Latar Belakang
menjadi penting. Buah dan sayur setelah panen masih melakukan respirasi,
sehingga perlu penanganan yang benar dan selanjutnya perlu diketahui atau
dan mineral dan terutama dari kalsium dan besi. Selain hal tersebut sayuran juga
merupakan sumber serat yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh.
Sayuran juga dapat memberikan kepuasan terutama dari segi warna dan
teksturnya. Disisi lain sayuran adalah hasil pertanian yang apabila selesai dipanen
yaitu terjadinya perubahan warna, rasa, dan aroma tapi kalau perubahan ini terus
berlanjut dan tidak dikendalikan maka pada akhirnya akan merugikan karena
terdapat pada sel seperti pati, gula dan asam organik menjadi senyawa yang lebih
sederhana seperti karbondioksida, dan air, dengan bersamaan memproduksi energi
dan senyawa lain yang dapat digunakan sel untuk reaksi sintetis. Respirasi dapat
terjadi dengan adanya oksigen (respirasi aerobik) atau dengan tidak adanya
oksigen.
Laju respirasi yang dihasilkan merupakan petunjuk yang baik dari aktifitas
metabolis pada jaringan dan berguna sebagai pedoman yang baik untuk
penyimpanan hidup hasil panen. Jika laju respirasi buah atau sayuran diukur dari
Laju respirasi per unit berat adalah tertinggi untuk buah dan sayur yang
belum matang dan kemudian terus menerus menurun dengan bertambahnya umur.
dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel,
akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini karena
membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas
adalah suatu pola perubahan dalam respirasi, atau dikenal juga dengan istilah
atau jumlah gas oksigen yang digunakan. Namun demikian, jumlah oksigen yang
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pola respirasi dari
masing-masing buah dan sayur. Dan menentukan buah-buah mana yang tergolong
Manfaat dari praktikum ini adalah agar kita mengetahui prinsip pengukuran
laju respirasi yang berdasarkan pada jumlah CO2 yang diproduksi. Dan
mengetahui gambaran umum grafik jumlah produksi CO2 dari buah pisang dan
jeruk.
TINJAUAN PUSTAKA
POLA RESPIRASI
senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada
Ketersediaan substrat
melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila
substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
Ketersediaan Oksigen.
pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara
organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara
dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari okseigen yang
Suhu.
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan
faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap
kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing
spesies
masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi
dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang
adalah buah yang memiliki kenaikan laju respirasi ke tingkat yang paling tinggi
mengalami kenaikan atau perubahan laju respirasi. Atau dalam kata lain, buah
klimaterik dapat pula diartikan sebagai buah yang cepat mengalami kerusakan
atau pembusukan, sedangkan buah non-klimaterik adalah buah yang tidak mudah
saat buah masih berada pada pohonnya, sedangkan buah klimaterik akan cepat
memberikan respon terhadap etilen kecuali dalam hal penurunan kadar klorofil
klimaterik, yaitu respon buah terhadap pemberian etilen yang merupakan gas
terhadap pemberian etilen baik pada tingkat pra-panen maupun pada tingkat pasca
pemberian etilen apabila etilen diberikan pada saat buah berada pada tingkat pra-
klimaterik. Dan setelah kenaikan respirasi dimulai maka buah klimaterik tidak
diikuti oleh hentakan laju pernafasan yang cepat sampai ke tingkat maksimal,
yang tepat, dikspos selama beberapa saat dengan konsentrasi ethylene yang lebih
tinggi dari threshold minimal, maka terjadilah rangsangan pematangan yang tidak
Pada buah-buahan non klimakterik terjadi hal yang berbeda artinya tidak
buahan tersebut diekspose dengan kadar ethylene kecil saja, laju pernafasan, kira-
kira sama dengan kadar bila terekspose ethylene ruangan, kalau ada tingkatan laju
pernafasan hanya kecil saja. Tetapi segera setelah itu laju pernafasan kembali lagi
pada laju kondisi istirahat normal, bila kemudian ethylene nya ditiadakan. Dengan
ekspos ethylene terjadilah suatu respon yang kira-kira mirip dapat diamati. Dalam
suatu buah yang telah mature (tetapi belum matang) terjadilah perubahan
parameter yang dialami buah seperti mislnya degreening atau hilangnya warna
hijau (Endang,2005).
dan selama hasil-hasil tersebut masih bernafas, bahan masih disebut hidup. Jadi
buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan hasil palawija adalah bahan yang masih
hidup walaupun telah dipetik dari pohonnya, karena masih melakukan pernafasan
serta metabolisme Respirasi adalah proses yang terjadi pada makhluk hidup
energi dalam bentuk ATP. Respirasi dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
adalah suhu lingkungan atau suhu tubuh makhluk hidup yang melakukan
respirasi.
respirasi sebesar 2 sampai 2.5 kali, tetapi di atas suhu 350C laju respirasi akan
difusi oksigen.
sangat penting artinya dalam usaha memperpanjang umur simpan produk tersebut.
