LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Pengukuran Respirasi pada Bahan)
Oleh :
Nama : Togu Daniel Simatupang
NPM : 240110200101
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 28 September 2021
Waktu/Shift : 15.30 – 17.30 WIB
Asisten Praktikum : 1. Farinissa Deliana Putri
2. Muhammad Nashir Effendy
3. Ruth Anggia Assyera
TINJAUAN PUSTAKA
Respirasi pada tumbuhan pada dasarnya sama dengan hewan, namun juga ada
kekhasannya. Proses respirasi pada dasarnya adalah proses pembongkaran zat
makanan sumber energi (umumnya glukosa) untuk memperoleh energi kimia
berupa ATP. Namun demikian, zat sumber energi tidak selalu siap dalam bentuk
glukosa, melainkan masih dalam bentuk cadangan makanan, yaitu berupa sukrosa
atau amilum. Karena itu zat tersebut harus terlebih dahulu di bongkar secara
hidrolitik. Demikian pula bila zat cangan makanan yang hendak dibongkar adalah
lipida (lemak) atau protein (Suyitno, 2006).
Penggunaan hasil fotosintesis pada satu proses akan mengurangi penggunaan pada
proses yang lain dan dipengaruhi oleh suhu. Ketika suhu malam terlalu tinggi akan
menyebabkan peningkatan respirasi yang mengakibatkan peningkatan
pembongkaran hasil fotosintesis, akibatnya hasil fotosintesis yang digunakan untuk
pertumbuhan dan cadangan makanan menurun. Adanya peristiwa fotorespirasi juga
mengakibatkan pengurangan hasil fotosintesis. Ketika laju fotosintesis dan laju
respirasi seimbang akan menyebabkan tidak adanya hasil fotosintesis yang
digunakan untuk pertumbuhan dan cadangan makanan (Sugito dalam Lestari
(2006).
Bahan organik yang dioksidasi adalah glukosa (C6H12O6) maka persamaan reaksi
dapat dituliskan sebagai berikut:
2.1 Respirasi
Respirasi adalah proses pemecahan komponen organik (zat hidrat arang, lemak
dan protein) menjadi produk yang lebih sederhana dan energi. Aktivitas ini
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi sel agar tetap hidup. Berdasarkan
polanya, proses respirasi dan produksi etilen selama pendewasaan dan
pematangan produk nabati dapat dibedakan menjadi dua, yaitu klimakterik dan
nonklimakterik. Dalam perkembangannya, buah-buahan mengalami tahap
pematangan (maturity) yang berarti bahwa buah tersebut menjadi matang atau
tua. Tahap selanjutnya adalah pemasakan (ripening), di mana buah tersebut
sudah baik untuk dikonsumsi. Setelah pemasakan, buah mengalami fase
pelayuan (senescens) dan pembusukan (deterioration). Seiring dengan
perubahan tingkat ketuaan dan kematangan, pada umumnya buah-buahan
mengalami serangkaian perubahan komposisi kimia maupun fisiknya.
Rangkaian perubahan tersebut mempunyai implikasi yang luas terhadap
metabolisme dalam jaringan tanaman tersebut. Diantaranya yaitu perubahan
warna, rasa, tekstur, dan flavor yang disebabkan adanya perubahan kimia dari
kandungan karbohidrat, lemak, protein, asam-asam organik, tannin, pectin,
pigmen, dll. Perubahan warna dapat terjadi baik oleh proses-proses perombakan
maupun proses sintetik, atau keduanya. Misalnya, pada jeruk manis perubahan
warna dari hijau ke orange disebabkan oleh karena perombakan khlorofil dan
pembentukan zat warna karotenoid. Sedangkan pada pisang warna kuning
terjadi karena hilangnya khlorofil tanpa adanya atau sedikit pembentukan zat
karotenoid. Sintesis likopen dan perombakan khlorofil merupakan ciri
perubahan warna pada buah tomat. Menjadi lunaknya buah disebabkan oleh
perombakan protopektin yang tidak larut menjadi pektin yang larut, atau
hidrolisis zat pati (seperti buah waluh) atau lemak (pada alpukat). Perubahan
komponen-komponen buah ini diatur oleh enzim-enzim antara lain enzym
hidrolitik, poligalakturokinase, metil asetate, dll.
