Anda di halaman 1dari 4

KARAKTERISTIK TEKNIK BAHAN PERTANIAN

KLIMATERIK DAN NON KLIMATERIK


ROBERTO P NAIBAHO

J1B117060

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
a. Buah Klimaterik
Klimaterik adalah suatu fase yang kritis dalam kehidupan buah dan selama
terjadinya proses ini banyak sekali perubahan yang berlangsung. Merupakan
suatu keadaan ”auto stimulation” dari dalam buah tersebut sehingga buah
menjadi matang yang disertai peningkatan proses respirasi. Selain itu klimaterik
dapat diartikan sebagai suatu masa peralihan dari proses pertumbuhn menjadi
layu. Meningkatnya proses respirasi ternyata tergantung pada beberapa hal
diantaranya adalah jumlah etilen yang dihasilkan serta meningkatnya sintesa
protein dan RNA (Ribose Nucleic Acid).
Dari semua pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa klimaterik adalah
suatu periode mendadak bagi buah tertentu dimana selama proses ini terjadi
serangkaian perubahan-perubahan biologis yang diawali dengan meningkatnya
produksi etilen. Proses ini ditandai dengan dimulainya proses pematangan. Buah-
buahan yang tidak pernah mengalami periode tersebut dikelompokkan kedalam
buah non klimaterik. Berdasarkan sifat klimateriknya, proses ini pada buah dapat
dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu klimaterik menaik, puncak klimaterik
dan klimaterik menurun.
Proses respirasi pada buah apel yang terjadi selama pematangan, ternyata
mempunyai pola yang sama dengan proses respirasi buah-buah lainnya seperti
tomat, advokat, pisang, mangga, pepaya, peach dan pear, karena buah-buahan
tersebut menunjukkan adanya peningkatan CO2 yang mendadak selama
pematangan buah sehingga dapat digolongkan kedalam buah-buah klimaterik.
Buah-buahan yang mengalami pola berbeda dengan pola diatas diantaranya
adalah ketimun, limau, semangka, jeruk, nenas, dan arbei.
Pola respirasi buah tersebut berbeda karena setelah dipanen CO2 yang
dihasilkan tidak terus meningkat tetapi terus menurun perlahan-lahan. Buah-
buahan tersebut dapat digolongklan ke dalam buah-buahan nonklimaterik. Pada
buah klimaterik, jumlah O2 yang digunakan dan CO2 yang dikeluarkan selama
proses pematangan. Produksi CO2 selama klimaterik lebih besar daripada
konsumsi O2, sehingga nilai RQ pada praklimaterik lebih kecil daripada RQ
pada puncak klimaterik, Hal ini mungkin disebabkan oleh karena adanya proses
dekarboksilasi, sedangkan nilai RQ pada pra dan puncak klimaterik sama. Berarti
proses dekarboksilasi tidak ada atau sangat sedikit.
Buah Klimaterik adalah buah yang stimulasi menuju kematangannya terjadi
secara ”auto” (auto stimulation). Proses tersebut juga disertai dengan adanya
peningkatan proses respirasi. Klimaterik juga merupakan suatu periode
mendadak yang unik bagi buah-buahan tertentu. Buah klimaterik mempunyai
peningkatan atau kenaikan laju respirasi sebelum pemasakan, sedangkan buah
non klimaterik tidak menunjukan adanya kenaikan laju respirasi
Buah klimaterik ditandai dengan peningkatan CO2 secara mendadak, yang
dihasilkan selama pematangan. Klimaterik adalah suatu periode mendadak yang
khas pada buah-buahan tertentu, dimana selama proses tersebut terjadi
serangkaian perubahan biologis yang diawali dengan proses pembentukan etilen,
hal tersebut ditandai dengan terjadinya proses pematangan
Selama proses ini terjadi serangkaian perubahan biologis yang diawali dengan
pembentukan etilen, yaitu suatu senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang pada
suhu ruang berbentuk gas. Buah-buahan yang tergolong ke dalam buah-buah
klimaterik adalah :pisang, mangga, pepaya, adpokat, tomat, sawo, apel.
Untuk membedakan buah klimaterik dari buah non-klimaterik adalah
responnya terhadap pemberian etilen yang merupakan gas hidrokarbon yang
secara alami dikeluarkan oleh buah-buahan dan mempunyai pengaruh dalam
peningkatan respirasi. Buah non-klimaterik akan bereaksi terhadap pemberian
etilen pada tingkat manapun baik pada tingkat pra-panen maupun pasca panen,
contoh buahnya yaitu semangka, jeruk, nenas, anggur, ketimun dan sebagainya.
Sedangkan buah klimakterik hanya akan mengadakan reaksi respirasi bila etilen
diberikan dalam tingkat pra klimakterik dan tidak peka lagi terhadap etilen
setelah kenaikan respirasi dimulai.
b. Buah non klimaterik
pada buah non klimaterik, proses pematangan tidak berkaitan dengan kenaikan respirasi
dan kenaikan kadar etilen. Perbedaan antara buah klimaterik dan nonklimaterik yaitu
adanya perlakuan etilen terhadap buah klimaterik yang akan menstimulir baik pada
proses respirasi maupun pembentukan etilen, sedangkan pada buah nonklimaterik hanya
terdapat perlakuan yang akan menstimulir proses respirasi saja.

Anda mungkin juga menyukai