LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Karakteristik Optik: Pengukuran Warna dengan Alat Pengambil Citra Digital)
Oleh:
Nama : Septima Alvindo Nurhuda
NPM : 240110170032
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 06 November 2018
Waktu / Shift : 15.30 – 17.30 WIB / A2
Co. Ass : 1. Agnes Klarasitadewi
2. Dina Aprilia
3. Intan Siti Sa’adah
4. Rini Nurul Fauziyah
2.2 Warna
Warna adalah hasil persepsi dari cahaya dalam spektrum wilayah yang
terlihat oleh retina mata, dan memiliki panjang gelombang antara 400 nm sampai
dengan 700 nm. Sedangkan ruang warna adalah model matematis abstrak yang
menggambarkan cara agar suatu warna dapat direpresentasikan sebagai baris
angka biasanya dengan nilai - nilai dari tiga atau empat buah warna atau
komponen. Contohnya adalah ruang warna RGB, ruang warna CMY/CMYK,
ruang warna YIQ, ruang warna YCbCr, ruang warna HSI, HSL, HSV, ruang
warna CIELAB (Munir, 2010).
Warna juga dapat diilustrasikan berdasarkan komponen warnanya. Setiap
warna memiliki 3 buah atribut, yaitu: (Munir, 2010).
a. Intensity/brightness/luminance (I)
Atribut yang menyatakan banyaknya cahaya yang diterima oleh mata tanpa
mempedulikan warna. Kisaran nilainya adalah antara gelap (hitam) dan terang
(putih).
b. HUE (H)
Hue digunakan untuk membedakan warna - warna yang terlihat mirip dan
untuk menentukan kemerahan (redness), kehijauan (greenness) dari cahaya. Hue
berkaitan erat dengan panjang gelombang dan jika kita membedakan warna
jingga, merah atau violet.
c. Saturation
Menyatakan tingkat kemurnian warna cahaya, yaitu mengindikasikan
seberapa banyak warna putih diberikan pada warna. Sebagai contoh, warna merah
adalah 100% warna jenuh (saturated color), sedangkan warna pink adalah warna
merah dengan tingkat kejenuhan sangat rendah (karena ada warna putih di
dalamnya). Jadi, jika hue menyatakan warna sebenarnya, maka saturation
menyatakan seberapa dalam warna tersebut.
Hue dikuantisasi dengan nilai dari 0 sampai 255; 0 menyatakan merah,
lalu memutar nilai-nilai spektrum tersebut kembali lagi ke 0 untuk menyatakan
merah lagi. Ini dapat dipandang sebagai sudut dari 0° sampai 360°. Jika suatu
warna mempunyai saturation = 0, maka warna tersebut tanpa hue, yaitu dibuat
dari warna putih saja. Jika saturation = 255, maka tidak ada warna putih yang
ditambahkan pada warna tersebut. Saturation dapat digambarkan sebagai panjang
garis dari titik pusat lingkaran ke titik warna (Munir, 2010).
2.4 CIELCH
Model warna CIELCh merupakan model warna turunan dari model warna
CIELUV atau CIELAB, yang diturunkan dari CIELUV. CIELCh adalah identik
dengan CIELUV sedangkan yang diturunkan dari CIELAB, dengan demikian
boleh disebutkan bahwa model warna CIELCh adalah model warna virtual. Yang
diturunkan hanya nilai chroma nya saja (lihat daftar), sedangkan L memiliki
makna dan nilai yang sama dengan CIELUV maupun CIELAB. Untuk
mendapatkan nilai C dan h dipergunakan rumus segitiga siku-siku sederhana
(Pythagoras) (Almegakm, 2015).