Pada waktu masih berada pada tanaman induknya, buah dan sayuran serta
yaitu proses biologis yang menyerap oksigen untuk digunakan pada proses
pengeluaran sisa pembakaran berupa gas karbondioksida dan air. Setelah organ
dipanen ternyata buah, sayuran dan bunga potong masih melangsungkan proses
respirasi yang mencirikan bahwa organ panenan tersebut masih dalam keadaan
hidup.(Kader,1993).
METODE PENELITIAN
Pertanian, Universitas Papua, Manokwari pada hari Sabtu, 01 April 2017 pukul
08.00-10.00 WIT.
Alat yang digunakan adalah desikator, labu erlenmeyer, pompa, pipet tetes,
pipet ukur, buret, labu lemak, selang dan pipa. Serta bahan yang digunakan adalah
pisang, jeruk, Ca(OH)2 jenuh, NaOH 0,01 N, NaOH 0,05 N, HCL 0,05 N,
Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati pada praktikum kali ini adalah jumlah produksi CO2
Berikut prosedur kerja yang digunakan pada praktikum pengukura laju respirasi
buah dan sayur.
Alat dirangkai
Hasil dicatat
Langkah III hingga langkah VII diulangi setiap sekali dalam sehari selama 7 hari
dan catat hasil pengamatan.
Diagram alir prosedur kerja pengukuran laju respirasi buah dan sayur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil rata-rata pengukuran laju respirasi buah dan sayur (mg/kg/jam)
Sampel
Hari
Pisang Jeruk
1 11.10785729 3.161955353
2 50.40322581 8.32973155
3 45.03421065 7.606333079
4 9.166666667 -0.625
5 108.2593043 18.39967792
6 35.9402738 -1.269344522
7 40.71467473 3.174933038
120
100
produksi CO2 (mg/kg/jam)
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7
-20
Waktu (Hari)
Gambar 1. Grafik hubungan antara waktu (hari) dengan produksi CO2 (mg/kg/jam)
Pembahasan
Pada praktikum pertama fisiologi dan teknologi pasca panen ini adalah
organik (zat hidrat arang, lemak dan protein) menjadi produk lebih sederhana dan
energi. Aktivitas ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi sel agar tetap
hidup. Buah-buahan yang mengalami proses respirasi yang tinggi akan cepat
rusak. Rusaknya buah-buahan ini karena senyawa yang ada didalam buah-buahan
tersebut mengalami reaksi sehingga zat yang tertinggal didalam bahan tersebut
menjadi tidak stabil. Besarnya kecepatan reaksi ini ditandai dengan banyaknya
karbondioksida yang keluar dari buah-buahan tersebut yang juga dikenal dengan
istilah respirasi.
Pada praktikum ini, sampel yang digunakan adalah buah pisang dan jeruk.
Buah pisang termasuk buah klimaterik yaitu dalam proses perubahan dari
peningkatan laju respirasinya (Ashari, 1995). Buah jeruk merupakan salah satu
buah non klimakterik disebut juga sebagai buah yang proses pematangannya tidak
diikuti dengan laju respirasi yang tinggi. Peningkatan laju respirasi ini bertujuan
untuk mensuplai kebutuhan ATP dan NADH untuk biosintesis etilen serta sintesis
erlenmeyer pertama berisi larutan Ca(OH)2 jenuh dan erlenmeyer ke dua berisis
larutan NaOH 0,01 N dengan tujuan untuk mengikat gas CO2 yang terkandung
dalam udara yang dialirkan melalui pompa. Setelah melewati desikator tempat
buah gas CO2 yang diproduksi ketika proses resporasi buah akan diikat oleh
NaOH 0,05 lalu dilakukan dengan HCl 0,05 menggunakan indikator PP.
adalah pada hari kelima. Berdasarkan grafik yang diperoleh, buah psang dan jeruk
memiliki bentuk kurva yang hampir sama yaitu menyerupai kurva klimakterik.
Pada buah yang tergolong klimaterik, proses respirasi yang terjadi selama
langsung turun secara perlahan-lahan (Syarief et al, 1988). Perbedaan yang terjadi
maupun pengukuran sampel dan larutan yang digunakan. Selain itu juga karena
kurang mahirnya praktikan dalam melakukan titrasi. Oleh karena itu, ketelitian
Kesimpulan
pengaruh suhu dann tingkat kematangan buah. Dari grafik yang diperoleh
menunjukkan kedua kuva tersebut mempunyai bentuk yang sama, yaitu dalam
bentuk kurva klimakterik. Tentunya ini adalah hasil yang salah karena buah jeruk
Saran
masing buah.
Praktikan juga harus membaca jumlah cairan HCL yang habis di titrasi,
Pada saat membersihkan erlemeyer juga sebaiknya setelah di cuci benar benar
di keringkan dan tidak ada cairan yang terdapat didalam erlemeyer sebelum
dilakukan titrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, F.G. dan M. Aman. 1979. Fisiologi Lepas Panen. Sustra Hudaya. Bogor.