1. Susunan jaringan
2. Umur bahan
3. Ukuran bahan
Ukuran bahan yang lebih kecil akan memiliki laju respirasi yang lebih
tinggi ketimbang bahan yang berukuran lebih besar
4. Pelpis alami
5. Jenis komoditi
6. Struktur Morfologi
1. Temperatur
2. Etilen (C2H4)
3. Komposisi udara
4. Kerusakan Mekanis
2.3.1 Klimaterik
2.4 Titrasi
Titrasi adalah suatu metode analisis penentuan konsentrasi suatu larutan dengan
larutan absorber yang telah diketahui konsentrasinya. Terbatas pada penetapan
gas CO2 sebagai produk dari hasil respirasi. Jumlah CO2 yang tertitrasi dapat
dihitung dengan menitrasi absorben menggunakan asam kuat (misal : HCl).
Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa, sehingga akan
terjadi perubahan pH larutan yang dititrasi. Titrasi dilakukan untuk menentukan
banyaknya volume NaOH yang diperlukan agar larutan berubah warna.
Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang lainnya sebagai
titrat. Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen
tertentu. Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi dihentikan. Dalam titrasi
biasanya diambil sejumlah alikuot tertentu yaitu bagian dari keseluruhan larutan
yang dititrasi kemudian dilakukan proses pengenceran ( W Haryadi, 1990).
Pengenceran merupakan proses penambahan pelarut yang tidak diikuti
terjadinya reaksi kimia sehingga berlaku hukum kekekalan nol.
Gambar 1. Grafik Variasi Reaksi yang Dipengaruhi Aktivitas Air
(Sumber : Sandulachi, 2012)
Notes :
Untuk subbab yang mengandung tabel harap diberikan:
- Identitas tabel dengan penulisan seperti : Tabel 1. (Nama Tabel)
- Sumber tabel pada bagian bawah tabel yang dituliskan sejajar dengan
identitas menggunakan format Penulis, Tahun
Untuk subbab yang mengandung gambar harap diberikan:
- Identitas gambar dengan penulisan seperti : Gambar 1. (Nama Gambar)
- Sumber gambar pada bagian bawah gambar menggunakan spasi Single lines
font berukuran 10 pt dengan penulisan : (Sumber : Penulis, Tahun)
Notes Tambahan:
1. Setiap subbab terdiri dari minimal 2 paragraf yang masing-masing paragraf
terdiri dari 5 kalimat,
2. Tinjauan pustaka dapat membahas:
- Karakteristik bahan hasil pertanian yang dijadikan topik praktikum;
- Faktor yang mempengaruhi karakteristik bahan hasil pertanian; dan
- Metode yang digunakan untuk menguji karateristik bahan hasil
pertanian.
3. Gunakan referensi yang kredibel seperti dari jurnal, prosiding, buku,
ataupun website resmi (mis : BPS, Kementan, dll) hindari pengambilan
referensi dari Blog atau Wordpress.
BAB III
METODOLOGI
1
(𝑉𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 − 𝑉𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ) 𝑥 𝑁𝐻𝐶𝐿 𝑥 𝐵𝑀𝐶𝑂2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3,4 =2
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑘𝑔) 𝑥 24(𝑗𝑎𝑚)
Dimana:
Vblanko gelas 3 = 53
Vblanko gelas 4 = 48
Massa Kentang = 0,132
Pisang = 0,125
Tauge = 0,099
Jeruk = 0,084
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 4,1666666667 ≈ 4,16𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
1
(48 − 43) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,132 𝑥 24
5,5
=3,168
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 1,7361111111 ≈ 1,73 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
4,16 + 1,73
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
5,89
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 2,945 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 3,125 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
1
(48 − 30) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,132 𝑥 24
19,8
=3,168
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 6,25 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
3,125 + 6,25
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
9,375
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 4,6875 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
3. Laju Respirasi Hari Ke-3:
a. Laju Respirasi Kentang pada Botol 3
1
(53 − 12) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,132 𝑥 24
45,1
=3,168
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 14,236111 ≈ 14,23 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
1
(48 − 10) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,132 𝑥 24
41,8
=3,168
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 13,1902808 ≈ 13,19 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
14,23 + 13,19
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
27,42
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 13,71 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 13,75 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 12,1527778 ≈ 12,15 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
13,75 + 12,15
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
25,9
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 12,95 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 10,7638889 ≈ 10,76 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
1
(48 − 18) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,132 𝑥 24
33
=3,168
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 10,4166667 ≈ 10,41 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
c. Rata-rata Laju Respirasi Kentang pada Hari Ke-5
10,76 + 10,41
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
25,9
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 10,585 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
Series 1
16
13.75
14 12.95
12 10.59
10
6 4.69
4 2.95
0
Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3 Hari Ke 4 Hari Ke 5
Series 1
