Oleh :
Nama : Sarah Salamah
NPM : 240110170021
Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 26 Sepetember 2019
Waktu / Shift : 15.00-17.00 WIB / 1
Co Ass : Laili Latifah
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah :
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Mahasiswa dapat menganalisis dan menerapkan proses grading dengan mesin
kromameter
1.1 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Mahasiswa dapat menganalisis warna dan menerapkan pengukuran
karakteristik optic L*, a*, b*, C dan H dalam grading hasil pertanian dengan
kromameter.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pigmen
Pigmen adalah zat yang memberikan warna pada suatu objek. Pigmen dibagi
menjadi dua yaitu pigmen alami dan pigmen buatan. Pengukuran warna pada bahan
hasil pertanian menjadi konsentrasi adalah pigmen alami. Di alam, pigmen alami
tersedia dalam berbagai jenis warna, mulai dari hijau, cokelat, orange kemerahan,
kuning, sampai merah. Zat warna alami hijau disebut klorofil. Klorofil bersumber
dari daun hijau seperti daun katuk, pandan, daun suji, daun muda jati, buah-buahan
seperti alpukat, rumput laut, dan bakteri fotosintetik (bakterioklorofilik). (Wahyu,
2013)
Zat warna alami yang berwarna cokelat adalah tanin dan kurkumin. Tanin dan
kurkumin bersumber dari daun, biji, buah dan rimpang seperti temu giring,
temulawak, kayu manis, dan teh. Zat warna alami orange-kemerahan disebut
karotenoid. Karotenoid merupakan pigmen pelengkap yang distribusinya terdapat
paling melimpah di alam dan berfungsi melindungi klorofil dari efek cahaya yang
berlebihan (fotoproteksi). Karotenoid bersumber dari buah seperti kesumba dan
mangga, tumbuhan tingkat rendah seperti jamur oncom, sayuran seperti wortel dan
tomat, dan hewan seperti pada daging ikan, cangkang udang dan kepiting. (Wahyu,
2013)
Zat warna alami kuning disebut kurkumin. Kurkumin merupakan pigmen
nonfotosintetik berwarna kuning yang bersifat lebih stabil terhadap suhu dan
cahaya, juga dalam tubuh manusia. Kurkumin berasal dari jenis rempah keluarga
Zingibercaceae seperti kunyit dan temu lawak. Sedangkan zat warna alami merah
disebut antosianin. Golongan antosianin merupakan pigmen alami dengan kisaran
warna merah yang luas. Antosianin berasal dari bunga bewarna seperti bunga
rosella dan sumber lainnya seperti buah duwet dan ubi ungu. Kandungan antosianin
yang besar dalam bunga menjadi penentu kenampakan warna bunga yang
dihasilkan terutama pada bunga berwana merah. (Wahyu, 2013)
2.2 Warna
Warna adalah hasil persepsi dari cahaya dalam spektrum wilayah yang
terlihat oleh retina mata, dan memiliki panjang gelombang antara 400 nm sampai
dengan 700 nm. Sedangkan ruang warna adalah model matematis abstrak yang
menggambarkan cara agar suatu warna dapat direpresentasikan sebagai baris angka
biasanya dengan nilai-nilai dari tiga atau empat buah warna atau komponen.
contohnya adalah ruang warna RGB, ruang warna CMY/CMYK, ruang warna YIQ,
ruang warna YCbCr, ruang warna HSI, HSL, HSV, ruang warna CIELAB. Warna
juga dapat diilustrasikan berdasarkan komponen warnanya. Setiap warna memiliki
3 buah atribut, yaitu: (Munir, 2010)
a. Intensity/brightness/luminance (I)
Atribut yang menyatakan banyaknya cahaya yang diterima oleh mata tanpa
mempedulikan warna. Kisaran nilainya adalah antara gelap (hitam) dan terang
(putih).
b. HUE (H)
Hue digunakan untuk membedakan warna-warna yang terlihat mirip dan
untuk menentukan kemerahan (redness), kehijauan (greenness) dari cahaya. Hue
berkaitan erat dengan panjang gelombang dan jika kita membedakan warna jingga,
merah atau violet.
c. Saturation
Menyatakan tingkat kemurnian warna cahaya, yaitu mengindikasikan
seberapa banyak warna putih diberikan pada warna. Sebagai contoh, warna merah
adalah 100% warna jenuh (saturated color), sedangkan warna pink adalah warna
merah dengan tingkat kejenuhan sangat rendah (karena ada warna putih di
dalamnya). Jadi, jika hue menyatakan warna sebenarnya, maka saturation
menyatakan seberapa dalam warna tersebut.
Hue dikuantisasi dengan nilai dari 0 sampai 255; 0 menyatakan merah, lalu
memutar nilai-nilai spektrum tersebut kembali lagi ke 0 untuk menyatakan merah
lagi. Ini dapat dipandang sebagai sudut dari 0° sampai 360°. Jika suatu warna
mempunyai saturation = 0, maka warna tersebut tanpa hue, yaitu dibuat dari warna
putih saja. Jika saturation = 255, maka tidak ada warna putih yang ditambahkan
pada warna tersebut. Saturation dapat digambarkan sebagai panjang garis dari titik
pusat lingkaran ke titik warna. (Munir, 2010)
2.3 Dimensi Warna
Warna memiliki tiga dimensi, yaitu berupa warna yang tersusun dari hasil
percampuran hitam putih sebagai porosnya, lingkaran warna yang melingkari
poros, dan skala warna yang bergerak menuju poros. Oleh sebab itu, dimensi warna
pun dapat dilihat dari tiga dimensi warna versi Munsell, yaitu dimensi nama warna
(hue), dimensi nilai (value), dan dimensi intensitas (chroma). Penjelasan tiap
dimensi warna versi Munsell dapat dilihat dalam pemaparan dimensi-dimensi
warna versi Munsell sebagai berikut. (Pratomo, 2011)
a. Dimensi Nama Warna (Hue)
Menurut Darmaprawira, sebelum data Munsell menjadi standar, warna-warna
benda disesuaikan dengan benda yang dimaksud seperti contohnya hijau alpokat
berarti warna hijau yang menyerupai buah alpukat. Pada keadaan dimensi satu,
nama-nama warna dalam sistem penamaan warna Munsell belum diberi simbol
secara numerik karena belum ada nilai dan tingkat kekuatan (intensitas).
(Darmaprawira, 2002).
b. Dimensi Nilai atau Derajat (Value)
Nilai derajat yang dimaksud di sini akan membedakan kualitas tingkat
kecerahan warna, misalnya ketika akan membedakan antara merah tua dengan
merah muda. Tingkatan nilai yang biasa digunakan adalah sembilan tingkat mulai
dari tingkatan tercerah, yaitu putih, melalui deretan abu-abu, sampai tingkatan
tergelap yaitu hitam. (Darmaprawira, 2002 )
c. Dimensi Khroma atau Intensitas (Chroma)
Chroma merupakan ukuran kekuatan dan kelemahan (strength dan weakness)
atau kekayaan dan kemiskinan (richness and poorness) suatu warna. Ukuran ini
membedakan warna lebih merah (more red) dan kurang merah (less red) yaitu
ukuran persentasi kualitas keberadaan jatidiri suatu warna. Chromaticity
merupakan atribut sensasi visual suatu warna asli bisa dilihat tanpa bergantung pada
gelap dan terang atau tanpa pengaruh putih dan hitam. Chromaticity disebut juga
kepenuhwarnaan (colorfulness) karena chromaticity merupakan ukuran identifikasi
hue dalam suatu warna. Suatu warna tanpa chromaticity adalah akromatik atau
monokromatik dan akan tampak kelabu atau kabus. (Darmaprawira, 2002 )
2.5 CIECh
Model warna CIELCh merupakan model warna turunan dari model warna
CIELUV atau CIELAB, yang diturunkan dari CIELUV. CIELCh adalah identik
dengan CIELUV sedangkan yang diturunkan dari CIELAB, dengan demikian boleh
disebutkan bahwa model warna CIELCh adalah model warna virtual. Yang
diturunkan hanya nilai chroma nya saja (lihat daftar), sedangkan L memiliki makna
dan nilai yang sama dengan CIELUV maupun CIELAB. Untuk mendapatkan nilai
C dan h dipergunakan rumus segitiga siku-siku sederhana (Pythagoras).
(Almegakm, 2015)
2.6 HUE
HSV mendefinisikan warna dalam terminologi hue, saturation dan Value.
Keuntungan HSV adalah adanya warna-warna yang sama dengan yang ditangkap
oleh indra manusia. Sedangkan warna yang dibentuk model lain seperti RGB
merupakan hasil campuran dari warna-warna primer. Model HSV, pertama kali
diperkenalkan oleh A.R Smith pada tahun 1978. (Fauzan, 2015)
Gambar 4. Warna – Warna HSV
(Sumber: Fauzan, 2015)
Melalui model gambar diatas, kita tahu bahwa HSV memiliki tiga
karakteristik pokok yaitu hue, saturation dan value. Pengertian dari masing –
masing karakteristik pokok tersebut yaitu : (Fauzan, 2015)
a. Hue menyatakan warna sebenarnya seperti merah, violet, dan kuning yang
digunakan menentukan kemerahan (redness), kehijauan (greeness), dan
sebagainya.
b. Saturation, umumnya disebut chroma yang merupakan kemurnian atau
kekuatan warna.
c. Value merupakan kecerahan dari warna. Nilainya berkisar antara 0-100 %.
Apabila nilainya 0 maka warnanya akan menjadi hitam, semakin besar nilai
maka semakin cerah dan muncul variasi-variasi baru dari warna tersebut.
2.7 Colorimeter/Chromameter
Prinsip alat ini adalah mengukur parameter atau tristimulus warna XYZ
menggunakan tiga buah filter X (merah), Y (hijau), dan Z (biru). Selain tiga buah
filter, chromameter memiliki beberapa komponen penting antara lain adalah
sumber cahaya, sensor, penguat, pengolah data dan display. Chromameter
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur warna dari permukaan suatu
objek. Prinsip dasar dari alat ini ialah interaksi antara energi cahaya diffus dengan
atom atau molekul dari objek yang dianalisis. Alat ini terdiri atas ruang pengukuran
dan pengolah data. Ruang pengukuran berfungsi sebagai tempat untuk mengukur
warna objek dengan diameter tertentu. Setiap kromameter dengan tipe berbeda
memiliki ruang pengukuran dengan diameter yang berbeda pula. Sumber cahaya
yang digunakan yaitu lampu xenon. Lampu inilah yang akan menembak permukaan
sampel yang kemudian dipantulkan menuju sensor spektral. Selain itu, enam fotosel
silikon sensitifitas tinggi dengan sistem sinar balik ganda akan mengukur cahaya
yang direfleksikan oleh sampel (Ririn, 2011).
Skema pengukuran dari kromameter yaitu sampel diberi cahaya diffus dan
diukur pada sudut tertentu. Cahaya diffus yang mengenai sampel dipantulkan pada
sudut tertentu, kemudian diteruskan ke sensor spektral, lalu dihitung menggunakan
komputer mikro. Data hasil pengukuran dapat berupa Yxy (CIE 1931), L*a*b*
(CIE 1976), Hunter Lab atau nilai tristimulus XYZ, yang sebelumnya diolah
melalui pengolah data. Sistem pengukuran yang paling sering digunakan ialah
sistem CIE L*a*b* atau CIELAB. Sistem warna CIELAB merupakan suatu skala
warna-warna yang seragam dalam dimensi warna.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
4.1 Tabel
Tabel 1. Hasil Pengukuran Sortasi Warna
No Sampel Ulangan L a* b* C H
