OLEH :
LABORATORIUM
FAKULTAS PERTANIAN
2021
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan tumbuhan di dalamnya. Hal
ini membuat orang Indonesia dengan mudah menemukan bahan pangan berupa
sayur dan buah beraneka ragam untuk dimakan. Kita dapat menemukan aneka
sayuran dan buah seperti buncis, kentang, blokoli, wortel, apel dan masih banyak
lagi. Selain bisa ngeisi perut, buah dan sayuran juga memiliki banyak manfaat
untuk tubuh pada khasiat vitamin dan serat yang dibutuhkan tubuh. Vitamin dapat
diproduksi oleh manusia secara mandiri, tetapi jumlah itu sendiri tidak cukup
untuk kebutuhan sehari, sehingga diperlukan asupan tambahan yang berasal dari
buah dan sayuran,(Hamidah, 2015)
Produk pertanian adalah kebutuhan pokok manusia. Seiring berjalannya
waktu, kebutuhan produk pertanian akan meningkat karena kenaikan penduduk.
Salah satu komoditi yang memegang peran besar adalah kentang. kentang
merupakan salah satu sumber karbohidrat yang banyak dipakai seluruh dunia.
Karena itu, kentang dianggap sebagai prioritas utama yang dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Sebagai contoh konsumsi
kentang di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 1480 kg dan naik pada tahun
2015 menjadi 2294 kg. Jumlah ini bisa dikatakan sedikit mengingat banyaknya
penduduk Indonesia, hal ini dikarenakan penduduk Indonesia lebih banyak
mengkonsumsi nasi sebagai sumber karbohidrat utama di abnding kentang,
(Amarullah dkk, 2019)
Indonesia merupakan negara yang penduduknya menggunakan nasi yang
berasal dari beras sebagai sumber karbohidrat utamanya. Beras berasal dari padi.
Padi memiliki beberapa jenis yaang sering ditemukan di Indonesia, antara lain
beras putih dan beras merah. Masyarakat Indonesia kebanyakan lebih memilih
beras putih karena memiliki tekstur dan rasa yang lebih enak dari beras merah saat
menjadi nasi. Beras putih memiliki risiko, menu3rut penelitian mengkonsumsi
beras putih secara berlebihan dapat meningkatakn risiko diabetes tipe 2,
(Hernawan dan Meylani, 2016).
B. Tujuan Percobaan
Kentang adalah tanaman yang biasanya akan tumbuh lebih baik pada
daerah dataran tinggi dan bersuhu rendah. Kentang masuk kedalam jenis umbi-
umbian yang berada pada kelompok sayur-sayuran. Seperti tanaman lainnya,
kentang berstruktur dari daun, batang, akar, dan umbi. Salah satu karakteristik
dari kentang yang berupa sifat fisiknya memiliki sphericity berkisar 0.84-0.92,
luas permukaan yang bervariasi dan densitas yang lebih besar dari densitas air,
(mustofa, 2020).
Seperti yang kita ketahui semua jenis beras berasal dari padi (Oryza
sativa, L.). begitu juga dengan beras putih (Oryza sativa l.) yang merupakan beras
yang paling sering di makan sebagai sumber karbohidrat utama masyarakat
Indonesia dibanding dengan komiditi yang lain. Beras putih mengandung sedikit
aleuron, dan kandungan amilosa sekitar 20%. Walaupun pengonsumsian beras
putih berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes, beras putih menjadi pilihan
sumber karbohidrat bebas gluten untuk kepentingan diet jika di konsumsi tidak
berlebihan, (Hernawan dan Meylani, 2016).
Kentang memiliki beberapa sifat fisik yang dapat dilihat dengan indra
manusia, antara lain warna, aroma, rasa, bentuk, berat, ukuran dan ada juga sifat
fisik yang bisa didapatkan dengan beberapa perhitungan, antara lain kebundaran
dan kebulatan. Warna dan bentuk dapat di indetifikasi dengan mata, sedangkan
aroma dan rasa dapat di indetifikasi dengan lidah dan hidung.
Kebundaran merupakan ukuran ketajaman dari sudut-sudut dari bendas
padat. Nilai dari kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Semakin dekat nilai ke 1
menandai bahwa bahan mendekati bundar. Sedangkan kebundaran merupakan
perbandingan antara diameter bola yang memiliki volume sama dengan objek
dengan diameter bola terkecil yang terdapat dalam objek sehingga bisa dikatakan
sebagai perbandingan antara diameter dalam dan luar.
Sudut curah adalah sudut yang dapat di lihat dengan 100 gram biji di
tuangkan dari bidang berbentuk kerucut ke bidang datar yang akan membentuk
seperti piramida. Biji-biji akan mebentuk piramida dan terdapat bidang datar dan
sisi miring, sudut antar bidang datar dan sisi miring ini yang disebut dengan sudut
curah. Sudut curah dapat berfungsi untuk memudahkan pemilihan wadah untuk
biji-bijian tersebut.
