Anda di halaman 1dari 14

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Karakteristik Aerodinamis Bahan Hasil Pertanian)

Oleh :
Nama : Niken Ida Lovita
NPM : 240110180027
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 12 November 2019
Waktu / Shif : 16.30 - 17.00 WIB / A2
Asisten Praktikum : 1. A. Zahra Nursyifa
2. Maya Irmayanti
3. Nunung Nurhaijah Hudairiah
4. Zhaqqu Ilham Alhafidz

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemisahan bahan hasil pertanian berkaitan erat dengan tingkat penurunan
hasil yang dapat berupa penurunan jumlah maupun penurunan tingkat mutu. Proses
pemisahan produk melibatkan aspek dinamika, dinamika produk serta dinamika
udara. Tingginya tingkat penurunan bahan hasil pertanian masih menjadi masalah
nasional Indonesia hal tersebut dapat dilihat dari penurunan pasca panen beberapa
produk pertanian misalnya bulog. Beberapa cara yang dilakukan untuk
menanggulangi masalah tersebut yaitu dengan cara pemisahan yang didasarkan
pada sifat bahan yang meliputi bentuk, ukuran partikel dan sifat-sifat aerodinamis
bahan dengan cara pneumatik. Parameter-parameter aerodinamika yang
menentukan dalam proses pemisahan adalah kecepatan terminal (Vt), drag
koefisien (Dc), kecepatan anguler (ϖ) serta sifat fisik produk. Kebenaran nilai
kuantitatif dari karakteristik aerodinamika pada sistem siklon dapat diketahui
melalui pembuatan model matematika secara keseluruhan sistem siklon kemudian
melakukan input data hasil penelitian sifat aerodinamika dan kemudian
membandingkan antara hasil yang diperoleh secara teoritis dengan data aktual dari
sistem siklon terkontrol.
Berdasarkan hal tersebut maka hubungan antara variabel-variabel yang
memengaruhi pemisahan dengan sifat pneumatis bahan dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan matematis untuk memprediksi laju udara. Persamaan matematis
tersebut akan menampilkan hubungan antara panjang jarak lemparan dengan faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Penemtuan suatu model matematis dapat dilakukan
dengan analisis dimensi.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Mengukur kecepatan terminal; dan
2. Menghitung koefisien drag pada material handling jenis pneumatik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Bahan Hasil Pertanian


Karakteristik bahan pertanian adalah sifat fisik dari bahan pertanian yang
dianalisis dengan tujuan memudahkan dalam mendesain proses dan alat mesin yang
terkait dengan penanganan dan aplikasi bahan pertanian. Beberapa contoh bahan
pertanian yaitu benuh, pupuk, hasil pertanian, hingga limbah biologis hasil aktivitas
pertanian. Sofat fisik yang dianalisis adalah ukuran sederhana (bentuk, Panjang,
luas permukaan, volume, massa, massa jenis), sifat listrik, sifat panas
(konduktivitas, difusivitas, kemamp-uan pindah panas), karakteristik air (kadar air,
higroskopisitas, kadar air keseimbangan), sifat optic, tegangan mekanis, rheologi,
sifat aerodinamika dan hidrodinamika. Karakteristik tak langsung seperti gesekan
yang terjadi antara bahan pertanian dengan media lain serta kerusakan mekanik,
fisik, dan dianalisis (Putri,2018).

