Anda di halaman 1dari 8

RESPIRASI

KLIMATERIK DAN NON


KLIMATERIK
NAMA : MUH FAHREL KARNIMANSYAH
NIM : E28119058
RESPIRASI

• Respirasi adalah suatu proses perombakan senyawa-senyawa organik oleh O2 menjadi


CO2, H2O dan energi. Pada hakikatnya, respirasi adalah reaksi redoks, dimana substrat
dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami
reduksi menjadi H2O.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU
RESPIRASI
• Ketersediaan substratTumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju
yang rendah, sedangkan apabila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.(2)
Ketersediaan OksigenKetersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh
tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama.
Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah
oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.(3)
SuhuPengaruh suhu terhadap laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan factor Q10, di mana umumnya laju
reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC. Pengaruh suhu tergantung pada
masing-masing spesies(4) Tipe dan umur tumbuhan.Setiap spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme,
sehingga laju respirasi masing-masing spesies akan berbeda. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang
lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua, dan organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
KLIMATERIK DAN NON KLIMATERIK

• Buah-buahan dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan lajurespirasinya,


yaitu buah klimaterik dan buah non-klimaterik. Buah klimaterik adalah buah yang
memiliki kenaikan laju respirasi ke tingkat yang paling tinggi sebelum pemasakan,
sehingga buah cepat mengalami kerusakan atau pembusukan. Buah non-klimaterik adalah
buah yang tidak mengalami kenaikan atau perubahan laju respirasi. Proses pematangan
buah non-klimaterik terjadi saat buah masih berada pada pohonnya, sedangkan buah
klimaterik akan cepat matang setelah buah dipanen.
• Buah-buahan non-klimaterik menghasilkan sedikit etilen dan tidak memberikan respon terhadap
etilen kecuali terjadi pada saat penurunan kadar klorofil (degreening), contoh untuk buah jeruk
dan nanas. Terdapat indikator yang dapat membedakan antara buah klimaterik dan non-
klimaterik, yaitu respon buah terhadap pemberian etilen yang merupakan gas hidrokarbon yang
secara alami dikeluarkan oleh buah-buahan dan mempunyai pengaruh dalam peningkatan
respirasi. Buah non-klimaterik akan merespon pemberian etilen baik pada tingkat pra-panen
maupun pada tingkat pasca panen. Sedangkan buah klimaterik hanya akan memberikan respon
terhadap etilen apabila etilen diberikan pada saat buah berada pada tingkat pra-klimaterik. Setelah
kenaikan respirasi dimulai maka buah klimaterik tidak akan peka lagi terhadap pemberian etilen.
• Buah-buahan klimakterik yang sudah mature, setelah dipanen secara normal
memperlihatkan suatu laju penurunan respirasi sampai tingkat minimal, yang diikuti oleh
peningkatan laju respirasi yang cepat sampai ke tingkat maksimal, yang disebut puncak
respirasi klimakterik. Bila buah-buahan klimakterik berada pada tingkat maturitas yang
tepat, diekspos etilen dengan konsentrasi tinggi selama beberapa saat, akan terjadi
rangsangan pematangan yang tidak dapat kembali lagi (irreversible ripening).
• Pada buah-buahan non klimakterik terjadi hal yang berbeda, yaitu tidak terjadi kenaikan
laju respirasi yang mendadak. Meskipun buah-buahan tersebut diekspos dengan etilen
kadar yang tinggi, laju respirasinya akan sama dengan apabila terekspos atilen dalam
ruangan. Kalaupun ada, peningkatan laju respirasinya kecil saja. Segera setelah itu, laju
respirasi kembali lagi pada laju kondisi istirahat normal, bila etilennya ditiadakan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai