LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Karakteristik Fisiologi : Pengukuran Respirasi pada Bahan)
Oleh :
Nama : Bagoes Muhammad Nur Auliya
NPM : 240110200092
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 28 September 2021
Waktu/Shift : 15.30 – 17.30 WIB
Asisten Praktikum : 1. Farinissa Deliana Putri
2. Muhammad Nashir Effendy
3. Ruth Anggia Assyera
2.1 Respirasi
Respirasi adalah suatu proses biologis, yaitu oksigen diserap untuk digunakan
pada proses pembakaran (oksidatif) yang menghasilkan energi diikuti oleh
pengeluaran sisa pembakaran berupa gas karbondioksida dan air. Substrat yang
paling banyak diperlukan tanaman untuk proses respirasi dalam jaringan tanaman
adalah karbohidrat dan asam-asam organik bila dibandingkan dengan lemak dan
protein. Laju respirasi pada umumnya digunakan sebagai indikator laju
metabolisme pada komoditi pertanian. Laju respirasi produk hortikultura suhu dan
kelembaban juga dipengaruhi oleh komposisi gas terutama O2 dan CO2 di sekitar
produk (Benyamin, 2002).
Respirasi setelah panen merupakan karbohidrat tersimpan yang dihasilkan
oleh proses fotosintesis tidak lagi dihasilkan (pada kebanyakan produk) setelah
panen. Maka penggunaan karbohidrat ini setelah panen akan menurunkan nilai
produk sebagai sumber karbohidrat dan beberapa perubahan mutu akan terjadi.
Oksigen (𝑂2 ) dibutuhkan untuk proses respirasi. Suplai 𝑂2 harus dijaga untuk tetap
terjadi ke dalam sel produk jika diinginkan produk tersebut masih tetap hidup.
Karbondioksida (𝐶𝑂2) dihasilkan. Gas ini harus dilepaskan, biasanya dengan
pengaturan ventilasi yang baik. Air (𝐻2 O) dihasilkan. Air ini berpengaruh terhadap
komposisi dan tekstur dari produk. (Story and Simons, 1989).
Atas dasar laju dan pola respirasi dan pola produksi etilen selama pematangan
dan pemasakan, komoditi hortikultura (terutama yang berbentuk buah) dapat
digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu buah klimaterik dan nonklimaterik.
Klimaterik menunjukkan peningkatan yang besar dalam laju produksi
karbondioksida (CO2) dan etilen (C2H4) bersamaan dengan terjadinya pemasakan.
Sedangkan non-klimaterik tidak menunjukkan perubahan, umumnya laju produksi
karbondioksida dan etilen selama pemasakan sangat rendah (Story and Simons,
1989).
4.1 Tabel
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran NaOH (botol 3 dan botol 4) yang Terpakai
Selama Titrasi (Kentang)
Volume NaOH yang terpakai (ml)
Hari ke-
Botol 3 Botol 4
1 41 43
2 44 30
3 12 10
4 13,4 13
5 22 18
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran NaOH (botol 3 dan botol 4) yang Terpakai
Selama Titrasi (Pisang)
Volume NaOH yang terpakai (ml)
Hari ke-
Botol 3 Botol 4
1 52 42,2
2 50 48,2
3 52 40
4 40,9 40,4
5 52 42,2
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran NaOH (botol 3 dan botol 4) yang Terpakai
Selama Titrasi (Toge)
Volume NaOH yang terpakai (ml)
Hari ke-
Botol 3 Botol 4
1 50 50
2 49,5 37
3 6,2 34,5
4 41,5 35
5 29,4 25
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran NaOH (botol 3 dan botol 4) yang Terpakai
Selama Titrasi (Jeruk)
4.2 Perhitungan
Perhitungan laju respirasi pisang, kentang, toge, dan jeruk dilakukan dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
1
(𝑉𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 − 𝑉𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ) × 𝑁𝐻𝐶𝑙 × 𝐵𝑀 𝐶𝑂2
Laju Respirasi3,4 = 2 (1)
Massa sampel (kg) × 24(jam)
Laju Respirasi Botol 3 + Laju Respirasi Botol 4
Laju Respirasi = (2)
2
4.2.1 Laju Respirasi Pisang (0,125 kg)
Hari ke-1 :
1
(53−52) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 0,367
0,125 𝑥 24
1
(48−42,2) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 2,127
0,125 𝑥 24
0,367+2,127
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 1,247
2
Hari ke-2 :
1
(53−50) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 1,1
0,125 𝑥 24
1
(48−48,2) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = -0,073
0,125 𝑥 24
1,1+(−0,073)
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,531
2
Hari ke-3 :
1
(53−52) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 0,367
0,125 𝑥 24
1
(48−40) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 2,93
0,125 𝑥 24
0,367+2,93
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 1,648
2
Hari ke-4 :
1
(53−40,9) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 4,437
0,125 𝑥 24
1
(48−40,4) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 2,787
0,125 𝑥 24
4,437+2,787
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 3,612
2
Hari ke-5 :
1