Beras 1 75,24 0,63 16,96 16,97 87,86
1 Sentra 2 75,71 0,47 16,77 16,77 88,38
Ramos ⅀ 75,476 0,55 16,865 16,87 88,12
1 76,06 0,42 17,13 17,14 88,59
Beras
2 2 75,58 0,6 16,98 16,99 16,99
Cianjur
⅀ 75,92 0,53 17,055 17,065 88,28
1 76,29 0,40 16,74 16,75 88,63
Beras
3 2 76,01 0,50 17,44 17,44 88,37
Lokal 1
⅀ 76,15 0,45 17,095 17,095 88,5
Beras 1 71,67 1,14 17,10 17,14 86,19
4 Lokal 2 72,33 0,91 17,24 17,24 86,97
II ⅀ 72 1,02 17,17 17,2 86,58
Beras 1 76,55 0,53 16,82 16,83 88,18
5 Pandan 2 76,30 0,58 16,40 16,4 16,4
Wangi ⅀ 76,425 0,55 16,61 16,61 88,085
4.2 Grafik
77
76
75
74
73
72
71
70
69
Beras Sentra Beras Cianjur Beras Lokal Beras Lokal 2 Beras Pandan
Ramos Wangi
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Beras Sentra Beras Cianjur Beras Lokal Beras Lokal 2 Beras Pandan
Ramos Wangi
a*
b*
17.2
17.1
17
16.9
16.8
16.7
16.6
16.5
16.4
16.3
Beras Sentra Beras Cianjur Beras Lokal Beras Lokal 2 Beras Pandan
Ramos Wangi
4.3 Perhitungan
4.3.1 Beras Pandan Wangi 4.3.2 Beras Setra Ramos
b* b*
1. H = tan-1 x ( ) 1. H = tan-1 x ( )
a* a*
16,82 16,96
a. tan-1 x ( ) a. tan-1 x ( )
0,53 0,63
= 88,195 = 87,873
16,40 16,77
b. tan-1 x ( ) b. tan-1 x ( )
0,58 0,47
= 87,975 = 88,395
2. C = [ (a*)2 + (b*)2 ] 1/2 2. C = [ (a*)2 + (b*)2 ] 1/2
= 88,595 = 86,186
16,98 17,28
b. tan-1 x ( ) b. tan-1 x ( )
0,6 0,91
= 87,976 = 86,985
2. C = [ (a*)2 + (b*)2 ] 1/2 2. C = [ (a*)2 + (b*)2 ] 1/2
= 88,631
17,44
b. tan-1 x ( )
0,50
= 88,358
2. C = [ (a*)2 + (b*)2 ] 1/2
a. = [ (0,40)2 + (16,74)2 ] ½
= 16,745
b. = [ (0,47*)2 + (16,177*)2
]½
= 17,447
BAB V
PEMBAHASAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini adalah :
1. Prinsip kromamameter adalah mengukur parameter atau tristimulus warna
XYZ menggunakan tiga buah filter X (merah), Y (hijau), dan Z (biru);
2. Sortasi beras berguna untuk menentukan kualitas dari suatu beras;
3. Nilai H pada setiap beras berkisar antara 86-88 yang kromatisistasnya
berwarna yellow red; dan
4. Nilai C yang terbesar terdapat pada beras Lokal 2, nilai intensitas serta
kekuatannya lebih tinggi dibandingkan besar lainnya.
6.2 Saran
Saran pada praktikum ini adalah :
1. Beras sebainya telah diidentifikasi secara jelas kualitasnya terlebih dahulu,
sehingga hasil pensortasian warna dapat dibandingkan dengan kualitas beras
tersebut; dan
2. Computer yang disambungkan dengan kromameter sebaiknya dipastikan
tidak error dan data berfungsi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, Charis. 2015. Ruang Warna Hue Saturation Value (HSV) serta Proses
Konversinya. Terdapat pada : http://www.charisfauzan.net/2015/01/ruang-
warna-hue-saturation-value-hsv.html. /. (Diakses pada tanggal 3 Oktober
2019 pukul 08.29 WIB).
Wahyu, Irvan. 2013. Mengenal Jenis Pigmen Alami dan Manfaatnya. Terdapat
pada : http://himalogista.ub.ac.id/mengenal-jenis-pigmen-alami-dan-
manfaatnya/. (Diakses pada tanggal 3 Oktober 2019 pukul 08.29 WIB).
LAMPIRAN
Dokumentasi Pribadi