Contohnya warna jingga memiliki beberapa nilai sesuai dengan ruang warna
yang dipakai : (Almegakm, 2015)
Tabel 1. Nilai-Nilai CIE
CIEXYZ - Chromaticity CIELUV – CIELCHuv CIELAB - CIELCHab
X = 49,13 L* = 65,37 L* = 65,37
Y = 34,51 u* = 122,37 a* = 50,86
Z = 2,67 v* = 60,22 b* = 21,92
x = 0,569 C* uv = 136,38 C* ab = 96,42
y = 0,400 h* uv = 26,20° h* ab = 58,17°
(Sumber: Almegakm, 2015)
Karena keseragaman skala pada ruang warna CIELAB, maka seperti pada
CIELUV perbedaan persepsi warna dapat dirumuskan dengan sederhana pula:
(Almegakm, 2015)
2 2 2
∆E = √(L*2 - L*1 ) + (a*2 - a*1 ) + (b*2 - b*1 ) ....................................................(3)
2.4 CIE
Penelitian menunjukkan kombinasi warna yang memberikan rentang warna
yang paling lebar adalah red (R), green (G), dan Blue (B). CIE (Commission
International de l’Eclairage) atau International Lighting Committee adalah
lembaga yang membakukan warna pada tahun 1931. CIE mula-mula
menstandarkan panjang gelombang warna-warna pokok yaitu (R: 700 nm, G:
546.1 nm, dan B : 435.8 nm). Warna-warna lain dapat dihasilkan dengan
mengkombinasikan ketiga warna pokok tersebut (Assegaf, 2012).
Model warna yang digunakan sebagai acuan dinamakan model RGB.
Ditetapkan oleh Komisi Internationale de l’Eclairage (CIE), ruang warna L*a*b*
dimodelkan setelah teori warna lainnya yang menyatakan bahwa dua warna tidak
bisa merah dan hijau pada waktu yang sama atau kuning dan biru pada saat yang
sama waktu. Seperti ditunjukkan di bawah, L* menunjukkan light atau terang, a*
adalah koordinat merah untuk positif dan hijau untuk negatif, dan b* adalah
koordinat kuning untuk positif dan biru untuk negatif. Perbedaan untuk L* (ΔL*),
a* (Δa*) dan b* (Δb*) bisa positif (+) atau negatif (-). Total perbedaan, Delta E
(ΔE*), selalu positif (Assegaf, 2012).
2.5 HUE
HSV mendefinisikan warna dalam terminologi hue, saturation dan value.
Keuntungan HSV adalah adanya warna-warna yang sama dengan yang ditangkap
oleh indra manusia. Sedangkan warna yang dibentuk model lain seperti RGB
merupakan hasil campuran dari warna - warna primer. Model HSV, pertama kali
diperkenalkan oleh A.R Smith pada tahun 1978 (Fauzan, 2015).
Gambar 1. Warna – Warna HSV
(Sumber: Fauzan, 2015)
Melalui model gambar diatas, kita tahu bahwa HSV memiliki tiga
karakteristik pokok yaitu hue, saturation dan value. Pengertian dari masing –
masing karakteristik pokok tersebut yaitu : (Fauzan, 2015)
a. Hue menyatakan warna sebenarnya seperti merah, violet, dan kuning
yang digunakan menentukan kemerahan (redness), kehijauan (greeness),
dan sebagainya.
b. Saturation, umumnya disebut chroma yang merupakan kemurnian atau
kekuatan warna.
c. Value merupakan kecerahan dari warna. Nilainya berkisar antara 0-100
%. Apabila nilainya 0 maka warnanya akan menjadi hitam, semakin
besar nilai maka semakin cerah dan muncul variasi-variasi baru dari
warna tersebut.
3(G-B)
H = tan ((R-G)+(R-B))..........................................................................(4)
min (R, G,B)
S=1- ...............................................................................(5)
v
R+G+B
V= .........................................................................................(6)
3
Kemudahan cara pertama ternyata menimbulkan permasalahan, cara
pertama membuat hue tidak terdefinisi jika Saturation bernilai 0. Solusi kedua
untuk mendapatkan setiap nilai HSV adalah menggunakan rumus kedua berikut :
R G B
r = (R+G+B) , g = (R+G+B) , b = (R+G+B)..................................................(7)
V = max(r,g,b)....................................................................................(8)
0, jika V = 0
S={ min(r,g,b) ....................................................................(9)
1- , V>0
v
0, jika S = 0
60*(g-b)
, jika V = r
S*V
H= b-r ...........................................................(10)
60* [2+ ] , jika V = g
s*v
r-g
{60* [4+ s*v
] , jika V = b
2.5 Pigmen
Pigmen adalah zat yang memberikan warna pada suatu objek. Pigmen
dibagi menjadi dua yaitu pigmen alami dan pigmen buatan. Pengukuran warna
pada bahan hasil pertanian menjadi konsentrasi adalah pigmen alami. Di alam,
pigmen alami tersedia dalam berbagai jenis warna, mulai dari hijau, cokelat,
oranye kemerahan, kuning, sampai merah. Zat warna alami hijau disebut klorofil.