2.2 Karakteristik Aerodinamis Bahan Hasil Pertanian


Aerodinamika berarti penyelidikan mengenai gerakan-gerakan benda di
dalam udara. Faktor-faktor yang mempengaruhi aerodinamika antara lain:
temperatur udara, tekanan udara, kecepatan udara, kerapatan udara. Hukum-hukum
yang berkaitan dengan aerodinamika adalah Hukum I Newton, Hukum II Newton
dan Hukum III Newton. Hukum I Newton menyatakan bahwa benda yang diam
akan tetap diam sedangkan benda yang bergerak akan tetap bergerak dalam lintasan
tertentu dan kecepatannya tetap kecuali ada penyebab dari luar yaitu gaya yang
memaksanya merubah keadaan tersebut. Hukum II Newton menyatakan bahwa
perubahan kecepatan berbanding lurus dengan gaya yang bekerja dan menurut garis
kerja gaya tersebut. Selanjutnya benda yang bergerak akan mendapat
perlambatan/percepatan. Hukum III Newton menyatakan bahwa aksi sama besar
dan berlawanan arah dengan reaksi. Artinya, gaya yang dilakukan oleh dua benda
terhadap sesamanya sama besar dan berlawanan arahnya.
Faktor penting aerodinamika lainnya adalah Drag Coefficient (C).
Kehilangan energi untuk setiap panjang aliran (dP/L) merupakan sifat erodinamika
dari bahan dan peralatan yang merupakan faktor yang harus diperhatikan khususnya
kaitannya dengan pengaruh dimensi peralatan [2,3]. Dalam bahasan penelitian ini,
tidak menggunakan blower seperti penelitian yang telah dilakukan sebelum –
sebelumnya. Aerodinamika yang dibahas pada penelitian ini lebih terkait pada
faktor koreksi waktu jatuh, kerapatan benda dan penggunaan hukum II Newton
(Putri,2018).

2.3 Sistem Pneumatik


Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin.
Menurut Peter (1985) sistem pneumatik adalah sistem yang menggunakan tenaga
yang disimpan dalam bentuk udara yamg dimamptakan untuk menghasilkan suatu
kerja. Pemisahan pneumatik bahan pertanian berarti pemisahan bahan produk
pertanian seperti biji- bijian, padi, kacang, gandum, dan bhaan produk bijian lainnya
dari material lain yang hendak dipisahkan. Sistem pneumatik banyak digunakan
sebagai sistem automasi. Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut
: a) Pencekaman benda kerja; b) Penggeseran benda kerja; c) Pengaturan posisi
benda kerja; dan d) Pengaturan arah benda kerja Kelebihan sistem Pneumatik antara
lain: a) Fluida kerja mudah didapat dan ditransfer; b) Dapat disimpan dengan baik;
c) Bersih dan kering; d) Tidak peka terhadap suhu; e) Aman terhadap kebakaran
dan ledakan; f) Tidak diperlukan pendiginan fluida kerja; g) Sederhana; dan h)
Murah. Kekurangan sistem Pneumatik antara lain: a) Ketermampatan; b) Gangguan
suara (bising): c) Kelembaban udara; d) Bahaya pembekuan; e) Kehilangan energi
kalor; f) Pelumasan udara bertekanan; dan g) Gaya tekan terbatas (Rais,2010)

2.4 Material Handling


Material Handling atau Perpindahan Bahan merupakan aktivitas
memindahkan bahan/material dari suatu titik ke titik lainnya (dengan jarak
tertentu). Perpindahan merupakan gerakan yang tidak produktif, tidak ada value
added pada produk kecuali hanya perpindahan. Menurut AMHS (American
Material Handling Society ) material handling adalah “Seni dan ilmu yang meliputi
penanganan (handling), pemindahan (moving), pembungkusan/pengepakan
(packaging), penyimpanan (storing), dan pengendalian/pengawasan (controlling)
dari bahan/ material dengan segala bentuknya”. Berbeda dengan mesin industri
yang merupakan alat utama proses operasi untuk menghasilkan produk, material
handling hanya merupakan alat bantu untuk mempermudah sistem operasi.
Material handling dalam arti luas merupakan kegiatan mengangkat,
mengangkut dan meletakkan bahan-bahan/barang-barang dalam pabrik, dimulai
sejak bahan-bahan masuk atau diterima di pabrik sampai pada saat barang
jadi/produk akan dikeluarkan dari pabrik. Walaupun banyak orang mengira
bahwa kegiatan material handling merupakan kegiatan yang kurang penting
dalam suatu pabrik, tetapi kenyataannya tidaklah demikian halnya. Hal ini karena
terdapat banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk pemindahan dan peletakan
bahan-bahan dalam tingkat-tingkat proses produksi. Material handling dalam
pengertian lain merupakan kegiatan untuk menyediakan material yang tepat
(right material) atau aterial yang disediakan sesuai dengan yang dipesan oleh
bagian produksi, akan lebih akurat jika menggunakan peralatan otomatis dan
juga pada jumlah yang tepat (right mount) atau jumlah yang disediakan oleh
bagian material handling sesuai jumlah kebutuhan, serta sesuai dengan
keinginan konsumen (misal tidak rusak, kondisi barang dipak atau tidak dipak,
diurut penyusunannya, dan lain-lain) atau dengan kondisi yang tepat (right
condition) (Chakraverty,1981).