BAHAN DAN METODE
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan, gelas
ukur, kertas yang dilipat menjadi bentuk kerucut dengan lubang di ujungnya, dan
penggaris.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kentang dan
beras.
PROSEDUR PRAKTIKUM
Kentang
Bentuk
Kentang digambar dan diberi keterangan secukupnya pada gambar
tersebut. Bentuk kentang juga ditentukan sesuai dengan standar acuan yang ada.
Berat
Ukuran
Kebundaran (roundness)
Kebulatan (Sphericity)
Kekerasan Kentang
Kentang ditimbang terlebih dahulu, setelah itu bagian yang bisa dimakan
dan yang tidak dipisahkan. Bagian yang dapat dimakan ditimbang dan Edible
Portion dinyatakan dalam persen terhadap berat utuh.
Beras
1. Selembar kertas dilipat menjadi kerucut dengan lubang bawah 0,5-1 cm.
2. Beras dimasukkan ke dalam kerucut.
3. Lubang bagian bawah dibuka pada jarak 5 cm dari meja atau landasan lain
(pastikan meja dalam keadaan rata).
4. Diameter curah yang terbentuk diukur (d).
5. Tinggi curahan diukur.
6. Sudut curah diukur dengan rumus berikut :
Tg = t/0.5 d = 2t/d
Adapun gambar cara penghitungan sudut curah dapat dilihat di gambar 2.
HASIL
Kebulatan Sphericity: ¿ ¿
PEMBAHASAN
Kebundaran adalah salah satu dari sifat fisik bahan pertanian yang
berhubungan dengan bentuk dan ukuran. Sifat ini berfungsi untuk dijadikan dasar
dalam proses penyaringan, penentuan grade dan kontol kualitas (quality control)
dari suatu bahan. Sifat ini juga penting untuk aliran fluida dan perhitungan
transfer panas dan massa suatu bahan. Kebundaran dapat ditentukan dari
perbandingan diameter terbesar dan diameter terkecil dari suatu bahan.
Kebundaran bernilai 0-1 semakin dekat nilai ke 1 semakin bundar suatu bahan
atau menyerupai bola ,(Mustofa, 2020). Berdasarkan dari data dari percobaan,
didapatkan diameter terbesar dari bahan adalah 7,3 cm dan diameter terkecil 5 cm.
Dari data ini dilakukan perbandingan antara keduanya setelah di kuadratkan dan
didapat hasil 0,469. Hal ini menandakan bahan masih di bawah 50% dari
kebundaran.
Kebulatan atau sphericity adalah nilai yang menunjukkan kebulatan suatu
bahan. Nilai ini dapat berfungsi sebagai perhitungan aliran zat padat dan
perhitungan perpindahan panas dan massa. Kebulatan dapat didapatkan dengan
perbandingan diameter bundaran terpanjang, diameter bundaran terkecil dan jarak
1
antara pusat ke bundaran dari suatu bahan yang di pangkatkan dengan diameter
3
bulat terluar,(Mustofa, 2019). Dari data percobaan ini di dapatkan diameter
bundaran terpanjang adalah 7,3 cm, diameter bundaran terkecil 5 cm dan jarak
titik pusat dengan bundaran adalah 2,5. Dari data tersebut dilakukan perhitungan
dan didapatkan nilai 0,599. Hal ini menandakan suatu bahan 50% sudah
mendekati bulat.
Sudut curah adalah sudut yang terbentuk antara sisi bidang datar dengan
sisi miring bahan. Sudut curah dapat di dapatkan dengan memasukkan bahan
sebanyak 100 gram pada bidang berbentuk kerucut dan menjatuhkan di bidang
datar dengan tinggi 1-5 cm. Dengan ini bahan akan membentuk seperti piramida
dan akan didapatkan panjang sisi bidang datar dan tinggi dari piramida tersebut,
(sari, 2016). Dari percobaan yang kita lakukan di dapat tinggi dari bidang sebesar
2,8 cm dan panjang bidang datar 11,5 cm. Setelah dilakukan perhitungan
didapatkan sudut curah sebesar 26°.
SIMPULAN
Edi H, Vita M. 2016. Analisis karakteristik fisikokimia beras putih, beras merah,
dan beras hitam (Oryza sativa l., Oryza nivara dan Oryza sativa l. indica).
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada. 15(1): 79-91.
Muhammad RA, Sudarsono dan Shandra A. 2019. Produksi dan budidaya umbi
bibit kentang (Solanum tuberosum l.) di pangalengan, bandung, jawa
barat. Bul. Agrohorti. 7(1): 93-99.
Mustofa. 2019. Penentuan sifat fisik kentang (Solanum tuberosum l.): sphericity,
luas permukaan volume dan densitas. Jurnal Teknologi Pertanian
Gorontalo. 4(2): 46-51.
Rima TWS. 2016. ”Sifat fisik biji kedelai (Glycine max (L.)) varietas baluran dari
berbagai lokasi pertumbuhan”. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian.
Jurusan Teknologi Pertanian. Universitas Jember. Jember.