Klorofil bersumber dari daun hijau seperti daun katuk, pandan, daun suji, daun
muda jati, buah-buahan seperti alpukat, rumput laut, dan bakteri fotosintetik
(bakterioklorofilik) (Wahyu, 2013).
Zat warna alami yang berwarna cokelat adalah tanin dan kurkumin. Tanin
dan kurkumin bersumber dari daun, biji, buah dan rimpang seperti temu giring,
temulawak, kayu manis, dan teh. Zat warna alami oranye - kemerahan disebut
karotenoid. Karotenoid merupakan pigmen pelengkap yang distribusinya terdapat
paling melimpah di alam dan berfungsi melindungi klorofil dari efek cahaya yang
berlebihan (fotoproteksi). Karotenoid bersumber dari buah seperti kesumba dan
mangga, tumbuhan tingkat rendah seperti jamur oncom, sayuran seperti wortel
dan tomat, dan hewan seperti pada daging ikan, cangkang udang dan kepiting
(Wahyu, 2013).
Zat warna alami kuning disebut kurkumin. Kurkumin merupakan pigmen
nonfotosintetik berwarna kuning yang bersifat lebih stabil terhadap suhu dan
cahaya, juga dalam tubuh manusia. Kurkumin berasal dari jenis rempah keluarga
Zingibercaceae seperti kunyit dan temu lawak. Sedangkan zat warna alami merah
disebut antosianin. Golongan antosianin merupakan pigmen alami dengan kisaran
warna merah yang luas. Antosianin berasal dari bunga bewarna seperti bunga
rosela dan sumber lainnya seperti buah duwet dan ubi ungu. Kandungan
antosianin yang besar dalam bunga menjadi penentu kenampakan warna bunga
yang dihasilkan terutama pada bunga berwana merah (Wahyu, 2013).
BAB III
METODOLOGI
H = tan-1 b*
*
a
C = a b
* 2 *2
1
2
; dan
10. Mencari daerah kisaran kromatisasi berdasarkan nilai H masing – masing
sampel.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.2 Perhitungan
1
*2 *2 2
Rumus: C = [(a )+( b )] ...........................................................(12)
H = tan-1(b*/a*)..............................................................(13)
4.2.1 Perhitungan Sampel Jus A (Leci)
1. C = [ (2)2 + (17)2 ] ½
= 17,11
17
H = tan-1 ( )
2
= 83,29
2. C = [ (1)2 + (12)2 ] ½
= 12,04
12
H = tan-1 ( )
1
= 85,23
3. C = [ (9)2 + (2)2 ] ½
= 9,21
2
H = tan-1 ( )
9
= 77,17
4.2.2 Perhitungan Sampel Jus B (Apel)
1. C = [ (15)2 + (50)2 ] ½
= 52,20
50
H = tan-1 ( )
15
= 73,300
2. C = [ (10)2 + (45)2 ] ½
= 46,09
45
H = tan-1 ( )
10
= 77,471
3. C = [ (11)2 + (45)2 ] ½
= 46,32
45
H = tan-1 ( )
11
= 76,263
4.2.3 Perhitungan Sampel Jus C (Guava)
1. C = [ (38)2 + (66)2 ] ½
= 62,2253
66
H = tan-1 ( )
38
= 49,475
2. C = [ (38)2 + (35)2 ] ½
= 58,8982
35
H = tan-1 ( )
38
= 48,376
3. C = [ (45)2 + (42)2 ] ½
= 54,6717
42
H = tan-1 ( )
45
= 47,739
4.2.4 Perhitungan Sampel Jus D (Mangga)
1. C = [ (22)2 + (67)2 ] ½
= 70,5195
67
H = tan-1 ( )
22
= 71,821
