Nama Kelompok :
1. Nabilla Eva S (237)
2. Lia Dwi A (239)
3. Amanda Shafira D (240)
4. Sukha devi G (241)
5. Angelia Triharti O(242)
6. Dela Retno M (243)
7. Dewi indah T.P.P (244)
8. Sallwa Asrofil M (280)
Tujuan Respirasi
-Mendapatkan sumber energi ATP untuk reaksi metabolisme yang memungkinkan :
-Mempertahankan keutuhan sel
-Transportasi metabolit keluar masukl sel
-Mempertahankan permeabilitas
-Mendapatkan prekursor untuk reaksi sintetis
-Jalur respirasi : aerob dan anaerob
-Substrat untuk respirasi :glukosa dan pati (utama), asam organik, asam lemak
Secara umum respirasi terbagi dua yaitu respirasi aerobic dan anaerobic. Pada
tanaman terjadi respirasi secara aerobik.
Proses respirasi aerobik secara umum adalah :
Senyawa organik + oksigen → karbondioksida + air + energi
Senyawa organik yang bisa digunakan dalam proses respirasi adalah
karbohidrat, lemak dan protein. Glukosa (C6H12O6) adalah senyawa yang paling
sering digunakan dalam respirasi sel dengan proses sebagai berikut :
C6H12O6 + 6 O2 → CO2 + H2O + Energi (ATP + panas)
Respirasi buah-buahan
Respirasi juga terjadi pada buah-buahan. Respirasi tidak hanya terjadi pada saat buah
masih melekat di pohonnya namun terus berlanjut ketika buah telah dipetik. Respirasi
merupakan proses biokimia utama yang terjadi pada produk pascapanen. Selain
respirasi proses lain pada perkembangan buah adalah adanya gas etilene (C 2H4).
Etilene ini adalah salah satu hormon utama pada tanaman yang berfungsi
menstimulasi pemasakan (ripening) buah.
Berdasarkan laju respirasi (respiration rate) dan produksi etilen (ethylene production)
yang dihasilkan, maka penggolongan buah terbagi menjadi buah klimaterik dan buah
non-klimaterik.
1.Buah klimaterik
Disebut klimaterik apabila jumlah CO2 yang dihasilkan dalam fase pertumbuhan buah
terus menurun dan menjelang senescene produksi CO2 kembali meningkat dan setelah
itu menurun lagi. Etilen yang dihasilkan akan meningkat pada fase pemasakan buah
(ripening) dan menurun menjelang fase pelayuan (senescene). Buah-buahan yang
tergolong klimaterik antara lain :
1. Apel (Malus domestica)
2. Aprikot (Prunus armeniaca)
3. Alpukat (Persea americana)
2. Buah Non-klimaterik
Apabila CO2 (respiration rate) yang dihasilkan terus menurun secara perlahan sampai
masa senescene. Etilene yang dihasilkan pun rendah atau tidak mengalami perubahan
selama fase perkembangan buah, mulai dari pembelahan sel sampai fase senescene.
Buah-buahan yang termasuk non-klimaterik adalah :
1. Jambu mete (Anacardium occidentale)
2. Ceri (Prunus avium)
3. Ketimun (Cucumis sativus)
Pola Respirasi
Kurva yang menggambarkan hubungan antara laju respirasi terhadap waktu
selama periode perkembangan, maturasi, pematangan dan senesensi
Pola respirasi pada buah ada 2 tipe :
1. Klimaterik :tomat, mangga, pisang, apel
2. Non-klimaterik : jeruk lemon, anggur
Laju respirasi buah klimaterik umumnya lebih tinggi daripada buah non
klimaterik
Grafik hubungan antara pertumbuhan buah dengan laju respirasi dan produksi
gas etilene.
(Nicolaï et al. Engineering properties of Foods, Rao, Rizvi and Datta, Eds. CRC,
2005)
Dari grafik disamping, laju respirasi tertinggi terjadi pada fase pembelahan sel
(cell division) baik pada buah klimaterik maupun non-klimaterik. Hal ini dikarenakan
ketika sel melakukan pembelahan, di butuhkan energi yang sangat besar dan satu-
satunya sumber energi tersebut adalah dari proses respirasi. Seiring dengan
pertumbuhan buah maka laju respirasi semakin menurun sampai pada awal
pemasakan (ripening) buah.
Produksi etilene pada fase pembelahan sel sampai pembesaran sel (cell
enlargement) tidak ada perbedaan antara buah klimaterik dengan non-klimaterik.
Memasuki fase ripening, fase inilah yang membedakan buah klimaterik dengan
non-klimaterik. Pada buah klimaterik terjadi peningkatan dalam jumlah besar
terhadap produksi etilene dan laju respirasinya. Sementara pada buah non-klimaterik
tidak terjadi peningkatan etilene maupun laju respirasi.