2.5 Kecepatan Terminal


Kecepatan terminal adalah kecepatan udara dimana partikel tetap dalam
keadaan berhenti pada pipa vertical karena gaya atau aksi dari aliran tersebut.
Menurut Mohsenin (1970) pada keadaan setimbang, kecepatan terminal merupakan
fungsi dari berat partikel, luas proyeksi, koefisien seret partikel dan massa jenis
udara. Kecepatan terminal terjadi pada saat kecepatan gravitasi Fg sama dengan
hambatan udara Fd. Kecepatan terminal digunakan sebagai karakterik
aerodinamika dalam aplikasinya (Mohsenin,1970). Secara matematis terminal
kecepatan mempertimbangkan daya apung efek diberikan oleh:
Vt = 2mg / (ρA.Cd) ………………………… (1)
2.6 Drag Coefficient
Drag coefficient menunjukkan tahanan fluida yang diterima oleh suatu
benda. Semakin rendah nilai drag coefficient, maka hambatan aerodinamik maupun
hidrodinamiknya semakin kecil sehingga hambatan udara maupun hambatan airnya
menjadi kecil dan fluida dapat dengan lancar melewati benda tersebut. Drag
coefficient dipengaruhi oleh gaya, densitas, kecepatan dan luas area benda yang
dilalui. Hal ini digunakan dalam persamaan, di mana coefficient drag yang lebih
rendah menunjukkan objek memiliki hambatan aerodinamis atau hidrodinamik
lebih kecil. Koefisien hambatan selalu dikaitkan dengan luas permukaan tertentu
(Mohsenin.1970). Berikut merupsksn rumus untuk mencari nilai Cd:
2𝑚𝑔 (𝜌𝑓−𝜌𝑝)
Cd = ……………………………(2)
𝑉𝑡 2 .𝐴𝑝.𝜌𝑝.𝜌𝑓
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Alat pneumatik;
2. Cawan; dan
3. Timbangan Analitik.
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Butir beras 1 (0,02 kg); dan
2. Butir beras 2 (0,03 kg).

3.2 Prosedur Percobaan


Prosedur yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan;
2. Menghubungkan alat pneumatik kepada terminal listrik;
3. Menimbang butir beras 1 dan 2;
4. Memasukkan butirberas ke dalam alat pneumatik;
5. Menyalakan alat pneumatik;
6. Mengukur terminal velocity bahan 1 dan 2;
7. Mengukur drag coefficient dengan perhitungan sebagai berikut:
2 𝑚𝑔 (𝐷1) 𝑥 𝜌𝑓 𝑥 (𝜌𝑓−𝜌𝑝)
Cd = .............. (3)
𝐴𝑝 𝑥 𝜌𝑝 𝑥 𝜌𝑓 𝑥 𝜇

8. Mencatat hasil pengukuran.


BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Hasil Percobaan


Tabel 1. Hasil Pengukuran Vt
No. M (kg) Vt (m/s)
1. 0,02 10,3
2. 0,03 6,9

4.2 Perhitungan
2𝑚𝑔 (𝜌𝑓−𝜌𝑝)
Cd = 𝑉𝑡 2 .𝐴𝑝.𝜌𝑝.𝜌𝑓
2𝑚𝑔 (𝜌𝑓−𝜌𝑝)
CdRe2 = 𝑉𝑡 2 .𝐴𝑝.𝜌𝑝.𝜌𝑓

Keterangan :
Cd = Drag Coefficient
𝐷. 𝑣. 𝜌
Re = Reynolds Number( )
µ

m = Weight of material (kg)


g = Gravitational accelerating force (9,81 m/s2)
Dp2 = Particle diameter (m)
ρp = Particle density (0,753 kg/m3)
ρf = Fluid density (1,2 kg/m3)
1
Ap = Projected area of particle (r = 4 π𝐷2 )