2. C = [ (24)2 + (63)2 ] ½
= 67,41662
63
H = tan-1 ( )
24
= 69,145
3. C = [ (19)2 + (65)2 ] ½
= 67,72001
65
H = tan-1 ( )
19
= 73,145
4.2.5 Perhitungan Sampel Jus C + B (Guava + Apel)
1. C = [ (43)2 + (50)2 ] ½
= 65,946
50
H = tan-1 ( )
43
= 49,304
2. C = [ (40)2 + (53)2 ] ½
= 66,4003
53
H = tan-1 ( )
40
= 52,957
3. C = [ (42)2 + (53)2 ] ½
= 67,624
53
H = tan-1 ( )
42
= 51,299
4.3 Grafik
89
90 79.3
80 67
61.6 62.66
70
60
50
40
30
20
10
0
Jus A Jus B Jus C Jus D Jus C+B
L*
67
70
60
50 41.66
40
30 21.67
20 12
10 2.5
0
Jus A Jus B Jus C Jus D Jus C + B
(+)a* (-)a*
60 52
46.6
50 43.6
40
30
20 12.66
10
0
Jus A Jus B Jus C Jus D Jus C + B
(+)b* (-)b*
180
160 43.6
140 52
65
120 46.6
100 12.66 67
2.5 12
21.67 41.66
80
60
89 79.3
40 61.6 67 62.33
20
0
Jus A Jus B Jus C Jus D Jus C + B
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Karakteristik optik pada pengukuran warna masing-masing jus dapat
diamati dari hasil pengukuran nilai standar CIELAB L*, a*, b*, C, dan H
dengan aplikasi Adobe Photoshop CS6;
2. Jus Leci memiliki parameter kecerahan yang paling tinggi dan jus Guava
memiliki parameter kecerahan yang paling rendah;
3. Nilai chroma yang paling tinggi adalah jus mangga dan yang paling
rendah adalah jus leci;
4. Nilai hue dapat menentukan daerah kisaran warna kromatis pada jus;
5. Berdasarkan pengukuran, daerah kisaran warna kromatis Jus Leci, Jus
Apel, dan jus Mangga memiliki daerah kisaran warna kromatis Yellow
Red (YR). Sedangkan, untuk jus Guava dan jus C+B memiliki daerah
kisaran warna kromatis Red (R); dan
6. Faktor perbedaan daerah kisaran warna kromatis dipengaruhi oleh posisi
penempatan titik pada gambar jus yang tertera pada aplikasi Adobe
Photoshop CS6.
6.2 Saran
Saran untuk pelaksanaan praktikum kali ini adalah :
1. Sebaiknya alat yang digunakan untuk pengukuran warna tidak hanya
menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS6 tetapi menggunakan alat –
alat seperti kolorimeter, spektrofotometer, atau kromameter;
2. Sebaiknya bahan yang digunakan lebih bervariasi lagi warnanya
sehingga hasil yang didapat akan lebih beragam, baik itu nilai
kecerahannya ataupun nilai kisaran warna kromatisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, Charis. 2015. Ruang Warna Hue Saturation Value (HSV) serta Proses
Konversinya. Terdapat pada : http://www.charisfauzan.net/2015/01/ruang-
warna-hue-saturation-value-hsv.html. (Diakses pad tanggal 13 November
2018 pukul 20.02 WIB).
Wahyu, Irvan. 2013. Mengenal Jenis Pigmen Alami dan Manfaatnya. Terdapat
pada : http://himalogista.ub.ac.id/mengenal-jenis-pigmen-alami-dan-
manfaatnya/. (Diakses pada tanggal 13 November 2018 pukul 22.10 WIB).
LAMPIRAN
Dokumentasi Praktikum