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 0,36666667 ≈ 0,36𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 2,12666667 ≈ 2,12 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
0,36 + 2,12
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
2,48
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 1,24 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 1,1 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
1
(48 − 48,2) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,125 𝑥 24
−0,22
= 3
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= -0,0733333 ≈ −0,07 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
1,1 + (−0,07)
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
1,03
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 0,515 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 0,36666667 ≈ 0,36𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
1
(48 − 40) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,125 𝑥 24
8,8
=3
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 2,93333333 ≈ 2,93 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
0,36 + 2,93
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
3,29
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 1,645 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 4,43666667 ≈ 4,43 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
1
(48 − 40,4) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,125 𝑥 24
8,36
= 3
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 2,78666667 ≈ 2,78 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
4,43 + 2,78
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
7,21
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 3,605 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 0,36666667 ≈ 0,36𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 2,12 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
0,36 + 2.12
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
2,48
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 1,24 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
Series 1
12
10.59
10
6
3.605
4
1.645
2 1.24
0.515
0
Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3 Hari Ke 4 Hari Ke 5
Series 1
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 1,38888889 ≈ 1,38 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
1
(48 − 50) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,099 𝑥 24
−2,2
=2,376
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= -0,92592593 ≈ -0,92 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
1,38 + (−0,92)
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
0,46
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 0,23 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 1,62037037 ≈ 1,62 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 5,09259259 ≈ 5,09 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
1,62 + 5,09
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
6,71
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 3,355 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 21,6666667 ≈ 21,66𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
1
(48 − 34,5) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,099 𝑥 24
14,85
=2,376
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 6,25 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
21,66 + 6,25
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
27,91
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 13,955 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 5,32407407 ≈ 5,32 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
1
(48 − 35) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,099 𝑥 24
14,3
=2,376
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 6,01851852 ≈ 6,01 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
5,32 + 6,01
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
11,33
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 5,665 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 10,9259259 ≈ 10,92
𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
1
(48 − 25) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,099 𝑥 24
25,3
=2,376
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 10,6481481 ≈ 10,64 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
10,92 + 10,64
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
21,56
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 10,78 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
10
8
5.67
6
3.36
4
2 0.23
0
Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3 Hari Ke 4 Hari Ke 5
Series 1
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 2,18 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
1
(48 − 52) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,084 𝑥 24
−4,4
=2,016
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= -2,18253968 ≈ -2,18 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
2,18 + (−2,18)
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
0
=2
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
=0 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 19,0972222 ≈ 19,09 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
1
(48 − 9)𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,084 𝑥 24
42,9
=2,016
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 21,2797619 ≈ 21,27 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
19,09 + 21,27
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
40,36
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 20,18 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 6,82043651 ≈ 6,82 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
1
(48 − 21) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,084 𝑥 24
29,7
=2,016
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 14,7321429 ≈ 14,73 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
6,82 + 14,73
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
21,55
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 10,775 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
1
(48 − 39) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,084 𝑥 24
9,9
=2,016
𝑚𝑔.𝐶𝑂2
= 4,91071429 ≈ 4,91 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚
4,63 + 4,91
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
9,54
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 4,77 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 13,0952381 ≈ 13,09 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
1
(48 − 19) 𝑥 0,05 𝑥 44
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2
0,084 𝑥 24
31,9
=2,016
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 15,8234127 ≈ 15,82 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
13,09 + 15,82
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
28,91
= 2
𝑚𝑔.𝐶𝑂
= 14,455 𝑘𝑔.𝑗𝑎𝑚2
Series 1
25
20.18
20
14.46
15
10.78
10
4.77
5
0
0
Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3 Hari Ke 4 Hari Ke 5
Series 1
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran pola respirasi berbagai sampel bahan
yaitu kentang, tauge, jeruk dan pisang dengan menggunakan metode titrasi. Telah
diketahui dengan baik bahwa proses pernapasan (respirasi) menghasilkan energi dalam
bentuk panas dengan karbon dioksida dan air sebagai produk sampingannya. Analisis
laju pernapasan bahan kali ini dilakukan dengan membuat serangkaian alat yang
menangkap dan menyerap karbon dioksida yang dihasilkan selama proses respirasi
bahan di dalam botol. Udara melewati pompa aerasi, kemudian karbondioksida di
udara diserap oleh larutan Ca(OH)2 dan NaOH, sehingga hanya oksigen yang masuk
ke dalam wadah bersama sampel. Bahan tersebut dihirup dan menghasilkan karbon
dioksida, yang diserap oleh dua botol NaOH. Titrasi dilakukan untuk menentukan
volume NaOH yang diperlukan agar larutan berubah warna. Indikator yang digunakan
dalam titrasi adalah fenolftalein (pp). Titran (HCl) ditambahkan tetes demi tetes sampai
tercapai keadaan ekivalen, yang biasanya ditunjukkan dengan perubahan warna
indikator. Kondisi ini disebut "titik ekivalen", yaitu titik di mana konsentrasi asamnya
sama. adalah konsentrasi basa atau titik di mana jumlah basa yang ditambahkan sama
dengan jumlah asam yang ditambahkan yang dinetralkan [H +] = [OH]. Titrasi
dihentikan dengan mengamati perubahan warna indikator, yang dikenal sebagai titik
akhir titrasi. Dari semua pengamatan yang dilakukan terhadap bahan-bahan tersebut,
dapat diketahui bahwa peningkatan laju respirasi keempat bahan tersebut berfluktuasi
terhadap waktu. Laju pernapasan jeruk cukup tinggi pada hari pertama, namun
menurun pada hari ketiga. Sedangkan pisang mengalami penurunan pada hari pertama
dan kedua, namun meningkat pesat pada hari ketiga dan keempat.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Faktor yang mempengaruhi frekuensi respirasi dibagi menjadi 2 faktor yaitu
faktor internal yang terdiri dari umur bahan, ukuran bahan, pelpis alam, jenis
barang dan struktur morfologi. Faktor eksternal meliputi suhu, etilen, komposisi
udara, dan kerusakan mekanis.
2. Dalam kasus produk pertanian pascapanen, proses metabolisme masih
berlangsung di jaringan. Proses metabolisme yang paling penting adalah respirasi
dan keringat. Respirasi adalah proses yang dilakukan oleh tanaman atau bahan
untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk mempertahankan metabolisme
dan reaksi lain yang terjadi dalam bahan.
3. Titrasi adalah suatu metode analitik untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan dengan larutan penyerap yang diketahui konsentrasinya. Titrasi dilakukan
untuk mengetahui volume NaOH yang diperlukan agar larutan berubah warna
pada bahan.
4. Jenis komoditi bahan hasil pertanian terbagi menjadi beberapa bagian
diantaranya klimaterik dan non-klimaterik. Klimaterik merupakan buah yang
mengalami lonjakan respirasi dan produksi etilen setelah dipanen. Beda halnya
dengan non-klimaterik, non-klimaterik adalah buah yang tidak mengalami
lonjakan respirasi maupun etilen setelah dipanen.
5. Data yang didapatkan selama proses praktikum menunjukan perbedaan
dengan literatur yang ada.
6.2 Saran
- Jika hanya satu poin saran :
Saran dari praktikum kali ini adalah data yang diambil dari praktikum ini kurang
lengkap terutama untuk hal perhitungan, sebaiknya data datanya dilengkapi
*Notes:
Saran praktikum bukan untuk pelaksanaan praktikum daring, misalnya : prosedur
dibuat dalam bentuk video atau semacamnya melainkan saran untuk pelaksanaan
prosedur praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Gusrianto, W. A., Muis, S. F., & Al-Baarri, A. N. (2018). Kajian Karakteristik Mutu
Salak Pondoh (Salacca edulis Reinw.) Selama Penyimpanan dengan Aplikasi
Asam Hypoiodous (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).
Murtiwulandari, M., Archery, D. T. M., Haloho, M., Kinasih, R., Tanggara, L. H. S.,
Hulu, Y. H., ... & Anarki, G. D. Y. (2020). Pengaruh suhu penyimpanan
terhadap kualitas hasil panen komoditas Brassicaceae. Teknologi Pangan:
Media Informasi Dan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian, 11(2), 136-143.
*Notes.-
LAMPIRAN