ketahanan yang baik, maka tenaga yang dapat disalurkan
juga akan semakin besar.
Yuza Ramadhan
240110130098

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengukuran dimensi keseluruhan


Panjang : 3200 mm
Lebar : 1620 mm
Tinggi : 2450 mm
Wheel Base : 1950 mm
Ground Clerance : 300 mm
Lebar Cengkraman Roda : Belakang 300 mm, depan 200 mm
Tinggi : 500 mm

4.2 Identifikasi spesifikasi mesin


Merk : FIAT
Model : DT.45-46
Pabrik pembuat : FIAT
Tipe : Poros ganda
Nomor seri : 80 35.06
Bahan bakar : Solar
Daya : 33.6 KW
Kecepatan putar : 1300 rpm
Sistem pendinginan : Liquid cooled
Sistem penyalaan : electric
Sistem transmisi : gear 12 maju, 4 mundur
4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan diperkenalkan dengan traktor poros
ganda. Untuk traktor poros ganda sendiri merupakan, traktor yang memiliki 2
transmisi yaitu untuk bagian roda depan dan bagian roda belakang. Untuk transimis
maji memiliki 12 gear dan 4 gear untuk mundur. Kecepatan putar dari mesin ini
adakah 1300 rpm. Umumnya mesin yang dimiliki mesin ini sama dengan mesin
poros tunggal yaitu mesin diesel berbahan solar. Sedikit perbedaannya adalah
sistem pendinginan dan sistem penyalaan dari mesin ini yaitu dengan menggunakan
liquid cooled untuk pendinginannya dan electric sebagai sistem penyalaannya.
Pada praktikum kali ini praktikan selain mengukur dimensi traktor poros
tunggal, praktikan juga belajar mengoprasikannya di lapangan dan mengukur slip
yang terjadi di lapangan. Slip terjadi ketika ban yang digunakan berputar di tempat
tetapi traktor tidak bergerak maju, umumnya slip terjadi karena penggunaan ban
yang sudah terlalu lama atau keadaan lahan yang licin dan basah. Ketika
pengukuran slip, nilai yang didapat untuk ban depan dan belakang memiliki nilai
yang berbeda. Ini disebabkan karena adanya perbedaan massa yang dimiliki ban
bagian depan dan bagian belakang berbeda sehingga mempengaruhi cengkraman
ban ke tanah. Selain itu slip yang terjadi di bagian roda belakang lebih besar
dibandingkan dengan bagian depan karena dapat dilihat alur yang dimiliki ban
belakang sudah sangat tipis sehingga sangat mempengaruhi nilai slip itu sendiri.
Penggunaan traktor poros ganda ini berguna untuk digunakan di lahan yang
memiliki struktur licin dan gembur sehingga penggunaan poros depan dan belakang
dapat membantu dalam pengolaahan lahan yang sering terjadi slip.
Rika Rostika
2401110130015

BAB V
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada praktikum mengenai Pendugaan Traksi dan Tahanan


Guling Roda Traktor kali ini adalah sebagai berikut :
1. Koefisien tahanan guling merupakan parameter sifat mekanik tanah yang
menentukan berapa besarnya daya untuk menggerakkan roda traktor pada
lahan pertanian. Daya untuk menggerakkan roda traktor bergantung pada
koefisien tahanan guling, berat traktor, dan kecepatan traktor.
2. Slip roda traktor adalah keadaan di mana roda traktor terus berputar tetapi
traktor tidak dapat bergerak atau selisih jarak tempuh roda traktor dengan
pembebanan dengan jarak tempuh roda traktor tanpa pembebanan.
3. Pengukuran pada saat traktor maju dapat diketahui jarak aktual roda depan
25,27 meter dan jarak aktual roda belakang adalah 28,7 meter.
4. Pengukuran slip pada roda depan adalah 3,08 % dan slip pada roda belakang
adalah 23,87 %.
Siti Patimah
240110130057

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari pengamatan yang kami lakukan di lapangan dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Yang dimaksud traktor poros tunggal adalah traktor yang memiliki roda dua
sedangkan traktor poros ganda adalah traktor yang memiliki roda empat.
2. Traktor poros ganda memiliki ukuran lebih besar daripada traktor poros
tunggal sehingga kemampuan menarik implement pada traktor poros ganda
lebih besar pula.
3. Besarnya contact area dan deplection area pada traktor mempengaruhi lahan
yang akan dibajak.
4. Traktor poros ganda menghabiskan bahan bakar yang lebih banyak daripada
traktor poros tunggal. Hal ini disebabkan karena traktor poros ganda memiliki
daya yang lebih besar daripada traktor poros tunggal.

5.2 Saran
Adapun saran setelah melaksanakan praktikum adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan kerjasama antar anggota kelompok dengan baik untuk
meminimalisir kesalahan dalam pengukuran.
Asri Sopiana M
240110130061

BAB V
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :


1. Slip juga memiliki peran utama dalam peningkatan atau penurunan efisiensi
traksi. Besarnya tenaga maksimum yang dapat disalurkan roda kepermukaan
tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah terhadap roda yang memungkinkan roda
menghasilkan tenaga tarik yang lebih besar.
2. Slip yang diperoleh terlalu kecil bila dibandingkan dengan slip teoritis (15% -
25%, untuk tanah liat sebesar 35%).
3. Hal yang dapat mengakibatkan besar kecilnya nilai slip diantaranya adalah
ketidakseimbangan antara gaya yang disalurkan oleh jari-jari roda dari sumbu
roda kepada permukaan tapak dan medan tahanan geser tanah yang dilalui roda
tersebut serta perbedaan kecepatan dengan transmisi dapat memberikan
pengaruh pada slip.
Yuza Ramadhan
240110130098

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1. Penggunaan traktor poros ganda berguna untuk tanah yang memiliki
tekstur yang gembur dan licin.
2. Lahan yang gembur dan licin menyebabkan terjadinya slip.
3. Pergantian ban yang baik sebaiknya dilakukan sehingga slip dapat
diminimalisir.

5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini adalah :
1. Praktikan sebaiknya memahami materi ini sehingga ilmu yang
duipelajari dapat diterapkan.
2. Perawatan alat sebaiknya dilakukan agar praktikum berjalan dengan
baik.
LAMPIRAN

Gambar 1. Menjalankan traktor dan pengukuran slip


DAFTAR PUSTAKA

Mandang, T. 2010. Traktor Roda Empat. Terdapat pada laman:


http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Bahan%20Ajar%20Motor%2
0dan%20Tenaga%20Pertanian/P%20Suaz/Traktor%20roda%20empat/Trakt
or%20Roda%20empat.htm (diakses pada Selasa, 18 Oktober 2016 pukul
21.04)

Sakai, J., zhou, W., et. Al., 1990 : An Equipment for Measuring Forces Acting on
the Agricultural Wheel lug, Res. Bul. JSAM Kyushu branch, 39, 6-10, Jepang

Sitompul, Sakai, R.G, Sembiring E.N, Setiawan R.P, Suastawa, I.N, Mandang T.
1998: Traktor 2 Roda. Bogor : IPBpress

Anda mungkin juga menyukai