Anda di halaman 1dari 7

Respirasi, klimaterik, dan non klimaterik

KELOMPOK 3
1. Winda Aninda
2. Haera
3. Andi Rezki Astrina Ashar
4. Wahyudi Irmawal
5. Reni

TEKNOLOGI PASCA PANEN


C3 AGRIBISNIS
Perlu diketahui bahwa komoditas yang telah dipanen akan mengalami proses respirasi.
Pada proses respirasi terjadi proses katabolisme yaitu perombakan senyawa-senyawa kompleks
yang diuraikan dengan bantuan oksigen (C6H12O6 + 6O2 -> 6CO2 + 6H2O). Proses respirasi
berbeda-beda, semakin banyak oksigen yang digunakan maka proses respirasi semakin
meningkat. Adanya respirasi menyebabkan komoditas tersebut mengalami perubahan seperti
penuaan dan pembusukan. Proses cepat lambatya respirasi juga dipengaruhi oleh etilen. Etilen
adalah senyawa organic hidrokarbo paling sederhana yang (C2H4) berupa gas yang
berpengaruh terhadap proses fisiologi tanaman, seperti pertumbuhan, pemasakan, penuaan, dan
pembusukan. Proses respirasi suatu komoditas dibagi menjadi 2, yaitu klimaterik dan non
klimaterik. Pada klimaterik terjadi lonjakan waktu respirasi suatu komoditas yang sangat cepat
atau lebih singkat, dimana kerusakan komoditas tersebut juga berlangsung cepat. Proses
respirasi klimaterik dan proses pemasakan dapat berlangsung pada saat buah masih dipohon
atau telah dipanen. Komoditas yang termasuk klimaterik seperti pisang, papaya, kiwi, manga,
jambu, dan lain-lain. Sedangkan non klimaterik terjadi lonjokan waktu respirasinya yang lebih
lambat dan menyebabkan kerusakan komoditas juga berlangsung lebih lambat. Komoditas yang
termasuk non klimaterik seperti bengkoang, salak, nanas, jeruk bali, semangaka,dan lain-lain.
Respirasi

• Pada buah atau sayuran yang baru dipetik, respirasi masih tetap berlangsung. Sel
tanaman maupun hewan mengunakan energi yang telah dihasilkan dan digunakan
untuk mempertahankan protoplasma, membra protoplasma, dan dinding sel. Dalam
proses respirasi, umumnya glukosa akan diubah menjadi berbagai senyawa yang
lebih sederhana dan disertai dengan pembebasan energy. Persamaannya dapat
ditulis sebagai berikut :
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energi
dalam fotosistesis energy dihasilkan dan disimpan sedangkan pada proses
respirasi energinya dilepaskan. Energi yang dilepaskan sebagian dapat dalam bentuk
panas dan sebagian lagi dalam bentuk energy yang digunakan untuk aktivitas sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi
a. faktor internal
1. Tingkat perkembangan buah
makin besar buahnya, jumlah CO2 yang dikeluarkan bertambah banyak pula. Dengan membesarkannya
buah, lalu respirasi yang dihitung berdasarkan unit berat terus menurun. Buah yang menunjukkan ke proses
pematangan laju respirasinya meningkat sampai puncak klimakterik, dan kemudian respirasi menurun.
2. susunan kimia jaringan
buah maupun sayur-sayuran mempunyai susunan kimia yang berbeda-beda tergantung pada jenis
maupun varientasnya. Misalnya, buah alpukat mempunyai kandungan lemak lebih tinggi dari pada buah
jeruk.
3. ukuran produk
produk yang kecil mempunyai laju respirasi lebih besar dari pada produk yang besar. Misal, kentang yang
kecil-kecil mempunyai laju respirasi yang lebih besardari pada kentang lebih besar per satuan berat.
ͦͦ
b. Faktor eksternal ͦͦͦ
1. Suhu ͦͦ
ͦͦ
suhu antara 0-35 ͦͦ C menyebabkan laju respirasi buah dan sayuran meningkat 2 -2,5 kali
untuk setiap kenaikan suhu 8 ͦ C. penurunan laju respirasi pada suhu tinggi merupakan gejala
bahwa :
- Oksigen (O2) tiap berdifusi cukup cepat untuk dapat mempertahankan laju respirasi yang ada .

- karbohioksida (CO2) tertimbun didalam sel sampai tingkat yang dapat menghambat
metabolism dan
- persediaan bahan makanan pada buah maupun pada sayuran yang dapat dioksidasi tidak
mencukupi untuk dapat mempertahankan laju respirasi yang tinggi .
Perbedaan buah klimaterik dan non-klimaterik
• Buah klimaterik adalah buah yang setelah dipanen dapat menjadi matang hingga terjadi
pembusukan. Contohnya, pisang, manga, apel. Buah non-klimaterik adalah buah yang
setelah dipanen tidak akan mengalami proses pematangan tetapi langsung ke arah
pembusukan. Contohnya, semangka, jeruk dana nanas
• Buah klimaterik memiliki gas etilen yang dihasilkan oleh buah akan meningkatkan pada
fase pemasakan buah dan akan menurun menjelang fase pelayuan. contohnya., antara lain
apel, alpukat, papaya, pisang, durian, jambu biji, manga, melon, kiwin, sawa, pir, dll.
• Pada buah non-klimaterik memiliki gas etilen yang rendah atau tidak mengalami proses
perubahan buah selama perkembangan buah sampai proses pelayuan, contohnya, ceri,
jambu mente, mentimun, angur, mangis, buah zaitun, jeruk nipis, lemon, leci dll.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai