Latar Belakang
Air merupakan satu zat gizi yang tidak dapat kita tinggalkan, tetapi seiring
serta cita rasa makanan kita. Bahkan dalam bahan makanan yang kering
sekalipun, seperti buah kering, tepung, serta biji-bijian, terkandung air dalam
jumlah tertentu.
baik itu bahan makanan hewani maupun nabati. Air berperan sebagai pembawa
Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya
dsimpan dari bahan pangan tersebut. Oleh karena itu penentuan kadar air dari
suatu bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun
untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan
cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Prinsip dari
metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan
akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o C selama waktu
tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air.
Air dalam bahan pangan hasil pertanian dibedakan atas air bebas dan air
terikat. Air bebas adalah air yang dapat dikeluarkan atau dibebaskan dengan
mudah dari bahannya, misalnya dengan pemanasan. Air terikat meliputi (1) air
yang teradsorpsi pada dinding sel dan komponen komponen sel seperti protein,
pati, selulosa dan lain-lain, (2) air yang terikat secara kimiawi pada senyawa
Kadar air bahan pangan merupakan pengukuran jumlah air total yang
keterikatan air. Kadar air bahan pangan dapat diukur dengan berbagai cara.
dalam oven. Metode ini digunakan untuk seluruh produk makanan, kecuali jika
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui prinsip penetapan kadar
air dengan metode oven pengering dan untuk mengetahui kadar air dan aktivitas
air (Aw) yang terdapat didalam biji kakao, roti, dan pati sagu.
Manfaat dari prakttikum ini adalah agar kita mengetahui tentang prinsip
penetapan kadar air dengan metode oven pengering dan mengetahui gambaran
umu tentang kadar air yang terdapat didalam biji kako, roti, dan pati sagu
TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
hidup. Selain digunakan untuk keperluan proses biokimiawi, air terdapat pada
setiap bahan, atau yang disebut dengan kadar atau kandungan air. Pengukuran
kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai bidang (Canene-
Adams.2014).
Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah
dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakan dalam udara terbuka kadar
Kadar air bahan ini disebut dengan kadar air seimbang. Penentuan kadar air dalam
Metode pengeringan atau metode oven biasa merupakan suatu metode untuk
mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara
menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Prinsip dari metode
oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan
menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o C selama waktu tertentu.
Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air(Jung
suatu bahan, selain itu kandungan air dalam bahan makanan menentukan
kesegaran dan daya tahan bahan itu sendiri. Sebagian besar dari perubahan-
perubahan bahan makanan terjadi dalam media air yang ditambahkan atau berasal
dari bahan itu sendiri. Oleh karena itu, praktikum penetapan kadar air penting
dilakukan untuk mengetahui berat bahan kering dan menganalisis kandungan zat
Kadar Air
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen. Kadar air juga merupakan satu karakteristik yang sangat
penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur,
dan citarasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan
kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut (Direktorat Gizi Departemen
Kesehatan. 1972).
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan kesegaran dan daya
tahan bahan itu sendiri. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan makanan
terjadi dalam media air yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu sendiri.
Menurut derajat keterikatan air dalam bahan makanan atau bound water dibagi
1. Tipe I adalah tipe molekul air yang terikat pada molekul-molekul air
dengan molekul air lain, terdapat dalam miro kapiler dan sifatnya agak
3. Tipe III adalah tipe air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks
bahan seperti membran, kapiler, serat dan lain-lain. Air tipe inisering
4. Tipe IV adalah tipe air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau
air murni, dengan sifat-sifat air biasa (Muchtadi TR dan Sugiono. 1992).
1. Air bebas, air ini terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter-granular dan pori-
2. Air yang terikat secara lemah, air ini teradsorbsi pada pemukaan kolloid
makromolekuler seperti protein, pektin pati, sellulosa. Selain itu air juga
terdispersi diantara kolloid tersebut dan merupakan pelarut zat-zat yang ada dalam
sel.
Air yang ada dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air bebas dan dapat
dikristalkan pada proses pembekuan. Ikatan antara air bebas dengan kolloid
3. Air dalam keadaan terikat kuat, air ini membentuk hidrat. Ikatannya bersifat ionik
sehingga relatif sukar dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak membeku
Penentuan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini
tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan
dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105-110C selama 3 jam atau
sampai didapat berat yang konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah
pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan. Untuk bahan-bahan yang tidak
tahan panas, dilakukan pemanasan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih
Kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara
antara lain :
1. Metode pengeringan
2. Metode destilasi
3. Metode kimiawi
4. Metode fisis
Dalam percobaan kali ini metode yang digunakan dalam melakukan proses
penetapan kadar air menggunkan cara pengeringan dengan metode oven biasa.