µ = Viscosity of fluid
Vt = Terminal velocity
D = 0,043 m

4.2.1 Perhitungan Drag Coefficient


M = 0,02 kg
2.0,02.9,81 (1,2−0,753)
Cd = 1
10,32 .( π(0,0432 )).0,753.1,2
4

0,175
= 0.139 = 1,26
M = 0,03 kg
2.0,03.9,81 (1,2−0,753)
Cd = 1
6,92 .( π(0,0432 )).0,753.1,2
4

0,263
= 0.062 = 4,24

4.2.2 Analisis Dimensi


𝑘𝑔. 𝑚/𝑠 2 . 𝑘𝑔/𝑚3
=
𝑚/𝑠 2 . 𝑚2 . 𝑘𝑔/𝑚3 . 𝑘𝑔/𝑚3
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini praktikan melakukan perhitungan untuk mencari nilai drag
coefficient. Bahan yang digunakan yaitu beras dengan massa 0,02 kg dan 0,03 kg.
Bahan hasil pertanian mempunyai sifat-sifat aerodinamis tertentu. Teori dinamis
menyatakan bahwa partikel yang jatuh bebas di dalam fluida dalam keadaan tunak
(steady state) tegantung atas sifat dari partikelnya, fluida tempat partikel tersebut
jatuh dan gaya percepatannya. Beberapa sifat aerodinamis partikel tersebut yaitu
kecepatan terminal, laju aliran udara dan bahan, dan jarak lemparan. Kecepatan
terminal merupakan kecepatan udara dimana partikel tetap dalam keadaan berhenti
pada pipa vertikal karena gaya atau aksi dari aliran udara tersebut. Keadaan
setimbang kecepatan terminal merupakan fungsi dari berat partikel, luas proyeksi,
koefisien seret partikel dan massa jenis udara.
Praktikum kali ini praktikkan menggunakan material handling jenis
pneumatic. Material handling merupakan kegiatan mengangkat, mengangkut dan
meletakkan bahan-bahan/barang-barang dalam pabrik, dimulai sejak bahan-bahan
masuk atau diterima di pabrik sampai pada saat barang jadi/produk akan
dikeluarkan dari pabrik. Pneumatik sendiri adalah sebuah sistem penggerak yang
menggunakan tekanan udara sebagai tenaga penggeraknya. Cara kerja Pneumatik
sama dengan hidrolik yang membedakannya hanyalah tenaga penggeraknya, jika
pneumatik menggunakan udara sebagai tenaga penggeraknya, sedangkan hidrolik
menggunakan cairan oli sebagai tenaga penggeraknya. Tekanan udara inilah yang
berfungsi untuk menggerakkan sebuah silinder kerja. silinder kerja inilah yang
nantinya mengubah tenaga/tekanan udara tersebut menjadi tenaga mekanik
(gerakan maju mundur pada silinder).
Pengukuran kali ini mendapatkan hasil untuk beras dengan massa 0,02 kg
maka nilai terminal kecepatannya yaitu sebesar 10,3 m/s sedangkan untuk beras
dengan massa 0,03 kg nilai terminal kecepatannya sebesar 6,9 m/s. Selisih terminal
kecepatannya yaitu sebesar 3,4 m/s. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa semakin berat massa suata bahan maka nilai terminal
kecepatannya semakin kecil. Berdasarkan data yang telah diketahui maka dapat
dicari nilai drag coefficientnya. Luas penampang yang digunakan oleh kedua bahan
tersebut sama dengan diameter sebesar 0,043 m. Nilai drag coefficient untuk beras
dengan massa 0,02 kg yaitu sebesar 1,26 sedangkan nilai drag coefficient untuk
beras dengan massa 0,03 kg yaitu sebesar 4,24. Berbeda dengan hasil pengukuran
terminal kecepatan, pada pengukuran drag coefficient semakin besar massa suatu
bahan maka semakin besar pula nilai drag coefficient yang dihasilkan. Selisih nilai
drag coefficient untuk kedua bahan yaitu sebesar 2,98. Menurut literature semakin
kecil nilai drag coefficient maka hambatan aerodinamik maupun hidrodinamiknya
semakin kecil sehingga hambatan udara maupun hambatan airnya menjadi kecil dan