(53−52) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 0,367
0,125 𝑥 24
1
(48−42,2) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 2,127
0,125 𝑥 24
0,367+2,127
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 1,247
2
Hari ke-1 :
1
(53−41) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 4,167
0,132 𝑥 24
1
(48−43) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 1,736
0,132 𝑥 24
4,167+1,736
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 2,951
2
Hari ke-2 :
1
(53−44) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 3,125
0,132 𝑥 24
1
(48−30) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 6,25
0,132 𝑥 24
3,125+6,25
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 4,687
2
Hari ke-3 :
1
(53−12) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 14,236
0,132 𝑥 24
1
(48−10) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 13,194
0,132 𝑥 24
14,236+13,194
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 13,715
2
Hari ke-4 :
1
(53−13,4) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 13,75
0,132 𝑥 24
1
(48−13) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 12,153
0,132 𝑥 24
13,75+12,153
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 12,951
2
Hari ke-5 :
1
(53−22) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 10,764
0,132 𝑥 24
1
(48−18) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 10,417
0,132 𝑥 24
10,764+10,417
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 10,59
2
Hari ke-1 :
1
(53−50) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 1,389
0,099 𝑥 24
1
(48−50) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = -0,926
0,099 𝑥 24
1,389+(−0,926)
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0,231
2
Hari ke-2 :
1
(53−49,5) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 1,620
0,099 𝑥 24
1
(48−37) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 5,092
0,099 𝑥 24
1,620+5,092
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 3,356
2
Hari ke-3 :
1
(53−6,2) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 21,67
0,099 𝑥 24
1
(48−34,5) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 6,25
0,099 𝑥 24
21,67+6,25
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 13,96
2
Hari ke-4 :
1
(53−41,5) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 5,324
0,099 𝑥 24
1
(48−35) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 6,02
0,099 𝑥 24
5,324+6,02
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 5,672
2
Hari ke-5 :
1
(53−29,4) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 10,926
0,099 𝑥 24
1
(48−25) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 10,648
0,099𝑥 24
10,926+10,648
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 10,787
2
Hari ke-1 :
1
(53−49) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 2,182
0,084 𝑥 24
1
(48−52) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = -2,182
0,084 𝑥 24
2,182+(−2,182)
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 0
2
Hari ke-2 :
1
(53−18) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 19,097
0,084 𝑥 24
1
(48−9) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 21,279
0,084 𝑥 24
19,097+21,279
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 20,188
2
Hari ke-3 :
1
(53−40,5) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 6,82
0,084 𝑥 24
1
(48−21) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 14,732
0,084 𝑥 24
6,82+14,732
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 10,776
2
Hari ke-4 :
1
(53−44,5) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 4,638
0,084 𝑥 24
1
(48−39) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 4,911
0,084 𝑥 24
4,638+4,911
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 4,774
2
Hari ke-5 :
1
(53−29) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖3 = = 13,095
0,084 𝑥 24
1
(48−19) 𝑥 0,05 𝑥 44
2
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖4 = = 15,823
0,084 𝑥 24
13,095+15,823
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 = = 14,459
2
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang laju respirasi pada bahan hasil
pertanian. Bahan hasil pertanian yang dilakukan pengujian laju respirasinya ada
empat jenis buah yaitu kentang, pisang, jeruk, dan tauge. Phenolfetalein (pp) 1%
yang digunakan pada saat praktikum berguna sebagai indikator asam basa pada saat
proses titrasi. Phenolfetalein (pp) 1% dicampur dengan HCl 0.05 N. Respirasi
bahan hasil pertanian terjadi karena adanya O2 yang diserap oleh bahan. Selain O2,
suhu juga sangat berpengaruh pada saat proses respirasi.
Pengukuran respirasi pada bahan dilakukan selama lima hari yang bahan
digunakan didiamkan di suhu ruangan. Ca(OH)2 pada botol pertama berfungsi
untuk menarik CO2 dari udara luar, kemudian mengeluarkan O2 yang dialirkan
kedalam toples mengenai sampel yang diamati, output dari toples adalah CO2 yang
dihubungkan dengan selang ke botol berisi NaOH agar diikat. CO2 yang diikat oleh
NaOH menunjukan besarnya respirasi yang dilakukan. Karbondioksida tercampur
oleh NaOH sehingga dilakukan proses titrasi untuk mengetahui besarnya laju
respirasi pada bahan.
Agar hasil pengujian dapat optimal maka faktor-faktor penghambat perlu
diminimalisir, diantaranya seperti kurang rapatnya penutupan toples setelah
digunakan pada hari sebelumnya sehingga NaOH tercampur dengan udara dan
mengikat CO2 di udara, faktor selanjutnya adalah kesalahan pembacaan oleh
praktikan karena pengukuran dilakukan oleh praktikan yang berbeda untuk setiap
harinya. Grafik untuk botol keempat bahan tauge diperoleh hasil yang cukup
konstan karena sebagian besar hasil yang diperoleh mengalami kenaikan dan hanya
mengalami penurunan sekali dan selisihnya sangat kecil. Pada literatur yang ada
seharusnya hasil laju respirasi yang diperoleh tauge mengalami kenaikan tanpa
mengalami penurunan karena sifat dari tauge yang actively growth yang artinya laju
reaksi tauge terus mengalami kenaikan.
Pengaplikasian praktikum kali ini ke bidang keteknikan pertanian adalah
kita dapat mengetahui laju respirasi bahan hasil pertanian. Melalui laju respirasi
kita dapat mengetahui cara untuk mempertahankan mutu. Mutu dapat
dipertahankan dengan mengetahui kondisi yang tepat untuk bahan hasil pertanian.
Terdapat beberapa bahan hasil pertanian yang membutuhkan kondisi khusus untuk
mempertahankan mutunya. Semakin bagus mutu dari bahan hasil pertanian maka
akan menaikan ekonomi petani dan mengurangi kerugian atas kerusakan bahan
hasil pertanian akibat pasca panen.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah
1. Karakteristik fisiologis bahan hasil pertanian memengaruhi respirasi dan
metabolisme bahan hasil pertanian;
2. Komoditi bahan hasil pertanian dapat dibagi menjadi klimaterik,
nonklimakterik,actively growth, dan dormansi;
3. NaOH berfungsi untuk mengikat CO2 ; dan
4. Fungsi HCl adalah sebagai larutan asam agar dapat dijadikan patokan
dalam titrasi.
6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah perdetail video penjelasan mengenai
praktikum, karena jika praktikum dilaksanakan secara daring maka akan sulit
untuk memvisualisasikan dalam pikiran.
DAFTAR PUSTAKA
Buba, F., Gidado, A., & Shugaba, A. 2013. Analysis of biochemical composition
of honey sampel from North-East Nigeria. Journal of Biochemistry and
Analytical Biochemistry, 2(3), 1-7.
Estien, Y. 2015. Kimia Fisika untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kamaluddin, M. J., & Handayani, M. N. 2018. Pengaruh Perbedaan Jenis
Hidrokoloid terhadap Karakteristik Fruit Leather Pepaya. Jurnal Edutech,
3(1), 26, 29-30.
Prasetyo, B. B., Purwadi, Rosyidi, D. 2013. Penambahan CMC (Carboxy Methyl
Cellulose) pada Pembuatan Minuman Madu Sari Buah Jambu Merah
(PsidiumGuajava) Ditinjau dari pH, Viskositas, Total Kapang dan Mutu
Organoleptik. (pp. 5). Malang : Universitas Brawijaya.
Silalahi, F. H., Hutabarat, R. C., Marpaung, A. E., & Napitupulu, B. 2007. Pengaruh
Sistem Lanjaran dan Tingkat Kematangan Buah terhadap Mutu Markisa
Asam. Jurnal Hortikultura, 17(1) : 47-49.