Penentuan kadar air dengan cara pengeringan prinsipnya yaitu menguapkan air
yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan
sampai berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif
Bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap
mengalami oksidasi.
Bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun
sudah dipanaskan.
reaksi yang lain karena pemanasan, maka dapat dilakukan dengan suhu rendah
dan tekanan vakum. Dengan demikian akan diperoleh hasil yang lebih
Metode Pengeringan/Oven
pemanasan langsung dalam penetapan kadar air suatu bahan pangan. Dalam
metode ini bahan dipanaskan pada suhu tertentu sehingga semua air menguap
yang ditunjukkan oleh berat konstan bahan setelah periode pemanasan tertentu.
Kehilangan berat bahan yang terjadi menunjukkan jumlah air yang terkandung.
pemanasan yang agak tinggi, serta produk yang tidak atau rendah kandungan
Metode ini dilakukan dengan cara pengeringan bahan pangan dalam oven.
Berat sampel yang dihitung setelah dikeluarkan dari oven harus didapatkan berat
konstan, yaitu berat bahan yang tidak akan berkurang atau tetap setelah
dimasukkan dalam oven. Berat sampel setelah konstan dapat diartikan bahwa air
yang terdapat dalam sampel telah menguap dan yang tersisa hanya padatan dan air
yang benar-benar terikat kuat dalam sampel. Setelah itu dapat dilakukan
perhitungan untuk mengetahui persen kadar air dalam bahan (Winarno, F.G.
1993).
Secara teknik, metode oven langsung dibagi menjadi dua yaitu, metode
oven temperatur rendah dan metode oven temperatur tinggi. Metode oven
disimpan dalam desikator selama 30-45 menit untuk menyesuaikan suhu media
laboratorium harus kurang dari 70% (AOAC, 1970). Selanjutnya metode oven
temperatur tinggi. Cara kerja metode ini sama dengan metode temperatur rendah,
hanya saja temperatur yang digunakan pada suhu 130-133C dan waktu yang
air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap air misalnya alkohol,
asam asetat, minyak atsiri dan lain-lain ; b) Dapat terjadi reaksi selama pemanasan
yang menghasilkan air atau zat mudah menguap. Contoh gula mengalami
mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya (Winarno, F.G. 1993).
METODE PENELITIAN
Pertanian, Universitas Papua, Manokwari pada hari Jumat, 31 Maret 2017 pukul
14.00-16.00 WIT.
cawan (gegep), desikator, cawan, dan aw meter serta bahan yang digunakan
Kadar Air.
Keringkan cawan
Timbang Sampel
Masukkan ke dalam
oven
Sampel
Ratakan permukaan
Dimasukkan dalam cups
sampel
Variabel yang diamati pada praktikum kali ini adalah pengukuran kadar air,
yaitu : berat sampel sebelum dan setelah mengalami pengeringan serta aktivitas
Perhitungan:
3
Persen kadar air (basis kering) = x 100 %
2
3
Persen kadar air (basis basah) = x 100 %
1
2
Persen bahan kering = x 100 %
1
Keterangan:
Hasil
Dari hasil pengamatan dapat dituliskan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 1. Rata-rata kadar air pada bahan pangan berdasarkan basis basah (% Wb)
Ulangan
Bahan
1 2 3 x
Pati Sagu 15.8 14.7 25.4 55.9 18.6
Biji Kakao - 7.1 32.5 39.6 19.8
Roti 20.5 29.3 51.5 101.3 33.7
Tabel 2. Rata-rata kadar air pada bahan pangan berdasarkan basis kering (% Db)
Ulangan
Bahan
1 2 3 x
Pati Sagu 18.7 17.3 34.2 70.2 23.4
Biji Kakao - 7.6 48.3 55.9 27.95
Roti 25.8 41.4 106.5 173.7 57.9
Pembahasan
pengeringan oven, sampel yang dianalisa ada 3 yaitu: Pati sagu, Kakao, dan Roti.
Setiap kelompok diberikan satu sampel. Pada pengukuran kadar air dengan
sampel memiliki sifat yaitu terdapatnya selisih atau perbedaan sebelum dan
sesudah pemanasan. Pada metode ini sampel dipanaskan pada suhu tertentu
sehingga semua air menguap yang ditunjukkan oleh kehilangan berat yang
konstan saat periode waktu tertentu. Prinsip metode ini adalah berat bahan yang
hilang saat pemanasan menunjukkan jumlah air yang terandung didalam sampel.
basah adalah 19,8% dan bahan kering 80,1% kemudian untuk sampel pati sagu
jumlah basis kering adalah 23,4% untuk basis basah adalah 18,6% dan bahan
kering 81,2% sedangkan pada sampel roti jumlah basis kering adalah 57,9% untuk
basis basah adalah 33,7% dan bahan kering 66,1%. Berdasarkan data yang
diperoleh sampel roti mempunyai jumlah yang besar untuk basis kering dan basis
basah, sedangkan untuk total padatan pati sagu adalah yang paling tinggi. Adapun
sama, apabila tidak di tebar secara merata maka proses penguapan air tetap saja
terhambat dan tidak mencapai hasil yang maksimal atau nilai yang seharusnya.
Pada saat pemanasan, wadah tidak diletakkan pada posisi yang sama sehingga
suhu panas yang didapatkan setiap wadah berbeda dan memberikan hasil yang
berbeda pula. Hal lain yang bisa menimbulkan perbedaan yaitu ada bahan lain
yang ikut menguap karena terjadi penguraian karbohidrat yang menghasilkan air
yang ikut terhitung pada saat di lakukan penimbangan. Perbedaan kadar bahan
kering yang terjadi di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah bahan
baku. Suhu yang di berikan saat pemanasan juga memiliki pengaruh terhadap
perbedaan total bahan kering. Pada metode pengeringan oven, digunakan bahan
silica gel yang berfungsi untuk mencegah kelembapan yang berlebihan sebelum
terjadi. Silica gel merupakan produk yang aman digunakan menjaga kelembapan
makanan, obat-obatan, dan bahan sensitif lainnya. Silica gel dapat menyerap
lembap tanpa merubah kondisi zatnya. Silica gel adalah substansi-substansi yang
digunakan untuk menyerap kelembapan dan cairan partikel dari ruang yang
barang yang mau disimpan. Silica gel yang siap untuk digunakan berwarna biru.
Ketika silica gel telah menyerap banyak kelembapan, ia akan berubah warnanya
menjadi pink(merah muda). Ketika ia berubah menjadi warna pink (merah muda),
ia tidak bisa lagi menyerap kelembapan. Ia harus meregenerasi. Hal ini dapat
kembali bisa digunakan. Walaupun dipegang butiran-butiran silica gel ini tetap
kering. Silica gel penyerap kandungan air bisa diaktifkan sesuai kebutuhan. Unit
ini mempunyai indikator khusus yang akan berubah dari warna biru ke merah
muda kalau produk mulai mengalami kejenuhan kelembapan. Saat itulah alat ini
kembali lewat oven. Pada perlakuan pengukuran aktivitas air (Aw) pada ketiga
Pada sampel pati sagu, aktivitas air yang paling tinggi adalah pada ulangan 1 dan
aktivitas air (Aw) di dapat data yang beragam, jumlah akivitas air (Aw) tertinggi
didapat pada sampel roti, yaitu 1.040714. Hal ini menunjukkan bahwa bahan
pangan yang memiliki kandungan atau nilai Aw tinngi pada umumnya cepat
kimia tertentu seperti oksidasi dan reaksi enzimatik. Aktivitas air pada bahan
Kesimpulan
Pada prinsipnya penentuan kadar air dengan metode pengeringan oven yaitu
menguapkan air yang ada dalam bahan pangan dengan cara pemanasan. Prinsip
metode ini adalah berat bahan yang hilang saat pemanasan meunjukkan jumlah air
yang terkandung dalam bahan pangan tersebut. Ada dua faktor pada saat proses
pengeringan yaitu faktor yang berhubungan dengan udara pengering dan faktor
yang berhubungan dengan sifat bahan. Apabila berat mencapai konstan berarti itu
menunjukan bahwa air yang terdapat dalam sampel telah menguap dan yang
tersisa hanya padatan dan air yang benar-benar terikat kuat, sedangkan apabila
berat tidak mencapai konstan berarti tidak terjadi penguapan pada sampel tersebut.
Saran
Dalam menentukan kadar air perlu banyak hal yang harus diperhatikan pada
saat proses pengeringan serta pada saat proses penentuan berat konstan dan
analisa kadar air, supaya tidak mempengaruhi hasil analisa yang didapat. Perlunya
pengujian dengan menggunakan metode lain untuk mendapatkan hasil yang lebih
beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Canene-Adams K., Clinton, S.K., King, J. L., Lindshield, B. L., Wharton C., Jeffery, E.
& Erdman, J. W. Jr. 2004. The growth of the Dunning R-3327-H
transplantable prostate adenocarcinoma in rats fed diets containing tomato,
broccoli, lycopene, or receiving finasteride treatment. FASEB J. 18: A886
(591.4).
Muchtadi TR dan Sugiono. 1992. Ilmu Oengetahuan Bahan Pangan. Bogor : PAU
Pangan dan Gizi IPB
Winarno, F.G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.