fluida dapat dengan lancar melewati bahan tersebut begitupun sebaliknya. Nilai dari
drag coefficient tersebut dipengaruhi oleh gaya, densitas, kecepatan dan luas area
benda yang dilalui.
Proses pemisahan biji-bijian/benih pada umumnya menggunakan prinsip
berat antara biji-bijian tersebut dengan kotoran maupun benda lain yang akan
dibuang atau dipisahkan dengan menggunakan hembusan angin. Pemisahan dengan
hembusan udara tersebut akan optimum apabila udara yang digunakan sebagai
pembersih sesuai dengan kecepatan terminal. Proses dinamika bahan hasil
pertanian akan menjadi lebih baik apabila menggunakan mesin. Fungsi dari
karakteristik aerodinamis bahan hasil pertanian adalah untuk memisahkan beras
dari kulitnya.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :
1. Sifat aerodinamis adalah sifat bahan pertanian yang mengalami proses
pengangkutan dan pemisahan dari bahan yang tidak diperlukan dengan
menggunakan udara;
2. Kecepatan terminal merupakan kecepatan udara dimana partikel tetap dalam
keadaan berhenti pada pipa vertikal karena gaya atau aksi dari aliran udara tersebut;
3. Sifat aerodinamis suatu bahan yaitu kecepatan terminal, laju aliran udara dan bahan,
dan jarak lemparan;
4. Kecepatan terminal merupakan kecepatan udara dimana partikel tetap dalam
keadaan berhenti pada pipa vertikal karena gaya atau aksi dari aliran udara tersebut;
5. Material handling merupakan kegiatan mengangkat, mengangkut dan meletakkan
bahan-bahan/barang-barang dalam pabrik;
6. Pneumatik adalah sebuah sistem penggerak yang menggunakan tekanan udara
sebagai tenaga penggeraknya;
7. Semakin berat massa suata bahan maka nilai terminal kecepatannya semakin kecil;
8. Nilai drag coefficient untuk beras dengan massa 0,02 kg yaitu sebesar 1,26
sedangkan nilai drag coefficient untuk beras dengan massa 0,03 kg yaitu sebesar
4,24;
9. Semakin besar massa suatu bahan maka semakin besar pula nilai drag coefficient
yang dihasilkan;
10. Semakin kecil nilai drag coefficient maka hambatan aerodinamik maupun
hidrodinamiknya semakin kecil sehingga hambatan udara maupun hambatan airnya
menjadi kecil dan fluida dapat dengan lancar melewati bahan tersebut;
11. Nilai dari drag coefficient tersebut dipengaruhi oleh gaya, densitas, kecepatan
dan luas area benda yang dilalui; dan
12. Fungsi dari karakteristik aerodinamis bahan hasil pertanian adalah untuk
memisahkan.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah :
1. Sebaiknya alat praktikum ditambah, disesuaikan dengan jumlah praktikan agar
semua praktikan dapat mencobanya; dan
2. Praktikum sebaiknya dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah diberikan agar
hasilnya maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Mohsenin, N.M, 1970. Physical properties of plant and Animal Materials. Volume 1
Structure Physical Characteristics and Mechanical Properties. Gordon and Science
Publisher. New York. London. Paris

Peter. 1985. Pengantar Ilmu Teknik Pneumatik. Gramedia. Jakarta

Chakraverty.1981. Postharvest Technology of Cereals and Pulses. Oxford. Ndelhi

Putri, Renny Eka. 2018. Sifat Bahan Pertanian. Universitas Andalas. Sumatera

Rais, dkk. 2010. The Analysis of Bulk Solids Separation by Pneumatic. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai